Você está na página 1de 138

Laporan Pagi

Disusun : Arnis Putri R

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
IDENTITAS

Nama Pasien : An.Z


Tanggal lahir : 26-03-2015
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 2 thn 1 bulan
Alamat : Solo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk : 30-3-2017
pukul 17.00
Tanggal pemeriksaan :30-3-2017
pukul 18.00
2
ANAMNESIS
(aloanamnesis)

Keluhan Utama

Demam

3
3 HSMRS 1 HSMRS

Pasien demam suhu 37,7C


Gelisah (rewel)
Batuk
Berak dan kencing seperti biasa, napsu makan
berkurang dan minum mau
1HSMRS 1 HSMRS

Pasien demam
Berak cair sebanyak 4x, tidak berlendir, warna coklat
kehijauan
Pasien batuk, gelisah (rewel)
kencing seperti biasa, napsu makan berkurang dan
minum masih mau
HMRS

Pasien datang ke poli anak RS PKU


Muhammadiyah dibawa oleh ibu pasien
Pasien batuk , demam suhu 38C
Berak cair sebanyak 2x pagi hari, sore
sebanyak 2x dan kencing seperti biasa
Napsu makan berkurang dan minum
mau
Terapi saat di IGD infus RL 12tpm mikro
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat demam : disangkal
Riwayat demam kejang : disangkal
Riwayat berak cair : diakui
Riwayat mondok di RS : diakui
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal

Kesan: terdapat riwayat penyakit dahulu yang


berhubungan dengan penyakit sekarang 7
Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat demam : disangkal


Riwayat demam kejang : disangkal
Berak cair : disangkal
Riwayat mondok di RS : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat: disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal

Kesan : tidak terdapat riwayat penyakit 8


keluarga yang diturunkan
Pohon Keluarga

31 tahun 32 tahun

OS. 2 thn 1 bln

Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang


diturunkan
Riwayat kehamilan dan Persalinan :
Riwayat Kehamilan :

Ibu P1A0 mengandung saat usia 29th. Ibu rutin


memeriksakan dan kontrol kehamilan ke puskesmas.
Selama hamil pernah muntah-muntah namun tidak
sampai menggangu aktivitas sehari-hari, tidak ada
riwayat trauma, perdarahan, tekanan darah tinggi,
maupun infeksi selama hamil.

10

Kesan : Riwayat kehamilan baik


Riwayat kehamilan dan Persalinan
Riwayat persalinan

Ibu melahirkan pasien secara sectio secaria

4/5/17
atas indikasi bayi sungsang. Umur kehamilan 40
minggu, dengan berat 2500 gram dengan
panjang badan 50 cm. Pada saat bayi lahir bayi
menangis, terdapat penyakit jantung bawaan

Kesan : Riwayat persalinan kurang baik dan 11


terdapat penyakit jantung bawaan
Riwayat pasca lahir
Bayi laki-laki langsung menangis,
mendapat ASI pada hari pertama
karena ASI langsung keluar pada hari

4/5/17
pertama, warna kulit kemerahan, tidak
kuning dan tidak kebiruan.

12
Kesan : Riwayat pasca lahir baik
Riwayat imunisasi
Ibu pasien tidak membawa KMS.
Pasien mendapatkan vaksin lengkap
berdasar aturan kemenkes.

Kesan: imunisasi sesuai dengan jadwal


kemenkes
Riwayat pemberian makan

Umur 0 2 hari : ASI


Umur 2 hari -6 bulan :susu formula
6 bulan 7 bulan : susu formula + bubur instan
mangkok kecil 1-2x/hari
Umur 7bulan- 10bulan : susu formula +nasi tim+ buah
+ sayur 2-3x/hari mangkok
Umur 11 bulan 2 tahun: susu formula + nasi +sayur+
daging+buah mangkok kecil 2-3x/hari

