Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Keanekaragaman Hayati
D. Dampak Aktifitas Manusia Terhadap
Keanekaragaman Hayati
E. Konservasi Keanekaragaman Hayati
F. Mempelajari Keanekaragaman Hayati dengan
Klarisifikasi
Disusun oleh.
Dampak
Dampak
Dampak Positif
Penghijauan/reboisasi
Dampak Negatif
A. Perusakan Habitat
B. Pencemaran Ekosistem
(Penggunaan pestisida)
(Penebanagan Hutan secara liar)
(ILLEGAL LOGGING)
(Pembuangan Limbah)
Keanekaragaman Hayati disebut juga sumber daya alam hayati karena merupakan
potensi alam dapat dikembangkan untuk proses produksi. Konservasi Keanekaragaman
hayati adalah upaya yang dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati tersebut.
Berkurangnya keanekaragaman hayati perlu diantisipasi dengan cermat. Perlu upaya
untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada. Jika mungkin anda
harus dapat mengembalikan keanekaragaman hayati ke kondisi semula. Menjaga
kelestarian keanekaragaman hayati bukan berarti tidak boleh memanfaatkannya. Perlu
sebuah cara agar kita dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati tanpa merusak
keanekaragaman hayati.
Berikut akan dijelaskan cara-cara pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman
hayati.
Konservasi
Pemanfaatan
Pelestarian
b. Pelestarian
Keanekaragaman Hayati
dengan Perlindungan
Cara ini dilakukan terhadap sumber daya alam hayati yang diperkirakan persediaan
bahan dasarnya cendrung menyusut atau hampir habis. Melalui cara ini, unsur abiotik juga
dilindungi. Perlindungan dilakukan secara terpadu yang melibatkan unsur-unsur terkait,
misalnya lembaga yang mengeluarkan peraturanya
Perlidungan Alam
Perlidungan alam adalah usaha-usaha untuk menjaga kelestarian flora, fauna, tanah
dan air. Pelestarian sumber daya alam hayati dilaksanakan secara terpadu dan melibatkan
berbagai pihak, seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Usaha pelestarian ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya sebagai berikut.
1)
2)
Penangkaran Hewan
Penangkaran Buaya
Perlindungan Kukus
Sampai saat ini, Dalam Tingkatan Klasifikasi mahkluk hidup, terbagi atas :
A. Kingdom (Kerajaan) atau Regnum (dunia)
B. Phylum untuk hewan dan Divisio untuk Tumbuhan
C. Classis(kelas)
D. Ordo(bangsa)
E. Familia(suku)
F. Genus(marga)
G. Spesies(jenis)
Setiap kelompok yang terbentuk dari hasil klasifikasi makhluk hidup, disebut
Takson. Lahirlah istilah taksonomi (takson = kelompok, nomos = hukum), atau
juga disebut sistematika (susunan dalam suatu system). Berdasarkan uraian diatas
dapat ditafsirkan, bahwa para ilmuwan mengelompokan makhluk hidup
berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan baik morfologi, fisiologi, dan
anatominya.
a.
3.Tahapan dalam
Klasifikasi
Pencanderaan
makhluk hidup,dengn melakukan identifikasi makhluk
Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan
diletakkan dalam tanda kurung.
Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan
mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan
dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa
(Rafflesia arnoldi). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan
ukuran bunga yang lebih kecil
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu
dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti
satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang
menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk
jamaknya "sspp." atau "subspp."
Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens
berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan
spesies ini".
Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
Tata nama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".