Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
GAMBAR Ca Paru
GAMBAR Ca Paru
Spesimen FNA
Mikrografi karsinoma skuamosa, satu tipe kanker bukan-sel-kecil,
Berdasar Histopatologi
a) SCLC (Small Cell Lung Cancer)
b) NSCLC (Non Small Cel Carcinoma)
N-1
N-2
N-3
T-1
IA
IIA
IIIA
IIIB
T-2
IB
IIB
IIIA
IIIB
T-3
IIB
IIIA
IIIA
IIIB
T-4
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
ALL M-1=IV
OPERABLE
Keterangan :
Tx 1. tumor terbukti ganas didapat dari sekret bronkopulmoner tapi tidak terlihat secara
bronkoskopi dan radiologis; 2. tumor tidak bisa dinilai pada staging retreatment
paru sekunder
MANIFESTASI
1) Lokal (Tumor Tumbuh Setempat)
Hemoptisis
Atelektasis
2) Invasi Lokal
Nyeri dada
Dispnea karena efusi pleura
Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau
aritmia
Sindrom vena cava superior
Suara serak, karena penekanan pada nervus
laryngeal recurrent
invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
4)Sindrom Paraneoplastik
Hipertrofi osteoatropati
Neuromiopati
PENGELOMPOKAN MANISFESTASI
YANG LAIN:
1. Gangguan intra pulmoner
batuk kronis, batuk darah,sesak nafas,
chestpain
2. Gangguan intrathorax
Ekstensi mediastinal: penyempitan
syaraf (suara serak), obstruksi vaskuler
(syndroma vena capa superior), ekstensi
pericard (effusi pericard/tamponade),
kompresi esofageal (disfagia)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
a)
b)
c)
d)
Thorax foto
Pemeriksaan bone scanning
MRI (magnetik resonansi imaging)
CT scan paru
2. SITOLOGI SPUTUM
3. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
a)
b)
c)
d)
e)
Bronkoskopi
mediastinoskopi
Biopsi
Torakoskopi
Torakotomi
TERAPI/PENGOBATAN
1. PEMBEDAHAN
2. RADIOTERAPI
3. KEMOTERAPI
4. IMUNOTERAPI
TUMOR MEDIASTINUM
A. PENGERTIAN
Yaitu tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga di antara paruparu kanan dan kiri
B. BATASAN MEDIASTINUM
Lateral
Anterior : sternum
: pleura mediastinalis
MEDIALIS
POSTERIOR: neurogenik
1) Timoma
tumor yang berasal dari epitel thymus
- Stage I : belum invasi ke sekitar
- Stage II : invasi s/d pleura mediastinalis
- Stage III : invasi s/d pericardium
- Stage IV : Limphogen / hematogen
1) Teratoid
- Kista dermoid
- Teratoma ( mesoderm )
3) Limfoma
- limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin
4) Tumor Tiroid
- Tumor berlobus, berasal dari Tiroid
5)
Kista pericardium
- Tumor terletak pada sinus cardiofrenicusdari
hasil fluoroskopi: kista berdenyut
seirama
dengan denyut jantung
6)
Tumor neurogenik
- Dari saraf tepi: Neurofibroma, Neurolinoma
- Dari saraf simpati: Ganglion neurinoma,
Neuroblastoma, Simpatikoblastoma
- Dari paraganglion: Phaeocromocitoma,
Paraganglioma
7)
Kista Bronkhogenik
- Gejala : Batuk, sesak napas s/d sianosis
- Lokasi tumor di Paratracheal, Hilar,
Paraesophageus
E. PATOFISIOLOGI
Sebab-sebab keganasan pada tumor masih belum
jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor hormonal
dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan risiko
terjadi tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai
dengan adanya zat yang bersifat initiation yang
merangsang permulaan terjadinya perubahan sel.
Diperlukan perangsangan yang lama dan
berkesinambungan untuk memici timbulnya penyakit
tumor. Initiati agent biasanya bisa berupa unsur kimia,
fisik atau biologis yang berkemampuan beraksi
langsung dan merubah struktur dasar dari komponen
genetic (DNA). Keadaan selanjutnya akibat
keterpaparan yang lama ditandai dengan
berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya
formasi tumor. Hal ini dapat berlangsung lama, minggu
bahkan sampai tahunan.
E. GEJALA KLINIS
G. Treatment
Treatment for mediastinal tumors depends
on the type of tumor.
For thymic cancers, surgery is the treatment of choice. It
may be followed by radiation or chemotherapy,
depending on the stage of the tumor and the success of
the surgery.
For lymphomas,chemotherapi followed by radiation is the
treatment of choice.
For neurogenic tumors of the posterior mediastinum,
surgery is the treatment of choice.
Immunoterapi
Misalnya interleukin 1 dan alpha interferon
Pemeriksaan fisik
Sistem pernafasan
Sesak nafas, nyeri dada
Batuk produktif tak efektif
Suara nafas: mengi pada inspirasi
Serak, paralysis pita suara.
Sistem kardiovaskuler
tachycardia, disritmia
menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
2. Sirkulasi
Gejala: JVD, Tachicardi/disritmia, jari
tabuh.
3. Integritas ego
gejala: perasaan takut, menolak keadaan
Tanda: kegelisahan, insomnia, pertanyaan
yang diulang-ulang.
4. Eleminasi
gejala: diare yang hilang timbul (stres,
ketidakseimbangan hormonal), penurunan
frekuensi/jumlah urine
5. Makanan/cairan
gejala: anoreksia, penurunan BB, mual,
kesulitan menelan
Tanda: kurus, edema wajah, leher, dada,
punggung,
6. Nyeri/kenyamanan
gejala: nyeri dada, nyeri tulang/sendi
(erosi kartilago), dispagia
7. Pernafasan
gejala: batuk, nafas pendek, serak,
Tanda: Dispnoe, peningkatan fremitus
taktil, mengi, hemoptisis
8. Penyuluhan/Pembelajaran
Faktor risiko keluarga: kanker
(khususnya paru), tuberkulosis.
Kegagalan untuk membaik.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mempertahankan/memperbaiki fungsi
pernapasan.
2. Mengontrol/menghilangkan nyeri.
3. Mendukung upaya mengatasi
diagnosa/situasi.
4. Memberikan informasi tentang proses
penyakit/prognosis dan program
pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Oksigenasi/ventilasi adekuat memenuhi
kebutuhan aktivitas individu.
2. Nyeri terkontrol.
3. Ansietas/takut menurun sampai tahap
dapat ditangani.
4.Bebas komplikasi yang dapat dicegah.
5. Proses penyakit / prognosis dan rencana
terapi dipahami.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri dada b/d kompresi syaraf, invasi kanker
ke pleura
2. Gangguan pertukaran gas b/d inadekuat
ventilasi (hipoventilasi)
3. Inefektif bersihan jalan nafas b/d akomulasi
sekret, keterbatasan gerakan dada, kelelahan
4. Anxietas b/d krisis situasi,ancaman kematian
5. Resiko nutrisi kurang b/d anoreksia
6. Kurangnya pengetahuan tentang proses
penyakit
PRINSIP INTERVENSI
1. Berikan posisi semi fowler
2. Berikan oksigen
3. Lakukan teknik manajemen nyeri (non
farmakologis)
4. Observasi TTV
5. Observasi status pernafasan
6. Berikan support psikis pada klien dan klg
7. Dorong masukan cairan peroral
8. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering