Você está na página 1de 47

Misri Gozan

Sekretaris Umum Badan Kejuruan Kimia


Persatuan Insinyur Indonesia (BKK PII)

Masyarakat Ekonomi
ASEAN

Sekilas AFTA & MEA


ASEAN

Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari


kesepakatan
dari
negara-negara
ASEAN
untuk
membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam
rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
regional ASEAN
ASEAN diharapkan menjadi basis produksi dunia serta
menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.
AFTA dibentuk pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992.
Kerjasama ekonomi ASEAN lebih cepat daripada kerjasama polkumham
komunitas ekonomi ASEAN sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan ASEAN
yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi.
MEA akan diberlakukan Desember 2015

(a)

4 Pilar MEA/AEC

(b)

MEA : Yang Harus


Diantisipasi

(c)

Hanya pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di


kawasan ASEAN manfaat dari kekayaan SDA minimal.
melebarnya defisit perdagangan jasa seiring peningkatan
perdagangan barang.
defisit neraca jasa: $10,33 Milyar (2012) $11,42 Milyar (2013)
melebar 10,55 % Hanya empat sektor neraca jasa yang mengalami
pertumbuhan positif, dan yang terbesar adalah jasa perjalanan
(pariwisata).

membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) naiknya


remitansi TKA
Saat ini pertumbuhannya lebih tinggi daripada remitansi TKI (neraca
transaksi berjalan dan pengangguran).

masuknya investasi dari dalam dan luar ASEAN.

PENDUDUK ASEAN (2011)


N
Negara
o
1 Indonesia
2 Filipina
3 Vietnam
4 Myanmar
5 Thailand
6 Malaysia
7 Kamboja
8 Laos
9 Singapura
10 Timor Leste
11 Brunei
Darussalam

Jumlah Penduduk
241,452,952
86,241,697
82,689,518
42,720,196
64,865,523
23,522,482
13,363,421
5,631,585
4,353,893
1,019,252
365,251
566,225,770

Indonesia
Filipina
Vietnam
Myanmar
Thailand
Malaysia
Kamboja
Laos
Singapura
Timor Leste
Brunei Darussalam

(d)

PENDAPATAN PER KAPITA


ASEAN (2011)
Tingginya
kesenjangan
ekonomi
antar negara
ASEAN dapat
diukur dari
ketimpangan
produk
domestik
bruto per
kapita.

No
Negara
1 Singapura
Brunei
2
Darussalam
3 Malaysia
4 Thailand
5 Indonesia
6 Philippines
7 Vietnam
8 Laos
9 Kamboja
10 Burma

Dalam US $
57,238
47,200
14,603
8,643
4,380
3,725
3,725
2,435
2,086
1,900

(e)

Apa beda

Kekayaan Alam &


Sumber Daya

Informasi Harga
(Rp/kg)
Bahan
asli

Garam

250

(dapur)
2.500

(Spa) 200.000

(Obat) 1.000.000

Daun

500

(minyak)
5.000

(Parfum)
1.000.000

Arang

300

(arang)
4.000

(Norit) 30.000

(Karbon aktif )
200.000

Singkong

750

(etanol)
8.500

(Aditif) 100.000

(Polimer) 400.000

Fakta

(BJ Habibie, 2011)

Produk Domestik Bruto Indonesia


2008-2012, dalam Milyar Rupiah
Lapangan Usaha
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
2. Pertambangan dan
Penggalian
3. Industri Pengolahan
A. Industri migas
B. Industri bukan migas
4. Listrik, Gas dan Air bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel &
Restoran
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8. Keuangan, R.E & Jasa
Perusahaan
9. Jasa - Jasa
PDB

2008
716,656

2009

2011

2012

857,197

15.3%

985,471

15.3%

1,091,447

14.7%

1,190,412

14.4%

10.9%
592,061
27.8% 1,477,542
4.8%
209,841
23.0% 1,267,700
0.8%
46,680
8.5%
555,193

10.6%
26.4%
3.7%
22.6%
0.8%
9.9%

719,710
1,599,073
214,433
1,384,640
49,119
660,891

11.2%
24.8%
3.3%
21.5%
0.8%
10.3%

879,505
1,806,141
253,079
1,553,062
56,789
754,484

11.8%
24.3%
3.4%
20.9%
0.8%
10.2%

970,600
1,972,847
254,408
1,718,439
65,125
860,965

11.8%
23.9%
3.1%
20.9%
0.8%
10.4%

691,488

14.0%

744,514

13.3%

882,487

13.7%

1,024,009

13.8%

1,145,601

13.9%

312,190

6.3%

353,740

6.3%

423,172

6.6%

491,283

6.6%

549,116

6.7%

368,130
481,848

7.4%
9.7%

405,162
574,117

7.2%
10.2%

466,564
660,366

7.2%
10.2%

535,153
783,971

7.2%
10.6%

598,523
888,676

7.3%
10.8%

541,334
1,376,442
237,772
1,138,670
40,889
419,712

4,948,688

14.5%

2010

5,606,203

6,446,852

7,422,781

8,241,864

Volume Industri Pengolahan meningkat, namun % kontribusi menurun


Peningkatan hasil kelompok 1 sangat signifikan belum diolah, waste
belum dimanfaatkan
11

