Você está na página 1de 108

Pemicu 5

Milana yunus
405110136

Trauma Mata
Penyebab kebutaan unilateral pada
anak dan dewasa muda
Penyebab trauma mata paling utama :
kecelakaan,kekerasan,ledakan
aki,cedera karena berolahraga, senapan
angin paintball
Trauma mata berat dapat menyebabkan
cedera multipel pada palpebrae,bola
mata, dan jaringan lunak orbita

Pemeriksaan Awal pada


Trauma Mata
Anamnesis (gang penglihatan bersifat
progresif lambat atau onset mendadak,curiga
riwayat pekerjaan dan lingkungan)
Pemeriksaan Fisik
1.Pengukuran dan pencatatan ketajaman
penglihatan
2.Kalau parah gangguan penglihatannya dapat
dilakukan pemeriksaan proyeksi
cahaya,diskriminasi dua titik dan defek pupil
aferen

3.

Motilitas mata dan sensasi kulit periorbita, palpasi


untuk mencari defek pd bagian tepi tlg orbita
4. Pemeriksaan bedside, enoftalmus dapat ditentukan
dengan melihat profil kornea dri atas alis
5. Permukaan kornea untuk mencari adanya benda
asing, luka, dan abrasi
6. Inspeksi konjungtiva bulbaris u/ mencari adanya
perdarahan,benda asing atau laserasi
7. Kedalaman dan kejernihan bilik mata depan dicatat
8. Ukuran dan bentuk pupil, reaksi pupil terhadap
cahaya
9. Inspeksi eversi palpebral superior
10. Pemeriksaan oftalmoskop direk dan indirek

Penanganan
Obat siklopegik atau antibiotik topikal
TIDAK
BOLEH
diberikan
sebelum
pembedahan : potensi toksisitas pada
jaringan intraokular yang terpajan.
Mulai pemberian antibiotik sistemik
spektrum luas ( eq. Ciprofloxacin oral
500mg 2x1 ).
Analgetik, antiemetik, dan antitoksin
tetanus diberikan sesuai kebutuhan.

Induksi anestesia umum TIDAK BOLEH


menggunakan
obat-obat
penghambat
depolarisasi
neuromuskular
(
eq.
Suksinilkolin ) TIO secara transien
herniasi isi intraokular.

Hal Penting bila Mhadapi


Trauma
Trauma kimia mata sakit, panas, dapat
merah, & kelopak sembab.
Perdarahan subkonjungtiva tidak sakit
& penglihatan normal.
Aberasi kornea sakit, mata berair.
Fraktur orbita sakit pergerakan mata,
diplopia, hifema, sakit, plihatan tganggu.
Benda asing di kornea rasa kelilipan,
berair, plihatan tganggu, silau.

Hal Penting bila Mhadapi


Trauma
Laserasi konjungtiva sakit,
merah, rasa kelilipan.
Laserasi kornea plihatan turun &
sakit.
Keratitis ok sinar UV sakit, silau,
mata merah, rasa kelilipan.

Trauma tumpul pada mata


Etiologi: benda keras maupun tidak
keras
Dapat mengenai mata dengan
keras/kencang ataupun lambat
Contoh: korpus alienum-tungau pada
konjungtiva

TRAUMA TUMPUL KELOPAK


Trauma kelopak
Dapat terjadi saat trauma wajah
Laserasi kelopak sampai tepi kelopak
Perlukaan kelopak di medial canthus
sampai kanalikulus lakrimalis
P vaskularisasi dan p tekstur jaringan
kelopak perdarahan >>
Hematom dan bengkak >>

Trauma kelopak (lanjutan)


Abrasi biasanya hanya di lapisan
superfisial kulit bisa juga ke seluruh
lapisan sistem lakrimal
Penatalaksanaan
Kompres es/wool pads (untuk bengkak)
Bedah laserasi (untuk memperbaiki trauma
kelopak)

Komplikasi
Cicatricial ectropion

Abrasi & Laserasi


Palpebrae

Abrasi
palpebrae
:
partikel
harus
dikeluarkan risiko tattooing pada kulit
Luka irigasi dengan saline ditutup
dengan salep antibiotik & kasa steril
Jaringan yang terlepas dibersihkan &
dilekatkan
Vaskularitas palpebrae sgt baik kecil
kemungkinan tjd nekrosis iskemik

Laserasi partial-thickness : kena tepi


palpebra bedah
Laserasi full-thickness : mengenai batas
palpebra diperbaiki secara HATI-HATI !
cegah penonjolan tepi palpebra dan trikiasis.
Perbaikan palpebra : jahitan non-absorbable,
double-armed, teknik matras melewati tepi
lempeng tarsal tarsus diperbaiki dengan
jahitan interrupted benang absorbable kulit
ditutup salep antibiotik.

Abrasi & Laserasi


Palpebrae

Perbaikan
primer
tidak
dilakukan dalam 24 jam
edema penutupan ditunda
luka dibersihkan antibiotik
bengkak mereda perbaikan.

Laserasi di dekat kantus internus sering


mengenai kanalikulus perbaikan sejak
dini karena jaringan sulit diidentifikasi &
diperbaiki saat membengkak.
Penggunaan stent atau intubasi dapat
memperberat
derajat
kerusakan
kanalikulus risiko stenosis juga
kerusakan bagian lain sistem kanalikular
selama manipulasi bedah.

