Você está na página 1de 44

LAPORAN JAGA

Kejang Demam Sederhana


Pembimbing:
dr. Ommy, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Periode 13 Des 2016 19 Feb 2017
2
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. SA
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, Tg lahir : Jakarta, 12 September 2015
Usia : 1 tahun 4 bulan
Alamat : Kebon kosong, kemayoran, Jakpus
No. Rekam medis : 00 95 29 xx
Tanggal & Jam MRS : 31 Januari 2017, 12.30 WIB
3
ANAMNESIS (Alloanamnesis)

Keluhan
Utama:

Demam 2
hari SMRS
4
Riwayat Penyakit Sekarang

2 hari 1 hari 4 jam


SMRS SMRS SMRS

Kejang seluruh
tubuh, tangan dan
Batuk pilek Batuk kaki kaku, mata
Demam tidak mendelik ke atas.
pilek
terlalu tinggi Demam Kejang 1x, durasi 4
Sudah diberi menit. Setelah
mendadak
paracetamol tapi tinggi kejang pasien sadar
demam tidak (malam) dan menangis.
berkurang Demam terus
menerus tinggi.
Riwayat Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit Pengobatan:
Dahulu: Keluarga:

Riwayat kejang
demam sudah Riwaya Kejang Tidak ada riwayat
Usia 2 bulan
Ayah dan kakak pengobatan
3 bulan yang lalu
pasien rutin/lama
1 bulan yang lalu
Riwayat Riwayat Pola Makan
Kehamilan: Persalinan:

ANC rutin ke Normal ASI sampai usia


bidan dan BBL: 3200 g
dokter 6 bulan
Kesan : PB: 49 cm:
Kesan Usia 6 bulan
Tidak
Menangis lanjut susu
Dalam
mengkonsumsi Dalam formula
obat-obatan spontan,
batas batas
riwayat MPASI (bubur)
selama hamil
normal
Ibu tidak normal
kuning (-)
4 bulan
pernah sakit
selama hamil
Riwayat Tumbuh
Riwayat Riwayat
Kembang:
Psikososial: Alergi:

Tengkurap: 5 Tinggal
bulan bersama kedua
Tumbuh gigi: 8 orang tua dan Tidak ada
Kesan : kakak
bulan
Di rumah,
alergi obat,
Bicara:
Normal 11 makanan, debu
bulan seluruh anggota
sesuai keluarga maupun cuaca
Berdiri: 11
bulanusia sedang batuk
Berjalan: 12 pilek.
bulan
Riwayat Imunisasi:

Kesan:

Imunisasi
dasar
lengkap
sesuai
usia

9
STATUS GIZI

BB/U : 9/10,6 x 100% = 85% (BB


Baik)
TB/U : 76/78 x 100% = 97%
(Normal)
BB/TB : 9/10 x 100% = 90% (Gizi
BB : 9 kg Baik)
TB : 76 cm

Kesimpulan:
GIZI BAIK
10
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran: Composmentis

Tanda-tanda
Vital

110x/m, reguler, 22 x/mnt 37,8C, per aksilla


kuat angkat, isi
cukup
11
STATUS GENERALISATA Thorax (Paru dan Jantung)
Inspeksi : Simetris, tidak ada
Abdomen Kulit
retraksi, : sianosis
IC tidak tampak
Kepala
Palpasi : Tidak ada bagian
Inspeksi : Datar, scar Mata (-),thorax
dinding
bintik-bintik
yang
LK = 48cm,
(-)
Hidung CAmerah-/-, SI
tertinggal,
Mulut vocal(-)
-/-,fremitus
pupil
normocephal
Auskultasi : Bising simetris.
Telinga
Sekret +/+, kental bulat: :mukosa
Bibir isokor
Rambut : Hitam, Perkusi
usus warna
Leher
(+) normal
Normotia, sekret -/-
putih, (3/3mm),
lembab,
Sonor kedua RCL +/
sianosis
lapang (-)
paru
tidak mudah
Perkusi : Timpanitik Jantung : redup normal
septum
Pembesaran deviasi (-),
tiroid -/-, +,
Lidah RCTL : +/+
Lidah tremor
rontok
seluruh lapang
Ekstremitas Auskultasi :
nafas cuping
pembesaran hidung
KGB -/- (-),Mata
coated
Paru cekung
: Vesikular tongue -/- (-)
abdomen
Ubun-ubun
Superior besar: Akral hangat +/+ , edema -/-, CRT +/+,
-/-,
Palpasi epistaksis
:<2/<2
Supel, -/-
nyeri Gerak
Tonsil
Rh bola
: T1/T1,
-/-, Wh -/- mata
tidak
sudah menutup Jantung : Bj I dan II
tekan (-), nyeri tekan
Inferior : Akral hangat +/+, edema baik
ada
reg.murni,
kemurmur
CRT segala
-/-,pembesaran (-), gallop
epigastrium (-), turgor
<2/<2 arah : hiperemis
(-)Faring
kembali cepat.
12
STATUS NEUROLOGIS

