Você está na página 1de 26

LAPORAN KASUS

ANGINA PECTORIS & HEART FAILURE

Oleh: Nur Mazidah

Pembimbing : dr. Bondan, M.Kes,

Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK RSUD KANJURUHAN KEPANJEN


Summary on database

Anamnesa
Ny.M 45 thn
Keluhan utama : sesak nafas
RPS :
sesak nafas, dada berdebar dan nyeri dada kiri
Nyeri dada kiri seperti ditekan, menjalar ke leher dan punggung
Nyeri sejak 4 hari yang lalu dan memberat sejak 3 hari yang lalu
Nyeri kumat-kumatan > 15 menit terutama jika beraktivitas
Tdk membaik dengan istirahat
Mual (+), muntah (+) 2 hari yang lalu
RPD :
.riwayat hipertensi
Anamnesa sistem

Pernafasan: sesak nafas (+),


batuk(-), mengi(-), dada terasa
berat
Kardiovaskuler: nyeri dada
menjalar (+), berdebar-debar
(+), sesak nafas saat (+), kaki
bengkak (-)
Gastrointestinal: mual (+),
muntah(-), diare (-), nafsu makan
menurun (+), nyeri perut (-)
Pemeriksaan fisik

Tensi : 162/122 mmHg


Nadi : 128 x/m
RR : 26 x/m
Thoraks
Normochest, simetris, retraksi (+), spider nevi (-), sela iga melebar (-)
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat
Perkusi :batas kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri atas: SIC II 1 cm Linea Para Sternalis Sinistra *
batas kanan bawah: SIC V Linea Para Sternalis Dextra *
batas kiri bawah: SIC VI 1 cm medial linea midclavicula sinistra *
pinggang jantung : SIC III 1 cm Linea Para Sternalis Sinistra *
(batas jantung terkesan membesar)
Auskultasi:
Heart Rate 128x/mnt, gallop (-), bising jantung (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Radiologi
Cardiomegali EKG

High Voltage : V5,V6


ST depresi : V5,V6
T inversi : V4, V5, V6
Kesimpulan : LVH, Angina Pectoris
Clue and Cue

Sesak napas, dada berdebar

Nyeri dada kiri menjalar, aktivitas dan


istirahat (+), > 15 menit

Mual , Muntah

Riwayat Hipertensi

Takikardi, Bising (+)

Kardiomegali

ST depresi & T inverted


Kriteria Framingham
Diagnosis gagal jantung pada Tn.K:

Mayor Minor
Paroximal Nocturnal Dispneu Edema extremitas
Distensi vena leher Batuk malam hari
Ronkhi paru Dispneu de effort
Kadiomegali Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
Gallop S3 Takikardia
Peninggian tekanan vena Penurunan kapasitas vital
jugularis sepertiga dari normal
Refluks hepatojugular

Diagnosa gagal jantung ditegakkan minimal 1 kriteria major & 2


kriteria minor
Diagnosis

1. Unstable Angina Pectoris


2. Heart Failure
Initial Diagnosis

Stable Angina Pectoris


Infark Miokard
Planning therapy

NON FARMAKOLOGIS

Edukasi pasien dan keluarga tentang FARMAKOLOGIS


penyakitnya Bed rest
Tirah baring Posisi semi Fowler
Posisi setengah duduk O2 2 Liter/menit
Kurangi intake cairan, garam, dan Inf. RL 20 tetes/ menit
kolesterol Furosemid 1 x I amp IV
Kontrol rutin dan segera periksa jika Metocloperamide 3x1 amp IV
keluhan muncul kembali Ranitidin 2 x I amp IV
Aspilet I x I tab PO
Captopril 3 x 12,5 mg PO
ISDN 3 x 5 mg PO
Bisoprolol 0-0-1/2 tab PO
Diazepam 0-0-1 tab PO
Planning Monitoring

TTV

Monitoring balance cairan


Pembahasan
Angina Pectoris
Angina adalah nyeri,
ketidaknyamanan, atau
tekanan lokal di dada
yang disebabkan oleh Penyebab :
kekurangan pasokan Stenosis katup aorta
darah (iskemia) pada ( penyempitan katup
otot jantung aorta)
Regurgitasi katup aorta
(kebocoran katup aorta)
Stenosis subaortik
hipertrofik
Spasme arterial
Karakteristik
Lokasi
dada substernal, menjalar keleher,
punggung, rahang, bahu, lengan dan jari2
Kualitas
Nyeri tumpul, seperti ditekan, berhubungan
dengan aktivitas, hilang dengan istirahat
Kuantitas
Nyeri yang awal timbul nyata, beberapa
menit sampai 20 menit, bila > 20 menit =
UAP, nyeri dapat hilang dengan nitrogliserin
sublingual dalam hitungan detik sampai
menit, nyeri hilang timbul, dengan
intensitas makin berat atau berkurang
Klasifikasi
(menurut Braunwald 1989)