Laserasi tajam melalui kanalikulus


distal Veirs rod
Avulsi atau laserasi kanalikulus
proksimal intubasi nasokanalikular
silikon dengan Quickert probe
Pigtail probe : traumatik & merusak
bagian lain sistem kanalikular
dihindari !

Abrasi & Laserasi


Palpebrae

Abrasi & Laserasi


Palpebrae

aThe pigtail probe is


introduced
through
the dilated punctum
of the traumatized
canaliculus.
bThe silicone tube,
tied to the probe, is
pulled back.
cThe
probe
is
reversed, pulling the
silicone tube through
the uninjured lacrimal
system.
dSuturing the 50
nylon suture, encased
within the silicone
tube,
acircleis

Abrasi & Laserasi


Palpebrae

Abrasi & Laserasi


Palpebrae

Hematoma kelopak
Pembengkakan/penimbunan darah di bawah kulit
kelopak akibat pecahnya PD palpebra
Sering terlihat pada trauma tumpul kelopak
Etiologi : pukulan tinju, benda-benda keras lainnya
Dapat menjadi berbahaya jika terdapat kelainan lain
dibelakagnnya
Jika letak perdarahan dalam, akan terbentuk seperti
kacamata pada kedua kelopak mata hematoma
kacamata Sangat Gawat
Patfis
Terjadi karena pecahnya A. oftalmika merupakan
tanda fraktur basis kranii. Darah masuk ke rongga mata
melalui fissura orbita darah tidk dapat menjalar lanjut
karena ada septum orbita hematoma kacamata
Hematoma dini kompres dingin darah berhenti dan
rasa sakit hilang
Hematoma kronik kompres hangat mempermudah
absorpsi darah

Trauma tumpul konjungtiva


Edema konjungtiva
Kelopak terpajan ke dunia luar dan
konjungtiva terkena angin secara langsung
tanpa kedip -> edema konjungtiva
Kemotik konjungtiva berat Kemotik berat
-> palpebra tidak menutup -> bertambah
rangsangan pada konjungtiva

Terapi
Edema konjungtiva dekongestan
(mencegah pembendungan cairan dalam
selaput lendir konjungtiva)
Kemotik berat insisi cairan konj kemotik
keluar

Hematoma subkonjungtiva
Etiologi: pecahnya PD pada/di bawah
konjungtiva (a. konjungtiva, a. episklera)
Etiologi pecahnya PD :
Batuk rejan
Trauma tumpul basis kranii/hematoma kacamata
PD rentan dan mudah pecah (lansia, HT,
arteriosklerosis, konjungtivitis, anemia, obat-obatan
ttt)

Bila etio trauma tumpul pastikan tidak ada


robekan di bawah jaringan konjungtiva atau
sklera
Terkadang hematoma menutupi keadaan mata
yang lebih buruk (mis: perforasi bola mata)

Pemeriksaan : funduskopi (terutama


hematoma akibat trauma)
TIO rendah dengan pupil lonjong + visus
turun + hematoma eksplorasi bola
mata kemungkinan ada ruptur bulbus
oculi
Terapi dini : kompres hangat
Prognosis : hematoma hilang dalam 1-2
minggu tanpa terapi

Trauma tumpul kornea


Edem kornea

Trauma tumpul yg keras/cepat edema ruptur


membran descement
Keluhan : penglihatan kabur, terlihat pelangi sekitar bola
lampu/sumber cahaya
Kornea keruh, uji plasido (+)
Berat masuknya serbukan sel radang dan
neovaskularisasi ke dalam jaringan stroma kornea

Terapi

Larutan hipertonik (NaCl) 5% / larutan garam hipertonik 2-8%


Glukosa 40%
Larutan albumin
TIO tinggi asetazolamide
Penghilang rasa sakit dan memperbaiki visus lensa kontak
lembek

Penyulit:
kerusakan membran descement yang lama keratopati
bulosa rasa sakit + visus turun akibat astigmatisme
ireguler

Erosi kornea
Keadaan terkelupasnya epitel kornea
karena gesekan keras pada epitel
kornea
Erosi dapat terjadi tanpa cedera pada
membran basal
Keluhan :
Rasa sakit sekali
Mata berair
Blefarospasme
Lakrimasi
Fotofobia
Penglihatan terganggu karena kornea keruh

Kornea : terlihat suatu defek epitel


kornea pd pewarnaan fluoresein hijau
Terapi
Anestesi topikal untuk memeriksa visus,
penghilang rasa sakit
Kupas epitel yang terkelupas/terlipat
Antibiotika spektrum luas (neosporin,
kloramfenikol, sulfasetamid tetes mata)
cegah infeksi
Spasme siliar sikloplegik aksi pendek
seperti tropicamide
Mata dibebat 24 jam

Prognosis : erosi kecil biasanya


tertutup kembali setelah 48 jam

Erosi kornea rekuren


Akibat cedera yang merusak membran basal
atau tukak metaherpetik pelepasan
membran basal epitel epitel sukar
menutupi kornea epitel sulit bertahan
pada defek epitel kornea
Epitel yang menutup kornea akan mudah
lepas kembali di waktu bangun pagi
Tujuan th/ : melumas permukaan kornea
regenerasi epitel tidak cepat terlepas
membran basal kornea terbentuk lagi