GCS 15 (Composmentis)
Lingkar Kepala 49 cm (normocephal)
Tanda rangsal meningeal
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I (-)
Brudzinski II (-)
Kernig Sign (-)
13
STATUS NEUROLOGIS

Paralisis tidak ada


Refleks fisiologis :
- Biseps (+/+)
- Triseps (+/+)
- Patella (+/+)
- Achilles (+/+)
Refleks patologis :
- Babinski (-/-)
- Chaddock (-/-)
- Oppenheim (-/-)
- Hoffman tromner (-/-)
14 Test Hasil Satuan Nilai normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin 11,4 g/dL 10,8 12,8

Leukosit 11,46 103/uL 6,0 17,0

Hematokrit 34 % 35 43

Trombosit 311
Kesan10: /uL
3
229 553
Dalam
Eritrosit 4,52 batas
10 /uL 3,6 5,2
3

MCV 76 normalfL 73 101

MCH 25 pg 23 31

MCHC 33 g/dL 26 34
15
RESUME

An. perempuan, usia 1 tahun 4 bulan, kejang sejak 4 jam SMRS, kejang
terjadi seluruh tubuh, tangan dan kaki kelojotan, mata mendelik ke atas,
berlangsung 1x, selama 4 menit. Setelah kejang, pasien menangis. Batuk
(+), pilek (+) 2 hari. Demam (+) 2 hari, demam tinggi, sudah diberikan
obat penurun panas namun demam tidak berkurang. 1 hari SMRS, pasien
mendadak demam tinggi. Riwayat kejang demam (+) 4x. Ayah dan
kakak kandung mempunyai riwayat kejang.
Pemeriksaan fisik: Nadi: 110x/m, RR: 22x/m, regular, kedalaman cukup,
Suhu: 38,8oC (aksilla). Status gizi, kesan gizi baik. Status generalis,
terdapat faring hiperemis dan sekret pada hidung. Status neurologis
dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
16
ASSESMENT

Kejang Demam Sederhana


Febris H+2
ISPA
17
FOLLOW UP

Waktu S O A P
17 Kejang (-), demam KU : sakit sedang, KDS + ISPA Terapi lanjut
Januari masih naik turun, Kesadaran : CM
2017, batuk (+), pilek (+), S : 37,0c
08.00 muntah (-), BAB dan HR : 100x/menit
WIB BAK dalam batas RR : 24x/menit.
normal Faring : hiperemis
Hidung : sekret +/+
18 Kejang (-), demam KU : sakit sedang KDS + ISPA Terapi
Januari (-), batuk dan pilek Kesadaran : CM lanjut
2017, berkurang S : 36,60C
08.00 HR : 96 x/menit
WIB RR : 24x/menit
Faring: hiperemis
Hidung : sekret +/+
18
DIAGNOSA KERJA

Diagnosis Klinis : Kejang demam sederhana +


ISPA
Diagnosis Gizi : Gizi baik
Diagnosis Tumbuh Kembang : Normal sesuai usia
Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap
sesuai usia
19
PENATALAKSANAAN

IVFD RL 8 tpm
Paracetamol 125 mg No. XV
Diazepam 1,5 mg S 3dd1
Ambroxol drop 3x10 gtt
Pseudoefedrin drop 3x0,5 mL
20
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam


Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Faktor
22 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Patofisiologi Prognosis
& Pemfis n Penunjang anaan

Kejang Demam (KD)


Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan 5 tahun
yang mengalami peningkatan suhu tubuh
(suhu > 38 C, dengan metode pengukuran apapun),
tidak disebabkan oleh proses intrakranial. (IDAI, 2016)

Ket :
Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan gangguan elektrolit atau
metabolik lainnya
Riwayat kejang tanpa demam BUKAN Kejang demam
Epidemiolog Faktor
23 Definisi Etiologi Klasifikasi
i Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

2-5% populasi anak usia 6 bulan 5 tahun (IDAI 2016).

>
1,2 1,6 : 1
Pada kasus, anak perempuan, usia 1 tahun 4
bulan
Faktor
24 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Semua jenis infeksi yang


bersumber di luar SSP yang
menimbulkan demam dapat
menyebabkan kejang demam,
misalnya
Infeksi saluran
pernapasan akut
Otitis media akut
Pneumonia
Gastroenteritis akut
Bronchitis
Infeksi saluran kemih
Klasifikas Faktor
25 Definisi Epidemiologi Etiologi
i Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Pada kasus, kejang berlangsung 1x, sifat


umum,
durasi 4 menit
Faktor
26 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan
27
Faktor
28 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolo Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
gi & Pemfis n Penunjang anaan
Faktor
29 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Patofisiologi Prognosis
& Pemfis n Penunjang anaan

