Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Masalah
DBD menjadi penyakit endemik di Indonesia dan
mengalami peningkatan kasus setiap tahunnya. Jawa
Tengah merupakan salah satu daerah yang
melaporkan kasus terbanyak.
Tahun 2011 kota Semarang menduduki rangking
pertama untuk Incidence Rate DBD di-Jawa Tengah
Besar Masalah
Penyakit demam akut ini terutama menyerang anakanak dan tidak jarang menyerang orang dewasa
Kronologi
Penemuan kasus DBD di Puskesmas
Halmahera, pada tahun 2015 triwulan I
dari Januari sampai maret 2015
sebanyak 35 penderita, triwulan II dari
april sampai juni 2015 sebanyak 15
penderita, triwulan III dari juli sampai
september 2015 sebanyak 7 penderita,
triwulan IV dari oktober sampai
desember 2015 sebanyak 2 penderita,
pada bulan januari sampai agustus
2016 sebanyak 38 penderita. Oleh
karena itu angka kejadian DBD di
Halmahera masih tinggi yang
disebabkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai
Demam Berdarah Dengue, baik itu
gejala, cara penularan, cara
pengobatan, dan cara
pengendaliannya
Rumusan masalah
Apa saja faktor faktor yang berpengaruh terhadap kejadian
demam berdarah dengue di Puskesmas halmahera dengan
pendekatan segitiga epidemiologi ?
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian demam berdarah dengue di
Puskesmas halmahera dengan pendekatan segitiga epidemiologi
Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pejamu
( Host ) yang mempengaruhi terjadinya demam berdarah
dengue
2. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor Agent
yang mempengaruhi terjadinya demam berdarah dengue
3. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor
lingkungan (Environtment) yang mempengaruhi terjadinya
demam berdarah dengue
4. Untuk memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya demam berdarah dengue
Manfaat
Manfaat bagi mahasiswa
1. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada di
lapangan.
2. Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai penemuan
masalah sampai pembuatan plan of action.
3. Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang
ilmu kesehatan masyarakat.
4. Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu
kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.
Analisa Situasi
Identitas pasien
Nama : Nn. A
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 17 September 1997
Umur : 19 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Gebang anom RT 1 RW 1, sarirejo
Kewarganegaraan : WNI
Cara pembayaran :Gratis
Status Internus
Tanda Vital
Status Presens
Kepala : normocephal
Rambut : hitam, uban (-), tidak mudah dicabut
Kulit kepala : massa (-)
Wajah : simetris, massa (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks
cahaya (+/+)
Telinga : deformitas (-/-), massa (-/-), sekret (-/-)
Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)
Mulut : bibir pucat (-)
Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakhea
(-)
Thorax
Inspeksi : simetris, retraksi ruang sela iga (-), massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-), gerakan
dinding dada simetris, fremitus vocal simetris
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
Cor : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler (+) seluruh lapang paru, Rhonki basah
(-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi: datar, tanda-tanda inflamasi (-), massa (-), caput meducae (-),
spider nevy (-), distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, bising pembuluh darah (-)
Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-), nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepar teraba, lien/ren tidak teraba, tes
undulasi (-), shifting dullness (-)
Pelvis : deformitas (-), krepitasi (-), massa (-), nyeri tekan (-)
Musculoskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-), krepitasi (-), nyeri
tekan (-)
Saraf
Kaku kuduk
: Tidak ditemukan
Saraf kranialis
: Dalam batas normal
Refleks fisiologis : ++/++
Refleks patologis : --/-Kulit
: ikterik (-), petekhie (-), turgor kulit < 2detik
PX.MOTORIK
Motorik
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Superior
N/N
5/5
N/N
N/N
Inferior
N/N
5/5
N/N
N/N
Hasil laboratorium
Darah Rutin
Hb
: 15,6 g/dl
Ht
: 47%
Leukosit
: 7600 /mm3
Trombosit : 72000 /mm3
Paracetamol 3 x 500 mg
GENOGRAM KELUARGA
DATA LINGKUNGAN
Tabel 3.2 Checklist survei PHBS
No
Indikator Perilaku
ya
tidak
Asi Ekslusif
Penimbangan balita
KLP Kesling
Air bersih
Tabel 3.2 Checklist survei PHBS
9
10
Aktivitas fisik/olahraga
11
12
Mencuci tangan
13
14
KLP UKM
15
16
Lingkungan Internal
Pasien memiliki kebiasaan buruk yaitu selalu menggantung baju di dalam
kamar
Pengetahuan pasien tentang demam berdarah dengue dan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) kurang
Pasien sangat jarang menggunakan obat anti nyamuk sebelum tidur dan
sebelum beraktivitas di pagi atau sore hari
ABJ
Container Indeks
House Indeks
2. Lingkungan Rumah
Masalah bangunan rumah:
Lantai : tegel
Atap : genting&plavon
Jendela : jendela rumah ada, di ruang tamu dan ruang rias
pengantin. Kamar pasien tidak ada jendela.
