Você está na página 1de 15

ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN

ALIRAN NATIVISME DAN NATURALISME

NAMA KELOMPOK
DERA MIRANTIANA 160543613008
FITRIA INDRIANI LUBIS
160543613010
Aliran Nativisme
Aliran Nativisme
Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman

Aliran nativisme berasal dari kata natie yang berarti terlahir.


Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu
ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir
Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan
dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan
ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan
demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan
oleh individu itu sendiri.
Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari
lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki
bakat baik, ia akan menjadi baik.
Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa
tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya,
anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat
dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah
pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak
manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan
fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar
lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia.
Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik
maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai
pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari
orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi
seniman musik yang mungkin melebihi ke-mampuan
orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah
kemampuan orangtuanya.
Kelebihan dan Kekuranga
Teori Nativistisme
Kelebihan
1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
Dengan teori ini diharapkan manusia bisa mengoptimalkann
bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang
bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, memudahkan
manusia mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak
besar terhadap kemajuan dirinya.
2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang
berkompetensi
Jadi dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih
kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan
minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa
bersaing dengan orang lain dalam menghadapi tantangan
zaman sekarang yang semakin lama semakin dibutuhkan
manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada
yang lain.
3. Mendorong manusia dalam menetukan pilihan
Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana
terhadap menentukan pilihannya, dan apabila telah
menentukan pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen
dan berpegang teguh terhadap pilihannya tersebut dan
meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalh yang terbaik
untuk dirinya.
4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari
dalam diri seseorang.
Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan
aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimilii agar
manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati
diri manusia.
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah
mengenali bakat yang dimiliki, dengan artian semakin dini
manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu
manusia dapat lebih memaksimalkan bakatnya sehingga bisa
lebih optimal.
Kekurangan
Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia
tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat-sifat
turunannya. Bila dari keturunan baik maka akan baik dan bila
dari keturunan jahat maka akan menjadi jahat. Jadi sifat
manusia bersifat permanen tidak bisa diubah. Teori ini
memandang pendidikan sebagai suatu yang pesimistis serta
mendeskreditkan golongan manusia yang kebetulan
memiliki keturunan yang tidak baik.
Teori Naturalisme
Teori Naturalisme

Tokoh aliran ini adalah J.J. Rousseau. la adalah filosof Prancis


yang hidup tahun 1712-1778. Naturalisme mempunyai
pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi
rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran
Naturalisme sering disebut Negativisme.
Selanjutnya Rousseaue mengatakan, anak yang telahir dalam
keadaan baik tersebut.biarkan berkembang secara alami. Ini
artinya bahwa perkembangan anak yang dipengaruhi oleh
pendidikan apakah pendidikan di rumah, di sekolah, maupun
di masyarakat sebagai urun rembuk orang orang dewasa
malah akan merusak pembawaan anak yang baik.
Hal ini seperti dikemukakan oleh J.J. Rousseaue, yaitu :
segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam,
dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di
tangan manusia.

Dengan demikian, menurut Rousseaue agar seorang anak


dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, anak
tersebut harus diserahkan kepada alam. Kekuatan alam yang
akan mengajarkan kebaikan -kebaikan yang terlahir secara
alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Beragam kebaikan itu
akan terus diserapnya oleh setiap anak yang terlahir, secara
spontan dan bebas dari rekayasa orang dewasa.
Oleh karena itu, di sini jelas bahwa Rosseaue tidak berharap
pada pendidikan. Dengan kata lain sekolah tidak perlu ada. Ia
menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam
yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya
alamlah yang paling tepat menjadi guru

Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran


(M. Arifin dan Aminuddin R., 1992: 9), yaitu:
a. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian
terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan
pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya secara
alami.
b. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang
menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau
narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu
mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang
positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh
bimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawab belajar
terletak pada diri anak didik sendiri.
c. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan
minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar
yang berorientasi kepada pola belajar anak didik. Anak didik
secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan
lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan
perhatiannya. Dengan demikian, aliran Naturalisme
menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat
paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik
menjadi pusat kegiatan proses belajar-mengajar.
Terima kasih

Você também pode gostar