Kesan : kualitas dan kuantitas kurang baik 14


Riwayat Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan Umur pencapaian Range normal
Duduk tanpa 6 bulan 6 7,5 bulan
pegangan
Berdiri dengan 8 bulan 7,5 - 9 bulan
Bangkit untuk berdiri
pegangan 10 bulan 8,5 10 bulan
Berdiri sendiri 13 bulan 11 - 14 bulan
Berjalan dengan baik 15 bulan 11,5 - 15bulan
Berlari 19 bulan 15 - 21 bulan

Kesan: perkembangan motorik kasar sesuai usia


Riwayat Perkembangan Motorik
Halus
Kemampuan Umur pencapaian Range normal
Memegang icik-icik 3 bulan 2,5 3,5 bulan
Tangan bersentuhan 3 bulan 2 4 bulan
Meraih 5 bulan 4,5 5,5 bulan
Memegang dengan 8 bulan 7,5 10 bulan
ibu jari dan jari
Mencoret coret 15 bulan 12 17 bulan

Kesan: perkembangan motorik halus sesuai usia


Riwayat Perkembangan Bahasa
Kemampuan Umur pencapaian Range normal
Bersuara 2,5 bulan 1 3 bulan
Tertawa 3 bulan 1,5 3,5 bulan
Berteriak 4 bulan 1,5 4 bulan

4/5/17
Menoleh ke arah 5 bulan 3,5 7 bulan
suara

add footer here (go to view menu


Papa mama tidak 7 bulan 7 13 bulan
spesifik
Kombinasi kata 24 bulan 17,5 26 bulan

and choose header)


17

Kesan: perkembangan bahasa sesuai usia


Riwayat Perkembangan Sosial
Kemampuan Umur Range normal
pencapaian
Tersenyum spontan 2 bulan 0-2 bulan
Membalas senyum 3 bulan 0,5- 1,5 bulan
Makan sendiri 6 bulan 4,5 6,5 bulan

4/5/17
Daag daag dengan tangan 7 bulan 7 14 bulan
Membantu dirumah 15 bulan 12,5 17,5 bulan

add footer here (go to view menu


Menggunakan sendok atau 13 bulan 13 20 bulan
garpu

and choose header)


Membuka pakaian 16 bulan 13,5 23,5bulan
Berpakaian tanpa bantuan 3 tahun 3 4,5 tahun

18

Kesan: perkembangan sosial sesuai usia


Perkembangan dan Kepandaian

Anak aktif bermain bersama teman- teman


seusianya

Kesan: perkembangan dan kepandaian baik 19


Riwayat lingkungan
Anak tinggal di rumah bersama bapak, ibu,
nenek dan kakek. Lantai keramik, dinding
tembok, atap genteng,ventilasi cukup, kamar
mandi didalam rumah, sumber air dari sumur
Dikeluarga maupun tetangga tidak ada yang
sakit demam.

Kesan : Lingkungan rumah baik, tidak


terdapat faktor resiko yang ditularkan.
20
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Kedaan Umum : Pasien tampak gelisah (rewel)
Kesadaran : Composmentis

Vital Sign
Nadi : 120x/ menit
Respiratory Rate : 36 x/ menit
Suhu : 37,5 C
Nyeri :5

21
Pemeriksaan fisik

- BB : 10,0 kg
- TB : 85,0cm
- BB // U : berada diatas -2SD (sesuai)
- PB// U : berada diatas -2SD (sesuai)
- BB//PB : berada di -2 SD (sesuai)

Kesan : Status gizi baik

22
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan kulit
warna : sawo matang
Turgor kulit : < 2 detik (baik)
Kelembapan : lembab
Edema (-)

Kesan : Pemeriksaan kulit normal 26


PEMERIKSAAN KHUSUS
Leher Thorak
Bentuk dada Normal
Tidak ada perbesaran
Kelenjar Getah bening Retrakasi dada (-)
Tidak ada pembesaran Simetris
kel.Tiroid Tidak ada ketertinggalan
gerak

Kesan : Thorak normal

Kesan : Pemeriksaan Leher


dalam batas normal

27
Pulmo
Inspeksi
Simetris, gerak dada kanan kiri sama.

Palpasi
Simetris kanan kiri, tidak ada ketinggalan gerak pulmo.

