Você está na página 1de 34

ASKEP

CIDERA KEPALA

Nufi Wikhdatusa biyah


CIDERA KEPALA

1.Pengertian
. Trauma kapitis adalah suatu ruda
paksa (trauma) yang menimpa
struktur kepala sehingga dapat
menimbulkan kelainan struktural dan
atau gangguan fungsional jaringan
otak (Sastrodiningrat, 2009).
2.Anatomi
Kulit kepala
Skin
Sub Cutaneos tissue
Aponeurosis galea
Loose areolar tissue
Periost

Tulang Kepala (Skull)


Terdiri dari kubah tulang tengkorak dan basis
tulang tengkorak. Tulang tengkorak yang
paling tipis adalah tulang temporal.
Selaput Otak (Meninges)

Dura : selaput ini kuat, terdiri


dari jaringan fibrotik dan
melekat pada bagian dalam
tulang kepala.

Otak (Brain)

Otak terdiri dari otak besar, otak kecil dan


batang otak. Otak besar terdiri dari hemisfer
kiri dan kanan yang dipisahkan oleh falks
serebri.
Diproduksi

Diproduksi oleh pleksus


choroideus kemudian
disebarkan ke ruangan sub
arachnoid.

Tentorium

Tentorium membagi rongga intrakranial dalam


2 bagian, yaitu ruangan supra tentorial dan
infra tentorial.
3. Etiologi
Cidera setempat (benda tajam)
o misalnya: pisau, peluru / berasal dari serpihan
atau pecahan dari fraktur tengkorak.
o Merupakan trauma yang dapat menyebabkan
cidera setempat atau kerusakan terjadi terbatas
dimana benda tersebut merobek otak.
Cidera Difus (cidera tumpul)
o misalnya : terkena pukulan atau benturan.
o Trauma oleh benda tumpul dapat
menyebabkan/menimbulkan kerusakan
menyeluruh (difuse) karena kekuatan benturan.
EPIDURAL HEMATOM
Pengumpulan darah diantara tengkorak dg
duramater. Biasanya berasal dari arteri yg
pecah oleh karena ada fraktur atau
robekan langsung.
Gejala (trias klasik) :
1. Interval lusid.
2. Hemiparesis/plegia.
3. Pupil anisokor.
Diagnosis akurat dg CT scan kepala :
perdarahan bikonveks atau lentikulerdi
daerah epidural.
SUBDURAL HEMATOM
Perdrhan yg mengumpul diantra korteks
serebri dan duramater regangan dan
robekan vena-vena drainase yg tdpt di rongga
subdural ant. Permk. Otak dg sinus duramater.
Gjl klinik biasany tdk terlalu hebat kecuali bila
terdapat efek massa.
Berdsrkan kronologis SDH dibagi mjd :
1. SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.
2. SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.
3. SDH khronis : > 21 hari.
gamb. CT scan kepala tdp lesi hiperdens bbtk
bulan sabit yg srg tjd pada daerah yg
berseberangan dg trauma (Counter Coup)
Hematom Intraserebral
Terkumpulnya darah secara fokal yg
diakibatkan oleh regangan atau rotasional
thd pemb. Drh intraparenkim otak/ cedera
penetrans.
Gamb. Khas lesi pdrh diantara neuron otak
yg relatif normal. Tepi bisa tegas/ tidak
tergantung apakah ada oedem otak/tidak.
Perdrhan intraserebral bs timbul bbrp hr kmd
ssdh trauma monitor dg pem. Tanda vital,
pem. Neurologis, bila perlu CT scan ulang.
Subarachnoid Hematom
Perdrhan fokal di daerah
subarahnoid. CT scan terdpt lesi
hiperdens yg mengikuti arah girus-
girus serebri daerah yg berdktan dg
hematom.
Gjl klinik = kontusio serebri.
Penatalaks : perwatan dg
medikamentosa dan tidak dilakukan
op.
EDEMA SEREBRI
Tertimbunnya cairan yg berlebihan baik pd
ruang inti atau ekstra sel otak. (berbeda dg
pembengkaan otak krn tumor, abses)
Pybb scr umum krn meningkatnya kdr air di
jar. Otak disbbkan oleh meningkatnya
permeabilitas pemb. Drh otak/ kerusakan
sawar darah otak.
Pembagian edema serebri :
1. Edema vasogenik : permeabilitas pemb. Drh
.
2. Edema sitotoksik : disbbkan krn jaringan
saraf mengalami hipoksia.
4. Patofisiologi
Tekanan Intrakranial
Banyak proses patologis yang mengenai otak dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial,
dipihak lain peningkatan tekanan intrakranial
berpengaruh terhadap fungsi otak dan luaran
penderita.

Monroe-Kellie Doctrine
Tulang kepala (dewasa) merupakan kotak yang
tidak dapat berekspansi, oleh karena itu seharusnya
volume intrakranial tetap konstan.
Tekanan perfusi otak (Cerebral Perfusion Pressure)
Sangat penting untuk mempertahankan tekanan
darah yang adekuat pada penderita cidera kepala
agar tekanan perfusi otak tetap normal.

