Você está na página 1de 55

LAPORAN KASUS

PRECEPTOR :
DR. SOFWAN S RAHMAN, SP.KK

DISUSUN OLEH:
Felina Elinda

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R.SYAMSUDIN, SH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
SUKABUMI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MD
Usia : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Selabintana
Suku: Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan: Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Marital : belum menikah
Tanggal Pemeriksaan : 04-02-2013
Anamnesis
(Autoanamnesis)
Keluhan Utama
Rambut rontok sejak 1,5 tahun yang lalu

Keluhan Tambahan
Kadang terasa gatal jika berkeringat
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD
R.Syamsudin Sukabumi dengan keluhan rambut
rontok sejak 1,5 tahun SMRS. Awalnya pasien
menganggap kerontokan yang terjadi pada pasien
hanya kerontokan yang biasa, tetapi lama
kelamaan pada daerah kepala tengah menjadi
botak dan kebotakan hanya dialami pada daerah
tengah saja tidak ada kebotakan ditempat lain.
Selain mengeluh rambut rontok, pasien juga
mengeluh kadang terasa gatal pada daerah yang
mengalami kebotakan ketika pasien beraktivitas
diluar ruangan.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien belum pernah mengalami keluhan
yang sama sebelumnya
- Riwyat HT (-), DM (-), Asma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Dikeluarga tidak ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Alergi
- Alergi obat- obatan dan makanan disangkal
Riwayat Pengobatan
- 2 bulan sebelum berobat ke poliklinik
pasien sempat berobat dikampung
halaman pasien yaitu di salah satu RS
dilamongan. Kemudian pasien diberikan
salep dan diberikan obat suntik (pasien
lupa nama obatnya) tetapi belum ada
perbaikan dan dokter menyarankan
untuk melanjutkan pengobatan ditempat
pasien akan bekerja.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : composmentis

Tanda Vital
- Tekanan darah : tidak ada kelainan
- Nadi : tidak ada kelainan
- Suhu : tidak ada kelainan
- Pernapasan :tidak ada kelainan
Status Generalisata

Kepala :
Rambut : tidak ada kelainan
Mata : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Mulut : tidak ada kelainan
Leher
KGB: tidak ada kelainan
Kelenjar tiroid tidak ada kelainan
Thoraks : tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan

Ekstremitas : tidak ada kelainan


Status Dermatologis
Ad regio Temporal dekstra

Distribusi Regional

Efluroesensi Tampak bercak kebotakan berbatas tegas


pada kulit kepala regio temporal dan pada
tepi daerah yang botak tampak rambut
yang terputus.
Resume
Anamnesis
Seorang laki-laki 25 tahun

Keluhan rambut rontok sejak 1,5 tahun SMRS

Awalnya pasien menganggap kerontokan yang terjadi pada


pasien hanya kerontokan yang biasa

Tetapi lama kelamaan pada daerah kepala samping kanan


menjadi botak dan kebotakan hanya dialami pada daerah
samping kanan saja tidak ada kebotakan ditempat lain.

Selain mengeluh rambut rontok, pasien juga mengeluh kadang


terasa gatal pada daerah yang mengalami kebotakan ketika
pasien beraktivitas diluar ruangan.
Pemeriksaan Fisik (Status Dermatologis)

Ad regio Temporal dekstra

Distribusi Regional

Efluroesensi Tampak bercak kebotakan berbatas tegas pada kulit


kepala regio temporal dan pada tepi daerah yang botak
tampak rambut yang terputus.
Diagnosis kerja : Alopesia Areata

Diagnosis Banding : Tinea Kapitis


Effluvium Telogen
Lupus eritematous
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Kortikosteroid topikal 2x1

Triamnisolon asetonid injeksi

Non-Medikamentosa
Hindari stress yang dapat
mempengaruhi kerontokan rambut
Menjaga kebersihan rambut dan kulit
kepala
Prognosis

Quo ad vitam : ad
bonam
Quo ad fungsionam : ad
bonam
Quo ad sanactionam : ad
bonam
Tinjauan Pustaka

