Você está na página 1de 17

ANALISIS MORFIN

By : Syafdal Farisi, S.Fam., Apt


NPM : 260120160026

FAKULTAS FARMASI
MAGISTER FARMASI KONSENTRASI AFKM
UNIVERSITAS PADJADJARAN

STRUKTUR MORFIN

Molecule Formula :
C17H19NO3,H2O
Molecule Weight : 303.4

PENDAHULUAN

Morfin merupakan obat analgetik narkotika yang berasal dari alkaloid


tumbuhan Papaver somniverum (tanaman opium) dengan nama kimia
(5,6)-7,8-didehidro-4,5-epoksi-17-metilmorfin-3,6-diol monohidrat.

Pemerian berupa bubuk kristal putih atau kristal tak berwarna acicular
atau putih. M.p. 254 C sampai 256 C. Kelarutan morfin Larut 1 bagian
di 5000 air, 1 di 210 etanol, 1 di 1220 kloroform, dan 1 dari 125 gliserol;
praktis tidak larut dalam eter. Perhatikan bahwa kelarutan dapat
bervariasi sesuai dengan metode persiapan dan bentuk kristal.

JENIS-JENIS MORFIN
1.
2.
3.
4.

Morfin
Morfin
Morfin
Morfin

Asetat
Hydroklorida
Sulfat
Tartarte

JENIS-JENIS MORFIN
1.

Morfin Asetat
Rumus kimia C17H19NO3.C2H4O2.3H2O
dengan berat molekul 399,4 gram/mol.
Pemeriannya berupa Sebuah bubuk amorf
atau kristal putih.
Kelarutan Larut 1 bagian dalam 2,25 air, 1
dalam 22 etanol, 1 dalam 4,75 kloroform,
dan 1 dalam 4,5 gliserol; praktis tidak
dalam eter (Moffat et al., 2005).

JENIS-JENIS MORFIN
2.

Morfin Hydroklorida

Rumus kimia C17H19NO3.HCl.3H2O


dengan berat molekul 375,8 gram/mol.
Pemeriannya berupa kristal halus atau
bubuk kristal pucat, atau massa kubus
putih. Kelarutan larut 1 bagian dalam
17,5 air dan 1 dalam 100 etanol;
perlahan larut dalam gliserol; praktis
tidak larut dalam kloroform dan eter
(Moffat et al., 2005).

JENIS-JENIS MORFIN
2.

Morfin Sulfat

Rumus kimia (C17H19NO3)2.H2SO4.5H2O dengan


berat molekul 758,8 gram/mol.
Pemeriannya berwarnaa putih, kristal acicular,
massa berbentuk kubus, atau bubuk kristal. Bila
terkena udara secara bertahap kehilangan air dari
kristalisasi. Warna menjadi gelap pada kontak yang
terlalu lama terhadap cahaya. M.p. 250 , dengan
dekomposisi (bentuk anhidrat).
Kelarutan larut 1 bagian di 15,5 air dan 1 bagian
dalam 1000 etanol; praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter. (Moffat et al., 2005)

JENIS-JENIS MORFIN
3.

Morfin Tartrat
Rumus kimia (C H NO ) C H O 3H O dengan
17 19
3 2. 4 6 6.
2
berat molekul 774,8 gram/mol.
Pemeriannya tidak berwarna (putih), acicular,
efflorescent kristal.
Kelarutan larut 1 bagian di 15,5 air dan 1 bagian
dalam 1000 etanol; praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter. (Moffat et al., 2005). Larut 1
bagian dalam 11 bagian air dan 1 dalam 1000
etanol; praktis tidak larut dalam kloroform, eter,
dan karbon disulfida. Konstanta diso siasi.pKa8.0,
9,9 (20 ). Koefisien partisi.Log P (oktanol / pH
7,4), -0.1.

IDENTIFIKASI KUALITATIF MORFIN


1.

Marquis: Warna ungu segera

2.

Serulas dan Lefort:


Larutan dalam H2SO4 + larutan KI + CHCl3 (dikocok), akan memberikan warna
ungu pada lapisan CHCl3

3.

Reaksi Gabretti: Warna ungu

4.

Reaksi Kristal:
a. HgCl2
b. Dragendorf
c. Mayer

5.

Titrasi Asam Basa

IDENTIFIKASI KUALITATIF MORFIN


5.

Spektrofotometri IR

PENENTUAN KUANTITATIF MORFIN DALAM URIN


SECARA SPEKTROFOTODENSITOMETRI

Beberapa senyawa narkotika tidak


berhasil dipisahkan dengan kromatografi
cair. Analisis morfin dengan kromatografi
gas-cair seperti GC dan GC-MS dapat
dilakukan dengan syarat senyawanya
harus mudah menguap (volatile) (Moffat,
2002).

PENENTUAN KUANTITATIF MORFIN DALAM URIN


SECARA SPEKTROFOTODENSITOMETRI

Ternyata juga bahwa deteksi senyawasenyawa tersebut secara


spektrofotometri tidak dapat dilakukan
pada satu panjang gelombang yang
sama. Untuk itu kromatografi lapis tipis
(KLT) sangat memungkinkan untuk
analisis kualitatif sekaligus analisis
kuantitatif dengan
spektrofotodensitometer.

CARA KERJA
Larutan baku morfin 5 g/mL, dibuat dengan
cara menimbang 0,5656 g morfinhidroklorida
dilarutkan dengan aquades sampai 100,0
mL. Selanjutnya larutan morfin 5 g/mL,
ditotolkan berturutturut 4,8,12,16,20, 24 dan
28 L pada pelat kromatografi lapis tipis silica
gel GF 254 siap pakai. Sehingga diperoleh
jumlah penotolan larutan morfin berturutturut 20, 40, 60, 80, 100, 120, dan 140 ng.

CARA KERJA
Selanjutnya pelat dikembangkan ke dalam bejana
yang telah dijenuhkan dengan campuran larutan
pengembang tolueneaseton- etanol-amonia
dengan perbandingan 45 : 45 : 7 : 3. Saat
pengembang telah mencapai tanda batas pelat
diangkat dan dikeringkan. Bercak diamati dengan
spektrofotodensitometer. Masing-masing noda
diukur luasnya dengan spektrofotodensitometer
pada panjang gelombang maksimum (maks) 287
nm (Moffat, 2002; Rokus, 1992).

CARA KERJA
Setelah sampel urin simulasi diekstraksi
dengan pelarut terpilih, selanjutnya
dianalisis dengan KLT
spektrofotodensitometer.

PENENTUAN KUANTITATIF MORFIN DALAM URIN


SECARA SPEKTROFOTODENSITOMETRI

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa pelarut pengembang
yang sesuai untuk morfin adalah
toluena:aseton:etanol:amonia dengan
perbandingan 45:45:7:3 dan panjang
gelombang maksimum adalah 287 nm.

PENENTUAN KUANTITATIF MORFIN DALAM URIN


SECARA SPEKTROFOTODENSITOMETRI

Persamaan garis regresi morfin diperoleh


y = -69,21 + 8,06x dengan r
= 0,992 dengan jumlah morfin yang
ditotolkan secara seri 20,40,60,80,100,
dan 120 ng. Batas deteksi adalah 18,02
ng dan perolehan kembali morfin sebesar
90,91 %.

Você também pode gostar