Você está na página 1de 46

Peranan ASI dan MP-ASI dalam

Penanggulangan Stunting dan


masalah kesehatan

Oleh :
Aripin Ahmad, S.Si.T, M.Kes
Ahli Gizi dan Dosen Poltekkes Kemenkes Aceh
Pokok bahasan

Stunting (Definisi, cara menentukan,


besaran masalah dan penyebabnya).
Pemberian ASI (Inisiasi Menyusu Dini, ASI
Eklusif)
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI);
Peranan ASI dan MP-ASI dalam mencegah
stunting
Faktor pendukung dan penghambat dalam
penanggulangan stunting
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 2
Konseling Menyusui
Kekurang
an Gizi

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 3
Konseling Menyusui
2
Kurus
(Wasting)
BB/TB
Gizi Kurang
Pendek
dan
Buruk(Underwi
ght)
(Stunting)
BB/U TB/U
Kekurangan
1 Gizi 3
Secara
Antropometr
i (Ukuran
Fisik)
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 4
Konseling Menyusui
Definisi

Stunting (pendek) :
Suatu keadaan dimana terjadi
retardasi pertumbuhan linier
tinggi/panjang badan yang tidak
sesuai menurut umur
(Z-score <-2SD indeks PB/U
atau TB/U)
(WHO standards, 2005)
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 5
Konseling Menyusui
Klasifikasi status gizi Indeks PB/U
atau TB/U

Panjang Sangat <-3 SD


Menurut Pendek
Umur (PB/U) Pendek -3 SD s/d <-
Atau 2 SD
Tinggi
Normal -2 SD s/d 2
Menurut
SD
Umur (TB/U)
Tinggi > 2 Antrpometri
Standart SD
Kepmenkes
No:1995/Menkes/SK/XII/2010

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling


Menyusui 6
Bagaimana menentukan seorang
anak stunting..?
Umur Panjang Badan (cm)
(bulan Laki-laki 0-24 Bulan
)
-3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
01 44.2 46.1 48.0 49.9 51.8 53.7 55.6
1 48.9 50.8 52.8 54.7 56.7 62.4 64.4
Standart Antrpometri
Kepmenkes
No:1995/Menkes/SK/XII/2010

Contoh: Jika anak Laki-laki usia 1


Stuntin
bulan PB nya <50.8 cm g/Pende
k
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 7
Konseling Menyusui
Tinggi Badan Anak Indonesia
125.0
125.0
120.0 120.0
115.0 Diff:6.7 cm 115.0 Diff:7.3 cm
110.0 110.0
105.0 105.0
100.0 100.0
95.0
95.0
90.0
90.0
85.0
85.0 Mean Height (Cm)
Mean Height (cm) 80.0
80.0 75.0
75.0 70.0
Laki-laki Perempuan
70.0 65.0
65.0 60.0
Reference 55.0 Reference
60.0
50.0 Indonesia
55.0 Indonesia
45.0
50.0
45.0
Age (month)

Age (month)

Sumber: Atmarita, Aripin Ahmad :Disampaikan pada


2010 "Workshop penyusunan Juknis 8
Konseling Menyusui
?

BAGAIMANA STUNTING DI
ACEH Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 9
Konseling Menyusui
Terjadi penurunan Rata-rata Tinggi Badan
Anak Baru Masuk Sekolah di Aceh 1994-
2003
Kelamin TB 1994 TB 2003 Selisih TB
Laki-Laki 119,20 110,00 9,20
Perempuan 118,80 108,94 9,86
LK & PR 118,90 109,60 9,3

Sumber : Riset Dinkesa-Unicef, 2004


118
1. Populasi dan Cluster Sampling
cm a. 11 kabupaten
b. 228 SD/MI (81,7 %) Di daerah perdesaan

c. 51 SD/MI (18,3 %) perkotaan


109 d. 66,4% Dalam Kategori DTT dan 33,6 %
cm DT
2. Jumlah Responden
a. Total Responden 18.107 murid
b. Pria 9.479 orang (52,3%) Wanita 8.628
(47,7%)
c. Umur 75 bln (6 tahun) min. 47 bln-max.
166 bln
1994 _______________2003 10
Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling
Jenis Kelamin TB 1994 TB 2003 Selisih TB Otak Dewasa
1.4 KG
Laki-Laki 119,20 110,00 9,20
Perempuan 118,80 108,94 9,86
LK & PR 118,90 109,60 9,3
Sumber : Dinkes Aceh,
2004

Investasi dini
SDM
Pertumbuhan
fisik
Pertumbuhan
otak
intelektual,
Aripin Ahmad :Disampaikan pada emosi-onal,
"Workshop penyusunan Juknis 11
Konseling Menyusui
spiritual,
Aceh termasuk provinsi dengan
angka stunting tertinggi di Indonesia

