Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DEFINISI
Penyakit
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, insidensi tetanus telah berhasil
diturunkan sejak pertengahan tahun 1940, sejalan
degan penggunaan imunisasi tetanus secara
luas. Pelaporan kasus pada tahun 1981 1991
oleh CDC di Amerika menunjukkan bahwa angka
kematian pasien dengan tetanus hanya sekitar
40%. Dari tahun 1991 -1994 telah dilaporkan
bahwa 60% pasien berusia 20 -59 tahun dan 35%
>60tahun
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Tetanospasmin
neurotoksin
potensial yang
menyebabkan
penyakit
Tetanospasmin ini mempengaruhi pembentukan dan
pengeluaran neurotransmiter glisin dan GABA
pada terminal inhibisi daerah presinaps sehingga
pelepasan neurotransmiter inhibisi dihambat dan
menyebabkan relaksasi otot terhambat
KLASIFIKASI
Menurut abletts, kriteria tetanus ini dibagi menjadi 3 tingkatan,
yaitu :
IIIa.
(berat) : kasus dengan spastisitas berat disertai
spasme berat
KLASIFIKASI
Modifikasi abletts :
I : trismus ringan dan sedang dengan kekakuan umum. Tidak disertaia
dengan kejang, gangguan respirasi dengan sedikit atau tanpa gangguan
menelan
II : trismus sedang, kaku disertai spasme kejang ringan sampai sedang
yang berlangsung singkat disertai disfagia ringan dan takipnea > 30 35 x/
menit
III : trismus berat, kekakuan umum, spasme dan kejang spontan yang
berlangsung lama. Gangguan pernapasan dengan takipnea > 40 x/menit,
kadang apnea, disfagioa berat dan takikardia > 120x/menit. Terdapat
peningkatan aktivitas saraf otonom yang moderat dan menetap.
IV : gambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat dimana
dijumpai hipertensi berat dengan takikardi berselang dengan hipotensi
relatif dan bradikardia atau hipertensi diastolik yang berat dan menetap
(tekanan diastolik >110 mmHg) atau hipotensi sistolik yang menetap
(tekanan sistolik <90 mmHg). Dikenal juga dengan autonomic storm
KLASIFIKASI
patel dan joag membagi penyakit tetanus ini dalam tingkatan
dengan berdasarkan gejala klinis yang dibaginya dalam 5
kriteria :
Kriteria 1 : rahang kaku, spasme terbatas, disfagia, dan
kekakuan otot tulang belakang
Kriteria 2 : spasme saja tanpa melihat frekuensi dan
derajatnya
Kriteria 3 : inkubasi antara 7 hari atau kurang
Kriteria 4 : waktu onset adalah 48 jam atau kurang
Kriteria 5 : kenaikan suhu rektal sampai 100 0 farenheit dan
aksila sampai 990 farenheit
KLASIFIKASI
tingkatan penyakit tetanus :
Tingkat I
: Ringan, minimal 1 kriteria ( K1 / K2 ) mortalitas o %
Tingkat II
: Sedang, minimal 2 kriteria ( K1& K2) dengan masa
inkubasi lebih dari 7
Patogenesa
Sanberg dkk
Gejala Klinis
8.
9.
4 bentuk Tetanus
1. Tetanus lokal
2. Tetanus sefalik
3. Tetanus Umum
4. Tetanus neonatorum
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Terapi Tetanus
Prinsip Terapi
Terapi Umum
Terapi khusus
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Fraktur
Fraktur pada tulang vertebra atau tulang
panjang bisa terjadi karena kontraksi yang
berlebih atau kejang yang kuat.
Hiperaktifitas sistem saraf otonomik
Efek samping yang terjadi pada keadaan
ini adalah dengan meningkatnya tekanan
darah (hipertensi) dan denyut jantung
yang tidak normal.
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomial sering terjadi karena perawatan di
rumah sakit yang lama.
Infeksi sekunder
Infeksi sekunder dapat berupa sepsis akibat
pemasangan kateter, hospital-acquired pneumonias
dan ulkus dekubitus.
Hypoxic injury, aspirasi pneumonia dan emboli
paru
Emboli paru adalah masalah yang sering ditemukan
pada pasien lanjut usia dan pasien dengan
penggunaan obat-obatan. Aspirasi pneumonia adalah
komplikasi lanjut pada tetanus dan sering ditemukan
pada 50 -70% pasien yang diotopsi.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung:
Interval Inkubasi yang pendek
Onset kejang yang dini (early onset)
usia
gizi yang buruk
penanganan terhadap komplikasi
Penanganan yang lambat
Apabila terdapat lesi di kepala dan muka yang
terkontaminasi
Tetanus neonatorum