Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Analisis Galat
INGAT!!!!!
Hasil penyelesaian numerik merupakan nilai
pendekatan dari penyelesaian analitis atau eksak
METODE
NUMERIK
perkiraan
R
E
T
U
P
M
KO
atau
DERET TAYLOR
Click to edit the outline text format
Definisi :
Second Outline Level
Andaikan f dan semua turunannya,
Third Outline Level
Fourth Outline
f,f,f, menerus di dalam selang
[a,b].
Level
Fifth Outline Level
Sixth x
Outline
Misalkan : xo[a,b], maka nilai-nilai
diLevel
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
sekitar xo dan x[a,b], f(x) dapat diperluas
Ninth Outline LevelClick to edit Master text
styles
(diekspansi) ke dalam deret
Taylor :
Second level
2
m
( x xo ) '
( x xo )Third
(
x
x
)
(m)
o
f ( x) f ( xo )
f ( x0 )
f '' ( xlevel
)
....
f
( xo ) ...
o
1!
2! Fourth level
m!
Fifth level
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
x
x 2
x 3
x n
n
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi )
f ' ' ( xi )
f ' ' ' ( xi )
..... f ( xi )
Rn
1!
2!
3!
n!
Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua turunan f terhadap
x diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat
dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yang terletak pada jarak x dari titik
xi .
f(x)
Order 2
Order 1
f(xi )
: fungsi di titik xi
f(xi+1 )
xi
xi+1
Rn
pemotongan
kesalahan
DERET TAYLOR
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi )
x
1!
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi )
x
x
f ' ' ( xi )
1!
2!
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 20x + 8,5. Dengan
menggunakan deret Taylor order nol, satu, dua dan tiga, perkirakan
fungsi tersebut pada titik x = 0,5 berdasar nilai fungsi pada titik x0 =
0.
Solusi:
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
f ( xi 1 ) f (0,5) f ( xi ) f ' ( xi )
x
1!
0,5 0
f (0) f ' (0)
1!
8,5 (6(0) 2 24(0) 20)(0,5)
8,5 10
1,5
KESALAHAN (ERROR)
Penyelesaian secara numeris memberikan nilai perkiraan yang
mendekati nilai eksak (yang benar), artinya dalam penyelesaian
numeris terdapat kesalahan terhadap nilai eksak.
Terdapat tiga macam kesalahan:
1. Kesalahan bawaan: merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau
kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum
fisik dari data yang diukur.
2. Kesalahan pembulatan: terjadi karena tidak diperhitungkannya
beberapa angka terakhir dari suatu bilangan, artinya nilai
perkiraan digunakan untuk menggantikan bilangan eksak.
contoh, nilai:
8632574
dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926
dapat dibulatkan menjadi 3,14
GALAT PEMBULATAN
Perhitungan dgn metode numerik
hampir selalu menggunakan bilangan
riil. Masalah timbul bila komputasi
numerik dikerjakan dengan komputer
karena semua bilangan riil tdk dapat
disajikan secara tepat di dlm
komputer. Keterbatas an komputer
dlm menyajikan bilangan riil
menghasilkan galat yg disebut galat
pembulatan.
Contoh :
1/6 = 0,16666666, kalau 6 digit
komputer hanya menuliskan
0,166667.
Galat pembulatannya = 1/6
0,166667 =
-0,00000033.
Kebanyakan komputer digital
mempunyai dua cara penyajian
bilangan riil, yaitu :
(a). Bilangan titik tetap (fixed point)
ANGKA BENA
Adalah angka bermakna, angka penting
atau angka yg dapat digunakan dgn pasti.
Contoh :
43.123 memiliki 5 angka bena
(4,3,1,2,3)
0,1764 memiliki 4 angka bena (1,7,6,4)
0,0000012 memiliki 2 angka bena (1,2)
278.300 memiliki 6 angka bena
(2,7,8,3,0,0)
0,0090 memiliki 2 angka bena (9,0)
GALAT TOTAL
Click to edit
the outline
text format
Galat akhir atau galat total
pada
solusi
Second Outline Level
numerik merupakan jumlah
galat
Third Outline Level
pemotongan dan galat pembulatan.
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Contoh :
Sixth Outline Level
(0,2)
(0,2)
Cos (0,2) 1
0,9800667
Second
2
24level
Third level
Galat
pemotongan
KESALAHAN (ERROR)
3. Kesalahan pemotongan: terjadi karena tidak dilakukan
hitungan sesuai dengan prosedur matematik yang benar.
Sebagai contoh suatu proses tak berhingga diganti dengan
proses berhingga.
Contoh fungsi dalam matematika yang dapat direpresentasikan
dalam bentuk deret tak terhingga yaitu:
2
3
4
x
x
x
ex 1 x
..........
2!
3!
4!
Maka :
x2
x4
x6
x8
x10
f ( x ) cos( x ) 1
......
2!
4!
6!
8! 10!
Galat pemotongan :
( x xo ) ( n 1)
Rn ( x)
f
(n 1)!
(c )
Second level
Fifth level
Second level
Kesalahan Absolut
sebagai
Pada kesalahan
absolut,tidak
menunjukkan besarnya
tingkat kesalahan
Ee
p
Kesalahan Relatif
terhadap nilai eksak
Kesalahan relatif sering diberikan dalam bentuk persen.
Ee
100%
p
Ea
100%
p
dengan:
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* : nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap
nilai perkiraan (approximate value).
dengan:
p*n: nilai perkiraan pada iterasi ke n
p*n:1nilai perkiraan pada iterasi ke n + 1