Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Analisis protein bersifat rumit karena nitrogen tidak hanya terdapat dalam
protein namun juga terdapat pada komponen non protein seperti asam
amino bebas, peptida berukuran kecil, asam nukleat, fofolipid, gula amin,
profirin, beberapa vitamin, alkaloid, asam urat, urea, dan amonium.
PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN
Sumber protein :
Bahan hewani (telur, daging, susu, dan ikan)
Leguminose (kacang-kacangan)
Serealia (beras, gandum, dan jagung)
Peran protein dalam bahan pangan
Sumber gizi
Membentuk karakteristik produk pangan
Definisi
Molekul polipeptida berukuran besar yang disusun oleh lebih dari
100 buah asam amino yang berikatan satu sama lain secara
kovalen dan dalam urutan yang khas yang disebut dengan ikatan
peptida (umumnya terdapat 20 jenis asam amino yang menyusun
struktur protein) jumlah dan urutan asam amino yang menyusun
suatu protein yang membedakan antara satu protein dengan
protein lainnya.
PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN
Asam amino :
Terdiri dari gugus karboksil (-COOH, bersifat asam) dan gugus
amino (-NH2, bersifat basa)
No Protein Karakteristik
1 Gluten -Terdapat pada tepung terigu
-Terdiri dari 2 kompoten protein : gliadin dan glutenin
-Membentuk adonan roti yang mengembang, berongga,
elastis, dan empuk
2 Ovalbumin -Terdapat pada putih telur
-Mudah membentuk buih permanen dan stabil
membentuk kue yang mengembang dan lembut
PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN
Protein-protein yang penting dalam bahan pangan :
No Protein Karakteristik
3 Aktin dan -Terdapat dalam daging
miosin -Bersama-sama membentuk serabut daging (miofibril)
penggerak
-Berperan penting dalam membentuk emulsi daging yang
lembut, empuk, dan juicy dalam adonan sosis atau
bakso
4 Kasein -Protein susu
-Membentuk gumpalan dan massa yang kompak pada
keju
Denaturasi protein
Mengakibatkan perubahan struktur sekunder, tersier, dan kuartener
protein tanpa pemutusan ikatan peptida
PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN
Denaturasi protein
Perubahan struktur protein merubah sifat fisiko kimia protein
Denaturasi akibat panas, penambahan asam, garam, dan pelarut
organik
Sifat fungsional protein
Peran sifat fungsional protein
1. Pengolahan pangan, penyimpanan, dan penyajian yang
mempengaruhi karakteristik produk yang diinginkan
2. Mutu makanan
3. Penerimaan konsumen terhadap produk
. Peran protein dalam produk pangan
1. Penyerap lemak
2. Pembentuk buih
3. Pengemulsi
4. Pengikat air
5. Pembentuk gel/tekstur
6. pengental
PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN
Sifat fungsional protein
Faktor-faktor yang mempengaruhi aplikasi sifat fungsional protein dalam
produk pangan
1. Faktor intrinsik protein (komposisi protein, konformasi, dan
homogenitas protein)
2. Faktor lingkungan (air, ion, pH, suhu, oksidator/reduktor, lemak, gula)
3. Faktor proses pengolahan (pemanasan, penambahan garam,
pengeringan, dan modifikasi fisika/kimia)
1. Kjeldahl
- Pengukuran kadar nitrogen total (termasuk nitrogen yang
terdapat dalam senyawa-senyawa lain) dalam suatu contoh
- Diasumsikan bahwa kadar nitrogen di dalam protein adalah
16% digunakan faktor konversi untuk merubah dari kadar
nitrogen total menjadi kadar protein
- Metode telah diakui secara resmi oleh AOAC
PENETAPAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM
BAHAN PANGAN
1. Kjeldahl
Tahap pengukuran :
1) Destruksi
-) Tujuan : mengoksidasi seluruh karbon dan hidrogen serta merubah
nitrogen menjadi amonium sulfat menggunakan asam kuat pekat (asam
sulfat) dan suhu tinggi (370 oC)
2) Netralisasi dan distilasi :
-)Netralisasi : penambahan alkali (NaOH) pekat untuk menetralkan asam
sulfat yang tersisa pada tahap destruksi dan memecah amonium sulfat
menjadi gas amoniak
-)Distilasi : menangkap gas amoniak menggunakan asam borat (H3BO3)
membentuk NH4H2BO3.
