Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Milana yunus
405110136
Trauma Mata
Penyebab kebutaan unilateral pada
anak dan dewasa muda
Penyebab trauma mata paling utama :
kecelakaan,kekerasan,ledakan
aki,cedera karena berolahraga, senapan
angin paintball
Trauma mata berat dapat menyebabkan
cedera multipel pada palpebrae,bola
mata, dan jaringan lunak orbita
3.
Penanganan
Obat siklopegik atau antibiotik topikal
TIDAK
BOLEH
diberikan
sebelum
pembedahan : potensi toksisitas pada
jaringan intraokular yang terpajan.
Mulai pemberian antibiotik sistemik
spektrum luas ( eq. Ciprofloxacin oral
500mg 2x1 ).
Analgetik, antiemetik, dan antitoksin
tetanus diberikan sesuai kebutuhan.
Komplikasi
Cicatricial ectropion
Abrasi
palpebrae
:
partikel
harus
dikeluarkan risiko tattooing pada kulit
Luka irigasi dengan saline ditutup
dengan salep antibiotik & kasa steril
Jaringan yang terlepas dibersihkan &
dilekatkan
Vaskularitas palpebrae sgt baik kecil
kemungkinan tjd nekrosis iskemik
Perbaikan
primer
tidak
dilakukan dalam 24 jam
edema penutupan ditunda
luka dibersihkan antibiotik
bengkak mereda perbaikan.
Hematoma kelopak
Pembengkakan/penimbunan darah di bawah kulit
kelopak akibat pecahnya PD palpebra
Sering terlihat pada trauma tumpul kelopak
Etiologi : pukulan tinju, benda-benda keras lainnya
Dapat menjadi berbahaya jika terdapat kelainan lain
dibelakagnnya
Jika letak perdarahan dalam, akan terbentuk seperti
kacamata pada kedua kelopak mata hematoma
kacamata Sangat Gawat
Patfis
Terjadi karena pecahnya A. oftalmika merupakan
tanda fraktur basis kranii. Darah masuk ke rongga mata
melalui fissura orbita darah tidk dapat menjalar lanjut
karena ada septum orbita hematoma kacamata
Hematoma dini kompres dingin darah berhenti dan
rasa sakit hilang
Hematoma kronik kompres hangat mempermudah
absorpsi darah
Terapi
Edema konjungtiva dekongestan
(mencegah pembendungan cairan dalam
selaput lendir konjungtiva)
Kemotik berat insisi cairan konj kemotik
keluar
Hematoma subkonjungtiva
Etiologi: pecahnya PD pada/di bawah
konjungtiva (a. konjungtiva, a. episklera)
Etiologi pecahnya PD :
Batuk rejan
Trauma tumpul basis kranii/hematoma kacamata
PD rentan dan mudah pecah (lansia, HT,
arteriosklerosis, konjungtivitis, anemia, obat-obatan
ttt)
Terapi
Penyulit:
kerusakan membran descement yang lama keratopati
bulosa rasa sakit + visus turun akibat astigmatisme
ireguler
Erosi kornea
Keadaan terkelupasnya epitel kornea
karena gesekan keras pada epitel
kornea
Erosi dapat terjadi tanpa cedera pada
membran basal
Keluhan :
Rasa sakit sekali
Mata berair
Blefarospasme
Lakrimasi
Fotofobia
Penglihatan terganggu karena kornea keruh
Terapi :
Sikloplegik penghilang rasa sakit, me(-) gejala
radang uvea yg mungkin timbul
Antibiotik tetes mata ditutup percepat
tumbuh epitel baru dan cegah infeksi sekunder
Tidak diberi antibiotik dg kombinasi steroid
Prognosis :
Biasanya membran basal kembali normal setelah 6
minggu
Bila tidak ada infeksi sekunder erosi sembuh
dalam 3 hari
Pemakaian lensa kontak lembek sangat
bermanfaat mempertahankan epitel di tempat
dan tidak dipengaruhi kedipan kelopak mata
Iridodialisis
Robekan pangkal iris -> bentuk pupil
berubah
Diplopia bila melihat dg 1 mata