Terapi :
Sikloplegik penghilang rasa sakit, me(-) gejala
radang uvea yg mungkin timbul
Antibiotik tetes mata ditutup percepat
tumbuh epitel baru dan cegah infeksi sekunder
Tidak diberi antibiotik dg kombinasi steroid

Prognosis :
Biasanya membran basal kembali normal setelah 6
minggu
Bila tidak ada infeksi sekunder erosi sembuh
dalam 3 hari
Pemakaian lensa kontak lembek sangat
bermanfaat mempertahankan epitel di tempat
dan tidak dipengaruhi kedipan kelopak mata

Trauma tumpul uvea


Iridoplegia
Kelumpuhan otot sfingter pupil ->
midriasis pupil
Sukar melihat dekat ok gangguan
akomodasi, silau ok gangguan
pengaturan masuknya sinar pada pupil
Pupil anisokor, bentuk pupil iregular dan
tidak
bereaksi pada sinar
Akibat trauma -> beberapa hari minggu
Th/: istirahat, pemberian roboransia

Iridodialisis
Robekan pangkal iris -> bentuk pupil
berubah
Diplopia bila melihat dg 1 mata
Pupil lonjong
Biasanya terjadi bersama-sama
dengan hifema
Terapi: pembedahan dg reposisi
pangkal iris

Hifema

Darah di dalam bilik mata depan

Hifema
Darah di COA yg terjadi krn robeknya PD
iris/siliar
Saat px duduk hifema terkumpul di bag
bawah COA dan dapat memenuhi seluruh
ruang COA
Kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis
Terapi
Tidur di tempat tidur yang ditinggikan 30 derajat
pada kepala
Diberi koagulasi
Mata ditutup
Anak gelisah obat penenang
Komplikasi glaukoma asetazolamide
Bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma
sekunder, hifema penuh + hitam, atau tanda hifema
tidak berkurang setelah 5 hr -> Parasentesis

Komplikasi
Hifema sekunder
Glaukoma sekunder (kontusi badan
siliar -> reses sudut bilik mata -> g3
aliran cairan mata)
Siderosis bulbi -> ftisis bulbi,
kebutaan
Hifema spontan anak -> leukemia,
retinoblastoma

Bedah pd hifema
Parasentesis
Insisi kornea 2 mm dr limbus ke arah kornea dan
sejajar permukaan iris
Biasanya bila bibir luka ditekan -> koagulum dr
COA keluar
Darah tidak keluar semua -> bilas dg garam
fisiologik
Tidak perlu jahit

Iridosiklitis
Reaksi jaringan uvea akibat trauma tumpul -> radang
uvea anterior
Keluhan : mata merah (darah di COA), suar dan pupil
yang mengecil, visus turun
Terapi
Tetes mata midriatik, steroid topikal
Tanda radang berat -> steroid sistemik
Sebaiknya diukur TIO untuk persiapan memeriksa
fundus dg midriatika

Trauma tumpul lensa


Dislokasi lensa
Putusnya zonula zinn kedudukan lensa terganggu

Subluksasi lensa
Akibat putusnya sebagian zonula Zinn -> lensa berpindah
tempat
Dpt spontan akibat kelainan pada zonula Zinn yang rapuh
(Sindrom Marphan)
Keluhan : visus berkurang
Gambaran iris : iridodonesis
Pegangan lensa pada zonula tidak ada -> lensa elastis
mencembung -> mata > miopik
Lensa sangat cembung -> iris terdorong ke depan -> sudut
bilik mata tertutup/menyempit -> glaukoma sekunder
Th/ :
Bila dg penyulit -> lensa dikeluarkan
Bila tanpa penyulit -> lensa tidak dikeluarkan dan diberi
kacamata sesuai
Komplikasi : glaukoma sekunder, uveitis

Luksasi lensa anterior


Trauma -> Seluruh zonula zinn di sekitar ekuator
putus -> lensa masuk COA -> gangguan
pengaliran keluar aqueous humor -> glaukoma
kongestif akut
Tanda + gejala klinis :

visus turun mendadak


Rasa sangat sakit
Muntah
Mata merah dengan blefarospasme
Injeksi siliar berat
Edema kornea

Lensa dalam COA, iris ke belakang dg pupil lebar,


TIO sangat tinggi Secepatnya dikirim ke dokter
mata -> lensa dikeluarkan dg pemberian
asetazolamide dulu

Luksasi lensa posterior


Trauma tumpul keras -> putusnya zonula zinn di
seluruh lingkaran ekuator lensa -> lensa jatuh
dalam badan kaca -> tenggelam di dataran bawah
polus posterior fundus okuli
Keluhan : ada skotoma pada lapang pandangnya
(ok lensa mengganggu kampus)
Gejala mata afakia -> melihat normal dg lensa
+12.0 dioptri untuk jauh
Bilik COA dalam, iris tremulans
Komplikasi : (ok degenerasi lensa)
Glaukoma fakolitik
Uveitis fakotoksik
Bila ada penyulit -> secepatnya dilakukan ekstraksi
lensa