Daya Saing (2013)


dari 144
Publikasi karya
ilmiah
(2001-2010)

INA

SGP

MLY

BRU

THA

50

25

28

38

7.84
3

>30.0
00

>30.00
0

Rasio Doktor (per 1


M penduduk)

98

Anggaran Riset (%
PDB)

0,08

Paten submission
(2009-2011) melalui
PCT

24/19/
8

JPN

1.410

6.438

>30.0
00

509
2,36

Iran

0,63

0,25

224/350/
263

20/72/67

Peringkat Daya Saing antar negara (survey Forum Ekonomi


Dunia lewat Global Growth Competitiveness Index )
16 besar perekonomian dunia (2014); 7 (2030) artinya:

55 juta tenaga kerja terdidik (2014) dibutuhkan 113 juta (2030)

How to measure the


facts?
1.

Dana (volume and distribution):


Pemerintah (grafik APBN on riset from time

to time; comparison with other country)


Swasta
APBD?
2.

Output:
Publikasi
Patent

3.

Human Resources Indicator

APBN
Alokasi

dana penelitian 10 T / 1.700


T APBN (0,9% APBN, atau 0,08%
PDB):
100 M riset Unggulan RISTEK
200 M pembinaan
800 M Kemen. Pertanian
>800 M Kemen. Kesehatan
Ada koordinasi antar kementerian

(USG, vaksin, TB, anti malaria, obat


bahan alam)

Obat-obatan
Obat-obatan

sebagian besar import.


Biofarma (Vaksin polio (60 % worlds
demand)
8 % dari invensi yang terpilih dalam
lima buku serial 100 penemuan baru
(Kemenristek) memasuki tahap
produksi massal

PDB Indonesia: Lapangan


Usaha
1998

2009

Sumber
BPS

Pelaku Usaha di
Indonesia

(BJ Habibie,
2011)

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) = pelaku usaha terbesar di Indonesia


Jumlah UMK 51,2 juta atau 99,91% dari total jumlah pelaku usaha (2008

Apa yang seharusnya

Visi dan Misi IPTEK


2025

Sumber: ristek.go.id

Visi Pembangunan IPTEK 2025:


Iptek sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang
berkelanjutan dan peradaban bangsa
Misi Pembangunan IPTEK 2025:
Menempatkan Iptek sebagai landasan kebijakan pembangunan
nasional yang berkelanjutan;
Memberikan landasan etika pada pengembangan dan penerapan
Iptek;
Mewujudkan sistem inovasi nasional yang tangguh guna
meningkatkan daya saing bangsa di era global;
Meningkatkan difusi Iptek melalui pemantapan jaringan pelaku
dan kelembagaan Iptek termasuk pengembangan mekanisme dan
kelembagaan intermediasi Iptek;
Mewujudkan SDM, Sarana dan Prasarana serta Kelembagaan Iptek
yang berkualitas dan kompetitif;
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas dan kreatif dalam

Sumber

Daya Manusia (SDM)


terbaharukan

Hasil

Kerja dan Karya SDM

Sumber

Daya Alam dan Energi


terbaharukan dan tidak
terbaharukan (SDA & E)

Hasil

diversifikasi dan
peningkatan kualitas SDA & E
(BJ Habibie, 2011)

Pendidikan dan Pembudayaan

Pengembangan dan penerapan IPTEK

Produk Nilai Tambah Perangkat Keras


dan Lunak

Produk Nilai Tambah Pribadi

Lapangan Kerja dan Jam Kerja

Proses ketrampilan

Peningkatan produktivitas dan daya


saing
(BJ Habibie, 2011)

Pengembangan teknologi tepat guna


Pembangunan prasarana ekonomi dan
sistem informasi terpadu
Menghasilkan produk unggulan dan
andalan untuk pasar nasional, regional
dan global
Membentuk Pusat Keunggulan
PENDIDIKAN, RISTEK dan PRODUKSI
Memperjuangkan Neraca Perdagangan,
Neraca Pembayaran dan Neraca Jam
Kerja yang menguntungkan
Masyarakat.
(BJ Habibie, 2011)

