Você está na página 1de 30

PRESENTASI KASUS

SINDROM NEFROTIK
Chelsea Vidia Sanjaya (20110310038)
DATA MEDIS
IDENTITAS
Nama : An. WS
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 12 tahun
Alamat : Dukuh 21/5 ds. Plumbon kc. Suruh
Agama : Islam
Tanggal Periksa : 22 Desember 2016 (10.00 WIB)

KELUHAN UTAMA
Kontrol dan pengobatan rutin
DATA MEDIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli anak RSUD Salatiga untuk kontrol
dan pengobatan rutin.
Pasien merupakan pasien Sindroma Nefrotik sejak
februari tahun 2013 silam.
Pasien mengatakan bahwa kondisinya telah stabil
disebabkan selalu rutin minum obat.
Bila pasien telat minum obat maka seluruh badan pasien
akan bengkak.
Saat ini pasien dalam kondisi stabil dan mampu
menjalankan aktivitasnya seperti biasa tanpa adanya
hambatan.
DATA MEDIS
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
An. WS didiagnosis sindroma nefrotik 4 tahun yang lalu.
Awal mula periksa di RSUD adalah An. WS merasakan
nyeri perut bagian atas sudah 3 hari sebelum masuk RS.
Nyeri perut dirasakan sudah kambuh-kambuhan sejak
berbulan-bulan sebelumnya.
Pasien juga mengatakan kadang matanya bengkak dan
saat diperiksaan di puskesmas tekanan darahnya tinggi.
Pasien tidak pernah mengeluhkan BAB maupun BAK nya
bermasalah.
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat rawat inap sebelum tahun 2013 tersebut
disangkal. Riwayat penyakit kronis lain disangkal.
7 Feb 2013
Nyeri perut atas 3 hari, hipertensi Rawat inap
4 Maret 2013
Hasil pemeriksaan urin normal Prednisone
April 2013
Px urin normal Prednisone
22 April 2013
Px urin normal
29 Nov 2013
Bengkak di kedua mata, BAK jernih
30 Nov 2013
Protein +3 Furosemid 1x10 mg
3 Des 2013
Protein urin +3 prednisone 5-4-3
26 Feb 2014
Protein (-) Prednisone 3-3-1
19 Jun 2014
Bengkak di mata
27 Jun 2014
Bengkak di mara MP 6-4-3
Maret 2016
Protein +3 MP 8 mg 2-2-1
Mei 2016
Protein +2
Jun 2016
Protein +3
Jul 2016
Protein +2 MP 8 mg 3-3-2
Nov 2016
Protein +3 MP 8 mg 4-3-3
Des 2016
Protein +3
DATA MEDIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pada riwayat keluarga, tidak terdapat adanya
keluhan yang sama. Riwayat alergi disangkal.
Riwayat penyakit kronis disangkal.
DATA MEDIS
RIWAYAT PERSONAL SOSIAL
Aktivitas pasien sehari-hari bersekolah dan bermain
bersama teman-teman. Aktivitas baik dan tidak ada
gangguan yang berarti.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran : Saat hamil ibu
pasien rutin ANC ke bidan. Selama masa kehamilan pasien
tidak pernah mengalami keluhan yan serius. Pasien lahir
spontan, usia kehamilan cukup, dengan presentas kepala.
Riwayat Nutrisi : Makan minum baik, suka jajan di luar
rumah.
Riwayat Imunisasi : HepB, BCG, Polio, DPT, HiB, Campak.
DATA MEDIS
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis

Vital Sign
Tekanan Darah : 140/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Frekuensi Napas: 20 x/menit
Suhu : 360C

BB : 34,9 kg
TB : 141 cm
IMT : 17,6 Status Gizi (IMT/U): Normal
DATA MEDIS

Kepala : Mesosephal, ubun-ubun menonjol(-),


ubun-ubun cekung (-), tanda trauma(-)
Mata : edema (-), simetris, anemis(-), ikterik (-),
mata cowong (+).
Hidung : sekter (-), cuping hidung (-)
Mulut : mulut kring (-), merah (+), sianosis (-)
Telinga : nyeri tekan (-), sekret (-), serumen (-).
Leher : kaku leher (-), limfadenopati (-)
DATA MEDIS
Paru :
Inspeksi Simetris, tidak terdapat ketertinggalan gerak, retraksi (-)
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi Sonor (+)
Auskultasi vesikuler (+)/(+), ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)

Cor :
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi Iktus kordis teraba di SIC 4

Perkusi Tidak terdapat pembesaran jantung

Auskultasi S1 S2 regular, tidak terdapat bising jantung.

Abdomen :
Auskultasi BU normal

Inspeksi Distended (-), tanda-tanda inflamasi (-).


Palpasi Nyeri tekan (-), tidak teraba organomegali, turgor baik(kembali cepat)

Perkusi Suara timpani

Eksremitas : Akral hangat , CRT 2 detik.