Katarak trauma
Dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul
Terlihat sesudah beberapa hari/tahun
Trauma tumpul -> katarak subkapsular anterior/
posterior
Kontusio lensa -> katarak seperti bintang dan dapat
pula bentuk tercetak (imprinting)/cincin Vossius
Trauma tembus besar -> > cepat katarak
proliferasi epitel -> perforasi kecil menutup cepat ->
bentuk kekeruhan terbatas kecil
Th/:
Tanpa penyulit -> tunggu mata tenang dulu -> ekstraksi
lensa
Dg penyulit -> segera ekstraksi lensa

Komplikasi :
Lansia -> uveitis dan glaukoma
Terbentuk cincin Soemmering pada pupil -> ketajaman
visus berkurang -> + perdarahan, ablasi retina, uveitis
atau salah letak lensa

Cincin Vossius
Cincin berpigmen tepat di belakang pupil
Dapat segera pasca trauma
Deposit pigmen iris pd dataran depan lensa
sesudah sesuatu trauma, seperti suatu
stempel jari
Cincin -> bukti mata telah mengalami
trauma tumpul

Trauma tumpul retina dan


koroid
Edema retina dan koroid

Visus sangat turun


Retina > abu-abu
Jar koroid sukar terlihat
Penyebab edema makula -> tidak ada cherry
redspot
Paling ditakutkan : edema makula atau Berlin
(edema luas -> seluruh polus posterior fundus
okuli abu-abu)
Umumnya visus akan normal setelah
beberapa waktu tapi dapat berkurang akibat
tertimbun daerah makula oleh sel pigmen
epitel

Ablasi retina
Ada faktor : retina tipis akibat retinitis,
miopia, proses degenerasi retina lainnya
Keluhan : seperti ada selaput yg seperti tabir
mengganggu lapang pandangnya, visus
turun (makula tertutup)
Funduskopi : retina abu-abu dg PD terlihat
terangkat dan berkelok-kelok. Kadang
terlihat PD seperti yg terputus-putus
Th/: secepatnya dirawat dan dibedah oleh
dokter mata

Klasifikasi

Ablasio
retina

Ablasio retina
regmatogenos
a

Akibat robekan pada


retina

Ablasio
retina
eksudatif

Akibat tertimbunnya
eksudat

Ablasio
retina
traksi
(tarikan)

Tarikan jaringan parut pd


badan kaca

Ablasio Retina
Regmatogenosa
Karena robekan pada
retina, sehingga cairan
masuk ke belakang
antara sel epitel pigmen
dengan retina
Retina terdorong oleh
cairan vitreous yang
masuk melalui robekan
pada retina ke rongga
sub retina retina
terlepas dari lapisan
epitel pigmen koroid

Ablasio Retina
Regmatogenosa
Faktor Resiko

Tanda dan Gejala

Terdapat ggn
Traumafaktor
penglihatan (terlihat
pencetus
sbg tabir yang
Mata dengan miopia
menutup)
tinggi
Jika tdp di daerah
Pasca retinitis
supratemporal
Retina yang
berbahaya,krn dapat
mengenai makula
mengalami
degenerasi dibagian Kadang2 tdp pigmen
di dalam badan kaca
perifer

Pemeriksaan
Funduskopi
terlihat retina yang terangkat
berwarna pucat dgn pembuluh darah
diatasnya
terlihat robekan retina berwarna
merah

Penatalaksanaan
Pembedahan
sebelum dilakukan pembedahan, mata pasien
ditutup
Pembedahan dilakukan secepat mungkin 1-2 hari
Tujuan pengobatanmeletakkksn kembali bagian
retinan yang lepas dengan diametri dan laser
Diametri dapat berupa:
- diametri permukaan
- Diametri setengah tebal sklera sesudah reseksi
sklera

Ablasi Retina Eksudatif


Terjadi akibat tertimbunya
eksudat dibawah renita
dan mengangkat retina
Penimbunan cairan sebagai
akibat keluarnya cairan
dari pembuluh darah retina
dan koroid(ekstra vasasi)
Dapat terjadi pada skleritis,
koroiditis, tumor
retrobulbar, radang uvea,
idiopati, toksemia
gravidarum

Ablasi Retina Eksudatif


Etiologi
Penyakit pada koroid
Skleritis
Koroiditis
Tumor retrobulbar
Radang uvea

Ablasi Retina Tarikan/ Traksi


Terjadi akibat tarikan
jaringan parut pada badan
kaca yang akan
mengakibatkan ablasi
retina dan penurunan
peglihatan tanpa rasa sakit
Pada badan kaca tdp
jaringan fibrosis yg
disebabkan DM proliferatif,
trauma, dan pendarahan
badan kaca akibat bedah
atau infeksi

Penatalaksanaan
Dilakukan dengan melepaskan
tarikan jaringan parut atau fibrosis
didalam badan kaca dengan tindakan
yang dinamakan vitrektomi

Vitrektomy

Trauma tumpul koroid


Ruptur koroid
Trauma keras -> ruptur koroid ->
perdarahan subretina
Letak : polus posterior bola mata dan
melingkar konsentris sekitar papil saraf optik
Bila kena makula lutea -> visus sangat turun
Bila tertutup darah -> sukar terlihat
Ruptur putih ok sklera tidak tertutup koroid

Trauma tumpul saraf optic


Avulsi papil saraf optik
Saraf optik terlepas dr pangkal dlm bola
mata
Ketajaman visus turun sangat berat ->
kebutaan (sering)
Perlu dirujuk u/ dinilai kelainan fungsi
retina dan saraf optiknya

