Você está na página 1de 16

Juvenile Nasofaring

Angiofibroma
=Nasofaring Angiofibroma Juvenile
=Angiofibrom Nasofaring Belia

Pendahuluan
Lokalisasi : Atap

Dinding lateral
Warna
: Merah
Bertangkai / Tidak
Banyak di Indonesia
Tidak terikat ras
Kebanyakan pada laki-laki
Umur pre pubertas

Sifat residif
Ada hubungan hormonal?
Menghilang setelah pubertas?

Kekerapan
0,05% dari seluruh tumor kepala dan leher
Di RSUP H.Adam Malik Medan (thn1994-

2002) ditemukan 35 kasus:


- 29 laki-laki
- 6 perempuan
- umur terkecil 7 tahun
- umur tertua 69 tahun

Etiologi
Belum jelas
Diduga faktor ketidakseimbangan hormonal

Histopatologi
Terdiri dari

: Angioma + Fibroma
Histopatologi : Benigna
Klinis
: Maligna

Patogenesis, perluasan tumor


Tumor tumbuh pertama kali dibawah mukosa

ditepi sebelah posterior dan lateral koana di atap


Nasofaring
Tumbuh besar dan meluas dibawah mukosa,
sepanjang atap Nasofaring, tepi posterior septum
& ke bawah
Ke arah anterior
> mengisi rongga hidung
> mendorong septum ke sisi kontralateral

Ke Lateral :
Ke foramen Sfenopalatina

masuk ke
fisura pterigomaksila & mendesak dinding
posterior sinus maksila
Bila terus meluas
masuk kefossa
infra temporal benjolan di pipi dan rasa
penuh di wajah
Bila mendorong salah satu /kedua bola mata
muka kodok

Perluasan ke intrakranial melalui fossa

infratemporal & pterigomaksila masuk ke


fosa sereberi media
Dari sinus etmoid masuk ke fosa serebri
anterior dan media
Dari sinus sfenoid ke sinus kavernosus &
fosa hipofise

Diagnosis
Riwayat Penyakit
80%: > hidung tersumbat progresif

> epistaksis masif berulang


Obstruksi hidung sekret bertumpuk rinore
kronis gangguan penciuman
Oklusi tuba Eustakius otalgia/ gangguan
pendengaran
Sakit kepala hebat tanda tumor sudah meluas
ke intrakranial

Pemeriksaan Klinis
Rinoskopi Anterior Massa merah muda
Rinoskopi Posterior

> abu-abu sampai merah muda


> usia muda : merah muda
lebih tua : kebiruan karena lebih
banyak komponen
fibromanya

Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi konvensionaltanda Holman

miller yaitu pendorongan prosesus


pterigoideus kebelakang sehingga fisura
pterigopalatina melebar
2. CT Scan Melihat perluasan tumor dan
destruksi tulang sekitarnya
3. MRI
4. Arteriografi : melihat vaskularisasi tumor,
biasanya dari cabang a.maksila interna

Embolisasi
Terjadi trombosis intravaskular
Vaskularisasi berkurang
Mempermudah pengangkatan tumor

Biopsi
> Pada beberapa sentra kontraindikasi karena bisa
terjadi perdarahan masif
> Dibagian THT FK USU : dilakukan biopsi, jika ada
ruangan (space) dikavum nasi untuk tampon anterior

Derajat (Stadium) berdasarkan


CT Scan : Chandler
Tumor terbatas di Nasofaring
II. Meluas ke kavum nasi/ sinus sfenoid
III. Kedalam antrum, etmoid, fossa
pterigomaksila, fossa
infratemporal,orbita dan pipi
IV. Tumor meluas ke intra kranial
I.

Penatalaksanaan
Perdarahan : Tamponade
Radiasi
Hormonal
Operasi :- transpalatal

- rinotomi lateral

Vertikal
Horizontal

- midfacial degloving
- kraniotomi
Sitostatika :???

Terima
kasih

Você também pode gostar