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling 12


Menyusui
Prevalensi stunting (TB/U) di Provinsi Aceh dibandingkan dengan angka Nasional (Riskesdas 2007 dan
Riskesdas 2010)

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 13


Prevalensi stunting (TB/U) di Aceh menurut
Kabupaten/Kota (Riskesdas 2007)

Indonesia
2007=
36,8%

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 14


Cut-off values for public health significance (Reference: WHO, 1995)

Underweight (kurang berat badan)


< 10%: Low prevalence
10-19%: Medium prevalence
20-29%: High prevalence (Aceh,
23,7%)
30% : Very high prevalence Kombinasi 3

Stunting (pendek) Indeks


< 20%: Low prevalence Aceh masih
20-29%: Medium prevalence Rawan Gizi
30-39%: High prevalence (Aceh,
38,9%) (Kronik dan
40%: Very high prevalence Akut)

Wasting (kurus)
< 5%: Acceptable
5-9%: Poor
10-14%: Serious (Aceh 14,2%)
15%: Critical
BAGAIMANA DENGAN AKI
DAN AKB
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 16
Konseling Menyusui
GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN
ANAK

Indikator Target Pencapaian Keteranga


Target 4a: Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam n
kurun
waktu 1990 dan 2015
Angka Kematian Bayi 23 25 Hasil
(AKB) per 1.000
kelahiran hidup Susenas
Angka Kematian 32 45
menunjukka
Balita (AKBA) per n terjadi
1.000 kelahiran penurunan
hidup
Proporsi anak-anak Meningk 37%
AKI dan AKB
berusia 1 tahun at (Dinas Kesehatan Aceh, namun
diimunisasi campak 2012) masih
diperlukan
upaya keras
untuk
mencapai
target

17
17
GOAL 5 : MENINGKATKAN
KESEHATAN IBU

Indikator Target Pencapai Keterangan


an
Target 5a : Mengurangi AKI dalam kurun waktu 1990 dan
2015 Terjadi penurunan AKI
AKI per 100.000 102 158 namun memerlukan
kelahiran hidup (Dinas perhatian khusus melalui
Kesehatan Aceh, penyediaan tenaga
2012) kesehatan strategis
Pertolongan 84,67%
Akan tercapai
persalinan oleh (Dinas
90%) (on track)
tenaga kesehatan Kesehatan
Target Aceh, 2012)
terlatih5b:
(%)Meningkatkan akses terhadap kesehatan
reproduksi
Tingkat pemakaian
kontrasepsi/ 65%) 61,20% Akan tercapai
contraceptive (on track)
prevalence rate (BKKBN, 2012)
(CPR) cara modern
18
Penyebab

Asupan gizi yang tidak adekuat


Akumulasi episode stres yang sudah
berlangsung lama (misalnya infeksi
dan asupan makanan yang buruk),
yang kemudian tidak terimbangi oleh
catch up growth (kejar tumbuh)

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 19


Penyebab stunting dan dampaknya (bhutta, 2008
Poverty
Intrauterin Infection
Social e Growth
and retriction
Political
Centext Micronutrie
s nt
Deficiencie
s Disability
Food Stunting
Insecuri (chronic
Reduce Undernutrio
ty n)
Energy and
protein Severe
Poor Intake acute
Access malnutritio
to n
uptake Breastfeedi
ng Death
of
service Infection
s

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 20


Panjang badan anak laki-laki
menurut status kelahiran

Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi : sebuah studi prospektif
(Kusharisupeni, 1997)

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 21
Konseling Menyusui
Panjang badan anak perempuan
menurut status kelahiran

Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi : sebuah studi prospektif
(Kusharisupeni, 1997)

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 22
Konseling Menyusui
MP-
ASI

PERANAN ASI DAN MP-ASI


MENCEGAH STUNTING

A Si

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 23


3

2 4

5
1

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling


24
Menyusui
Cakupan ASI Eklusif di Aceh sangat
rendah (Profil Kesehatan 2010)

Target Nasional
2014 80%

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 25


CAKUPAN ASI EKLUSIF 0-6 BLN
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2011
70
62.7
Target RPJMN
60 58.4 2011 (67 %)
55.1
52.9

50
44.7
42.142.0
40.3 39.7
40 38.9
37.0
33.8 33.4 33.2

30 28.0
26.3 25.5
23.0 21.9

20 18.7
17.3 17.1
15.8 15.0

10

0
Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling
27
Menyusui
Masalah anemia pada Balita