Aliran darah otak


Normal aliran darah otak kira-kira 50 cc per 100 gr
otak per menit. Dibawah 20 25 cc per 100 gr per
menit, aktifitas EEG secara bertahap menghilang
dan pada sekitar 5 cc per 100 gr per menit terjadi
kematian sel atau kerusakan irreversibel.
5.KLASIFIKASI
Mekanisme cidera
Secara luas dibagi atas 2 yaitu :
cidera tumpul
cidera tajam
Berat ringannya cidera
1. Terdiri dari tiga komponen, yaitu:
.E (eyes) dengan nilai :
.4 = buka mata spontan
.3 = buka mata dengan
rangsang suara
.2 = buka mata dengan
rangsang nyeri
V (verbal) dengan nilai :

5 = orientasi baik, jawaban sesuai


dengan pertanyaan
4 = terbentuk kalimat, tetapi tidak
sesuai dengan pertanyaan
3 = ada kata, tetapi tidak
terbentuk kalimat
2 = ada suara, dengan rangsang
nyeri
1 = tidak ada suara, dengan
rangsang nyeri
M (motorik) dengan nilai :
6 = ikut perintah
5 = gerakan melokalisir nyeri, dengan
rangsang nyeri
4 = gerakan menolak, terhadap rangsang
nyeri
3 = gerakan fleksi abnormal, dengan
rangsang nyeri
2 = gerakan ekstensi abnormal, dengan
rangsang nyeri
1 = tidak ada gerakan, dengan rangsang
nyeri
6. Kriteria Cidera Kepala
1. Cedera Kepala Ringan
Definisi: Pasien bangun, dan mungkin bisa
berorientasi . (Tidak termasuk pasien sadar
kelompok cedera kepala berat).
2. Cedera Kepala Sedang
Definisi: Pasien mungkin konfusi atau somnolen
namun tetap mampu untuk mengikuti perintah
sederhana
3. Cedera Kepala Berat
Definisi: Pasien tidak mampu mengikuti bahkan
perintah sederhana karena gangguan kesadaran .
(Tidak termasuk disini kelompok cedera kepala
berat dengan ).
Tindakan op. dilakukan bila pdrh > 40
cc.
Bila komplikasi akut : gangg. Parenkim
otak, gangg. Pemb. Drh arteri.
Bila tidak ada komplikasi disebabkan :
atrofi otak mybbkan perdrhan dan
putusnya vena jembatam, gangg.
Pembekuan.
Tindakan operasi dilakukan bila :
1. Perdarahan berulang.
2. Kapsulisasi.
3. Lobulat (multilobulat)
4. Kalsifikasi.
FRAKTUR IMPRESI
Ada 2 macam fraktur impresi :
1. Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan
benda keras yg mengakibatkan tulang kepala
melesak kedlm dg membrkan tekanan/tdk
thdp parenkim otak tanpa mengakibatkan
robeknya kulit kepala dan hub. Dg dunia luar.
2. Impresi fraktur terbuka : impresi tulang
kepala + robekan kulit kepala dan tjd hub. Dg
dunia luar, bila impresi hebat dpt tjd ribekan
pada duramater.
pem. Fisik dilakukan cermat utk menentukan
op. segera/ terencana atau konservatif.
PENATALAKSANAAN
Airway, Breathing, Circulation.
Membersihkan hidung dan mulut dari darah dan muntahan
Melonggarkan pakaian yang ketat.
Menghisap lendir dari mulut, tenggorok dan hidung.
Bila ada gigi palsu sebaiknya dikeluarkan.
Bila perlu pasang pipa endotrakhea atau lakukan
trakheostomi
O diberikan bila tidak ada hiperventilasi.
Posisi tidur sebaiknya miring kecuali bl ada kecurigaan
fraktur servikal.
Pd CKB kepala ditinggikan 20-30 dg kepala dan dada
dlm 1 bidang. Jgn fleksi/ laterofleksi.
Cairan : 1500-2000 cc/hr. pd awal dpt dibrkan cairan RL
atau KaEn 3B. Bl tdp td edema serebri hati2 dg jmlh cairan
Balans cairan !
OPERATIF
tergantung K.U pasien.
Pd trauma tertutup :
1. Fraktur impresi.
2. EDH.
3. SDH akut
4. ICH
Pd trauma terbuka :
5. Perlukaan kranioserebral, fraktur
multipel, dura yg robek, + laserasi
otak.
6. Liquorhoe (keluar cairan otak)
7. Pneumocephali (terisi udara).
8. Corpus alienum (benda asing).
9. Luka tembak pada kepala
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
.ABS (Airway, Breathing, Sirkulasi)
2. Penatalaksanaan Khusus
.Konservatif : Pemberian monitol, gliserol, furosemid, steroid,
antibiotik, barbiturat.
.Simptomatik : Mengatasi kejang, agitasi, gelisah,
encephalopathy
3. Penatalaksanaan Lain
.Manajemen respiratori
.Surgical repair : Craniotomy, ventrikulotomy, cranioplasti
.Pengobatan
.Monitor TIK
.Managemen cairan dan elektrolit
.Gizi dan diit
.Therapifisik
.Rehabilitasi
Pemeriksaan Awal pada Trauma
Kapitis
Pemeriksaan kesadaran paling baik
dicapai dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale (GCS).
Pemeriksaan Pupil
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Scalp dan Tengkorak
Penanganan cidera kepala
menurut Fransisca (2008) adalah:
1. Angkat pasien dengan papan datar untuk
mempertahankan posisi kepala dan leher
sejajar.
2. Traksi ringan pada kepala
3. Kolar servical
4. Terapi untuk mempertahankan homeostasis
otak
5. Untuk mencegah kerusakan otak sekunder
seperti stabilitas system kardiovaskuler dan
fungsi pernafasan untuk mempertahankan
perfusi serebral yang adekuat.
6. Kontrol perdarahan, perbaiki hipovolemi, dan
evaluasi gas darah arteri.
Komplikasi
Edema pulmonal
Peningkatan TIK
Kejang
Kebocoran cairan serebrospinalis
Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengumpulan data klien baik subyektif atau


