Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LINGKUNGAN HIDUP
M. Edi Armanto
Koordinator Tim Pengembangan Wilayah &
Tataruang
Materi:
1. Pengertian dasar Tata Ruang
2. Prinsip Umum
3. Pola Pemanfaatan Ruang
4. Struktur Pemanfaatan Ruang
5. Penataan Ruang
6. Tahapan Penataan Ruang
7. Review dan Pandangan thd Sistem
Penataan Ruang di masa datang
Ruang
Domain Ruang (space), bukan ruang
(room)
Ruang: meliputi ruang daratan, ruang
lautan, dan ruang udara beserta
sumberdaya yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian perencanaan
tata ruang mencakup struktur dan pola
pemanfaatan ruang yang meliputi tata
guna tanah, tata guna air, tata guna udara
dan tata guna sumberdaya alam lainnya.
Klasifik Homogen Konsep Alamiah
Sistem /
Wilayah Fungsional
Sistem ekonomi : agropolitan,
kawasan produksi, kawasan industri
3. Identifikasi tipologi
wilayah
2 Wilayah 1. Deskripsi hubungan nodalitas 1. Keterkaitan CBD dan
nodal 2. Identifikasi daerah daerah pelayanannya.
pelayanan/pengaruh/ 2. Growth Pole area
1. Menjaga 1. Negara
keutuhan/integrasi 2. Propinsi
Wilayah
7 wilayah teritorial 3. Kabupaten
Politik
2. Menjaga pengaruh /
kekuasaan teritorial
Wilayah Optimasi fungsi-fungsi 1. Negara
Tata Ruang
Wujud struktur dan pola pemanfaatan
ruang, baik yang direncanakan
maupun tidak direncanakan.
Struktur pemanfaatan: menyangkut
hal-hal yang bersifat hirarki,
keterkaitan, serta kelembagaan
pemanfaatan ruang (land status)
Pola pemanfaatan: pola spasial (spatial
pattern) pemanfaatan ruang (land use)
Domain dan Prinsip-prinsip Umum
Sumberdaya di dalam Ruang
Hukum Geografi Pertama Tobler:
'Setiap hal memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang
lebih berdekatan memiliki keterkaitan lebih dari lainnya'.
Tangerang
9 32 50 00
932 50 00
North Jakarta
West Jakarta
Central
Tangerang Jakarta
Municipal
East Jakarta Bekasi
Municipal
930 00 00
9 30 00 00
Bogor Bogor
9 27 50 00
927 50 00
Municipal
Urban
Wa ter/Po nds
Agr icultu re
Pad dy
Fore st
925 00 00
9 25 00 00
Land Use/Cover of
9325000
9325000
9320000
9320000
1972
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
DANAU
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
Settlements
RAWA/TAMBAK/LAUT
Swamp/ponds
SAWAH
Paddy Field
9300000
9300000
VEGETASI
Other greenery
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 1983
1983
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
DANAU
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
Settlements
RAWA/TAMBAK/LAUT
Swamp/ponds
SAWAH
Paddy Field
URBAN
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 1998
1988
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
AIR/SUNGAI
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
Settlements
PERMUKIMAN
Swamp/ponds
RAWA/TAMBAK/LAUT
Paddy Field
SAWAH
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 1993
1993
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
AIR/SUNGAI
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open
LAHAN areas
TERBUKA
Settlements
PERMUKIMAN
Swamp/ponds
RAWA/TAMBAK/LAUT
Paddy
SAWAH Field
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
Core Zone of
Jabotabek (Jakarta
City)
Peta Penutupan Lahan
DKI Jakarta Tahun 2002
2002
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
Lake
AIR/SUNGAI
Public Facilities
FASILITAS UMUM
Open areas
LAHAN TERBUKA
Settlements
PERMUKIMAN