Produksi SDA protein, karbohidrat,


cellulose disesuaikan dengan iklim dan
kondisi setempat terus dikembangkan
menjadi Pusat Keunggulan terpadu di
darat maupun laut

Pertambangan harus memperhatikan


dampak pada ramah perubahan iklim dan
lingkungan

Pengembangan dan pemanfaatan energy


hijau seperti angin-, bio-, hydro-,
solar-energy
dsb.
(BJ Habibie, 2011)

Industri pertanian, perkebunan, pertambangan,


perternakan, perikanan; industri bangunan, perhubungan,
jasa, perbankan, perdagangan saja tidak dapat
menyediakan lapangan-kerja atau jam-kerja yang
sangat dibutuhkan
Kita harus memberi perhatian khusus pada industri
manufaktur, baik mikro, kecil, menengah maupun besar
Pasar dalam negeri diamankan untuk produk dalam
negeri tanpa membedakan siapa pemilik perusahaan
Penggerak utama industri manufaktur adalah pasar
dalam negeri.
Industri manufaktur obat, jamu, makanan, kerajinan,
tekstil, pakaian jadi, transportasi darat-laut-udara, mesin,
baja, elektonik dsb. Harus segera mendapat perhatian.
(BJ Habibie, 2011)

Pemberian insentif keringanan pajak


pada semua produk yang padat karya.

Mempersulit impor produk padat


karya

Memberi informasi yang tepat guna


pada masyarakat bahwa membeli
produk buatan dalam negeri sama
dengan mengamankan lapangan kerja
dan menjamin proses pemerataan dan
kesejahteraan yang berkesinambungan.
(BJ Habibie, 2011)

Memberi insentif khusus pada investor dalam dan luar


negeri bidang manufaktur padat karya

Memberi insentif pada semua perusahaan yang memiliki


program pendidikan untuk meningkatkan daya saing

Meningkatkan peran Dewan Riset Nasional, Dewan Standardisasi


Nasional, BPPT, LIPI, AIPI,PUSPITEK dan lembaga suasta dan
pemerintah sejenis lainnya yang diperlukan untuk
mengembangkan produk dalam negeri.

Mengembalikan peran lndustri Strategis sebagai ujung tombak


proses peningkatan Jam Kerja melalui suatu perusahaan
holding

(BJ Habibie, 2011)

Mendorong Berlangsungnya proses


Pembudayaan yang memadai dalam
lingkungan keluarga/rumah tangga oleh
orang tua. Mengembangkan, sosialisasi dan
pembinaan proses Pembudayaan tersebut
kepada orang tua melalui jalur RT, RW,
Puskesmas, dan lembaga masyarakat yang
lain.

Pembebasan biaya total untuk


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pembebasan biaya(BJtotal
untuk Sekolah
Habibie, 2011)

Pemerataan kualitas informasi melalui


media cetak dan elektronik yang
disempurnakan oleh jaringan atau
network informasi elektronik.

Penyediaan dan penyebaran informasi


yang berorientasi pada pasar,
lapangan kerja, produktivitas SDM
dan pembangunan setempat dan
nasional harus diutamakan
(BJ Habibie, 2011)

Masalah-masalah yang
dihadapi di masa
datang

Market figures

The global map of economic is never static.


Markets constantly rise and fall (attractiveness).
a dramatic one is ASEAN (10 countries).

ASEANs FDI ~ China and ~10x India

ASEAN is so lucrative
If you have more
money....., what
would you do?

Rapid economic growth,


Rising middle class

ASEAN is so lucrative
If you have more
money, what
todO?

Cheap labour
E.g. in Vietnam 37% of US levels

ASEAN is so lucrative

Visitors keep coming!

ASEAN is so lucrative

Integration in
Economy?

Barriers in building
strong Nusantara
Economy

Hurdles to achieve
integration
Nationalism

and protectionism
continue to run high.
Rivalries between ASEAN nations,
and lack of trust are perennial
issues.

Hurdles to achieve
integration
Staggering

levels of diversity on:

income levels,
politics,
culture,
language,
religion, and
in economic systems

continue to cause difficulties.

Custom diversity

Readyness for open


competition

What should we do?

Conclusion
Strong

Human resources
Regional binding
Start from now by understanding the

diversity and
need efforts from young generations

References
Justin

Wood (2013) Riding the ASEAN


elephant: How business is
responding to an unusual animal, in
The Economist
Pew Research Centre: Forum on
Religion & Public Life (2011) The
Future Global Muslim Population:
Projections for 2010-2030
National geography

Você também pode gostar