obyektif pada gangguan sistem persarafan
sehubungan dengan cedera kepala
tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri
dan adanya komplikasi pada organ vital
lainnya
2. Diagnosa Keperawatan

. Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah:

1) Tidak efektifnya pola napas sehubungan dengan


depresi pada pusat napas di otak.
2) Tidakefektifnya kebersihan jalan napas sehubungan
dengan penumpukan sputum.
3) Gangguan perfusi jaringan otak sehubungan dengan
udem otak
4) Keterbatasan aktifitas sehubungan dengan
penurunan kesadaran (soporos - coma)
5) Resiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan
dengan immobilisasi, tidak adekuatnya sirkulasi
perifer.
3. Intervensi

a) Tidak efektifnya pola napas sehubungan


dengan depresi pada pusat napas di otak.

) Tujuan : Mempertahankan pola napas yang


efektif melalui ventilator.
) Kriteria evaluasi : Penggunaan otot bantu
napas tidak ada, sianosis tidak ada atau
tanda-tanda hipoksia tidak ada dan gas darah
dalam batas-batas normal.
) Rencana tindakan
b) Tidak efektifnya kebersihan jalan napas
sehubungan dengan penumpukan
sputum.

)Tujuan : Mempertahankan jalan napas


dan mencegah aspirasi
)Kriteria Evaluasi : Suara napas bersih,
tidak terdapat suara sekret pada selang
dan bunyi alarm karena peninggian suara
mesin, sianosis tidak ada.
)Rencana tindakan
c) Gangguan perfusi jaringan otak
sehubungan dengan udem otak

)Tujuan : Mempertahankan dan


memperbaiki tingkat kesadaran fungsi
motorik.
)Kriteria hasil :Tanda-tanda vital stabil,
tidak ada peningkatan intrakranial.
)Rencana tindakan
d) Keterbatasan aktifitas sehubungan
dengan penurunan kesadaran (soporos
- coma)

)Tujuan :Kebutuhan dasar pasien dapat


terpenuhi secara adekuat.
)Kriteria hasil :Kebersihan terjaga,
kebersihan lingkungan terjaga, nutrisi
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan,
oksigen adekuat.
)Rencana Tindakan
e) Kecemasan keluarga sehubungan
keadaan yang kritis pada pasien.

)Tujuan : Kecemasan keluarga dapat


berkurang
)Kriteri evaluasi :Ekspresi wajah tidak
menunjang adanya kecemasan Keluarga
mengerti cara berhubungan dengan
pasien, pengobatan dan tindakan
meningkat.
)Rencana tindakan
f) Resiko tinggi gangguan integritas
kulit sehubungan dengan
immobilisasi

)Tujuan : Gangguan integritas kulit


tidak terjadi
)Rencana tindakan

Você também pode gostar

  • Le Uki Mi A
    Le Uki Mi A
    Documento9 páginas
    Le Uki Mi A
    Anonymous mreDS7
    Ainda não há avaliações
  • Le Uki Mi A
    Le Uki Mi A
    Documento9 páginas
    Le Uki Mi A
    Anonymous mreDS7
    Ainda não há avaliações
  • ISPA pada Anak
    ISPA pada Anak
    Documento17 páginas
    ISPA pada Anak
    Anonymous mreDS7
    Ainda não há avaliações
  • TORQUE
    TORQUE
    Documento43 páginas
    TORQUE
    Hendry Agus Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Torch Fanty
    Torch Fanty
    Documento20 páginas
    Torch Fanty
    Anonymous mreDS7
    Ainda não há avaliações
  • Kehamilan Ektopik
    Kehamilan Ektopik
    Documento19 páginas
    Kehamilan Ektopik
    Anonymous mreDS7
    Ainda não há avaliações