Você está na página 1de 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN GAGAL NAFAS

Pengertian
Gagal Nafas :
kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaran O 2 dan
CO2 dalam jumlah yang dapat
mengakibatkan gangguan pada
kehidupan.

Mekanisme Gagal Nafas


Hipoventilasi
V/Q mismatching
Shunt
Gangguan Difusi

Hipoventilasi
Hipoventilasi menyebabkan retensi CO 2
Penyebab
1. Kerusakan atau depresi sistem saraf
pengontrol pernafasan
2. Gangguan neuromuskuler
3. Obstruksi
4. Restriksi Paru
4

1. Kerusakan/ depresi pada sistem saraf


pengontrol pernafasan
Luka dikepala
Perdarahan/trombus di serebral
Obat yang menekan pernafasan

2. Gangguan neuromuskular
Kerusakan pada spinal
Tetanus
Obat-obatan

3. Obstruksi paru
Asthma
Bronkitis kronis
Sumbatan jalan nafas
Emfisema

4. Restriksi paru
Kanker paru
Flail chest
Efusi pleura
Pneumotoraks
6

Obstruksi dan
Restriksi
ETT TERLALU
KECIL

FLOW

PRESSURE

RESISTANCE

BRONKOSPASME
TUMOR/SEKRET

KOLAPS/ATELEKTASIS

V/Q Mismatching
(V/Q = ventilasi : perfusi)

1. V/Q rendah
Perfusi lebih besar dari ventilasi terjadi hipoksemia
karena darah yang dibawa ke alveolar tidak
teroksigenisasi seluruhnya

2. V/Q tinggi
Ventilasi lebih besar dari perfusi darah yang
teroksigenisasi tidak dapat diperfusikan
8

Penyebab
1. Gangguan pada luas daerah untuk ventilasi
Asthma
Bronkitis kronis
Emfisema
Atelektasis
Benda asing
Tumor

2. Gangguan pada luas permukaan untuk perfusi


Emboli paru
Curah jantung rendah
PEE yang terlalu tinggi

Hubungan
Hubungan Ventilasi
Ventilasi (V)
(V) dan
dan Perfusi
Perfusi (Q)
(Q)

ANATOMICAL
DEAD SPACE

TRAKEA

PHYSIOLOGICAL
DEAD SPACE
V/Q =
KAPILER
PARU

ALVEOLAR
DEAD SPACE
V/Q > 1

MECHANICAL
DEAD SPACE:
TUBE

V/Q = 1

NORMAL

CONNECTOR
ET CO2
BREATHING
CIRCUIT

V/Q < 1
VENOUS ADMIXTURE
(SHUNT)
V/Q = 0

10

Penyebab V/Q Mismatching


Gangguan pada luas daerah ventilasi

Asma
Bronkitis,

Gangguan pada luas daerah untuk


perfusi

Emboli paru
Curah jantung rendah : CO
11

Shunt (pirau)
Darah yang dibawa dari jantung sebelah kanan
ke jantung sebelah kiri tanpa dioksigenisasi

Penyebab
1.Kolaps pada alveoli
2.Alveoli terisi cairan atau benda asing

12

1. Kolaps pada alveoli


Atelektasis
Pneumothoraks
Hemotoraks
2. Alveoli terisi cairan atau benda asing
Edema paru
13

Gangguan Difusi
Penyebab
1. Penumpukan cairan di alveoli
2. Gangguan pada area difusi

14

UDARA BEBAS:
PiO2

: 20.9 % x 760 = 159 mmHg

PiCO2 : 0.04 % x 760 = 0.3 mmHg


PiN2

ALVEOLUS

: 78.6 % x 760 = 597mmHg

PiH2O : 0.46 % x 760 = 3.5 mmHg

N2
PAN2:
573 mmHg

PROSES DIFUSI

PAO2:
104 mmHg

O2

O2
PaO2:
40 mmHg

H2O

KAPILER PARU

PAH2O:
47 mmHg
PACO2:
40 mmHg

O2

CO2
CO2

CO2
PaCO2:
45 mmHg

PaO2:
104 mmHg

PaCO2:
40 mmHg

15

GAGAL NAFAS AKUT (GNA)


HIPOKSEMIA : P O2 < 50 mmHg
HIPERKAPNIA : P C O2 > 50 mmHg

AKUT

: -Terjadi dalam menit /jam


- Ditandai dengan perubahan yang mengancam
jiwa pada gas darah dan keseimbangan asam
basa
- Kausa tersering perawatan di ICU

