Você está na página 1de 18

ASKEP DIARE

Tarsisius V. Tance, S.Kep.,Ns


A. Pengertian
Diare adalah meningkatnya
frekuensi buang air besar
konsistensi encer/cair dan perut
terasa mules ingin buang air besar.
Dikatakan diare bila frekuensi buang
air besar lebih dari 3 kali sehari
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
2001, hal 91)
B. Etiologi
1. Faktor infeksi
a) Infeksi bakteri: Vibro E Coli, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, AeromonasI
nfeksi parasit : Cacing (Ascaris,
Triehivirus, Oxyaris, Strongiloides),
Protozoa (Entamuba, Giardia lambia,
trichormonas hominis), Jamur (Candida
albicans)
Infeksi virus : entero virus (virus Echo,
coxackie, poliomyelitis), Andero virus,
Roya virus, Astrivirus
b. Infeksi parenteral:
yaitu infeksi di bagian tubuh lain
di luar alat pencernaan seperti
otitits media akut (OMA),
tonsilofaringitis,
bronkopneumonia
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi
terhadap makanan.
4. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas (jarang terjadi,
tetapi dapat menimbulkan diare
utamanya anak yang lebih besar).
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare :(Ngastiya, 1997)
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat
yang tidak dapat diserap akan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat,
sehingga menyebabkan pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga terjadi diare.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal : oleh
toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terjadi peningkatan isi usus
Gangguan metabolisme usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
yang selanjutnya akan menimbulkan diare
pula.
C. Patofisiologi
Patogen yang mempunyai toksin
(toksigenic) seperti shigella da E coli yang
masuk ke dalam usus halus dan
mengeluarkan toksin yang aktif pada usus
halus sehingga mengakibatkan
peradangan lokal dan menyebabkan
pengeluaran elektrolit secara cepat. Invasi
patogen (menyusup) seperti shigella
campylo bakteri, E. coli menerobos usus
halus dan usus besar menyebabkan
kerusakan sel nekrosis dan kemungkinan
ulserosa. Faeces yang keluar saat diare
sering berisi leucosit dan eritrosit
lanjut
Beberapa apatogen seperti Rotavirus menyerang
mukosa epitel tanpa penyusupan, kemudian
merusak sel-sel vili usus, menyebabkan absorbsi
elektrolit terlambat dan mempunyai potensi
untuk terjadinya ketidakseimbangan elektrolit.
Pengaruh dari kondisi usus yang sudah terserang
virus, meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit
ke dalam intestinal. Hal ini mengakibatkan
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang
terjadi secara cepat dan kegagalan sirkulasi
sehingga menyebabkan syok dan berakhir
dengan kematian
D. Manifestasi
Suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan kurang/menurun,
kemudian timbul diare, tinja cair dan
biasanya disertai lendir atau darah,
anus dan daerah sekitarnya lecet
karena seringnya defekasi, dan tinja
makin lama makin asam akibat
banyaknya asam laktat
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan feses
E. Penanganan Medik
1. Cairan peroral
Cairan sederhana yang dapat dibuat
sendiri (Formula tidak lengkap)
hanya mengandung garam dan gula
(NaCl dan sukrosa), atau air tajin
yang diberi garam dan gula, untuk
pengobatan sementara dirumah
sebelum dibawa berobat ke rumah
sakit/pelayanan kesehatan untuk
mencegah dehidrasi lebih jauh.
2. Cairan parenterl
Ringer Laktat selalu tersedia di
fasilitas kesehatan dimana saja.
Mengenai pemberian cairan
seberapa banyak yang diberikan
bergantung dari berat ringannya
dehidrasi yang diperhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Mengkaji eliminasi feses (bentuk,
bau,episode diare, frekwensi, ada
darah dll)
Kaji bising usus, gejala anoreksia,
turgor kulit,nyeri perut, keram perut,
kaji tanda adanya dehirasi, kaji
mukosa membaran
2. Diagnosa/Intervensi
1) Kurangnya volume cairan berhubungan
dengan seringnya buang air besar.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
sesuai kebutuhan tubuh.
Intervensi :
Kaji tanda-tanda vital.
Monitor intake dan out put.
Awasi tanda-tanda dehidrasi.
Timbang berat badan tiap hari.
Beri cairan parenteral sesuai indikasi.
Berikan obat anti diare sesuai indikasi
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan muntah /
ganggguam absorbsi
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
Timbang berat badan tiap hari.
Beri makanan cair secara
bertahap.
Beri makan sedikit tapi sering.
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
pemberian diet
2) Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : suhu tubuh normal
Intervensi :
Pantau suhu tubuh.
Beri kompres hangat.
Kolaborasi pemberian antipiretik
Selamat
Belajar

Você também pode gostar