Você está na página 1de 62

Airway

Management and
Ventilation
(Penanganan Jalan Nafas
dan Nafas Bantu)
Departemen Anestesiologi dan Terapi
Intensif
FK USU
2011

03/12/16

BERNAFAS
OXYGENASI
& VENTILASI
03/12/16

OBSTRUKSI , TDK NAFAS


HYPOXEMIA
HYPOXIA
HYPERCARBIA

03/12/16

The Upper Airway


A
B
C
D
E
F
G
H
03/12/16

Epiglottis
Mandible
Frontal Sinus
Soft Palate
Trachea
Glottis
Esophagus
Vocal Cords
4

Functions of the Upper


Airway

Passageway for air


Warm
Filter
Humidify
Protection

03/12/16

Gag Reflex
Cough

Speech

Menilai jalan nafas

LIHAT - LOOK

DENGAR - LISTEN

Gerak udara nafas dengan


telinga

RABA - FEEL

( Look - Listen - Feel )

Gerak dada & perut


Tanda distres nafas
Warna mukosa, kulit
Kesadaran

Gerak udara nafas dengan


pipi

A- airway
Korban sadar atau tidak ?

Sadar ajak bicara

jika suara jelas


airway bebas

Tak sadar bebaskan


jalan nafas (chin lift, head
tilt)

Ada nafas?

(lihat, dengar,

raba nafas)

Ada nafas

Tidak ada nafas

berikan nafas
buatan
berikan oksigen

Ada suara tambahan?


Mendengkur, berkumur dll
7

PRIORITAS UTAMA ADALAH


JALAN NAFAS BEBAS

Jika pasien sadar, ajak bicara

Berikan oksigen (jika ada)

masker 6 lpm (liter per menit)

Jaga tulang leher

bicara jelas = tak ada sumbatan

baring datar, wajah ke depan, leher posisi netral

Nilai apakah jalan nafas bebas

adakah suara snoring, gargling, crowing

Tanda sumbatan /
obstruksi
mendengkur : pangkal lidah (snoring)
suara berkumur : cairan (gargling)
stridor : kejang / edema pita suara (crowing)
gelisah (karena hipoksia)
gerak otot nafas tambahan
MAKIN
PARAH

(tracheal tug,

retraksi sela iga)

gerak dada & perut paradoksal


sianosis (tanda lambat)

Membebaskan jalan
nafas

Sumbatan pangkal lidah

Bersihkan cairan

jaw thrust
chin lift
jalan nafas oropharynx
jalan nafas nasopharynx
intubasi trachea / LMA
penghisap / suction

Sumbatan di plica vocalis

cricothyroidotomy

10

X
NECK LIFT

CHIN LIFT

X
X

HEAD TILT jangan dilakukan pada trauma


11

HEAD TILT

Cara paling aman : JAW THRUST


12

Oro-pharyngeal
tube

Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)


(Derajat A dan V dari AVPU atau GCS > 10)
13

Oropharyngeal tube

03/12/16

14

Oropharyngeal airway
insertion

03/12/16

15

Simple airway adjuncts

03/12/16

16

Naso-pharyngeal
tube

Tidak merangsang muntah


Hati-hati pasien dengan fraktura basis cranii
U/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan
17

Nasopharyngeal tube

03/12/16

18

Nasopharyngeal airway
insertion

03/12/16

19

TUBE naso-pharyngeal
Plica
vocalis

BASIS CRANII
atap nasopharynx
tulang tipis mudah patah

20

Cricothyroidotomy

Lindungi leher dari gerakan

Previously recommended hand


positions for manual in-line
stabilisation of the cervical
spine.

21

Currently recommended hand


positions for manual in-line
stabilisation of the cervical
spine.

Neck collar / Collar brace

Dipasang tanpa menggerakkan leher (terlalu banyak)


Kepala harus dipegang in-line
- Tekanan intra-kranial bisa meningkat
- Airway bisa obstruksi, bila muntah akan aspirasi
22

Pengelolaan jalan nafas


teknik lanjut

1. Intubasi trachea
dengan laringoskopi

2. Cricothyroidotomy
needle / surgical

3. Laryngeal mask

23

Cara-cara lain untuk Airway gagal


Sukar memberikan nafas buatan
Risiko aspirasi ke paru besar
Mencegah pCO2 (cedera kepala)
GCS 8

Pertimbangkan
INTUBASI
TRACHEA
24

Laringoskopi u/ intubasi
trachea

(definitive airway, paling efektif)

25

26

Intubasi trachea
juga membawa resiko
besar

Hipoksia karena spasme pita suara


Tek darah naik
Aritmia, bradikardia sampai asistole
Tekanan Intra Kranial naik
Gerak leher memperberat cedera cervical
Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia dan obat pelumpuh otot (harus
tenaga ahli)

27

INGAT

1. Tulang leher mungkin cedera


2. Pasien meninggal karena
kurang oksigen
bukan karena tidak intubasi
trachea
3. Pasien hipoksik, trauma
kepala + kejang
sering rahang terkatup erat

28

Laryngeal Mask Airway


dipasang tanpa laringoskopi

29

Pertimbangkan

cricothyroidotomy

Intubasi gagal padahal jalan nafas


masih tersumbat

Pasien tidak dapat diberi nafas buatan


dari atas (mulut hidung)

