Você está na página 1de 10

Adab Berpakaian Menurut

Islam; Pakaian Wajib, Sunnah


dan Haram
Definisi Pakaian
Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan
dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia
membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup
dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan
manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status,
jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang
memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian
tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya
yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga
meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya
seperti hiking dan memasak, dengan memberikan
penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga
memberikan penghalang higienis, menjaga toksin dari
badan dan membatasi penularan kuman.
1. Tuntunan Berpakaian Menurut
Al-Qur'an dan Hadits.
Pakaian adalah termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-
hamba-Nya. Allah Ta'al berfirman:





Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian
takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S.
Al-A'raf: 26).

Dan seyogyanya pakaian itu baik, indah dan bersih, Allah Ta'ala berfirman:





Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap [memasuki]
masjid makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan .
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(Q.S. Al-A'raf: 31).
2. Klasifikasi Pakaian Dari Sisi
Syari'ah
a) Pakaian Wajib. Yaitu pakaian yang menutupi aurat,
melindungi diri dari panas dan dingin serta menjauhkan
bahaya.Dari Hakim bin Hizam, dari ayahnya, dia
berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, mengenai
aurat kita, maka apakah yang harus kami tutup dan
apakah yang boleh kami tinggalkan ?" Beliau bersabda:
"Peliharalah auratmu kecuali dari isterimu atau hamba
sahayamu." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, bila
orang-orang gitu sedang berkumpul?" Beliau menjawab:
"Bila engkau dapat menjaganya untuk tidak dilihat
seseorang, maka janganlah seseorang itu melihatnya."
Aku bertanya: "Apabila salah seorang diantara kita
sedang sendirian?" Beliau menjawab: "Allah Ta'ala itu
lebih berhak agar seseorang merasa malu kepada-Nya."
b) Pakaian Sunnah.Yaitu pakaian yang
mengandung keindahan dan hiasan.Dari
Abu Darda' r.a., dia berkata: Telah bersabda
Rasulullah saw." Sesungguhnya kamu hendak
datang kepada saudara-saudaramu yang
seagama, maka bersihkan dan indahkan
kendaraan kamu dan juga pakaian kamu,
sehingga kamu itu nampak bagaikan tahi lalat
tubuh di kalangan orang-orang (indah dan
menonjol)' karena sesungguhnya Allah itu
tidak menyukai pakaian kumal dan sengaja
berpakaian kumal".Lebih utama lagi dalam
beribadah, pada hari Jum'at, pada kedua hari
raya, dan dalam pertemuan-pertemuan umum
c) Pakaian yang haram.Yaitu pakaian
dari sutera dan emas bagi lelaki, lelaki
yang memakai pakaian khusus bagi
perempuan, perempuan yang
memakai pakaian khusus bagi laki-laki,
dan memakai pakaian kemegahan dan
kesombongan, serta pakaian yang
mengandung unsur berlebihan
3. Adab Berpakaian Dan Batasannya
Terkadang seorang beranggapan bahwa kita harus berpakaian sebagus
mungkin supaya berbeda dengan orang yang lain atau tampil beda,
tidak peduli apakah hal itu melanggar syariat ataukah tidak. Sebagian
yang lain justru sebaliknya melihatnya sebelah mata tidak mau ambil
pusing dengan penampilan hingga terkadang berpakaian lusuh, kumal
dan jauh dari kebersihan. Lebih parah lagi, sebagian orang telah dicabut
rasa malunya sehingga dengan tanpa malu mengumbar auratnya
kepada khayalak ramai. Tentu semua ini adalah pendapat dan
perbuatan yang keliru dan berlebihan. Aturan Islam dan adabnya dalam
berpakaian adalah:

a) Pakaian menutup semua aurat.


Demikianlah, syariat Islam mendorong pemeluknya untuk senantiasa
mengutamakan rasa malu pada setiap keadaan. Larangan untuk
menampakkan aurat ini bersifat umum, namun ada orang-orang yang
dikecualikan dalam larangan ini, seperti dalam hadist berikut ini :

Jagalah auratmu kecuali kepada istri dan budakmu.[H.R. Al Baihaqy
dalam syuabul iman dengan sanad hasan]
b) Mengenakan pakaian mulai dari kanan,
melepasnya mulai dari kiri dan
berdo'alah.Rasulullah saw bersabda:


.dan barang siapa yang memakai pakaian
seraya mengucap : segala puji bagi Allah yang
telah memberiku pakaian dan memberikan
rizki kepadaku dengannya tanpa ada daya dan
upaya dariku, maka akan diampuni dosanya
yang telah lalu.[H.R. Ibnu Majah,hadist ini
dihasankan oleh Al Albani dalam shahih sunan
Abi Dawud dari sahabat Anas dari ayahnya]
c) Hindari pakaian haram
a. Sutera
bahan pakaian yang satu ini, adalah bahan yang sangat indah
ketika menjadi suatu pakaian. Oleh karenanya, seringkali sutera
menjadi perlambang kekayaan dan tingginya kedudukan bagi
pemakainya. Namun kita mesti tahu bahwa sutera adalah
bahan pakaian yang dilarang dipakai dalam Islam, utamanya
bagi kaum laki-laki umat ini. Rasulullah bersabda yang
artinya,barangsiapa yang memakai sutera didunia maka ia
tidak akan memakainya diakhirat[H.R. hadit ini shahih
dishahihkan Al Albany dalam silsilah ahadist shahihah].
b. muashfar
muashfar adalah pakaian yang dicelup dengan ushfur, suatu
jenis tumbuhan yang dipakai untuk mewarnai pakaian dan
menjadikan warna pakaian menjadi kuning atau merah. Dalam
suatu hadist disebutkan bahwa Rasulullah melihat Abdullah Bin
Amr Bin Al Ash memakai dua pakaian yang dicelup Ushfur,
maka beliau mengatakan yang artinya,sesungguhnya ini
termasuk pakaian orang kafir, maka janganlah kalian
memakainya [H.R.Muslim].
c. pakaian untuk ketenaran/kesombongan
hendaknya diketahui, bahwa pakaian ketenaran bukan sekedar
pakaian yang wah, yang membuat decak kagum karena mewah dan
lain dari yang lain. Namun, masuk pula dalam makna pakaian
ketenaran adalah seorang memakai pakaian yang acak-acakan,
kumal dan sejenisnya, bertujuan supaya manusia menganggapnya
zuhud atau yang semisal dengannya.
d. pakaian dari kulit hewan buas
pakaian yang terbuat dari kulit hewan ada yang dihalalkan oleh
syariat dan ada pula yang tidak dihalalkan. Salah satu sebab
dilarangnya kita memakai jenis yang tidak dihalalkan ini adalah
karena adanya unsur najis. Dalam hal ini, hewan buas adalah
hewan yang haram dikonsumsi dagingnya, walaupun kita
membunuhnya dengan disembelih dan mengucap nama Allah.
e. wahai wanita jangan memakai pakaian kaum lakilaki
dan sebaliknya, tidak boleh pula bagi kaum laki-laki untuk memakai
pakaian perempuan, sebab rasulullah telah bersabda



Allah melaknat para wanita yang meniru laki-laki dan laki-laki yang
meniru perempuan[H.R. Al Bukharidan Abu Dawud].

Você também pode gostar