Alopesia Areata
Rambut
Salah satu adneksa kulit yang terdapat
di seluruh tubuh kecuali telapak tangan,
telapak kaki, kuku dan bibir.
Jenis Rambut
1. Rambut terminal, rambut kasar
mengandung banyak pigmen
terdapat di kepala, bulu mata,
ketiak dan genitalia eksterna.
2. Rambut velus, rambut halus

sedikit mengandung pigmen


terdapat hamper di seluruh tubuh.
Bagian Rambut
1. Kutikula, lapisan keratin berguna
untuk perlindungan terhadap kekeringan
dan pengaruh lain dari luar.
2. Korteks, serabut polipeptida yg
memanjang & saling berdekatan,
mengandung pigmen.
3. Medula, terdiri atas 3-4 lapis sel
kubus berisi keratohialin, badan lemak &
rongga udara. Rambut halus tidak
mempunyai medulla.
BAGIAN RAMBUT
Siklus Rambut

Siklus pertumbuhan yg normal


terdiri dari 3 siklus yaitu :
1. Masa Anagen
2 Masa Katagen
3. Masa Telogen
1. Masa Anagen, sel-sel matriks melalui
mitosis membentuk sel baru mendorong sel
yg lebih tua ke atas. Lamanya 2-6 tahun.
2. Masa Katagen, masa peralihan
didahului oleh penebalan jaringan ikat di
sekitar folikel rambut.Bagian tengah akar
rambut menyempit & bagian bawahnya
melebar & mengalami pertandukan &
terbentuk gada (club). Berlangsung 2-3
minggu.
3. Masa Telogen, masa istirahat yg
dimulai dgn memendeknya sel epitel &
berbentuk tunas kecil yg membuat
rambut baru sehingga rambut gada akan
terdorong keluar.
SIKLUS PERTUMBUHAN RAMBUT
Lama masa anagen berkisar 1000 hari,
Lama masa telogen sekitar 100 hari
Perbandingan rambut anagen & telogen
antara 9 : 1.
Jumlah folikel rambut pada manusia
adalah sekitar 100.000,
Rambut pirang & merah jumlahnya lebih
sedikit daripada rambut hitam
Jumlah rambut yang rontok per
hari adalah 100 helai.
Densitas folikel rambut pada bayi

adalah 1135/cm2 dan berkurang


menjadi 615/cm2 pada usia 3
puluhan, karena meluasnya
permukaan kulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan rambut

1. Faktor Fisiologi :
Hormon :

- Androgen : Mempercepat pertumbuhan


dan menebalkan rambut di daerah
janggut (pada pria). Pada wanita, dapat
menyebabkan hirsutisme. Pada
penderita alopesia androgenik, dapat
memperkecil diameter batang rambut
dan memperkecil waktu pertumbuhan
rambut anagen.
Estrogen : Dapat memperlambat
pertumbuhan rambut, tetapi
memperpanjang anagen.

Tiroksin.

- Kortikosteroid.
Metabolisme

Vaskularisasi

Nutrisi : Malnutrisi (protein dan kalori)


rambut menjadi kering, suram dan
kehilangan pigmen setempat.
Kekurangan vit. B12, asam folat, zat besi
rambut rontok.
2. Faktor Patologi :
Peradangan sistemik / setempat :

Kuman lepra kulit atropi dan folikel

rambut rusak kerontokan alis mata


dan bulu mata (madarosis).

Eritomatosis sifillis st. II rambut


menipis secara merata atau setempat
secara tidak rata, disebut moth eaten
appearance.

- Tinea Capitis kerusakan batang


rambut dan kerontokan rambut.
Obat :
Antineoplasma (bleomisin, endoksan,
vinkristin, antimitotik (kolkisin))
menghalangi pembentukan btg rambut
rambut rontok.

