Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Riska Fitriani
(1301080)
Riza Luthfia Sari (1301082)
Ferelina Santi
(1401086)
Novirasafitry
(1501088)
Rolita
(1501097)
Tiya Syahrani
(1501104)
Yulisma Sudarsi ( 1501112)
Rita Sismayani (1401122)
Musdalifah
(1401103)
ELEKTROLIT TUBUH
43%
Solids
2/3 ICF
55%
Fluids
57%
Fluids
1/3 ECF
80%
Cairan
interstisial
20%
Plasma
Ion
Natrium
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya
bisa mencapai 60 mEq per kilogram berat dan sebagian kecil (sekitar
10- 14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel.
90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam
yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida
(NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari mencapai 48-144
mEq.
Keringat adalah cairan hipotonik berisi natrium dan klorida.
Kandungan Na pada cairan keringat orang normal rerata 50
mEq/L.
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal.
Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan
homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk
mempertahankan volume cairan tubuh.
Asupan NaCl
Volume darah
Regangan atrium jantung
Produksi renin
Angiotensin II
Aldosterone
: 135-144 mEq/L
SI unit
: 135-144 mmol/L
Ion
Kalium
Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan
intrasel.
Konsentrasi kalium intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi
kalium ekstrasel 4-5 mEq/L (sekitar 2%).
Ion
Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel.
Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12%
dalam cairan intrasel.
Keseimbangan Gibbs-Donnan mengakibatkan kadar klorida dalam
cairan interstisial lebih tinggi dibanding dalam plasma.
Perbedaan kadar klorida antara cairan interstisial dan cairan
intrasel disebabkan oleh perbedaan potensial di permukaan luar
dan dalam membran sel.
Drainase lambung atau usus pada diare menyebabkan
ekskresi klorida mencapai 100 mEq perhari. Kadar klorida
dalam keringat bervariasi, rerata 40 mEq/L.Ekskresi utama
klorida adalah melalui ginjal
: 97 106 mEq/L
SI unit
: 97 106 mEq/L
Ganguan
Keseimbangan
Cairan
Ganguan
Keseimbangan
Cairan
Dehidrasi
Saliva
Mulut & pharynx
kering
Osmolaritas darah
Volume darah
Stimulasi osmoreseptor
hypothalamus
Tekanan darah
Produksi renin oleh
Sel2 juxtaglomeral
ginjal
Stimulasi pusat
Haus hypothalamus
Rasa haus
Minum
Regulasi Pemasukan Cairan
Angiotensin II
Cairan tubuh
Gangguan
Keseimbanga
n Kalium
Gangguan
Keseimbangan Klorida
Pemeriksaan dengan
Spektrofotometer berdasarkan
Aktivasi Enzim
Prinsip Pemeriksaan :
Prinsip pemeriksaan dengan spektrofotometer
atom serapan adalah teknik emisi dengan
elemen pada sampel mendapat sinar dari hollow
cathode dan cahaya yang ditimbulkan diukur
sebagai level energy yang paling rendah.
Elemen yang mendapat sinar dalam bentuk
ikatan kimia (atom) dan ditempatkan pada
ground state (atom netral).
Prinsip Pemeriksaan :
Spesimen filtrat yang bebas protein dititrasi
dengan larutan merkuri nitrat, dengan
penambahan diphenylcarbazone
sebagai
indikator. Hg2+ yang bebas, bersama klorida
membentuk larutan merkuri klorida yang tidak
terionisasi. Kelebihan ion Hg2+ bereaksi
dengan
diphenylcarbazone
membentuk
senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Titik
akhir dari titrasi adalah saat mulai timbul
perubahan warna
Prinsip Pemeriksaan :
Prinsip pemeriksaan kadar klorida dengan
metode titrasi kolorimetrik-amperometrik
bergantung pada generasi Ag dari elektroda
perak yang konstan dan pada reaksi dengan
klorida membentuk klorida perak tang tidak
larut. Interval waktu yang digunakan sebanding
dengan kadar klorida pada sampel
Keseimbangan asam
dan basa
Keseimbangan
asam-basa
H+
sebagai
hasil
dari
pengaturan
metabolisme:
1.
2.
3.
4.
36
Asidosis
Respiratorik
Asidosis respiratori:
hipoventilasi retensi CO2 H2CO3H+
Hal- hal yang dapat menimbulkan keadaan
ini adalah penyakit paru, penekanan pusat
pernafasan oleh obat ataupun penyakit,
gangguan saraf atau otot yang mengurangi
kemampuan otot pernapasan, atau bahkan
untuk (sementara) melakukan tindakan yang
sederhana seperti menahan nafas
Alkalosis
Respiratorik
Alkalosis respiratori :
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang H2CO3
H+
Penyebab : demam, rasa cemas, dan
keracunan aspirin, yang semuanya merangsang
ventilasi
Alkalosis respiratorik juga terjadi akibat
mekanisme fisiologis apabila seseorang berada
diketinggian
Asidosis
Metabolik
Asidosis metabolik :
Diare, DM HCO3- PCO2 H+
Alkalosis
Metabolik
Alkalosis metabolik :
muntah H+ HCO3- PCO2
Ingesti obat-obat alkali, seperti obat bebas baking soda
(NaHCO3, yang dalam larutan terurai menjadi Na+ dan
HCO3-) digunakan untuk mengatasi keasaman berlebihan
lambung. Dengan menetralisasi kelebihan asam
lambung, HCO3- mengatasi gejala-gejala iritasi dan rasa
terbakar, namun apabila terjadi ingesti HCO3- lebih
banyak dari pada yang diperlukan, tambahan HCO3tersebut akan diserap dari saluran pencernaan dan
meningkatkan [HCO3-] plasma.
Asidosis
Metabolik
Asidosis metabolik :
ASIDOSIS
METABOLIK
RESPIRATORIK
pH > 7,45
ALKALOSIS
RESPIRATORIK
METABOLIK
44