Optik neuropati traumatik


Kompresi saraf optik, perdarahan dan edema
sekitar saraf optik
Visus berkurang setelah cidera mata
Reaksi defek aferen pupil tanpa kelainan nyata
retina
Gangguan penglihatan warna dan lp
Papil saraf optik dpt normal beberapa minggu
sebelum jadi pucat
Dd visus turun pasca cidera mata :
Trauma retina
Perdarahan badan kaca
Trauma yg mengakibatkan kerusakan chiasma opticum

Th/: steroid saat akut -> visus memburuk -> perlu


pertimbangan bedah

Trauma tembus bola mata


Akibat masuknya benda asing dalam bola mata
Robekan pada konjungtiva -> tidak >1 cm -> tidak
perlu dijahit dan sebaliknya (cegah granuloma)
Perlu perhatikan adanya robekan sklera atau tidak
Oleh benda tajam/asing masuk bola mata, terlihat
tanda2 bola mata tembus :

Ketajaman visus turun


TIO rendah
Bilik mata dangkal
Bentuk + letak pupil berubah
Terlihatnya ruptur pada kornea atau sklera
Terdapat jar yg di prolaps seperti cairan mata, iris, lensa,
badan kaca, retina
Konjungtiva kemotis
Ada kemungkinan trauma perforasi -> foto u/ lihat ada
benda asing/tidak

Terapi
Slh 1 tanda bola mata tembus/curiga perforasi
bola mata -> secepatnya beri AB topikal dan mata
ditutup -> segera kirim ke dokter mata u/ bedah
Luka tembus bola mata -> selamanya AB
sistemik/IV dan dipuasakan untuk bedah
Anti tetanus profilaktik, analgetika, penenang
Sebelum dirujuk, tidak diberi salep
Tidak boleh diberi steroid lokal dan beban berlebih
pada mata
Benda asing perlu dikeluarkan
-> bila bersifat magnetik -> keluarin dg alat
magnit raksasa
->bila bukan magnetik -> dg vitrektomi

Komplikasi (bila ada benda asing) :


endoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina,
perdarahan intraokular, ftisis bulbi

Trauma kimia
Trauma asam
oTerjadi penggumpalan protein permukaan,
sehingga bila konsentrasi tidak tinggi, tidak
akan destruktif (kelainan superfisial saja)
oTerapi : irigasi secepatnya, biasanya akan
normal kembali
EDTA selama 1 minggu pasca trauma
menetralisir kolagenase
oPenyulit: simblefaron, kekeruhan kornea,
edema, neovaskularisasi kornea, katarak, ftisis
bola mata

Trauma basa
oAlkali menembus kornea dgn cepat sampai ke retina
kebutaan
oTerjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Alkali
bersifat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan
disertai dehidrasi
oKlasifikasi:
Derajat 1: hiperemi konjungtiva + keratitis pungtata
Derajat 2: hiperemi konjungtiva + hilang epitel
kornea
Derajat 3: hiperemi + nekrosis konjungtiva + lepas
epitel kornea
Derajat 4: konjungtiva perilimal nekrosis 50%
oTerapi:
NaCl fisiologik selama mungkin
Segerasetelah trauma (60 menit)
Siklopegia, EDTA, AB untuk ikat basa

Trauma Radiasi
Sinar X dan sinar terionisasi
Inframerah -> Suhu lensa naik 9 drajat celcius, iris
panas -> akibat tidak baik thd kapsul lensa di
dekatnya -> katarak dan eksfoliasi kapsul lensa

Sinar UV -> epitel kornea rusak segera


(sementara), tidak nyata pada lensa dan retina
Keluhan 4-10 jam pasca trauma o/ UV : mata
sangat sakit, seperti kelilipan/kemasukan pasir,
fotofobia, blefarospasme, konjungtiva kemotik
UV -> Infiltrat kornea, kdg disertai keruh dan uji
fluoresein (+), pupil miosis, visus terganggu
Th/ -> sikloplegia, AB lokal, analgetik, mata
ditutup 2-3 hr
Prognosis : sembuh setelah 48 jam

Sinar infra merah


Terjadi saat menatap gerhana
matahari dan saat bekerja
pemanggangan kaca/ glass, logam.
Patofisiologi: peningkatan suhu pada
lensa dan iris.

Absorpsi sinar infra merah


mengakibatkan katarak, eksfoliasi kapsul
lensa, keratitis superfisial, katarak kortikal
anterior-posterior, koagulasi pada koroid.
Tidak ada pengobatan kecuali mencegah.
Steroid sistemik dan lokal cegah
terbentuk jar parut pada makua dan
gejala radang berkurang.

Trauma Sinar Ultra Violet


( Sinar Las)
Sinar UV: sinar gelombang pendek,
tidak terlihat, 350 295 Nm.
Terdapat pada saat bekerja las dan
pantulan sinar matahari diatas salju.
Kerusakan sebatas epitel kornea.

Keluahan 4-10 jam setelah trauma: mata


sangat sakit seperti kelilipan / kemasukan
pasir, kornea keruh uji fluoresein positif,
keratitis pada fisura palpebra.
Pupil miosis tajam penglihatan
terganggu.
Pengobatan: sikloplegia, antibiotik lokal,
analgetik, mata ditutup 2-3 hari.
Sembuh setelah 48 jam.

