Você está na página 1de 45

PERDARAHAN UTERUS

ABNORMAL

Ulfa Rahmadanti Setiawan


12100116243
Konsulen :
dr. Rizky Safaat Nurahim, Sp.OG

DEFINISI
Perdarahan uterus abnormal
meliputi semua kelainan haid baik
dalam jumlah maupun lamanya.
Manifestasi klinisnya dapat berupa
perdarahan banyak, sedikit, siklus
haid memanjang, atau tidak
beraturan.1

TERMINOLOGI

EPIDEMIOLOGI

semua usia
10-30% : usia reproduktif
50% : perimenopause
jarang terjadi pada wanita
usia prepubertas dan
menopause.2

FAKTOR RESIKO

Usia
Status Reproduksi2

ETIOLOGI
Penyebab PUA berdasarkan klasifikasi FIGO dibagi
berdasarkan penyebab kelainan struktural pada uterus
(kelainan yang dapat dinilai melalui pencitraan atau
pemeriksaan histopatologi) dan kelainan nonstruktural. 4
Klasifikasi
PUA (FIGO)

PALM

COEIN

Polip

Adenomiosis

Coagulopath
y

Ovulatory
dysfunction

Leiomioma

Malignancy
and
Hyperplasia

Endometrial

Iatrogenik

Not yet
classified

Polyp (AUB-P)
Polip

Gejala

Diagno
sis

Polip merupakan istilah yang sering digunakan untuk


mendeskripsikan masa jaringan yang menonjol keluar atau atas
pada jaringan normal.Bersifat jinak.
Polip endometrium dan polip endocervical berperan dalam
penyebab PUA.

Perdarahan banyak diluar siklus


Bercak darah pada menopasue

USG
Histeroskopi

Adenomyosis (AUB-A)
Adenomio
sis
Gejala

Diagnositi
k

Merupakan invasi endometrium


ke dalam lapisan miometrium
Nyeri haid, nyeri saat senggama,
nyeri menjelang atau sesudah
haid, nyeri saat buang air besar
atau nyeri pelvik kronik

USG
Histopatologi
MRI

Leiomyoma (AUB-L)
Leiomioma
Neoplasma jinak otot polos yang berasal dari myometrium
Gejala
Perdarahan
Penekanan terhadap organ sekitar uterus atau terdapan
benjolan pada dinding abdomen
Nyeri tekan
Diagnosis
USG

Malignancy And Hyperplasia


(AUB-M)
Kanker endometrium, merupakan keganasan yang
paling sering. Selain itu kanker serviks harus
dipertimbangkan menjadi penyebab PUA, sedangkan
kanker ovarium jarang menyebabkan PUA
PUA-M

Pertumbuhan
hiperplastik
atau
pertumbuhan
ganas dari
lapisan
endometrium

Gejala
Perdarahan
post
menopause

Perdarahan
ireguler saat
sebelum
menopause

Diagno
sis
Histopatologi

Coagulopathy (AUB-C)
Terminologi koagulopati digunakan
untuk kelainan hemostasis sistemik
yang terkait dengan PUA.
Tiga belas persen perempuan dengan
perdarahan menstruasi banyak
memiliki kelainan hemostasis sistemik,
dan yang paling sering ditemukan
adalah penyakit von willebrand.5

Ovulatory Dysfunction (AUB-O)


Gangguan
ovulasi
merupakan
salah
satu
penyebab
PUA
dengan
manifestasi
klinik
perdarahan yang sulit diramalkan dengan jumlah
darah yang bervariasi
Gejala bervariasi
mulai dari amenorea,
perdarahan ringan dan jarang, hingga perdarahan
menstruasi banyak.
Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom
ovarium polikistik (SOPK), hiperprolaktinemia,
hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan,
anoreksia, atau olahraga yang berat.5

Endometrial (AUB-E)
Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada
siklus menstruasi yang teratur. Penyebab
perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostasis lokal endometrium.
kekurangan produksi vasoconstriktor lokal
seperti endotelin-1 dan prostaglandin F2,
dan/atau percepatan lisisnya endometrium dlot
karena
produksi
berlebihan
aktivator
plasminogen, dikarenakan peningkatan produksi
lokal zat yang menyebabkan vasodilatasi,
seperti prostaglandin E2 dan prostasiklin (I2).

Iatrogenic (AUB-I)
berhubungan
dengan
penggunaan
estrogen,
progestin,
atau
AKDR.
Penggunaan obat atau alat medis dapat
langsung mempengaruhi endometrium,
mengganggu mekanisme hemostasis lokal
endometrium,
atau
mempengaruhi
ovulasi.
Perdarahan endometrium di luar jadwal
yang terjadi akibat penggunaan estrogen
atau progrestin dimasukkan dalam istilah
perdarahan
sela
atau
breakthrough
bleeding (BTB).

