Você está na página 1de 28

AUDIT PRODUKSI DAN

OPERASI
Oleh Kelompok I
I Made Sandiyasa (1333121075)
Ni Luh Sinta Pramita Sari (1333121082)
Ni Luh Putu Diah Indra Dewi (1333121085)
Ni Putu Nita Wisnantari (1333121089)
Ni Kadek Meidayanti
(1333121090)
Ni Luh Sri Wandewi (1333121094)
A.A. Ngurah Dwi Mahaputri (1333121199)

A. Pengertian Audit Produksi dan


Operasi
Audit produksi dan operasi melakukan
penilaian secara komprehensif terhadap
keseluruhan fungsi audit produksi dan operasi
untuk menentukan apakah fungsi ini telah
berjalan dengan memuaskan (ekonomis,
efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak
hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga
berlaku untuk keseluruhan proses produksi
dan operasi. Audit ini juga berperan
melengkapi fungsi pengendalian kualitas.

Beberapa alasan yang mendasari perlu


dilakukannya audit ini antara lain :
1. Proses produksi dan operasi harus berjalan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus
ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki.
3. Konsistensi berjalannya proses harus
diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam
peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat
dorongan dan dukungan dari berbagai pihak
yang terkait.

B. Prinsip-Prinsip Umum
1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah
proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk
memastikan bahwa produk yang dihasilkan konsisten
dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi wilayah (bagian) yang masih
memerlukan perbaikan.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis
mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup dan
relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan
perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang
terjadi antara aktivitas produksi dan operasi denan
kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan
membuat rekomendasi untuk peningkatan.

C. Tujuan Audit
Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini
adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan
kebutuhan pelanggan (pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi
sudah sevara cermat menghubungkan santara
kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki
perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah
mempertimbangkan kelemahan-kelemahan internal,
ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang
dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara
efektif dan efisien.

5. Apakah penempatan fasilias produksi dan operasi


telah mendukung berjalannya proses secara
ekonomis, efektif, dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas
produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung
dihasilkannya produk yang sesuai dengan kualitas,
kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses
produksi dan operasi telah melaksanakan
aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan
yang telah ditetapkan perusahaan.

D. Manfaat Audit
1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang
berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi
produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta
strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan
proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan
serta hambata-hambatan yang dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi
dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan
operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan
kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

E. Tahap-Tahap Audit
1. Audit Pendahuluan
2. Review dan pengujian pengendalian
manajemen
3. Audit Lanjutan (Terinci)
4. Pelaporan
a.
b.
c.
d.

Informasi latar belakang


Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit
Rumusan Rekomendasi
Ruang Lingkup Audit

5. Tindak Lanjut

F. Ruang Lingkup Audit


1. Rencana Produksi dan Operasi
Rencana ini menghubungkan kebutuhan pasar atas
produk yanga dipersyaratkan, aktivitas
pengembangan dan rekayasa, kapasitas produksi,
rencana persediaan, keuangan, ketersidaan SDM,
bahan baku, dan tingkat imbal hasil investasi yang
dipersyaratkan investor.
Penyusunan rencana induk harus didasarkan pada
ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaannya,
peluang dan ancaman yang dihadapi dan usahausaha untuk melaukan perbaikan dan berkelanjutan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Suatu rencana induk memuat tentang :


a. Jadwal induk produksi
b. Penilaian atas penggunaan
kapasitas produksi
c. Tingkat persediaan
d. Perencanaan keseimbangan lintas
produksi

a. Jadwal Induk Produksi


Jadwal produksi utama membuat spekulasi tentang
apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat, sesuai
dengan rencana produksi. Rencana ini mencakup
input yang akan diproses seperti permintaan
konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM,
fluktuasi persediaan, kinerja pemasok, dan berbagai
pertimbangan lainnya. Jadwal produksi ini
mendeskripsikan berapa jumlah produksi yang harus
dilakukan untuk setiap kelompok barang. Kapan
produk tersebut harus sudah siap untuk diserahkan
kepada konsumen, sumber daya apa saja yang harus
tersedia untuk menghasilkan produk sesuai dengan
rencana operasi perusahaan dalam memenuhi
spesifikasi pelanggan.

b. Penilaian atas Penggunaan Kapasitas Produksi


Perusahaan harus memiliki kebijakan dan strategi
yang tepat berkaitan dengan besaran kapasitas yang
harus dimiliki. Perusahaan juga harus memiliki dasar
dan metode yang tepat dalam meramalkan
kebutuhan kapasitasnya dimasa depan. Pengelolaan
kelebihan dan penentuan sumber lain jika terjadi
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi
harus dituangkan dalam suatu pedoman tertulis
sehingga pengambilan keputusan berkaitan dengan
kapasitas tidak bias dengan tujuan produksi dan
operasi yang telah ditetapkan. Pertimbangan
kapasitas ini harus mendasari terjadinya praktik
optimalisasi terhadap penggunaan kapasitas
produksi.