Ventilasi : ventilasi rumah ada di ruang tamu dan ruang rias
pengantin, namun tidak diberi jaring nyamuk.
Luas kamar pasien : 4m x 3m
Kamar pasien banyak tumpukan barang yang berantakan,
lembab, dan banyak baju yang digantung di dalam kamar.
Terdapat kontainer di dalam maupun diluar rumah yang
positif jentik nyamuk (2 dari 3 kontainer didalam rumah
positif jentik, 2 dari 2 kontainer diluar rumah positif jentik)
Segitiga Epideiologi
Host
Kebiasaan buruk menggantung baju-baju
kotor di kamar
Berdasarkan survey yang
dilakukan di rumah pasien, terdapat
baju yang digantung di dalam kamar
pasien juga kamar orang tua pasien.
Menurut penelitian Widyana
kebiasaan menggantung pakaian di
dalam rumah mempunyai resiko
terkena penyakit DBD 4,8 kali
daripada yang mempunyai kebiasaan
tidak menggantung pakaian.
Agent
Agent penyebab penyakit
demam berdarah dengue
adalah virus Dengue yang
termasuk kelompok
arthropoda borne virus
(Arboviruses). Anggota dari
genus Flavivirus, famili
flaviviridae yang di tularkan
oleh nyamuk Ae.aegypti dan
juga nyamuk Ae.albopictus
yang merupakan vektor
infeksi DBD
Environment
Ukuran kepadatan jentik nyamuk (ABJ<95%,HI >5%,
CI >10%, BI >50)
Dari data Puskesmas, terdapat 3 kasus tambahan dalam
waktu 3 minggu sebelum pasien terdiagnosis DBD dengan
ABJ 90%, HI 10%, CI 10,44% yang didapatkan di RT 06 RW
III gebang anom sari rejo.
Bila suatu daerah mempunyai HI lebih dari 5%
menunjukkan bahwa daerah tersebut mempunyai risiko tinggi
untuk penularan dengue dan bila HI<5% maka masih bisa
dilakukan pencegahan untuk terjadinya infeksi virus dengue.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa bila HI >15% berarti daerah
tersebut sudah ada kasus DBD. Semakin tinggi angka HI,
berarti semakin tinggi kepadatan nyamuk, maka semakin
tinggi pula risiko masyarakat di daerah tersebut untuk kontak
dengan nyamuk dan juga untuk terinfeksi virus dengue (Scott
and Morrison, 2002).
No
Alternatif Pemecahan
Masalah
Penyebab masalah
1.
2.
Pasien
dan
keluarga
selalu Mengedukasi seluruh anggota keluarga untuk tidak
menggantung
baju
kotor
di menggantung baju kotor lagi
belakang pintu kamar tidurnya
3.
4.
5.
Pengetahuan
pasien
kurang Penyuluhan tentang DBD dan PHBS
tentang demam berdarah dengue
dan PHBS
POA
Kesimpulan
Dari hasil analisa, dapat diambil kesimpulan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi penyakit DBD adalah sebagai
berikut:
Host
Kebiasaan buruk menggantung baju-baju kotor di kamar
Pengetahuan tentang DBD dan PHBS kurang
Tidak menggunakan obat anti nyamuk
Agent
Virus Dengue yang ditularkan oleh Nyamuk Aedes aegypti
Environment
Ukuran kepadatan jentik nyamuk (ABJ 90%, HI 10%, CI
10,44%)
Ventilasi rumah tidak diberi jaring nyamuk
Untuk Pasien
Meninggalkan kebiasaan buruk menggantung di dalam
kamar
Menggunakan lotion anti nyamuk
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Menjaga daya tahan tubuh dengan makan yang bergizi,
olahraga dan istirahat cukup
Saran
Untuk Puskesmas
Memberikan pengobatan medikamentosa sesuai dengan
guidelines atau pedoman pengobatan yang berlaku
Memberikan penyuluhan sederhana mengenai penyakit
DBD kepada keluarga pasien dan masyarakat sekitar
sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang DBD
mulai dari definisi yang benar tentang DBD, penyebab,
cara penularan, dan pengobatan yang benar untuk
penderita DBD, penyuluhan mengenai PHBS
Melakukan refreshing kader