Pupil lonjong
Biasanya terjadi bersama-sama
dengan hifema
Terapi: pembedahan dg reposisi
pangkal iris
Hifema
Hifema
Darah di COA yg terjadi krn robeknya PD
iris/siliar
Saat px duduk hifema terkumpul di bag
bawah COA dan dapat memenuhi seluruh
ruang COA
Kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis
Terapi
Tidur di tempat tidur yang ditinggikan 30 derajat
pada kepala
Diberi koagulasi
Mata ditutup
Anak gelisah obat penenang
Komplikasi glaukoma asetazolamide
Bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma
sekunder, hifema penuh + hitam, atau tanda hifema
tidak berkurang setelah 5 hr -> Parasentesis
Komplikasi
Hifema sekunder
Glaukoma sekunder (kontusi badan
siliar -> reses sudut bilik mata -> g3
aliran cairan mata)
Siderosis bulbi -> ftisis bulbi,
kebutaan
Hifema spontan anak -> leukemia,
retinoblastoma
Bedah pd hifema
Parasentesis
Insisi kornea 2 mm dr limbus ke arah kornea dan
sejajar permukaan iris
Biasanya bila bibir luka ditekan -> koagulum dr
COA keluar
Darah tidak keluar semua -> bilas dg garam
fisiologik
Tidak perlu jahit
Iridosiklitis
Reaksi jaringan uvea akibat trauma tumpul -> radang
uvea anterior
Keluhan : mata merah (darah di COA), suar dan pupil
yang mengecil, visus turun
Terapi
Tetes mata midriatik, steroid topikal
Tanda radang berat -> steroid sistemik
Sebaiknya diukur TIO untuk persiapan memeriksa
fundus dg midriatika
Subluksasi lensa
Akibat putusnya sebagian zonula Zinn -> lensa berpindah
tempat
Dpt spontan akibat kelainan pada zonula Zinn yang rapuh
(Sindrom Marphan)
Keluhan : visus berkurang
Gambaran iris : iridodonesis
Pegangan lensa pada zonula tidak ada -> lensa elastis
mencembung -> mata > miopik
Lensa sangat cembung -> iris terdorong ke depan -> sudut
bilik mata tertutup/menyempit -> glaukoma sekunder
Th/ :
Bila dg penyulit -> lensa dikeluarkan
Bila tanpa penyulit -> lensa tidak dikeluarkan dan diberi
kacamata sesuai
Komplikasi : glaukoma sekunder, uveitis
Katarak trauma
Dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul
Terlihat sesudah beberapa hari/tahun
Trauma tumpul -> katarak subkapsular anterior/
posterior
Kontusio lensa -> katarak seperti bintang dan dapat
pula bentuk tercetak (imprinting)/cincin Vossius
Trauma tembus besar -> > cepat katarak
proliferasi epitel -> perforasi kecil menutup cepat ->
bentuk kekeruhan terbatas kecil
Th/:
Tanpa penyulit -> tunggu mata tenang dulu -> ekstraksi
lensa
Dg penyulit -> segera ekstraksi lensa
Komplikasi :
Lansia -> uveitis dan glaukoma
Terbentuk cincin Soemmering pada pupil -> ketajaman
visus berkurang -> + perdarahan, ablasi retina, uveitis
atau salah letak lensa
Cincin Vossius
Cincin berpigmen tepat di belakang pupil
Dapat segera pasca trauma
Deposit pigmen iris pd dataran depan lensa
sesudah sesuatu trauma, seperti suatu
stempel jari
Cincin -> bukti mata telah mengalami
trauma tumpul
Ablasi retina
Ada faktor : retina tipis akibat retinitis,
miopia, proses degenerasi retina lainnya
Keluhan : seperti ada selaput yg seperti tabir
mengganggu lapang pandangnya, visus
turun (makula tertutup)
Funduskopi : retina abu-abu dg PD terlihat
terangkat dan berkelok-kelok. Kadang
terlihat PD seperti yg terputus-putus
Th/: secepatnya dirawat dan dibedah oleh