Not Yet Classified (AUB-N)


Kategori not yet classified dibuat untuk
penyebab lain yang jarang atau yang
susah untuk digolongkan ke dalam
kategori lainnya.
Termasuk di dalamnya yakni beberapa
keadaan lain pada endometrium seperti
endometritis kronik atau malformasi
ateri vena, endometrial psudoaneurism,
dan myometrial hypertrophy.

KLASIFIKASI
AKUT
perdarahan menstruasi yang banyak sehingga perlu dilakukan
penanganan lebih cepat untuk mencegah kehilangan darah.

Kronis
perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi
ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang cepat

Perdarahan Tengah (Intramenstrual Bleeding)


merupakan perdarahan yang terjadi diantara menstruasi
yang siklik dan terprediksi. Dapat terjadi kapan saja atau
terjadi di waktu yang sama setiap siklus

PATOFISIOLOGI

GEJALA

Pola
Perdarah
an

wanita usia 20-40 tahun


dan multipara.
disebabkan oleh cervical
eversion.
Penyebab lainnya yaitu
polip endocervical,
cervicitis (chlamidia
trachomatis), polip
endometrium, dan
keganasan.

Postcoital
Bleeding

Disebabkan oleh
pengaruh prostaglandin
pada menorhagia dan
dismenorhea, yang
menimbulkan nyeri
seperti kram (painful
cramping). 2

Pelvic
Pain

DIAGNOSIS
Anamnesis
menentukan penyebab dari PUA
menetukan pilihan terapi
membedakan perdarahan anovulatory atau ovulatory.
Ovulatory AUB biasanya regular, serta berhubungan
dengan premenstrual syndrome dan dysmenorhea.
Anovulatory AUB biasanya terjadi pada sesaat sebelum
menarche dan perimenopause. Perdarahan biasanya
iregular, berat, dan memanjang, berhubungan hiperplasia
endometrium dan kanker. 7
Sumber perdarahan lain seperti saluran pencernaan dan
urinasi harus diekslusi.
Wanita pada usia reproduksi harus dicurigai hamil. 8

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Laboraturium
Hematologi rutin
Beta-HCG
paltelete count, prothrombin time, dan
partial thromboplastin time
Tes fungsi Liver
Tes fungsi tiroid
FSH, LH, testosterone,
dyhydroepiandrosterone-sulfate levels,
dan 17-hydroxyprogesterone

Pencitraan
Ultrasound
a.Transvaginal sonography
Menilai keabnormalan anatomis pada
uterus dan endometrium, serta kondisi
patologi pada miometrium, serviks, tuba
, dan ovarium

b. Saline Infusion sonohysterography


TVS untuk menegakan diagnosa patologi
intrauterin.
Pada kasus polip uterus dan fibroid , SIS dapat
digunakan untuk menentukan lokasi dan
hubungan dengan rongga uterus.
Hasil pemeriksaan akan memperlihatkan
masa-masa yang berhubungan denagan PUA
seperti
polip
endometrium,
mioma
submukosal, dan intracavitary blood clots. 2,7

MRI
Untuk menentukan lokasi pasti fibroid untuk rencana
operasi dam terapi embolisasi untuk fibroid. Bisa juga
menilai endometrium saat TVS dan tidak bisa dilakukan
( dikarenakan ada kelainan anomali).
Histeroskopi
Keuntungan histeroskopi adalah untuk mendeteksi lesi
intracavity seperti leiomyoma atau polip yang mungkin
saja tidak terlihat oleh TVS atau endometrial sampling

PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya tujuan
penatalaksanaan PUA ialah:
1. Perbaikan keadaan umum
2. Penghentian perdarahan
3. Mengembalikan keseimbangan
fungsi hormon reproduksi

Medika Mentosa

Hormonal
1. Combined Hormonal Contraceptive
. CHCs terdiri dari kontrasepsi pil oral, patch
kontrasepsi, dan vaginal ring
. Komponen progesterone akan mensupresi ovulasi
dan inhibisi steroidogenesis ovarium untuk
membuat endometrium menjadi athrofi, sementara
estrogen akan menyokong endometrium untuk
mengurangi kemungkinan perdarahan.7,9

Diberikan dalam bentuk pil KB, dengan dosis :


2x1 tablet selama 5-7 hari kemudian dilanjutkan
dengan dosis 1x1 selama 3-6 siklus, atau
4x1 tablet selama 4 hari, dilanjutkan dengan 3x1
tablet selama 3 hari, 2x1 tablet selama 2 hari,
dan 1x1 tablet selama 3 minggu, kemudian
berhenti 1 minggu lalu dilanjutkan 1x1 tablet
selama 3 siklus.