DATA MEDIS
DIAGNOSIS
SN Relaps
ISK
DATA MEDIS
PENATALAKSANAAN
Methylprednisolone 8 mg (4-3-3)
Captopril 2x10 mg
Cefixime 2x100 mg
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
Insidens SN pada anak dalam kepustakaan di Amerika
Serikat dan Inggris adalah 2-4 kasus baru per 100.000 anak
per tahun.
Di negara berkembang insidensnya lebih tinggi. Di Indonesia
dilaporkan 6 per 100.000 per tahun.
Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1.

Etiologi:
Sindrom nefrotik idiopatik pada anak, sebagian
besar (80-90%) mempunyai gambaran patologi
anatomi berupa kelainan minimal (SNKM).
Gambaran patologi anatomi lainnya adalah :
1.glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS) 7-8%
2.mesangial proliferatif difus (MPD) 1,9 2,3%
3.Glomerulonefritis membranoproliferatif (GNMP)
6,2%,
4.nefropati membranosa (GNM) 1,3%.

.Pada pengobatan kortikosteroid inisial, sebagian


besar SNKM (94%) mengalami remisi total
(responsif),
.sedangkan pada GSFS 80-85% tidak responsif
is
nes
oge
t
Pa
Batasan
Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3
hari berturut turut dalam 1 minggu

Relaps : proteinuria 2+ (proteinuria 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-


turut dalam 1 minggu

Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun pengamatan

Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi 2 kali dalam 6 bulan


pertama setelah respons awal atau 4 kali dalam periode 1 tahun

Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan atau
dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi 2 kali
berturut-turut

Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis


penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.
Gejala Klinis
Gambaran klinik
Pasien SN biasanya datang dengan edema palpebra atau
pretibia.
Bila lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan edema
skrotum.
Kadang-kadang disertai oliguria dan gejala infeksi, nafsu
makan berkurang, dan diare. Bila disertai sakit perut hati-
hati terhadap kemungkinan terjadinya peritonitis.

Pada pemeriksaan fisik harus disertai pemeriksaan berat


badan, tinggi badan, lingkar perut, dan tekanan darah.
Dalam laporan ISKDC (International study of kidney diseases
in children), pada SNKM ditemukan 22% dengan hematuria
mikroskopik, 15-20% disertai hipertensi, dan 32% dengan
peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah yang bersifat
Komplikasi
Tromboemboli, infeksi, hiperlipidemia, hipokalsemia, hipovolemia, gagal ginjal akut,
anemia dan pertumbuhan abnormal.

Prognosis:
SNKM: 4-5% menjadi gagal ginjal terminal pada pengamatan selama 20 tahun. GSFS:
25% menjadi gagal ginjal terminal dalam 5 tahun.
SN primer (SNKM) /kortikosteroid responsif umumnya baik.
Pada kortikosteroid non responsif prognosis kurang baik, mortalitas pada jenis GSFS
50% 16 tahun setelah diketahui, pada GNMP 50% 11 tahun setelah diketahui. SN
sekunder tergantung penyakit primer.
Pengobatan Kortikosteroid

Prednison FD:60 mg/m2LPB/hr


Prednison AD:40 mg/m2LPB/hr

4 minggu I 4 minggu II 4 minggu III

Remisi (+) Remisi (+) Remisi (-): Resisten Steroid

Prednison FD inisial 2/3 dosis inisial

Gambar 1. Pengobatan Kortikosteroid pada Pasien Baru


Prednison FD:60 mg/m2LPB/hr
Prednison AD:40 mg/m2LPB/hr

Remisi

FD* AD

* 4 minggu remisi langsung AD

Gambar 2. Pengobatan Sindroma Nefrotik Relaps


Pred +
CPA
Puls AD 6 bulan Tap Of

6 bulan

Pred +
CPA
Oral
AD 6 bulan Tap Of

3-6 bulan

CPA Pulse : 500 mg/m2/bulan

Prednison : 40 mg/m2/hari (1x pagi hari)

Tapering of : 1 mg/kgBB/hari (1 bulan) 0,5 mg/kgBB/hari (1 bulan)

Gambar 4. Skema Pengobatan SN Resisten Steroid


Analisis Kasus
Keluhan (-)
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

SINDROM NEFROTIK RELAPS


PENATALAKSANAAN

Pada kasus, proteinuria masih +3, maka terapi


kortikosteroid dosis penuh tetap dilanjutkan sampai remisi
(maksimal 4 minggu pengobatan), apabila selama 4 minggu
remisi (+), terapi kortikosteroidnya dilanjutkan dengan dosis
alternating atau apabila remisi (-), os dapat didiagnosis
sindrom nefrotik resisten steroid dan harus diterapi dengan
imunosupresif lain.

Você também pode gostar