- Logam berat (thalium, merkuri dan


arsen) terikat pada grup sulfhidril dlm
keratin rambut.
ALOPESIA
Ada 3 tipe Alopesia, diantaranya :
1.Alopesia universalis, kebotakan
mengenai seluruh rambut pada tubuh
2. Alopesia totalis, kebotakan
mengenai seluruh rambut kepala
3. Alopesia areata kebotakan yg terjadi
setempat, berbatas tegas, terdapat pada
kulit kepala juga dapat mengenai daerah
berambut lainnya.
Definisi
Kebotakan yang terjadi setempat-
setempat dan berbatas tegas, umumnya
terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat
juga mengenai daerah berambut
lainnya.
Pada pasien ini keluhan yang
didapatkan adalah
kerontokan sejak 1 tahun
yang lalu yang akhrnya
menyebabkan kebotakan
hanya setempat saja yaitu
daerah sisi kanan
Etiologi
Etiologinya belum diketahui.

Seringkali dihubungkan dengan penyakit autoimun.

Sering dihubungkan juga dengan infeksi fokal, kelainan


endokrin, dan stress emosional.

Sebagian penderita menunjukkan keadaan neurotik dan


trauma psikis.

10-20% penderita alopesia areata mempunyai riwayat


alopesia areata dalam keluarganya.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat prevalensi pada
populasi umum adalah 0.1-0.2%.
Insidensi dan prevalensi alopesia areata
tidak diketahui. Diperkirakan bahwa
1,7% dari penduduk akan mengalami
episode alopesia areata selama
hidupnya.
Dalam satu studi, pada 736 pasien, rasio
laki-laki : perempuan dilaporkan 1 : 1.
Lanjutan
Puncak insidensi tampaknya terjadi pada
dewasa muda, yaitu pada usia 15-29
tahun.
Sebanyak 44% orang dengan alopesia
areata telah mulai terlihat pada usia
kurang dari 20 tahun dan kurang dari
30% orang dengan alopesia areata
Pada kasus ini pasien
terlihat pada usia lebih
merupakan dari 40 tahun.
laki-laki
berusia 34 tahun dan
termasuk kedalam
epidemiologi dari
alopesia areata
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi

Genetik

Imunolog
i

Faktor
Lain
Klasifikasi
Ikeda (1965), setelah meneliti 1989 kasus,
mengemukakan klasifikasi alopesia areata sebagai berikut
:
Tipe umum
Meliputi 83% kasus terjadi diantara umur 20 40 tahun,
dengan gambaran lesi berupa bercak bercak bulat selama
masa perjalanan penyakit.

Tipe atopic
Meliputi 10% kasus, yang umumnya mempunyai stigmata
atopi atau penyakitnya telah berlangsung lebih dari 10
tahun. Tipe ini dapat menetap atau mengalami rekurensi
pada musim-musim tertentu (perubahan musim)
Pada kasus ini
Lanjutan pasien berusia 34
tahun dan
termasuk kedalam
tipe umum
Tipe prehipertensif
Meliputi 4% kasus dengan riwayat hipertensi
pada penderita maupun keluarganya.

Tipe kombinasi
Meliputi 5% kasus, pada umur > 40 tahun
dengan gambaran lesi-lesi bulat atau retikular.
Penyakit endokrin autonomik yang terdapat pada
penderita antara lain berupa diabetes mellitus
dan kelainan tiroid.
Patogenesis
Kelainan yang terjadi pada alopesia areata
dimulai oleh adanya rangsangan yang
menyebabkan folikel rambut setempat
memasuki fase telogen lebih awal sehingga
terjadi pemendekan siklus rambut.

Rambut yang melanjutkan siklus akan


membentuk rambut anagen baru yang lebih
pendek, lebih kurus, terletak lebih superfisial
pada middermis dan berkembang hanya
sampai fase anagen IV
Beberapa ciri khas alopesia areata dapat
dijumpai, misalnya berupa batang
rambut tidak berpigmen dengan
diameter bervariasi, dan kadang-kadang
tumbuh lebih menonjol ke atas (rambut-
rambut pendek yang bagian
proksimalnya lebih tipis di banding
bagian distal sehingga mudah dicabut),
disebut exclamation mark hairs atau
exclamation point.
Lesi yang telah lama tidak mengakibatkan
pengurangan jumlah folikel. Folikel anagen
terdapat di semua tempat walaupun terjadi
perubahan rasio anagen : telogen.