Swamp/ponds
RAWA/TAMBAK/LAUT
Paddy Field
SAWAH
9300000
9300000
Other greenery
VEGETASI
9295000
9295000
9325000
9325000
9320000
9320000
9315000
9315000
9310000
9310000
9325000
9325000
KETERANGAN
9305000
9305000
DANAU
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN Peta Penutupan Lahan
RAW A/TAMBAK/LAUT DKI Jakarta Tahun 1983
9320000
9320000 SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
1972
9315000
9315000
9295000
9295000
9310000
9310000
KETERANGAN
9305000
9305000
DANAU
9325000
9325000
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
RAW A/TAMBAK/LAUT
SAWAH Peta Penutupan Lahan
URBAN
DKI Jakarta Tahun 1993
9300000
9300000
VEGETASI
9320000
9320000
1983
9295000
9295000
9315000
9315000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
2000 0 2000 Meters
9310000
9310000
9325000
9325000
KETERANGAN
9305000
9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN Peta Penutupan Lahan
RAWA/TAMBAK/LAUT DKI Jakarta Tahun 1998
9320000
9320000
SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
1993
9315000
9315000
9295000
9295000
9310000
9310000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
9325000
9325000
KETERANGAN
9305000
9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA Peta Penutupan Lahan
PERMUKIMAN DKI Jakarta Tahun 2002
9320000
9320000
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
9315000
9315000
9295000
9295000
9310000
9310000
functions of water recharge areas, KETERANGAN
9305000
9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
RAW A/TAMBAK/LAUT
SAWAH
9300000
9300000
VEGETASI
2002
9295000
9295000
ke
BogorSindangrasa Peta Lokasi Penelitian
Cipayung
Sindang Sari Megamendung 1 0 1 2
Cipayung datar girang
Pandansari
# Cilember Ki l omet er
Ciawi #
Jogjogan
Gadog Kopo Leuwi
Malang Batu
#
Sukamahi Layang
Sukakarya
Cisarua
Sukamaju Tugu Utara
Keterangan Sukamanah
ke Sukabumi
Batas desa Kuta
Batas Sub DAS
Sukaresmi Citeko
Sungai utama
Anak sungai Sukagalih
Tugu Selatan
Jalan utama ke Cianjur
#
Kota
Daerah penelitian Cibeureum
Bojong murni
Lau t Ja wa
Serang
Jakarta
#
#
#
Cianjur
# Majale ngka
#
Sukabumi
Pelabuhan Ratu #
# Bandung
# Tasikmalaya
#
6 37 48 - 6 46 12 LS
106 49 48 - 107 0 0 BT
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1981
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun karet Kilometer
Kebun teh
Lahan terbuka Jalan utama
Permukiman Sungai utama
Sawah Anak sungai
Tegalan Batas Sub Das
1981
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1985
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun karet Kilometer
Kebun teh
Lahan terbuka Jalan utama
Permukiman Sungai utama
Sawah Anak sungai
Tegalan Batas Sub Das
1985
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1990
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun teh Kilometer
Lahan terbuka
Permukiman Jalan utama
Sawah Sungai utama
Tegalan Anak sungai
Batas Sub Das
1990
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 1994
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun teh Kilometer
Lahan terbuka
Permukiman Jalan utama
Sawah Sungai utama
Tegalan Anak sungai
Batas Sub Das
1994
705000 710000 715000 720000
705000 710000 715000 720000
9265000
9265000
9260000
9260000
Peta Penggunaan Lahan
Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun 2001
Keterangan
Hutan lebat
Hutan semak/belukar 1 0 1 2
Kebun campuran
9255000