30

Crico-thyroido-tomy

Jalur darurat untuk oksigenasi


Bertahan 10 menit
Tidak dapat membuang CO2
31

AIRWAY ASSESSMENT

History & Anatomy


Riwayat

sulit intubasi
Trauma wajah, fracture mandibula
Tumor dalam ronga mulut
Anatomy yang berubah, pasca luka
bakar
dll
03/12/16

32

Predictors of Difficult Facemask


Ventilation
Older than 55 years old
Body mass index > 26 kg/m2
Beard (janggut)
Lack of teeth
History of snoring

03/12/16

33

Tehnik
Facemask ditahan ke wajah pasien dengan
jari tangan kiri anestesiolog mengangkat
mandibula (chin lift, jaw thrust)
Tekanan pada jaringan lunak
submandibular harus dihindari
Jempol dan jari telunjuk anestesiolog
melakukan tahanan balik pada facemask
Tekanan ventilasi harus < 20 cm H2O

03/12/16

34

Air Adjuncts
Digunakan bila ada kesulitan dalam
menghasilkan tekanan positif yang
cukup dalam sirkuit pernafasan
anestesia
Oral dan nasal airways diciptakan
untuk memberikan jalur udara
dengan menyingkirkan lidah dari
dinding faringeal posterior
Oral airway dapat menyebabkan gag
reflex atau laryngospasm pada pasien
sadar atau terbius ringan. Nasal
airway lebih ditoleransi pada pasien
03/12/16
dengan anestesi ringan

35

03/12/16

36

03/12/16

37

03/12/16

38

03/12/16

40

03/12/16

41

03/12/16

42

03/12/16

43

03/12/16

44

03/12/16

45

Menilai pernafasan

Look - Lihat: gerak dada, cuping hidung, sela iga


Listen - Dengar: suara nafas, suara tambahan
Feel - Raba: udara nafas keluar hidung mulut
Palpasi: gerak dada, simetris ?
Perkusi - Ketuk: Redup ? Hipersonor ? Simetris ?
Auskultasi (stetoskop): Suara nafas ada? Simetris ?

46

Breathing

1. Ada nafas? Nafas normal atau


distres?
2. Ada luka dada terbuka /
menghisap?
3. Ada pneumotoraks tension?
4. Ada patah iga ganda? flail chest
5. Ada hemotoraks?
6. Ada emfisema bawah kulit?

47

1.

Ada nafas?

Nafas normal atau


distres?

Tidak ada nafas


beri nafas buatan
+ O2
Ada nafas sengal-sengal
beri
nafas buatan + O2
Ada nafas cepat > 25, gerak cuping
hidung, retraksi intercosta beri O2 +
siapkan nafas buatan

48

Berikan nafas buatan, tambahkan oksigen


49

Tanda distres
nafas

Nafas dangkal cepat


Gerak cuping hidung
Tarikan sela iga / otot
leher
Nadi cepat
Hipotensi
Vena leher distensi
Sianosis (tanda lambat)
50

2.

Ada luka dada terbuka /


menghisap

Luka tembus dada


Luka dada menghisap
Flail chest

51

tutup luka
tutup luka
fiksasi pleister lebar

Cara menutup luka tembus toraks


Sehelai plastik tipis
Di-pleister 3 sisinya
Jadi katub satu arah
cara dulu:
kasa steril + vaselin steril

52

3.

Ada pneumotoraks
tension?

Diagnosis harus ditegakkan secara klinis


Lihat dan Palpasi toraks gerak sisi sakit tertinggal
Palpasi trachea terdorong ke sisi sehat
Ketuk toraks sisi sakit hipersonor (suara rongga)
Dengar suara nafas sisi sakit menghilang

Lakukan punksi (needle thoracostomy)


tanpa tunggu foto sinar-X

53

Raba pergeseran letak


trachea
(di sternal notch)

Lebih curigai
pneumotoraks (+)
bila ada
Patah tulang iga
Emfisema subkutan

54

Dengarkan

(pakai
stetoskop)

Suara nafas & suara tambahan


Suara jantung
Suara usus
(usus masuk rongga dada)

55

Punksi pleura untuk dugaan


pneumotoraks
(sistim jarum + spuit + air)

Jika keluar gelembung


= ada pneumotoraks
Jarum jangan dicabut
sampai drain terpasang

air

masuk
5 cm

56

Jika air terhisap masuk


= tak ada pneumotoraks
Jarum segera dicabut
sebelum air habis

Posisi punksi

Sela iga ke dua (ICS 2)


Garis tengah selangka
(mid
clavicular line)
Jarum besar (#14, 16)
drain thorax dipasang
kemudian

57

4.

Ada Flail Chest ?

Inspirasi

Expirasi

Perhatikan gerak dada waktu bernafas


58

5.
Ada hemotoraks?
59

6. Ada emfisema (sub)kutis ?


teraba seperti plastik tipis yang diremas

Paling sering disebabkan oleh pneumothorax


60

Nafas buatan

12-20 x / menit, sampai dada nampak terangkat


diberikan bila nafas abnormal
(tidak menunggu
sampai apnea dulu)
dengan tambahan oksigen (kalau ada)
jika udara salah masuk lambung,
jangan
dikeluarkan dengan menekan lambung (resiko
aspirasi)

61

Nafas buatan dilakukan dengan


in-line immobilisation (pegangi
kepala-leher)
agar tulang leher tak bergerak
banyak

62

Nafas buatan dengan intubasi trachea


1. Oksigenasi & pembuangan CO2 lebih efektif
2. Mencegah aspirasi ke paru

63

Você também pode gostar