Sinar Ionisasi dan Sinar X


Dapat menyebabkan katarak, pemecahan
diri sel epitel lensa secara tidak normal,
rusak kornea ( keratitis dengan iridosiklitis
ringan) dan rusaknya retina dengan
gambaran dilatasi kapiler, perdarahan,
mikroaneuris mata, dan eksudat.
Keadaan berat parut konjungtiva atrofi
sel goblet mengganggu fungsi air mata.

Pengobatan: antibiotika topikal +


steroid 3x sehari + sikloplegik 1x
sehari.
Bila terjadi simblefaron pada
konjungtiva pembedahan.\

Glaucoma sekunder pasca


trauma
Glaukoma kontusi sudut
trauma -> tergesernya pangkal iris ke belakang ->
robekan trubekulum -> gangguan fungsi
trubekulum -> hambatan aliran keluar cairan mata
th/ : seperti th/ glaukoma sudut terbuka (obat
lokal/sistemik) -> tidak terkontrol -> bedah

Glaukoma dengan dislokasi lensa


trauma tumpul -> zonula zinn putus -> kedudukan
lensa abnormal -> iris ke depan -> sudut bilik mata
tertutup -> hambat aliran keluar
cairan mata ->
glaukoma sekunder
th/: mengangkat penyebab atau lensa -> sudut
terbuka

Trauma Telinga

Trauma telinga luar


Pengertian
Cederapadatelingaluarmisalnyaak
ibatpukulantumpul,akibatsuatuke
celakaan,bisamenyebabkanmemar
diantarakartilago dan perikondrium.

Trauma telinga luar


Trauma Tumpul
Trauma Tajam
Komplikasi yang sering terjadi
adalah cauliflower ear

Macam trauma
1. Laserasi
Etiologi : merupakan luka pendarahan yang
disebabkan oleh mengorek-ngorek telinga.
Gambaran klinis, laserasi pada dinding
kanalis dapat menyebabkan perdarahan
sementara.
Tidakmemerlukanterapiselainhentikanper
darahan,memastikantidakadaperforasime
mbrantimpani.
Laserasihebatpada aurikula harus
diexplorasiuntuk mengetahui apakah
adakerusakan tulang rawan.

2. Frostbitea
Etiologi : sengatan pada suhu yang dingin pada
aurikula timbul dengan cepat pada
lingkunganbersuhurendah dengan angin
dingin yang kuat vasokontriksi hebat PD
telinga luar diikuti priode dilatasi
yangberlangsung lebih lama.
Terapi :
Pemanasan yang cepat 100-108 F/ tidak > 37 C.
Berikan analgesik
Jika menimbulkan infeksi berikan antibiotic

3. Hematoma
Etiologi : gumpalan darah yang diakibatkan
oleh luka dalam yang sering terjadi pada
petinju danpegulat.
Gambaran klinis : penimbunan darah di
daerah yang cedera
perubahanbentuktelingaluardantampak
massaberwarnaungukemerahan.
Darahyangtertimbun ini (hematoma) bisa
menyebabkan terputusnya aliran darah ke
kartilago
sehinggaterjadiperubahanbentuktulang

Kelainan bentuk ini disebut telinga


bunga kol, yang sering ditemukan
pada pegulat dan petinju.
Penatalaksanaan,
Untukmembuanghematoma,biasany
adigunakanalatpenghisapdanpeng
hisapan dilakukan sampai hematoma
betul-betul sudah tidak ada lagi
(biasanyaselama3-7hari).

Auricular Hematoma
Biasa tjd setelah penekanan yg kuat pd
auricula
Gejala :
Rasa nyeri pd auricula
Bengkak
Hematoma

Komplikasi :
Perikondritis (cauliflower ear / wrestlers
ear)

Treatment :
Insisi & drainase
Penjahitan melewati cartilago & kulit
mencegah akumulasi dr cairan

Abrasi kanalis auditorik


externa
Etiologi :
Kebiasaan membersihkan telinga
menggunakan cotton bud / alat pembersih
telinga lainnya

Gejala :
Nyeri / perih di telinga krn adanya abrasi /
laserasi
Kadang muncul bulla krn adanya
pengumpulan darah si bawah kulit kanal
auditorik externa

Tatalaksana :
Antimicrobial Otic Drop cegah infeksi
sekunder
Memecahkan bulla

Komplikasi :
Otitis externa (terutama pasien DM)

Perforasi membran timpani


Etiologi :
Penggunaan alat pembersih telinga (cotton bud,
bobby pin, benda asing)

Gejala :
Penurunan pendengaran
Nyeri

Pemeriksaan :
Otoskopi
Tes penala / audiometri
Dix hallpike

Tatalaksana :
Apabila tdk ditemukan tuli sensorineural
tdk perlu tatalaksana khusus
Menghindari berenang
Penggunaan cotton ball yg diolesi
petrolatum
Tes audiometri 3 bln kemudian cek
fungsi pendengaran (kembali normal /
tdk)
Apabila selama 3 bln tdk kembali normal
timpanoplasti

Dislokasi tulang
pendengaran
Etiologi :
Tjd setelah adanya perforasi membran
timpani yg dikarenakan trauma
Barotrauma