c. Tingkat Persediaan
Secara umum persediaan pada industri
manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku,
barang dalam proses, barang jadi, dan
persediaan perlengkapan (supplies). Kebijakan
tentang perseddiaan bahan baku harus
memerhatikan hubungan permintaan atas
persediaan tetsebut, apakah termasuk dalam
kelompok permintaan independen atau
permintaan dependen. Hal ini penting sekali
karena akan berpengaruh kepada metode
permintaan atas persediaan tersebut dalam
mendukung efektivitas dan efisiensi, proses
produksi dan operasi.

d. Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi


Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga
keseimbangan ini produksi (production line
balancing) bertuan untuk memperoleh suatu arus
produksi yang lancer guna memperoleh
optimalisasi pengguna fasilitas, tenaga kerja, dan
peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan
waktu kerja antarstasiun kerja (work station).
Elemen-elemen tugas dalam suatu aktivitas
produksi dikelompokkan sedemikian rupa diantara
stasiun kerja, sehingga diperoleh keseimbangan
dalam penggunaan sumber daya produksi.
Dengan demikian, tujuan produksi tercapai
dengan ekonomis, efektif, dan efisien.

ia dan Pengukuran Variabel Rencana Induk Produksi dan Operasi


No
1.

2.

3.

4.

Variabel

Kriteria

Jumlah Produksi Induk Tepat kuantitas

Tepat
mutu
(kuantitas)
Tepat waktu
Optimalisasi
kapasitas penuh
Penggunaan Sumber
Daya
Maksimum utilisasi

Pengukuran

rasio hasil produksi


dengan kebutuhan
standar kualitas
jadwal
pelepasan
barang kepasar
rasio rencana produksi
dengan
kapasitas
tersedia
rasio
pengguna
kapasitas
dengan
kapasitas tersedia
Tingkat Persediaan
Persediaan
Rasio
jumlah
minimum (zero)
persediaan akhir dengan
hasil produksi
Keseimbangan lintas Tidak
ada Rencana operasi dan
produksi
kemacetan
proses pemeliharaan
mesin
produksi
produksi
Keseimbangan
Raiso operator dengan
beban
operator mesin produksi
dengan
mesin
produksi

2. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah


Transformasi yang mengubah input menjadi output
selalu diikuti dengan peningkatan nilai tambah. Nilai
tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan
manfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan
maupun pelanggan. Penerapan teknologi mutakhir,
metode produksi inovatif dapat meningkatkan
efisiensi proses. Peningkatan daya guna produk dapat
memberikan manfaat yang lebih besar kepada
pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Lean
production, suatu metode produksi ramping, yang
dikembangkan oleh produsen yang menggunakan
fokus berulang dalam rancangan prosesnya mampu
secara signifikan memberikan keuntungan bagi
perusahaan yang menerapkannya.

Keunggulanlaen production, didukung oleh


kebijakan dan praktik peroduksi yang secara
maksimal mengoptimalkan pengguna sember daya
perusahaan untuk meningkatkan keunggulan
bersaingnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi
:
a. Penghapusan persediaan
Produsen denganlaen productionmemfokuskan produksi
dan operasinya pada penurunan (penghapusan)
persediaan. Metode ini menggunakanjust In Timedalam
menurunkan persediaan dan pemborosan yang
disebabkan oleh persediaan tersebut. Mereka
menurunkan waktu pemborosan dan biaya, dalam
meningkatkan efisiensi proses operasinya.

b. Zeno Defect
Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi
dan operasi yang dapat membantu karyawan
memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya.
Persiapan proses produksi dilakukan dengan lebih matang
untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam
menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditetapkan.

c. Meminimalkan kebutuhan tempat (Areal)


Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat
mengurangi kebutuhan tempat (areal) dalam proses
produksi. Penataan fasilitas poduksi yang terintegrasi
dengan gudang penyimpanaan bahan baku dan produk
jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat tanpa
mengganggu jalannya proses produksi.

d. Kemitraan dengan Pemasok


Melibatkan pemasok kedalam rencana keberhasilan
perusahaan merupakan model yang banyak dikembangkan
dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun
hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan
menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan
kapadanya, pemasok menjadi memahami dengan baik
kebutuhan perusahaan. Dan bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan
baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan waktu pasokan
tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia diperusahaan.

e. Meminimalkan Aktivitas yang tidak Menambah Nilai


Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk
melakukan perbaikan secara terus-menerus, perusahaan yang
menerapkan metode ini, meminimalkan aktivitas-aktivitas
yang tidak berguna (tidak menambah nilai) baik bagi
pelanggan maupun bagi perubahan.

f. Pengembangan Angkatan Kerja


Dengan secara terus-menerus memperbaiki
desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi,
komitmen karyawan dan pemberdayaan
kelompok-kelompok kerja, metode ini secara
konsisten mengembangkan angkatan kerja.

g. Menciptakan Tantangan dalam Bekerja


Pemberdayaan dan pelibatan karyawan
dalam keberhasilan perusahaan dapat
menimbulkan tantangan tersendiri pada
karyawan dan mendorong mereka untuk
bertanggung jawab dan berprestasi.