9255000
Kebun teh Kilometer
Lahan terbuka
Permukiman Jalan utama
Sawah Sungai utama
Tegalan Anak sungai
Batas Sub Das
2001
back 705000 710000 715000 720000
Luas Penggunaan Lahan
di Sub DAS Ciliwung Hulu
Hasil dan
Perubahan Luas
Penggunaan Lahan
Menurut Periode Tahun
Hasil dan
Lima Ranking Perubahan Tipe dan
Luas Penggunaan Lahan yang
Dominan
di Sub DAS Ciliwung Hulu Tahun
1981-2001
Hasil dan
Model dari Hasil Analisis
Regresi Berganda
Y = 42,20128(L2) + 16,29618(R7)
Hasil dan
Struktur Pemanfaatan
Ruang
Gambaran keterkaitan aktifitas-aktifitas
pemanfaatan ruang serta besaran
(magnitude) dan hirarki dari pusat-pusat
dan keterkaitan antar aktifitas
Unsur-unsur struktur pemanfaatan ruang:
a. Keterkaitan antar aktifitas (arah,
jenis/bentuk dan besaran aktifitas)
b. Besaran dan jenis aktifitas-aktifitas di
pusat-pusat aktifitas/pelayanan
c. Hirarki antar pusat/keterkaitan
HIRARKI FUNGSI KOTA DAN PUSAT
PELAYANAN/AKTIFITAS
Serang 1 jt
Bogor 0,7
jt Indramayu
0,5 jt
2,5 jt 0,1
2,3 jt 0,9 jt
Cianjurjt
Sukabumi
Bandung
370295
KAB TANGERANG
KOTA 112707
TANGERANG DKI JAKARTA
KAB BEKASI
222539
KOTA
BEKASI
100323
127830
KOTA DEPOK
(commuting)
didominasi pergerakan KAB BOGOR
dari Botabek ke Jakarta KOTA
BOGOR
PKN PKN
AP
AP AP
PK KP PKW
W
KP KP
PKL LP PKL
LP LP
Perdesaan Perdesaa
n
Subang
(PKW)
JAKARTA
Bekasi
Tangerang
Lebak Depok
(PKW)
Purwakarta
(PKW)
Bogor
PKN METROPOLITAN
JABODETABEK
Sukabumi
(PKW)
SKEMATIK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
Kota
OUTLET
DPP Besar
Pelabuhan
Sedang
Bandara
Kecil
Sentra Produksi
Kawasan Agropolitan
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor
Primer
Ibukota Propinsi
Kota Jenjang I
Kota Jenjang II
Kawasan Agropolitan
Kawasan Agropolitan
Jalan Arteri Primer n a
uh
la b
Pe
et
tl
Ou
Sketsa Jaringan Jalan Dalam Kawasan Agropolitan
Sketsa jaringan jalan agar terjadi efisiensi desa-kota sebagai satu
kesatuan dalam meningkatkan SDA, Infrastruktur buatan & SDM
Jalan Utama
antar Pusat
Agropolitan Jalan Primer
Pusat
Agro
polita
n
Jalan Akses
Kawasan Sentra
Produksi (On-
Farm)
Kota Tani
Utama
(Agropolis)
Pola Spasial Keterkaitan Antar Hirarkhi Pusat-Pusat Aktivitas dan
Keberadaan Jalur Jalan yang Menghubungkannya
A
Keterangan :
Pola Denritik Kota Besar : A
B Kota Menengah : B
Kota Kecil : C
Wilayah Perdesaan : D
C
B. Unsur non-fisik/non-spasial:
(1) aspek-aspek institusi dan organisasi
Perencanaan
Suatu proses menentukan apa yang
ingin dicapai di masa yang akan datang
serta menetapkan tahapan-tahapan
yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Suatu cara rasional untuk
mempersiapkan masa depan.
Suatu kegiatan terkoordinasi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu di
dalam waktu tertentu.
Dua Unsur Utama
Perencanaan
Di dalam Proses Perencanaan, secara
umum selalu terdapat dua unsur
penting, yakni:
(1) hal yang ingin dicapai dalam
penataan ruang adalah berupa
tujuan-tujuan pembangunan itu
sendiri,
(2) cara untuk mencapainya.
Ciri degradasi sumberdaya alam/lingkungan
hidup:
perlahan (lamban)
dampaknya bersifat kumulatif
pada suatu saat akan terjadi krisis yang
penanggulangannya sulit/mahal
sifat pelaku kerusakan umumnya golongan
masyarakat kuat secara sosial-politik &
ekonomi
penerima dampak negatif (yang terkena
social cost) adalah golongan masyarakat
miskin, tidak punya hak-hak, atau hak-haknya
sedikit/lemah.