Hormonal
2. Estrogen
Estrogen dapat diberikan secara IV atau oral,
namun sediaan IV jarang terdapat di
Indonesia. Untuk estrogen oral dapat diberikan
estrogen 1,25 mg atau 17 beta estradiol 2mg
setiap 6 jam selama 24 jam, kemudian setelah
perdarahan berhenti diberikan pil kombinasi. 9

Hormonal
3. Progestin
keuntungan oral progestin adalah melindungi endometriumdari
efek estrogen yang tidak terlawan. Diberikan selama 14 hari
kemudian berhenti selama 14 hari dan diulang selama 3 bulan,
sediaan progestin:
- Medroksi Progesteron Asetat (MPA); 2x10 mg
- Noretisteron Asetat : 2x5 mg
- Didrogesteron : 2x10 mg
- Normegestrol asetat : 2x5 mg
Progestin injeksi seperti depot medroksiprogesteron asetat, sering
diguanakan untuk menangani perdarahan menstruasi yang hebat.
DMPA mensupresi ovulasi dan steroidogenesis ovarium,
menurunkan stimulasi endometrium yang dipengaruhi oleh
estrogen dan menyebabkan atofi endometrium. 2,9

Hormonal
4. Danazol
Danazol menginduksi atrofi endometrium dengan menginhibisi
steroidogenesis ovariummelalui supresi pituitary-ovarian axis.
Diberikan 100-400 mg/hari.2
5. Gonadotropin Releasing Hormone Agonist
GnRH agonist menginduksi kondisi hipogonadal yang reversible.
Atrofi endometrium dan amenorrhea biasanya akan tercapai pada
wanita premenopaus dalam 3-4 minggu. 2

Non-hormonal
1. NSAID
mendukung vasokontriksi uterine.

2,9

2. Antifibrolitik
Asam
tranexamat
merupakan
agen
antifibrinolitik (atau plasminogen activator
inhibitor) yang secara reversible mengikat
plasminogen untuk menurunkan degradasi
tanpa mengubah parameter koagulasi darah

Pembedahan
1. Dilatasi dan Kuretase
Jarang
digunakan
untuk
pengobatan
jangka
panjang,
karena efeknya hanya sementara.2
2.
Endometrial
Destructive
Procedures
menghancurkan atau memotong
endometrium.

Pembedahan
3. Histerektomi
Menghilangkan
uterus
merupakan
treatment yang paling efektif untuk
perdarahan. Kekurangan histerektomi
adalah komplikasi intraoperative dan
postoperative lebih sering dan parah,
selain itu waktu operasi, perawatan, dan
biaya yang harus dikeluarkan lebih
banyak. 2

Terapi Spesifik

KOMPLIKASI
Iron deficiency anemia
Endometrial adenocarcinoma.
infertilitasberhubungan
dengan anovulasi kronis

PROGNOSIS
Respon terhadap terapi sangat
individual dan tidak mudah diprediksi.
Keberhasilan dari terapi tergantung pada
kondisi fisik pasien dan usia Beberapa
wanita, khususnya usia remaja biasanya
angka keberhasilan penanganan dengan
hormon cukup besar (terutama dengan oral
kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan praktis klinis obstetric dan ginekologi. Dep/SMF Obstetri dan Ginekologi FK
Unpad RSHS. Bandung. 2015
2. Cunningham, F. Gary, et all. 2008. Williams Gynecology. New York: Mc Graw Hill Medical.
3. Callahan MD MPP, Tamara L. 2013. Blueprints Obstetrics & Gynecology, Boston: Blackwell
Publishing.page; 234-237
4. M.G. Munro et al. / International Journal of Gynecology and Obstetrics 113 (2011) 313
5. L. Whitaker, H.O.D. Critchley / Best Practice & Research Clinical Obstetrics and
Gynaecology 34 (2016) 54-65
6. American Society for Reproductive Medicine. 2012. Abnormal uterine Bleeding : Guide for
patients. Brimingham.
7. Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada .2013. Abnormal Uterine Bleeding
in Pre-menopausal Women.Canada. Journal of obstetricians and gynecologist of Canada
Volume 35, Number 5.
8. Fortner KB, et al. John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics. Edisi III. Lippicot
William and Wilkins. USA. 2007. Hal 417-424.
9. Rifki Muhamad, dkk. Profil Perdarahan Uterus Abnormal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode 1 Januari 2013 31 Desember 2014. Jurnal e-clinic ,volume 4, nomor 1.
10.Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 1999.

Você também pode gostar