Survei anemia pada baduta di 4 Kabupaten/Kota


di Aceh, yaitu Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh
Jaya dan Aceh Barat 67,8% balita anemia
(Banda Aceh 62,5%, Aceh Besar 68,5%, Aceh Jaya
66,7% dan Aceh Barat 69,1% (WVI, 2010)

Survei Pada anak baduta 6-24 bulan di 3


Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar didapatkan
46,7% anemia (Hb<11mg/dl) dan 63.8%
defisiensi besi (serum ferritin) (Poltekkes Aceh
dan WVI, 2011).
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 28
Konseling Menyusui
Anemia pada anak balita di Aceh Survei WVI, 2010
dan Poltekkes Aceh, 2011

20,2 %

8,9 % 44,4 %

26,5 %

Survei Poltekkes dan WVI ,


Survei WVI, 2010 (4 Kabupaten 2011
Aripin Ahmad :Disampaikan pada(n=257 anak baduta di 3
di Aceh "Workshop penyusunan Juknis
Kecamatan) 29
Konseling Menyusui
Asi dan mp-asi cegah gangguan
pertumbuhan/stunting

Pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat


cegah gangguan pertumbuhan
(PENDEK/STUNTING), hasil penelitian
Bhuta, et.al (2008) menunjukan 19,8%
stunting pada 12 bulan pertama
kehidupan balita dapat diturunkan
dengan pemberian ASI dan MP-ASI yang
tepat
Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 30
Breastfeeding and
complementary feeding reduce
stunting at 12 months!
Intervention (Lancet series, Bhutta et
% reduction
al, 2008) of stunting
Appropriate feeding interventions 19,8
Zinc supplementation 9,1
Hygiene interventions 1,9
MMN supplementation in pregnancy 0,9
Balanced energy and protein 1,9
supplementation
Intermittent preventive treatment for 1,4
malaria during pregnancy
If 70% of coverage with all interventions:
by 17,3% in U5 deaths and by 24% in stunting
Aceh prov: If UW
Aripinby 4 pts/year:
Ahmad :Disampaikan3,068
pada U5 child lives
"Workshopsaved
penyusunan Juknis 31
Konseling Menyusui
Beberapa intervensi dan pengaruhnya
terhadap penurunan stunting

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 32
Konseling Menyusui
Beberapa intervensi dan pengaruhnya
terhadap penurunan stunting

Proporsi jumlah Prevalensi


kematian penurunan
dikurangi stunting

Intervensi Gizi
Terpadu
Intervensi Gizi Mikro

Intervensi Penyakit

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 33


Hasil Penelitian Zulfiqar A Bhutta, et.all
(LANCET Serries, 2008)
Promosi pemberian ASI dan Pendidikan tentang MP-ASI
dapat meningkatkan TB/U Z score 025 (95% CI 001049).

Intervensi pemberian zat gizi mikro berupa


supplementation of vitamin A (pada periode kehamilan
sampai bayi) pemberian suplementasi zink, suplementasi
besi untuk anak di daerah non endemis malaria dan
promosi garam secara universal di 36 negara dapat:
Meningkatkan gizi dan mencegah terjadinya stunting pada
usia 36 bulan mencapai 36%,
Mencegah kematian bayi dari lahir sampai 36 bulan sampai
25% dan
Mencegah gangguan perkembangan yang berhubungan
dengan stunting, kekurangan gizi berat dan IUGR dan
kekurangan gizzi mikro sampai 25%

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 34


Program-program yg terbukti dapat
mencapai MDG bila di lakukan kpd >90%
sasaran
Ibu dan Bayi Balita (6-59 bulan)
bayi
Suplementasi zat besi
pada ibu hamil Promosi ASI
Promosi
Suplementasi Multiple eksklusif (individual
ASI/MPASI lokal
micronutrient kpd dan group
bumil kounseling) Pengobatan dgn
Zinc
Konsumsi garam
beryodium pada bumil Vit. A Supplem.
Diet seimbang akan Garam yodium
protein dan energi Intervensi Watsan
pada bumil Obat cacing
Pengobatan malaria Penggunaan
pada bumil kelambu
Penggunaan kelambu berinsektisida
berinsektisida pada
bumil

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 35
Konseling Menyusui
ASI dan MP-ASI Selamatkan Jiwa Anak!
(Jones et al., 2003)