dokter mata
Klasifikasi
Ablasio
retina
Ablasio retina
regmatogenos
a
Ablasio
retina
eksudatif
Akibat tertimbunnya
eksudat
Ablasio
retina
traksi
(tarikan)
Ablasio Retina
Regmatogenosa
Karena robekan pada
retina, sehingga cairan
masuk ke belakang
antara sel epitel pigmen
dengan retina
Retina terdorong oleh
cairan vitreous yang
masuk melalui robekan
pada retina ke rongga
sub retina retina
terlepas dari lapisan
epitel pigmen koroid
Ablasio Retina
Regmatogenosa
Faktor Resiko
Terdapat ggn
Traumafaktor
penglihatan (terlihat
pencetus
sbg tabir yang
Mata dengan miopia
menutup)
tinggi
Jika tdp di daerah
Pasca retinitis
supratemporal
Retina yang
berbahaya,krn dapat
mengenai makula
mengalami
degenerasi dibagian Kadang2 tdp pigmen
di dalam badan kaca
perifer
Pemeriksaan
Funduskopi
terlihat retina yang terangkat
berwarna pucat dgn pembuluh darah
diatasnya
terlihat robekan retina berwarna
merah
Penatalaksanaan
Pembedahan
sebelum dilakukan pembedahan, mata pasien
ditutup
Pembedahan dilakukan secepat mungkin 1-2 hari
Tujuan pengobatanmeletakkksn kembali bagian
retinan yang lepas dengan diametri dan laser
Diametri dapat berupa:
- diametri permukaan
- Diametri setengah tebal sklera sesudah reseksi
sklera
Penatalaksanaan
Dilakukan dengan melepaskan
tarikan jaringan parut atau fibrosis
didalam badan kaca dengan tindakan
yang dinamakan vitrektomi
Vitrektomy
Terapi
Slh 1 tanda bola mata tembus/curiga perforasi
bola mata -> secepatnya beri AB topikal dan mata
ditutup -> segera kirim ke dokter mata u/ bedah
Luka tembus bola mata -> selamanya AB
sistemik/IV dan dipuasakan untuk bedah
Anti tetanus profilaktik, analgetika, penenang
Sebelum dirujuk, tidak diberi salep
Tidak boleh diberi steroid lokal dan beban berlebih
pada mata
Benda asing perlu dikeluarkan
-> bila bersifat magnetik -> keluarin dg alat
magnit raksasa
->bila bukan magnetik -> dg vitrektomi
Trauma kimia
Trauma asam
oTerjadi penggumpalan protein permukaan,
sehingga bila konsentrasi tidak tinggi, tidak
akan destruktif (kelainan superfisial saja)
oTerapi : irigasi secepatnya, biasanya akan
normal kembali
EDTA selama 1 minggu pasca trauma
menetralisir kolagenase
oPenyulit: simblefaron, kekeruhan kornea,
edema, neovaskularisasi kornea, katarak, ftisis
bola mata
Trauma basa
oAlkali menembus kornea dgn cepat sampai ke retina
kebutaan
oTerjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Alkali
bersifat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan
disertai dehidrasi
oKlasifikasi:
Derajat 1: hiperemi konjungtiva + keratitis pungtata
Derajat 2: hiperemi konjungtiva + hilang epitel
kornea
Derajat 3: hiperemi + nekrosis konjungtiva + lepas
epitel kornea
Derajat 4: konjungtiva perilimal nekrosis 50%
oTerapi:
NaCl fisiologik selama mungkin
Segerasetelah trauma (60 menit)
Siklopegia, EDTA, AB untuk ikat basa
Trauma Radiasi
Sinar X dan sinar terionisasi
Inframerah -> Suhu lensa naik 9 drajat celcius, iris
panas -> akibat tidak baik thd kapsul lensa di
dekatnya -> katarak dan eksfoliasi kapsul lensa
Trauma Telinga
Macam trauma
1. Laserasi
Etiologi : merupakan luka pendarahan yang
disebabkan oleh mengorek-ngorek telinga.
Gambaran klinis, laserasi pada dinding
kanalis dapat menyebabkan perdarahan
sementara.