Sifat Penataan Ruang:
Persepektif Jangka Panjang (karena ada
kecenderungan irreversibility
Pendekatan Sistemik/fungsional (keterpaduan)
Arah Penggunaan Lahan
Hutan primer
Komoditi harapan:
Hortikultura semusim
Komoditi andalan: sayur
Cabe/tomat
Komoditi andalan: aren
Komoditi harapan:
Horti, tanaman keras
Arah Penempatan Sarana
Agribisnis
Kios agribisnis
Suban Ayam
Air Duku
Sumber Bening
Sub-terminal agribisnis
Klinik agribisnis
Pabrik pengolahan
Arah Pengembangan
Jalan
KAWASAN JABODETABEK-PUNJUR
KAWASAN JABODETABEK-PUNJUR
KAWASAN JABODETABEK-PUNJUR
KAWASAN JABODETABEK-PUNJUR
KAWASAN JABODETABEK-PUNJUR
The Hierarchy of Spatial Planning in
Jabotabek Region
National Spatial
Planning
Provinces and
Inter-Provinces
Spatial Planning
Districts and
Subdistricts
Spatial Planning
The Inconsistency
between Planning
and Existing Land
Cover (2001)
Regional
Workshop I
1. Aspirasi
2. Alternatif- alternatif pemecahan
Alternatif
Pengembangan (II)
Workshop II
Alternatif-alternatif
Terbaik
Master Plan
TOR
Penyusunan Rencana
Model Perencanaan
f
Desa Partisipatif Social Assesment (DIALOG I)
Survai Topografi/Geodesi
f Peta Lapangan
Survei Lapang
BudidayaAgronomi/ Agribisnis & Pasar Hidrologi
Tanah Perikanan/peternakan Teknik
Sipil
f
DIALOG III : Diskusi hasil survei
sementara
ANALISIS
f Lab./Studio
PELAKSANAAN
f
Proses Feedback, review/kaji ulang
Output Aliran Aktivitas
(Antara)
10 0 10 Kilometers
9330000
9330000
Legenda :
Hutan
9300000
9300000
9270000
9270000
Sumber :
Citra Landsat TM Tahun 2001
660000 690000 720000 750000
TOTAL INKONSISTENSI PENGGUNAAN LAHAN
DI KAWASAN JABODETABEK
650000 660000 670000 680000 690000
9340000
9340000
4 0 4 Kilometers
9330000
9330000
9320000
9320000
Legenda :
Hutan
Tanaman Pertanian Lahan Basah
Tanaman Pertanian Lahan Kering
Ruang Terbangun
Air
9310000
9310000
9300000
9300000
Sumber :
Citra Landsat TM Tahun 2001
650000 660000 670000 680000 690000
650000 660000 670000 680000 690000
9340000
9340000
2 0 2 Kilometers
9330000
9330000
Legenda :
Hutan bakau
Industri yang ada
9320000
9320000
Pariwisata
PUSPITEK
Lapangan terbang BUDIARTO
Kawasan pariwisata
Kawasan pengembangan pantai
Pelita Air Service
Pengembangan kota baru
9310000
9310000
9300000
9300000
Perumahan terbatas
Potensi Industri dan gudang
Sawah wisata
Taman wisata
Sumber :
Rencana Tata Ruang W ilayah
Kabupaten Tangerang
650000 660000 670000 680000 690000
INKONSISTENSI PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN TANGERANG
675000 680000 685000 690000
4 0 4 Kilometers
9325000
9325000
9320000
9320000
Legenda :
Hutan
Tanaman Pertanian Lahan Basah
Tanaman Pertanian Lahan Kering
Ruang Terbangun
Air
9315000
9315000
9310000
9310000
Sumber :
Citra Landsat TM Tahun 2001
675000 680000 685000 690000
675000 680000 685000 690000
2 0 2 Kilometers
9325000
9325000
9320000
9320000
Legenda :
Jalan toll
Kawasan bandara /lapangan terbang
Kawasan industri
Kawasan perumahan
Kws.pengembangan terbatas
Kws.pusat kota(perdg,pemerinthan)
9315000
9315000
Sungai/danau/situ
Taman jalan
9310000
9310000
Sumber :
Rencana Tata Ruang W ilayah
Kota Tangerang
675000 680000 685000 690000
INKONSISTENSI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA TANGERANG
ISU DAN PERMASALAHAN
UU Penataan Ruang (UU 24/1992)
1.TUJUAN YANG DIRUMUSKAN DALAM UU PENATAAN RUANG
MASIH TERLALU SANGAT NORMATIF. Seharusnya secara
eksplisit, kongkrit, terukur, dan memiliki dimensi yang jelas (misal
tujuan penataan ruang adalah: pemanfaatan yang optimal) dari sisi:
Efisiensi dan produktifitas pemanfaatan nggunaan sumberdaya
(ditunjukan oleh TFP)
Sinergi dan keterkaitan spasial (termasuk rural-urban lingkages)
Meningkatkan keberimbangan, mengurangi konflik-konflik
pemanfaatan sumberdaya secara vertikal & horizontal, dll
Keseimbangan antara pemanfaatan daya dukung SDA-LH