Beratnya angina :
Kelas I. Angina yang berat untuk pertama kali, atau
makin bertambah beratnya nyeri dada.
Kelas II. Angina pada waktu istirahat dan terjadinya
subakut dalam 1bulan, tapi tak ada serangan angina
dalam waktu 48 jam terakhir.
Kelas III. Adanya serangan angina waktu istirahat
dan terjadinya secara akut baik sekali atau lebih,
dalam waktu 48 jam terakhir.
Patomekanis
me
Plak aterosklerosis (terdiri dari inti
yang mengandung banyak lemak
dan pelindung jaringan fibrotik dan
adanya infiltrasi sel makrofag)
terdapat enzim protease yang
dihasilkan makrofag melemahkan
dinding plak ruptur plak
aktivasi adhesi dan agregasi platelet
aktivasi terbentuk trombus
oklusi subtotal stenosis berat
angina tak stabil
Tanda dan Gejala

Nyeri dada, bisa lebih berat, hilang


timbul, mungkin saat istirahat atau
aktivitas minimal
Nyeri disertai sesak nafas, mual,
muntah
Keringat dingin kadang2
Diagnosis
EKG
Adanya ST depresi, T inverted
Latihan
Menggunakan treadmill
Hasil (+) prognosis jelek
Hasil (-) pronosis baik
Ecocardiografi
Ecocardiografi stress iskemik miokardium
Pemeriksaan Lab
Troponin T dan I = jika (+) dlm 24 jam mionekrosis
CKMB = meningkat dalam beberapa jam dan normal dalam
48 jam.
Jika CKMB (+) menandakan adanya infark
Penatalaksanaan
Obat anti aritmia
Nitrat
Penyekat beta
Antagonis kalsium
Obat antiagregasi trombosit
Aspirin
Tiklodipin
Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa
Obat antitrombin
Unfractionated heparin
Low molekular weight heparin
PEMBAHASAN Heart
Failure

DEFINISI

Sindrom klinis yang bisa disebabkan oleh


karena perubahan struktur dan/atau
fungsi dari jantung oleh karena penyakit
jantung bawaan maupun didapat. Gagal
jantung dapat bermanifestasi sebagai
sesak nafas dan kelemahan serta dapat
menimbulkan tanda klinis berupa bengkak
dan ronkhi paru (Fauci, et al., 2013).
g i
i o lo
Et
Kriteria Dx Framingham untuk
diagnosis gagal jantung :

Mayor Minor
Paroxismal Nocturnal Dispneu Edema ekstremitas
Distensi vena leher Batuk malam hari
Ronkhi paru Dispneu de effort
Kardiomegali Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
Gallop S3 Takikardi (120x/mnt)
Peninggian tekanan vena Penurunan kapasitas vital 1/3 dr
jugularis normal
Refluks hepatojugular

Diagnosa gagal jantung ditegakkan minimal 1 kriteria major & 2 kriteria


minor
Klasifikasi
Klasifikasi fungsional dari
The New York Heart Association (NYHA):

Kelas Gejala
Kelas I Tdk timbul gejala pd aktivitas sehari-hari, gejala
Asimtomatik akan timbul pd aktivitas yg lebih berat dr aktivitas
sehari-hari.
Tdk ada pembatasan aktifitas fisik, hanya bisa diduga jika ada riwayat
penyakit jantung & dipastikan melalui pemeriksaan (ex: kardiomegali).
Kelas II: Ringan Gejala timbul pd aktivitas lebih berat dr aktifitas
sehari-hari.
Sedikit pembatasan aktifitas fisik, nafas akan tersengal ketika menjalani
aktifitas yg sedikit berat (ex: berjalan menaiki tangga).
Kelas III: Gejala timbul pd aktivitas ringan sehari-hari.
Pembatasan aktifitas yg lebih jelas sehingga mengganggu pekerjaan.
Sedang
Kelas IV: Berat Gejala timbul pada saat istirahat.
Akrtifitas fisik minimal atau bahkan tidak mampu.

Você também pode gostar