Gejala :
Tuli konduktif

Jenis dislokasi plg sering :


Dislokasi sendi incudostapedial
Dislokasi sendi incudomalleolar
Fraktur crura stapes

Tatalaksana :
Eksplorasi telinga tengah
Rekonstruksi tulang pendengaran
Timpanoplasti (jika ada perforasi
membran timpani)

Benda Asing pada Telinga


Paling sering ditemukan
Cotton wool, serangga, manik-manik,
kertas, mainan kecil, penghapus

Gambaran klinis
Pada anak: asimtomatik; nyeri atau ada
discharge akibat OE
Kalo ada serangga: tidak nyaman
karena pergerakan atau suara yang
ditimbulkan

Berdasarkan lokasi, lebih mudah


ditatalaksana jika berada di daerah lateral
liang telinga
Pada anak lebih mudah menggunakan
syringe karena resiko trauma lebih kecil
Komplikasi
Laserasi kulit liang telinga dan OE
Facial nerve palsy
Perforasi membran timpani

Sekali tidak dapat dikeluarkan segera


rujuk

Tatalaksana
Type of Foreign Body

Method of Removal

Living insects

First kill with oil

Irregular/ graspable object

Remove with crocodile forceps

Organic / vegetable

Do not syringe

Button batteries

Do not syringe

Round, hard, smooth, non


graspable

Syringe/ remove with wax hook/


removal under anaesthetic

Temporal Bone Trauma


Physical insult of the temporal bone
induced by impact with a blunt
surface or penetrating missile
Epidemiology
Young men in second and third decades
Road traffic accident

Diagnosis
History
Injury serempak sering menghalangi
identifikasi awal gejala dr TBF
Pada pasien yg TBF berkelanjutan,
ditemukan meningkatnya ambang
pendengaran di frekuensi >= 4KHz
Tidak semua pasien simtomatik, walaupun
scr audiometrical terdapat ggn pendengaran

Clinical signs
Evidence of penetrating injury to temporal
region; otorrhoea; bruising over mastoid
process (battles sign); LMN facial nerve
palsy are all signs of temporal bone injury.
Otoscopy: fresh blood in external auditory
meatus (EAM) injury to tympanic
membrane with perforation,
haemotympanum or a step deformity in
bony wall of the EAM

Investigation
Radiology
Gold standard for TBF : CT scan
CT : Imaging of the skull including
temporal bones and brain
MRI : for temporal bone contusion case
which can not identified by CT, facial nerve
injury and haematoma within the cochlear
Angiography : sometimes required

Hearing assessment
Glasgow Coma Scale
In acute situation is often difficult
Pure-tone audiometry
Tympanometry : determine if middle
ear fluid is responsible for any
conductive impairment
Electric response audiometry : for
unconscious patient

Vestibular assessment
Nystagmus : evidence of vestibular involvement
Patients gait : Rombergs and Unterbergers
tests
Electronystagmography with caloric testing
assessment
Facial nerve function
Observing active and passive facial movement
Electrical tests of facial nerve function
Electroneuronography

CSF leak
Submit the suspicious fluid (otorrhoea or
rhinorrhoea)for beta-2 transferrin analysis.
Management
Guided by symptoms and clinical signs
Prophylactic antibiotics : show no benefit
Lacerations of the External auditory meatus
Sign : Haematorrhoea
Impressive haemorrhage : alert to
laceration of jugular bulb or carotid artery

Tympanic membrane perforation


Occur because of direct transmission of
distraction forces at the time of temporal bone
trauma; implosion secondary to blast trauma of
the collision, missile or airbags; penetration by
particulate debris
Avoid: water or other contaminants
Healed spontaneously within 10 weeks of the
injury
Surgical closure only be considered if perforation
persist for 3 months or more after the initial injury

Haemotympanum
Blue drum
Major reason for conductive hearing impairment
(Spontaneously resolution within 3-6 weeks)
Ossicular disruption with an intact tympanic membrane
In patient with conductive hearing loss persist 6 weeks
post injury
Audiometric : air bone gap
Post-traumatic conductive hearing loss 80% incus
dislocation
The other cause fracture of the stapes superstructure
Therapy : tympanoplasty

Labyrinth injury/fracture
Sensorineural hearing impairment secondary
to trauma
If unilateral : usually untreated
If bilateral : cochlear implant
Vertigo management : vestibular rehabilition
Persisting vertigo perilymphatic fistula
management: exploratory middle ear surgery;
bed rest (head elevation, avoidance of
straining) and vestibular sedatives

Facial palcy
Penetrating trauma having a higher
incidence (gunshot injury)
Surgery show no benefit to resolution of
facial palsy because of TBF
Csf leak
Lumbar drain may help
Surgical closure if the site has been
identified by fluorescein cisternography

Aerotitis
Stress pada membran timpani dan jaringan
telinga tengah lainnya ketika tekanan udara
di telinga tengah dan tekanan udara di
lingkungan berada di luar keseimbangan
Mengalami aerotitis pada awal
penerbangan ketika pesawat sedang
menanjak atau di akhir penerbangan saat
pesawat tersebut turun
Perubahan-perubahan cepat dalam
perubahan ketinggian menyebabkan
tekanan udara dan dapat memicu aerotitis