Intervensi Jumlah kematian %

ASI ekslusif 1,301,000 13%


MP-ASI 587,000 6%
Kelambu 691,000 7%

Air/sanitasi 326,000 3%
Vitamin A 225,000 2%
Nevirapine/ makanan pengganti 150,000 2%
bagi kurang gizi akut
Imunisasi campak 103,000 1%
30,000 jiwa anak Indonesia bisa diselamatkan tiap tahun
hanya dgn ASI
21,000 jiwa bayi Indonesia bisa diselamatkan dgn IMD
AripinASI &MP-ASI
Ahmad :Disampaikanmenurunkan stunting
pada "Workshop penyusunan 19.8%
Juknis Konseling
Menyusui 36
Hasil penelitian
Asi dan mp-asi
cegah kematian
Edmonth (2006) di
Ghana 16% kematian
bayi dapat dicegah bila
bayi mendapatkan ASI
pada hari pertama,
dan kematian dapat
dicegah 22% bila bayi
melakukan inisiasi
menyusu dini (IMD)
dalam satu jam
pertama setelah lahir
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 37
Konseling Menyusui
Sebanyak 30.000 kematian bayi di
Asi dan mp-asi
Indonesia dan 10 juta kematian anak
cegah kematian
Balita di dunia pada tiap tahunnya,
bisa dicegah melalui pemberian ASI
(Air Susu Ibu) secara eksklusif

Jones, et.al (2003) ASI dan MP-ASI


yang tepat merupakan intervensi
yang paling efektif dalam
melindungi bayi dari kematian,
dimana bila bayi diberikan ASI
secara ekslusif selama 6 bulan 13%
(1,3 juta) kematian dapat dicegah
dan pemberian MP-ASI yang tepat
dapat mencegah 6% (587 ribu)
kematian
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 38
Konseling Menyusui
Wendy H Oddy et al, Australia, Journal of Pediatrics ; Oct
2009 Studi kohort 14 tahun 2900 bumul di follow up
sampai 14 tahun

Semakin lama menyusui


semakin kurang kelainan
kesehatan mental anak dan
remaja
8 Gangguan kesehatanmental
yang dikurangi
Masalah Internal
oleh menyusui
1. Menarik diri
Masalah External
2. Gelisah/ depresif 7. Gangguan bersosialisasi
3. Psychosomatik 8. Deliquent behaviour
4. Gangguan perhatian Tingkah laku Agressif
(Autisme) International Women's
5. Gangguan cara berfikir day
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 39
Konseling Menyusui
Selain itu ASI dan MP-
ASI yang tepat cegah
gangguan pertumbuhan
(PENDEK/STUNTING),
Asi dan mp-asi hasil penelitian Bhuta,
cegah gangguan
pertumbuhan/stunt
et.al (2008)
ing menunjukan 19,8%
stunting pada 12 bulan
pertama kehidupan
balita dapat diturunkan
dengan pemberian ASI
dan MP-ASI yang tepat

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 40
Konseling Menyusui
FAKTOR PENGHAMBAT DAN
PENDUKUNG DALAM
MENURUNKAN
Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui
41
Hambatan rendahnya
cakupan
Pengetahuan masyarakat
asi
Pengetahuan masyarakat
Partisipasi masyarakat
Dukungan Keluarga (suami, ortu/mertua,
keluarga lain)
Prilaku Masyarakat
Nilai-nilai/kepercayaan/budaya
Peran lintas sektor (Dinas terkait selain
Kesehatan, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat,)
Peran Petugas kesehatan
Orientasi pelayanan kesehatan masih kuratif

Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 42


Perlu Konseling Menyusui
Peningkatan pelayanan
kesehatan
Penerapan Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui (10 LMKM) WHO
dan UNICEF 1989
Rumah Sakit Sayang Bayi dicanangkan
secara global dalam Innocenti Declaration
1990 : Agar semua ibu sukses menyusui
ditetapkan 4 target operasional : KIE,
semua Sarana Pelayanan Kesehatan
Sayang Bayi, Pengaturan pemasaran PASI
dan Dukungan ibu bekerja, fokus
koordinasi
Aripin Ahmad :Disampaikan pada "Workshop penyusunan Juknis Konseling Menyusui 44
World Health Organization (WHO) telah menetapkan
adanya 7 kontak plus dengan konselor laktasi atau
klinik laktasi sejak ibu hamil sampai bayi lahir dan
menyusui. Tujuh kontak tersebut dilakukan pada saat:

Ke-1 : Umur Kehamilan 28 minggu


Ke-2 : Umur Kehamilan 36 minggu
Ke-3 : Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Ke-4 : Setelah melahirkan (hari pertama, kedua,
ketiga, dan selama masih dirawat)
Ke-5 : Nifas hari ke-7
Ke 6 : Nifas hari ke-14
Ke-7 : Nifas hari ke-39
Plus : Bila ibu memerlukan informasi lain
Aripin Ahmad :Disampaikan pada
"Workshop penyusunan Juknis 45
Konseling Menyusui
TEURIMONG GEUNASEH

Aripin Ahmad :Disampaikan pada


"Workshop penyusunan Juknis 46
Konseling Menyusui

Você também pode gostar