3) Titrasi : menentukan jumlah N (sebagai gas NH3) dengan menitrasi
NH4H2BO3 menggunakan asam HCl encer
% protein = %N x F , dimana F : faktor konversi (tergantung jenis contoh)
PENETAPAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM
BAHAN PANGAN
2. Biuret
Zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat
membentuk kompleks berwarna ungu dengan garam Cu dalam
larutan alkali (basa), intensitas warna ungu berbanding
langsung dengan konsentrasi protein di dalam bahan
Intensitas warna ungu ditentukan menggunakan
spektrofotometer
3. Lowry
Ikatan peptida akan bereaksi dengan Cu2+ dan tirosin dapat
mereduksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungstat
membentuk warna biru
Kelebihan : memiliki sensitifitas 100 x lebih sensitif dari biuret
Intensitas warna biru diukur menggunakan spektrofotometer
PENETAPAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM
BAHAN PANGAN
4. Pengikatan zat warna
Metode penetapan protein secara tidak langsung
Zat warna bergabung dengan gugus polar protein yang bermuatan ion
berlawanan membentuk kompleks tidak larut, zat warna terikat diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer
5. Titrasi formol
Khususnya digunakan untuk analisis protein pada susu
Analisa ini berdasarkan reaksi antara formaldehid dengan gugus amino
(seperti lisin) dalam susu yang telah dinetralkan menjadi gugus N=CH 2
sehingga protein kehilangan sifat basa dan meningkatkan keasaman
protein. Tingkat keasaman protein diukur secara titrasi menggunakan NaOH
hingga terbentuk warna pink
Persen protein diukur menggunakan persamaan di bawah
% protein = T x 0,17
T : ml NaOH yang diperlukan untuk menetralkan keasaman 1000 ml susu
ANALISIS SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN
1. Analisis Sifat Gelasi
Gel protein dapat dibentuk dengan cara pemanasan atau penambahan
garam
Parameter-parameter penentu sifat fungsional gel protein :
1) Kekuatan gel/kekerasan
2) Sifat adhesif (daya lekat terhadap bahan lainnya)
3) Sifat kohesif (daya lekat terhadap bahannya sendiri)
4) Elastisitas (kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah
diformasi di bawah tekanan)
) Metode analisis sifat gelasi :
1. Kekuatan gel :
-. Kualitatif : metode visual - membandingkan dengan standar gel
-. Kuantitatif : penetrometer/teksturometer kekerasan gel protein
2. Kekentalan : viskosimeter
ANALISIS SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN
2. Daya Ikat Air
Daya ikat air berpengaruh terhadap tekstur produk daging dan ikan
penurunan daya ikat air menyebabkan kehilangan komponen selama
pemasakan
Pengukuran daya ikat air didasarkan pada pengukuran jumlah air yang
hilang atau terpisah dari bahan pangan yang disebabkan oleh proses
sentrifugasi, pengepressan, atau tekanan kapiler
ANALISIS SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN
3. Kelarutan Protein
Analisis dilakukan dengan melarutkan protein ke dalam larutan buffer
sitrat-fosfat pada berbagai macam pH sehingga akan menyebabkan
protein memiliki muatan yang berbeda-beda kelarutannya pun
berbeda-beda
Kelarutan protein dinyatakan sebagai jumlah protein yang terdapat
pada supernatan (cairan).
Konsentrasi protein ditentukan menggunakan analisis penetapan
protein, seperti Kjeldahl.