Você está na página 1de 5

TAHAP SIDANG

PEMERIKSAAN ALAT BUKTI SURAT


No. Perkara: 57/G/LH/2016/PTUNJKT
Kamis, 15 September 2016

RINGKASAN PERKARA
OBJEK SENGKETA
Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 677/Menhut-II/2014
tentang Izin Pengelolaan Kebun Binatang Surabaya pada Perusahaan Daerah Taman
Satwa.
URAIAN SINGKAT PERKARA
Pada tahun 2010, izin yayasan Taman Flora dan Satwa Surabaya sebagai pengelola Kebun
Binatang Surabaya sejak tahun 2002 dicabut oleh Menteri Kehutanan tanpa melalui prosedur
yang sah, yakni tanpa adanya peringatan (3 kali peringatan yang masing-masing berjarak 90
hari), tahap pemberian sanksi administrasi, denda, dan barulah sampai pada tahap
pencabutan. Beberapa tahapan yang seharusnya dilakukan sebelum adanya pencabutan
tersebut tidak dilakukan oleh Menteri Kehutanan, melainkan langsung mengambil tindakan
pencabutan atas izin tersebut. Sebelum pengambil alihan pengelolaan oleh Menteri
Kehutanan, terdapat perjanjian hitam di atas putih yang menyatakan bahwa apabila konflik
internal yayasan telah selesai, maka izin pengelelolaan akan dikembalikan kepada pihak
yayasan. Namun sampai pada selesainya konflik, izin tersebut tidak juga dikembalikan
sebagaimana perjanjian yang telah disepakati.
Tahun 2013 masuklah perusahaan daerah untuk mengurus dan mengelola Kebun Binatang
Surabaya, dan selanjutnya pada tanggal 13 Agustus 2014 keluarlah Keputusan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutan Nomor 677/Menhut-II/2014 yang pada intinya memberikan izin
pengelolaan Kebun Binatang Surabaya pada Perusahaan Daerah Taman Satwa. Izin tersebut
diberikan tanpa pemberitahuan, ganti rugi atau kompensasi dalam bentuk apapun terhadap
yayasan pengelola sebelumnya.
Dengan demikian Yayasan Taman Flora dan Satwa Surabaya kemudian menggugat
permasalahan ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dengan mengajukan petitum
berupa pencabutan Surat Keputusan Nomor 677/Menhut-II/2014 dan menyatakan masih
berlaku dan sah Surat Keputusan Nomor 13/KPTS/DJ-IV/2002.

RINGKASAN JALANNYA
PERSIDANGAN
Majelis Hakim hadir lengkap yakni 3 orang hakim. Setelah Majelis Hakim
memasuki ruang sidang, Hakim Ketua memanggil para pihak untuk
menempati tempat dihadapan Majelis;
Hakim menyatakan secara tegas bahwa sidang dibuka dan terbuka
untuk umum;
Hakim menanyakan kehadiran para pihak, dimana dalam persidangan
ini pihak Tergugat maupun Penggugat hadir secara lengkap;
Hakim tidak mengajukan perdamaian kepada para pihak, melainkan
langsung menyatakan bahwa sidang dilanjutkan dengan agenda
pemeriksaan alat bukti surat;
Penggugat dan Tergugat menghadirkan bukti-bukti surat dan Hakim
mencocokkan bukti-bukti surat tersebut (berlangsung selama 10
Menit);
Ada evaluasi yang diberikan oleh Majelis untuk berkas Tergugat karena
ada yang tidak sesuai dengan daftar barang bukti. Majelis meminta
Tergugat untuk melengkapi berkas yang bersangkutan.

CATATAN-CATATAN
SELAMA PEMANTAUAN
Pengunjung sidang berjumlah kurang lebih 10
orang, diantaranya merupakan pihak-pihak yang
tengah menunggu giliran sidang perkara tertentu
di
ruangan
yang
sama.
Secara
umum,
pengunjung sidang cukup memperhatikan proses
pemeriksaan alat bukti surat para pihak
(Penggugat dan Tergugat), dan tidak melakukan
hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
persidangan;
Majelis Hakim tidak menggunakan pengeras
suara
sehingga
pada
saat
persidangan
berlangsung pengunjung sidang tidak dapat
mendengar apa yang dikatakan para pihak dan

DOKUMENTASI JALANNYA
PERSIDANGAN
(Akan dimasukkan foto-foto sebagai
bukti
dokumentasi
pemantauan
persidangan).

Você também pode gostar