Folikel anagen akan mengecil dengan sarung


akar yang meruncing tetapi tetap terjadi
diferensiasi korteks, walaupun tanpa tanda
keratinisasi. Rambut yang tumbuh lagi pada
lesi biasanya di dahului oleh rambut velus yang
kurang berpigmen.
Gambaran Klinis
Bercak dengan kerontokan rambut pada
kulit kepala, alis, janggut dan bulu mata.
Bundar atau lonjong.
Pada tepi daerah yg botak ada rambut
yg terputus, bila rambut itu dicabut akan
terlihat bulbus yg atrofi. Sisa rambut
terlihat seperti tanda seru.
Pada kasus ini tampak
bercak berbentuk lonjong

Rambut tanda seru (Exclamation Mark


Hair) adalah batang rambut yang ke arah
pangkal makin halus,
rambut sekitarnya tampak normal, namun
mudah dicabut.
Pada beberapa penderita kelainan menjadi
progresif dgn terbentuknya bercak baru
sehingga terdapat Alopesia totalis.
Yang terdapat
pada kasus
Pemeriksaan Penunjang
Adanya trikodistrofi, anagen effluvium, atau
telogen yang luas, dan perubahan pada
gambaran histopatologi.

Tes menarik rambut pada bagian tepi lesi yang


positif menunjukkan keaktifan penyakit

Biopsi pada tempat yang terserang


menunjukkan peradangan limfositik peribulbar
pada sekitar folikel anagen atau katagen disertai
meningkatnya eosinofil atau sel mast.
Lanjutan
Pada pemeriksaan histopatologi
diperoleh gambaran spesifik pada
alopesia areata berupa miniaturisasi
struktur rambut, baik pada fase awal
rambut anagen maupun pada rambut
telogen yang distrofik.
Diagnosis Banding
Tinea kapitis,
Lupus eritematosus

Telogen Effluvium

Trikotilomania

Alopesia Andregenik
Terapi
Penatalaksanaan Umum

Tidak ada terapi kuratif yang tersedia untuk alopesia


areata. Penatalaksanaan untuk aleposia areata ini masih
kurang memuaskan. Dalam kebanyakan kasus, yang paling
penting adalah penanganan pasien secara psikologis baik
berupa dukungan dari dokter, keluarga, maupun kelompok
lain.

Pasien dengan area alopesia yang luas dapat disarankan


untuk memakai wig. Alis mata juga dapat digambar dengan
menggunakan make-up ataupun ditato untuk memperbaiki
kosmetik.
Terapi (Penatalaksanaan
Khusus)
Injeksi intralesi dengan
Triamsinolon asetonid dapat
membantu,
Pemberian topikal dgn
kortikosteroid.
Dapat juga dengan penutulan
Pada kasus ini
Fenol 95% debrikan
yang dinetralisasikan
kortikosteroid
dgn alkohol setiap
topikal danminggu
triamsinolon
asetonid
Prognosis
Pertumbuhan kembali rambut secara
spontan terjadi dalam 6 bulan pada 33%
kasus alopesia areata, dan dalam 1
tahun pada 50% kasus.

Pada awalnya rambut yang tumbuh


kembali akan berupa rambut velus yang
halus, kamudian akan digantikan dengan
rambut yang kuat dan berpigman.
Namun, pada 33 % kasus akan
mengalami episode alopesia seumur
hidupnya.
Prognosis buruk dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain usia awal
terkena alopesia yang < 10 tahun,
luasnya alopesia, cepat atau lambatnya
pengobatan serta adanya kelainan organ
tubuh Pasien
lain berusia 34 tahun baru
misalnya distrofi kuku.
mendapatkan 1x pengobatan
tetapi tidak terdapat kelainan
organ tubuh seperti distrofi kuku
Thank
You

Você também pode gostar