Você está na página 1de 10

PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN NUTRISI

Kualitas larutan nutrisi sangat menentukan



keberhasilan budidaya hidroponik. Jika konsentrasi
larutan nutrisi tidak cocok dengan jenis dan umur
tanaman maka kuantitas dan kualitas hasil tanaman
akan rendah. Konsentrasi larutan nutrisi perlu
diketahui karena seluruh kebutuhan unsur hara
tanaman pada hidroponik semuanya disuplai dari
larutan nutrisi yang diberikan. Cocok tidaknya larutan
nutrisi untuk tanaman dapat diketahui dengan
mengukur daya hantar listrik (DHL) dari larutan nutrisi.
DHL dikenal juga sebagai electro conductivity (EC).
Dalam NFT (Nutrient Film Technique) DHL dinyatakan
juga dalam bentuk conductivity factor (cF). Dalam
bentuk cF maka angka decimal yang biasanya
menyertai ukuran dalam bentuk EC bisa dihilangkan,
contohnya: cF 25 setara dengan EC 2,5.
Air murni tidak memiliki DHL, namun apabila
pada air murni itu ditambahkan sedikit
garam dapur (NaCl), misalnya, maka
muncullah aliran listrik yang bisa diukur
karena pada saat garam dapur dilarutkan
akan terjadi proses ionisasi dalam bentuk
dua partikel elektrik yaitu kation Na+ dan
anion Cl.
Ion Na disebut kation karana sifatnya positif,
sedangkan Cl disebut anion karena negatif.
Semakin tinggi konsentrasi ion-ion tersebut
NaCl kuat
maka semakin Na + tersebut.
larutan Cl
Satuan untuk hantaran ini ialah Siemens yang
diintroduksi sejak 1960 oleh Systeme Internationale
DUnites (SI). Nama tersebut untuk mengenal
ilmuwan dan industrialis Jerman, penemunya, Ernst
Siemen. Simbol satuan ialah S. Simbol ini masih
ditambah lagi dengan satuan jarak (cm). Sebab,
kecepatan dari aliran listrik antara dua elektroda
tersebut tergantung juga pada jarak antar elektroda.

Siemens/ meter (S/m)


Siemens/ cm (S/cm)
Decisiemens/meter (dS/ m)
Millisiemens/ sentimeter (mS/ cm)
Mikrosiemens/ sentimeter (S/ cm)
Konversi siemen ke cF
cF 10 = 1 mS/ cm = 1 dS/m = 1.000
S/ cm
Jika satuan untuk aliran listrik ini tidak disebutkan maka
ukuran satuan bisa diduga dari angka yang tercantum.
Misalnya, jika angka berkisar antara 1 5, berarti satuannya
mS / cm (dS/m karena nilainya sama), angka antara 10 50,
berarti cF unit, kalau 1.000 5.000 berarti satuannya S/ cm
unit.

Cara lain untuk mengukur kekuatan larutan nutrisi ialah


dengan total dissolved solids (TDS). Pengukuran dilakukan
terhadap bobot per volume larutan. Satuannya dalam bentuk
ppm (part per million). Faktor konversi antara TDS dan EC
ialah sekitar 0,64.
Untuk mengukur EC digunakan EC meter,
sedangkan TDS diukur dengan TDS meter. TDS
meter tidak cocok digunakan untuk NFT, EC
meter jauh lebih efisien. TDS meter mengukur
EC dan kemudian mengubahnya ke TDS dengan
satuan ppm. Biasanya TDS meter memakai
angka konversi EC 1 mS / cm = 500 ppm TDS.
Padahal, pada kenyataannya di lapangan, EC 1
ada pada kisaran 630 680 ppm.

Di Indonesia, EC meter sudah beredar di


pasaran dengan harga relative mahal (1 jutaan
per buah). Ketersediaan EC meter ini sangat
vital bagi pekebun hidroponik.
Cara penggunaan EC meter:

Cabut tutup EC meter kemudian


celupkan bagian bawah ke dalam
larutan nutrisi.

Pada saat yang bersamaan, tombol


yang ada di ujung atas digeser atau
ditekan sehingga pada display akan
terlihat angka konsentrasi. Angka
menunjukkan 20, misalnya, berarti
EC larutan itu 2. Angka 20
menunjukkan conductivity factor.
Panduan penggunaan EC untuk
beberapa jenis tanaman

Angka EC untuk beberapa


tanaman telah diketahui. Angka
ini menjadi sangat penting tidak
hanya berguna pada NFT tetapi
juga bermanfaat pada hidroponik
substrat. Angka EC ini perlu terus
dicari kesesuaiannya dengan
varietas, umur tanaman maupun
iklim mikro setempat.
Tabel: pH, cF, dan EC untuk tanaman buah

Tanaman pH cF EC (mS/cm)

Pisang 5,56,5 1822 1,82,2


Melon 5,56,0 2025 2,02,5
Markisa 6,06,5 1624 1,62,4
Papaya 6,06,5 1624 1,62,4
Nenas 5,56,0 2024 2,02,4
Apel delicious 6,87,2 2230 2,23,0
Rhubarb 5,56,0 1620 1,62,0
Stroberi 6,06,5 1420 1,42,0
Semangka 5,86,2 1725 1,72,5
Tabel 2. pH,cF,dan EC untuk tanaman hias
Tanaman pH cF EC (mS/ cm)
African violet 6,07,0 1215 1,21,5
Lidah buaya 5,56,5 2024 2,02,4
Anthurium 5,06,0 2025 2,02,5
Aster 6,06,5 1825 1,82,5
Begonia 6,06,5 1418 1,41,8
Bromelia 5,07,5 810 0,81,0
Kaktus 6,06,5 1218 1,21,8
Kaladium 6,07,5 1620 1,62,0
Kana 6,06,5 1824 1,82,4
Krisan 6,06,2 1825 1,82,5
Cymbidium 5,56,0 68 0,60,8
Dahlia 6,07,0 520 1,52,0
Dieffenbachia 5,06,0 1824 1,82,4
Dracaena 5,06,0 1824 1,82,4
Gypsophilia 5,06,5 1620 1,62,,0
Limonium 5,06,5 620 1,62,0
Poinsettia 6,06,5 218 21,8
Mawar 5,56,0 1822 1,82,2
Spathiphylium 6,06,5 1218 1,21,8
Palem 6,07,5 1620 1,62,0
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+

Você também pode gostar