ANAMNESIS:
Kejang:
* Jenis kejang, kesadaran, lama kejang, frekuensi dalam 24 jam,
interval, keadaan anak pasca kejang
* Suhu sebelum dan saat kejang
* Lama timbul dari demam ke kejang
* Penyebab demam di luar infeksi SSP (gejala ISPA, ISK, OMA, dll
* Penyebab yang lain (diare, muntah, sesak nafas, dll)
* Riwayat kejang?
* Riwayat kejang diPada kasus, gejala ISPA (+), riwayat kejang
keluarga?
demam (+), riwayat kejang keluarga (+)
Faktor
30 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Patofisiologi Prognosis
& Pemfis n Penunjang anaan

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran :
penurunan kesadaran?
Suhu :
demam?
Tanda rangsang meningeal
Refleks neurologis
Tanda Infeksi di luar SSP
Pada kasus, tidak ada penurunan kesadaran,
ISPA, OMA, ISK, dll
suhu 38,80C, tanda dan gejala ISPA.
Faktor
31 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Patofisiologi Prognosis
& Pemfis n Penunjang anaan

Tanda Rangsang meningeal :


Kaku kuduk
Brudzinski I dan II
Kernig

Pada kejang demam rangsang meningeal (-)

Pada kasus, tanda rangsang meningeal


(-)
Faktor
32 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Patofisiologi Prognosis
& Pemfis n Penunjang anaan

Pemeriksaan Refleks Neurologis


untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi SSP ( meningitis,
ensefalitis)

Refleks fisiologis
- Biseps, Triceps, Patella, Achilles ++/++)
Refleks patologis
- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman
( normal pada bayi < 18 bulan )

kasus, Refleks
Pada patologis
Pada kejang demam refleks (-) fisiologis +/+, Refleks
patologis -/-
Faktor
33 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Pemeriksaa
Anamnesis Penatalaks
Patofisiologi n Prognosis
& Pemfis anaan
Penunjang

Sesuai indikasi
Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis dan biakan darah, urin atau feses.
Faktor
34 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

KEJANG

Diazepam per rektal


5mg supp untuk BB
<12kg
Prehospital 0 10 menit
10mg supp untuk BB
>12kg
Max. 2x,jarak 5 menit

Hospital/IGD
Faktor
35 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Diazepam 0,2 0,5 mg/kg IV


Hospital/IGD (kecepatan 2mg/menit, max.10 mg
10 menit
ATAU
Midazolam 0,2 mg/kg IM/buccal, max.10
mg
Kejang
lanjut 5-
10
20 menit
Fenitoin 20 mg/kg IV
Fenobarbital 20 mg/kg IV
(diencerkan dalam 50 ml NaCl 0,9%
Dengankecepatan 10-20 mg/menit
selama 20 menit (2 mg/kg/menit),
Max dose 1000 mg
Max dose 1000 mg
Kejang Kejang
lanjut 5- lanjut 5-
10 10
Faktor
36 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Kejang Kejang
lanjut 5- lanjut 5-
10 10

Fenitoin 20 mg/kg IV
Fenobarbital 20 mg/kg IV
(diencerkan dalam 50 ml NaCl 0,9%
Dengankecepatan 10-20 mg/menit
selama 20 menit (2 mg/kg/menit),
Max dose 1000 mg
Max dose 1000 mg
Kejang
lanjut 5- 30 menit
10

ICU
Faktor
37 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

ICU

Midazolam
Bolus 100-200 mcg/kg
Propofol
IV (max.10mg) infus Pentobarbital
kontinyu 100
Bolus 1 3 mg/kg
mcg/kg/jam, dapat Bolus 5 -1 5mg/kg infus
infus kontinyu 2 10
dinaikkan 50 mcg/kg kontinyu 0,5 -5 mg/kg/jam
mg/kg/jam
setiap 15 menit (max.
2mg/kg/jam)
Faktor
38 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Antipiretik
Faktor
39 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Antikonvulsan rumatan
Faktor
40 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Edukasi orang
tua
Faktor
41 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Beberapa hal yang harus dilakukan bila kembali kejang :

Tenang, jangan panik


Kendorkan pakaian yang ketat, terutama sekitar leher
Posisikan kepala lebih rendah dari badan
Tidak sadar miringkan badan anak ke kanan cegah muntah
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung
Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang
Faktor
42 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks
Prognosis
i & Pemfis n Penunjang anaan

Beberapa hal yang harus dilakukan bila kembali kejang :

Tetap bersama pasien selama kejang


Berikan diazepam rektal dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti
Bawa ke dokter atau RS bila kejang berlangsung 5 menit
Faktor
43 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi
Risiko
Patofisiolog Anamnesis Pemeriksaa Penatalaks Prognosi
i & Pemfis n Penunjang anaan s

Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat,


prognosisnya baik dan tidak menyebabkan
kematian.
Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-
50%.
Risiko untuk mendapatkan epilepsi rendah.
44

Terima Kasih

Você também pode gostar