Aerotitis

Aerotitis
Dapat terjadi pada satu atau kedua
telinga
Tanda-tanda dan gejala :
Ketidaknyamanan sedang atau nyeri di
telinga
Merasa penuh atau tersumbat di telinga
Pendengaran teredam atau hilang
pendengaran sedikit sedang

Aerotitis
Faktor resiko :
Tabung eustachius kecil, terutama pada
bayi dan balita
Common cold
Infeksi sinus
Hay fever (rhinitis alergi)
Infeksi telinga tengah (otitis media)
Tidur di pesawat terbang selama
pesawat akan terbang / mendarat

Aerotitis
Cara mencegah atau memperbaiki
perbedaan tekanan udara dan
memperbaiki gejala :
Menguap
Menelan atau mengunyah permen karet
Kasus yang parah telinga pesawat
mungkin perlu dirawat oleh dokter

Aerotitis
Jika aerotitis parah atau berlangsung lebih
dari beberapa jam, mungkin mengalami :
Nyeri berat
Tekanan di telinga mirip dengan yang di
bawah air
Gangguan pendengaran yang parah
Tinnitus
Vertigo
Muntah akibat vertigo
Perdarahan dari telinga

Aerotitis
Diagnosis :
Dengan otoscope terlihat memran
timpani bulging ke arah luar / dalam
Kondisi parah terlihat cairan di
membran timpani atau kumpulan
darah / cairan lain di blkg membran
timpani

Aerotitis
Pengobatan :

Untuk kontrol tuba eustachius tetap


berfungsi baik:
Dekongestan semprot hidung
Dekongestan oral
Antihistamin oral

Untuk mengurangi ketidaknyamanan gejala :


Obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen
(advil, motrin, dll) atau naproxen (aleve, dll)
Analgesik, seperti acetaminophen (tylenol, dll)

Bedah : miringotomi untuk mengeluarkan


cairan & seimbangkan tekanan

Aerotitis
Komplikasi jangka panjang terjadi
ketika kondisi serius atau
berkepanjangan atau jika ada
kerusakan pada struktur telinga
tengah atau dalam
Kehilangan pendengaran permanen
Tinnitus kronis

Você também pode gostar

  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Documento77 páginas
    Diare Pada Anak
    Sheila Amabel
    78% (9)
  • ANEMI
    ANEMI
    Documento7 páginas
    ANEMI
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Diare PD Anak
    Diare PD Anak
    Documento3 páginas
    Diare PD Anak
    pkm
    Ainda não há avaliações
  • NYERI POST OPERASI
    NYERI POST OPERASI
    Documento31 páginas
    NYERI POST OPERASI
    Ryan Zein
    Ainda não há avaliações
  • Lap Sus Igd 2des
    Lap Sus Igd 2des
    Documento15 páginas
    Lap Sus Igd 2des
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Anggita
    Anggita
    Documento4 páginas
    Anggita
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Luka Tembak
    Luka Tembak
    Documento24 páginas
    Luka Tembak
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Acute Pancreatitis
    Acute Pancreatitis
    Documento25 páginas
    Acute Pancreatitis
    Maulida Rachmani
    100% (1)
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Documento5 páginas
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Cataract
    Cataract
    Documento39 páginas
    Cataract
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Case 26nov Fix
    Case 26nov Fix
    Documento18 páginas
    Case 26nov Fix
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Presentasi Pengguguran Kandungan
    Presentasi Pengguguran Kandungan
    Documento77 páginas
    Presentasi Pengguguran Kandungan
    Rizki Yanies
    Ainda não há avaliações
  • Pankreatitis Benny
    Pankreatitis Benny
    Documento18 páginas
    Pankreatitis Benny
    Benny Wegah Nulis
    85% (13)
  • Lalat Rumah
    Lalat Rumah
    Documento1 página
    Lalat Rumah
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Traumatologi
    Traumatologi
    Documento28 páginas
    Traumatologi
    PhilipusHendryHartono
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento3 páginas
    Kata Pengantar
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    Documento21 páginas
    Kasus Poli Saraf Bell's Palsy
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Referat Gita DA
    Referat Gita DA
    Documento25 páginas
    Referat Gita DA
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    Documento13 páginas
    Buku Panduan Kepaniteraan Geriatri
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Vertigo
    Vertigo
    Documento24 páginas
    Vertigo
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Documento5 páginas
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento3 páginas
    Kata Pengantar
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Pendarahan Subarakhnoid
    Pendarahan Subarakhnoid
    Documento13 páginas
    Pendarahan Subarakhnoid
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Tinjauan Pustaka DBD
    Tinjauan Pustaka DBD
    Documento17 páginas
    Tinjauan Pustaka DBD
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • LM Dermatoterapi Ok
    LM Dermatoterapi Ok
    Documento11 páginas
    LM Dermatoterapi Ok
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • SOAL FORENSIK
    SOAL FORENSIK
    Documento29 páginas
    SOAL FORENSIK
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Go Clamidia
    Go Clamidia
    Documento8 páginas
    Go Clamidia
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Lembar Follow Up Post SC
    Lembar Follow Up Post SC
    Documento2 páginas
    Lembar Follow Up Post SC
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações
  • Andrew
    Andrew
    Documento181 páginas
    Andrew
    anggita tri lestari
    Ainda não há avaliações