3. Pengendalian Produksi dan Operasi


Pengendalian produksi dan operasi menyangkut
pengamatan atas hubungan antara proses yang
berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah
ditetapkan. Pengamatan ini bertujuan untuk
memandu proses agar tidak keluar dari standar
operasi pencapaian tujuan perusahaan, agar
keseimbangan antara sumber-sumber daya yang
tersedia dengan permintaan total dapat
dipertahankan. Dalam praktik manajemen modern
seluruh lapisan manajemen dan karyawan
bertanggung jawab secara porposional terhadap
berjalannya operasi secara efektif dan efisiensi serta
dihasilkannya produk yang memenuhi standar
kualitas, kuantitas, ketepatan waktu dan dengan
pengorbanan yang minimal.

a. Maksimumkan Tingkat Pelayanan


Pengendalian harus menjamin bahwa
pelayanan telah diberikan secara tepat.
Beberapa elemen yang harus mendapat
perhatian khusus adalah: kualitas produk,
ketersediaan produk (jika diinginkan), harga
yang kompetitif, penyediaan untuk stock
pengaman dan penyerahan yang tepat
waktu. Proses harus memahami bahwa
pelanggan yang harus dilayani dengan
tepat bukan saja pelanggan eksternal tetapi
yang telah kalah pentingnya adalah
pelanggan internal.

b. Minimumkan Investasi pada Persediaan


Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas
(utama dan pendukung) manufaktur ke dalam suatu
proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan
sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah
ditentukan. Aktivitas pemesanan dan penerimaan bahan
harus terintegrasi dengan jadwal produksi demikian
juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana
(jadwal) penyerahan kepada pelanggan. Semua
hubungan ini harus berjalan seperti halnya hubungan
pelanggan pemasok, dimana setiap pemasok harus
memuaskan pelanggannya. Pengendalian yang baik
akan mencapai arus produksi yang mulus (smooth
production flow) dengan persediaan yang minimumkan
dan waktu tunggu yang pendek.

c. Efisiensi produksi dan Operasi


Untuk memperoleh harga yang kompetitif,
pengendalian harus meminimumkan biaya-biaya yang
terjadi dalam produksi dan operasi. Efisiensi produksi
dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus
menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat
dalam proses produksi dan operasi. Dalam hal ini
pengendalian harus semaksimal mungkin mampu
menekan pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah)
yang terjadi. Perhatian khusus harus diberikan
terhadap supervise pabrik dan tenaga kerja tidak
langsung, dukungan dan keterlibatan pekerjaan,
kesiapan mesin dan peralatan, fasilitas pendukung
yang efektif dan berbagai hal lain yang berpengaruh
baik langsung maupun tidak langsung.

Pengendalian produksi dan operasi meliputi


pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan
tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan
bahan baku sampai dengan penanganan penyerahan
produk jadi ke gudang. Secara rinci pengendalian
tersebut meliputi hal-hal berikut:
1) Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan
bahwa bahan baku yang diolah dalam proses produksi telah
sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan. Pengendalian bahan baku mencakup
keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan bahan
baku mulai dari pembelian, jadwal penerimaan, penanganan
pada saat diterima, penyimpanan sampai dengan bahan
baku tersebut digunakan (diolah) dalam proses produksi.

2) Pengendalian Peralatan dan Fasilitas Produksi


Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk
mematikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam
keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan
ketentuan penggunaannya.desain dan penempatan peratan yang tepat
menjadi faktor utama berjalannya proses produksi secara efektif dan
efisien mampu menghasilkan produk tepat sesuai dengan yang telah
dijadwalkan.

3) Pengendalian Transformasi
Fungsi transformasi mengolah input menjadi output sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Pengendalian transformasi memegang
peranan penting untuk memastikan bahwa proses pengolahanini
bejalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan efisien. Pada
pengendalian ini tugas seorang (tim) pengendali kualitas (quality
control) sangat penting untuk memastikan bahwa proses yang berjalan
menghasilkan produk yang tepat (kuantitas, kualitas, dan waktu)
dengan pengorbanan yang minimum. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengendalian ini mencakup pengesahan proses produksi dan
pengendalian perubahan atas permintaan, inspeksi sampel dalam
proses dan pengendalian laboratorium dari pemprosesan ulang.

4) Pengendalian kualitas
Pengendalian kualitas tidak cukup dipahami sebagai pengendalian
proses produksi, yang hanya membebankan tanggung jawab
kualitas produk kepada unit kendali kualitas. Sistem biaya kualitas
dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang berbagai
aktivitas yang terlibat dalam menghasilkan produk sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.

5) Pengendalian Barang Jadi


Merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan
barang setelah selesai diproduksi. Pengendalian ini bertujuan untuk
memastikan bahwa penanganan barang setelah produksi berjalan
sesuai dengan prosedur, sehingga tidak terjadi kerusakan barang
dalam proses, penyimpanan, atau pendistribusiannya. Untuk
memastikan bahwa barang dalam kondisi yang sesuai dengan
persyaratan pelanggan pada saat diserahkan, pengendalian ini
melakukannya melalui tahapan : (1) verifikasi penanganan,
penyimpanan dan inspeksi, (2) pengujian dan distribusi.

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Você também pode gostar