Tidakmemerlukanterapiselainhentikanper
darahan,memastikantidakadaperforasime
mbrantimpani.
Laserasihebatpada aurikula harus
diexplorasiuntuk mengetahui apakah
adakerusakan tulang rawan.
2. Frostbitea
Etiologi : sengatan pada suhu yang dingin pada
aurikula timbul dengan cepat pada
lingkunganbersuhurendah dengan angin
dingin yang kuat vasokontriksi hebat PD
telinga luar diikuti priode dilatasi
yangberlangsung lebih lama.
Terapi :
Pemanasan yang cepat 100-108 F/ tidak > 37 C.
Berikan analgesik
Jika menimbulkan infeksi berikan antibiotic
3. Hematoma
Etiologi : gumpalan darah yang diakibatkan
oleh luka dalam yang sering terjadi pada
petinju danpegulat.
Gambaran klinis : penimbunan darah di
daerah yang cedera
perubahanbentuktelingaluardantampak
massaberwarnaungukemerahan.
Darahyangtertimbun ini (hematoma) bisa
menyebabkan terputusnya aliran darah ke
kartilago
sehinggaterjadiperubahanbentuktulang
Auricular Hematoma
Biasa tjd setelah penekanan yg kuat pd
auricula
Gejala :
Rasa nyeri pd auricula
Bengkak
Hematoma
Komplikasi :
Perikondritis (cauliflower ear / wrestlers
ear)
Treatment :
Insisi & drainase
Penjahitan melewati cartilago & kulit
mencegah akumulasi dr cairan
Gejala :
Nyeri / perih di telinga krn adanya abrasi /
laserasi
Kadang muncul bulla krn adanya
pengumpulan darah si bawah kulit kanal
auditorik externa
Tatalaksana :
Antimicrobial Otic Drop cegah infeksi
sekunder
Memecahkan bulla
Komplikasi :
Otitis externa (terutama pasien DM)
Gejala :
Penurunan pendengaran
Nyeri
Pemeriksaan :
Otoskopi
Tes penala / audiometri
Dix hallpike
Tatalaksana :
Apabila tdk ditemukan tuli sensorineural
tdk perlu tatalaksana khusus
Menghindari berenang
Penggunaan cotton ball yg diolesi
petrolatum
Tes audiometri 3 bln kemudian cek
fungsi pendengaran (kembali normal /
tdk)
Apabila selama 3 bln tdk kembali normal
timpanoplasti
Dislokasi tulang
pendengaran
Etiologi :
Tjd setelah adanya perforasi membran
timpani yg dikarenakan trauma
Barotrauma
Gejala :
Tuli konduktif
Tatalaksana :
Eksplorasi telinga tengah
Rekonstruksi tulang pendengaran
Timpanoplasti (jika ada perforasi
membran timpani)
Gambaran klinis
Pada anak: asimtomatik; nyeri atau ada
discharge akibat OE
Kalo ada serangga: tidak nyaman
karena pergerakan atau suara yang
ditimbulkan
Tatalaksana
Type of Foreign Body
Method of Removal
Living insects
Organic / vegetable
Do not syringe
Button batteries
Do not syringe
Diagnosis
History
Injury serempak sering menghalangi
identifikasi awal gejala dr TBF
Pada pasien yg TBF berkelanjutan,
ditemukan meningkatnya ambang
pendengaran di frekuensi >= 4KHz
Tidak semua pasien simtomatik, walaupun
scr audiometrical terdapat ggn pendengaran
Clinical signs
Evidence of penetrating injury to temporal
region; otorrhoea; bruising over mastoid
process (battles sign); LMN facial nerve
palsy are all signs of temporal bone injury.