KRONIK :- Terjadi dalam beberapa jam/ hari


- Manifestasi klinis lebih ringan, mungkin tidak
tampak
16

MANIFESTASI GNA
Tanda2 HIPERKAPNI dan/atau HIPOKSEMIA
1. Gangguan statu mental
2. Peningkatan kerja pernafasan : PCH (pernafasan
cuping hidung), penggunaan otot pernafasan
tambahan : retraksi interkostal,
suprasternal/clavikular, takkhipneu, hiperpneu, pola
nafas paradoksal,
3. Sianosis membran mukosa
4. Tanda2 pelepasan katekolamin -takikardi, dll
17

PENATALAKSANAAN GNA
1. Atasi penyebab
2. Suplemen OKSIGEN
Nasal kanul (flow rate 0.5-5L/mnt)
Ventury mask
3. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan ventilasi
Posisi setengah duduk
Hidrasi, memberikan cairan 2-3 L/24 jam
Bronchial hygiene dan fisiotherapi dada
a.Latihan nafas dalam
b.Berikan analgetik untuk membantu mengurangi rasa
sakit saat fisiotherapi dada
c.Jika terdengar ronki anjurkan pasien untuk batuk, jika
pasien tidak mampu lakukan suction
d.Postural drainage, vibrasi dan perkusi
Pemberian obat-obatan
a.Bronkodilator
b.Ekspetoran
c.Sedatif, diberikan jika pasien gelisah

18

PENATALAKSANAAN GNA

(lanjutan)

Bronkoskopi, dikerjakan bila lendir tak dapat


disuction
Intubasi dan ventilasi mekanik
a. Jika Pa CO2 cenderung meningkat dan
asidosis
4. Mengoptimalkan pengakutan O2 dan menurunkan konsumsi O2
dengan cara b.
: Bertujuan untuk menormalkan pH
Memberi therapioksigen
Memberikan PEEP
Istirahat
Ciptakan lingkungan nyaman
Obati demam
5. Atasi infeksi dengan memberikan antibiotik
6. Cegah terjadinya komplikasi

19

Tanda dan Gejala


Apnoe
Batuk, berdahak
Sianosis
Perubahan pola nafas : berkurang, bertambah,
kelelahan
Perubahan kardiovaskuler : Nadi, TD, Central
Venous Pressure, EKG

20

Tindakan Diagnostik
Analisa Gas Darah (pH, pO2, pCO2)
Foto thoraks
Laboratorium penunjang

21

Pemeriksaan Gas Darah


Macam

PaO2

PaCO2 PA-aO2

Gagal Oksigenasi

N/

Gagal Ventilasi

Kombinasi

22

Pemeriksaan Foto Thoraks

23

Masalah Keperawatan :
1. Bersihan jalan nafas tidak adekuat

pCO2 tinggi --------- Asidosis Respiratorik

(H2O + CO2) H2CO3 === H+ + CO3-

2. Gangguan pola nafas (SSP dan Otot)


3. Gangguan pertukaran gas (oksigenasi)

pO2 rendah === Asidosis Metabolik


Metabolisme anaerob ---------- Asam Laktat

4. Intolerens Aktivitas
24

Intervensi Keperawatan
Atasi Penyebab (kolaborasi medis)
Mempertahankan jalan nafas dan
meningkatkan ventilasi
Mengoptimalkan pengangkutan oksigen dan
menurunkan konsumsi oksigen
Mengatasi Infeksi
Mencegah terjadinya komplikasi
25

Intervensi pada jalan napas


(ventilasi)

Menguasai dan mempertahankan airway


Posisi pasien setengah duduk (sesuai kondisi)
Hidrasi adekuat
Bronkhial hygiene dan Fisioterapi dada
Pemberian obat-obatan

bronkodilator dan ekspektoran

Intubasi dan ventilasi mekanik

jika PaCO2 naik dan asidosis

26

Intervensi oksigenasi

Memberikan terapi oksigen


Memberikan PEEP
Istirahat
Memberikan lingkungan yang nyaman
Menurunkan panas pada hipertermi
Transfusi darah pada anemia (Sa O2)
Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan
kerja jantung
27

Terima Kasih

28

Você também pode gostar