Otoscopy: fresh blood in external auditory
meatus (EAM) injury to tympanic
membrane with perforation,
haemotympanum or a step deformity in
bony wall of the EAM
Investigation
Radiology
Gold standard for TBF : CT scan
CT : Imaging of the skull including
temporal bones and brain
MRI : for temporal bone contusion case
which can not identified by CT, facial nerve
injury and haematoma within the cochlear
Angiography : sometimes required
Hearing assessment
Glasgow Coma Scale
In acute situation is often difficult
Pure-tone audiometry
Tympanometry : determine if middle
ear fluid is responsible for any
conductive impairment
Electric response audiometry : for
unconscious patient
Vestibular assessment
Nystagmus : evidence of vestibular involvement
Patients gait : Rombergs and Unterbergers
tests
Electronystagmography with caloric testing
assessment
Facial nerve function
Observing active and passive facial movement
Electrical tests of facial nerve function
Electroneuronography
CSF leak
Submit the suspicious fluid (otorrhoea or
rhinorrhoea)for beta-2 transferrin analysis.
Management
Guided by symptoms and clinical signs
Prophylactic antibiotics : show no benefit
Lacerations of the External auditory meatus
Sign : Haematorrhoea
Impressive haemorrhage : alert to
laceration of jugular bulb or carotid artery
Haemotympanum
Blue drum
Major reason for conductive hearing impairment
(Spontaneously resolution within 3-6 weeks)
Ossicular disruption with an intact tympanic membrane
In patient with conductive hearing loss persist 6 weeks
post injury
Audiometric : air bone gap
Post-traumatic conductive hearing loss 80% incus
dislocation
The other cause fracture of the stapes superstructure
Therapy : tympanoplasty
Labyrinth injury/fracture
Sensorineural hearing impairment secondary
to trauma
If unilateral : usually untreated
If bilateral : cochlear implant
Vertigo management : vestibular rehabilition
Persisting vertigo perilymphatic fistula
management: exploratory middle ear surgery;
bed rest (head elevation, avoidance of
straining) and vestibular sedatives
Facial palcy
Penetrating trauma having a higher
incidence (gunshot injury)
Surgery show no benefit to resolution of
facial palsy because of TBF
Csf leak
Lumbar drain may help
Surgical closure if the site has been
identified by fluorescein cisternography
Aerotitis
Stress pada membran timpani dan jaringan
telinga tengah lainnya ketika tekanan udara
di telinga tengah dan tekanan udara di
lingkungan berada di luar keseimbangan
Mengalami aerotitis pada awal
penerbangan ketika pesawat sedang
menanjak atau di akhir penerbangan saat
pesawat tersebut turun
Perubahan-perubahan cepat dalam
perubahan ketinggian menyebabkan
tekanan udara dan dapat memicu aerotitis
Aerotitis
Aerotitis
Dapat terjadi pada satu atau kedua
telinga
Tanda-tanda dan gejala :
Ketidaknyamanan sedang atau nyeri di
telinga
Merasa penuh atau tersumbat di telinga
Pendengaran teredam atau hilang
pendengaran sedikit sedang
Aerotitis
Faktor resiko :
Tabung eustachius kecil, terutama pada
bayi dan balita
Common cold
Infeksi sinus
Hay fever (rhinitis alergi)
Infeksi telinga tengah (otitis media)
Tidur di pesawat terbang selama
pesawat akan terbang / mendarat
Aerotitis
Cara mencegah atau memperbaiki
perbedaan tekanan udara dan
memperbaiki gejala :
Menguap
Menelan atau mengunyah permen karet
Kasus yang parah telinga pesawat
mungkin perlu dirawat oleh dokter
Aerotitis
Jika aerotitis parah atau berlangsung lebih
dari beberapa jam, mungkin mengalami :
Nyeri berat
Tekanan di telinga mirip dengan yang di
bawah air
Gangguan pendengaran yang parah
Tinnitus
Vertigo
Muntah akibat vertigo
Perdarahan dari telinga
Aerotitis
Diagnosis :
Dengan otoscope terlihat memran
timpani bulging ke arah luar / dalam
Kondisi parah terlihat cairan di
membran timpani atau kumpulan
darah / cairan lain di blkg membran
timpani
Aerotitis
Pengobatan :
Aerotitis
Komplikasi jangka panjang terjadi
ketika kondisi serius atau
berkepanjangan atau jika ada
kerusakan pada struktur telinga
tengah atau dalam
Kehilangan pendengaran permanen
Tinnitus kronis