Perkusi
Sonor

Auskultasi
Suara dasar Vesikuler (+) Normal

Kesan : Pulmo normal 28


Jantung

Inspeksi
Ictus cordis tak tampak

Palpasi
Ictus cordis tidak kuat angkat

Auskultasi
Bising Jantung pansistolik (+)

Kesan : Jantung didapatkan bising jantung pansistolik


29
ABDOMEN
Inspeksi Sikatrik (-)
benjolan (-)
Distensi (-)

Auskulta Bising usus / peristaltik (+) normal


si
Palpasi Dinding Abdomen Supel,
perut turgor normal

Perkusi
timpani

Perkusi timpani 30
Kesan : Pemeriksaan abdomen normal
Ekstermitas

Akral Hangat
Perfusi jaringan baik

Sianosis ditemukan pada ke 4 ektremitas


Clubbing finger

Tidak ditemukan udem pada daerah ekstremitas


CRT <2 detik
Turgor baik

KESIMPULAN : Pemeriksaan Ekstremitas terdapat


sianosis,clubbing finger 31
CLUBBING FINGER
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala : normochepal, rambut hitam tidak mudah
rontok
Mata : tampak cekung conjungtiva anemis(-/-)
sclera ikterik (-/-)
Hidung : sekret (-/-),deviasi septum (-/-), Cuping
hidung (-)

Telinga : deformitas (-), hiperemis (-)

Mulut : pharing hiperemis (-),tonsil hiperemis (-),


lidah kotor (-), bibir sianosis (+)

33
Kesan : pemeriksaan khusus didapatkan sinosis pada bibir.
Pemeriksaan Darah Rutin
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NORMAL
Leukosit 7.50 103/ul 4.5 12.50
Eritrosit 8.44 jt/ul 3.8 5.20
Hemoglobin 21.7 g/dl 11.7 15.5
Hematokrit 67.0 % 35.0 47.0
Trombosit 135 103/ul 217 - 497
Netrofil 31.5 % 50 - 70
Limfosit 58.7 % 25 - 40
Monosit 9.8 % 28
MCV 79.4 fl 74.0 102.0
MCH 25.7 pg 22.0 34.0
MCHC 32.3 g/dl 28.0 32.0
MPV 9.7 fl 9.0 13.0

34
HASIL CEK ULANG TROMBOSIT DAN HEMATOKRIT
Hematokrit 65.1 % 35.0 47.0
Trombosit 110 103/ul 217 497

UJI SEROLOGI
IgG NEGATIF
IgM POSITIF
HASIL ECOCARDIOGRAFI
DORV
PDA
AP
VSD
ASD
RINGKASAN DATA DASAR
Anamnesis :
Demam
Batuk
Berak cair sebanyak 4x
Nafsu makan menurun
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : tampak gelisah ,
composmentis
Jantung : bising jantung sistolik
Mulut : bibir sianosis
Ekstremitas : ujung jari sianosis
RINGKASAN DATA DASAR
Pemeriksaan penunjang :
Darah
Hemoglobin naik
Hematokrit naik
eritrositosis
trombositopenia
Netrositosis
Limfositosis
Monositosis
Assesment
1. Demam dengue
dd :
DHF
ISK
Campak
2. Diare akut tanpa dehidrasi
Dd:
Disentri
39
Terapi

Kalori : 10 x 102 =
1020kkal kebutuhan energi : Susu formula 3
Protein : 10x 1.23= kali/hari + nasi porsi makan besar3
12.3g kali/hari + sayur + buah rute oral
Cairan : 10x 115=
1.150ml
TERAPI
- Minum banyak 1,5 2L/hari
- Dosis rumatan infus RL = 10kg = 1000ml =10 tpm mikro
- Antipiretik Paracetamol 10-15mg/kgBB
10 x 10 = 100mg( sediaan tab 500mg, 5ml=120mg) = 4ml / kali.
- Zink 1x20mg

41
Rencana pengelolaan
Monitor ku dan tanda vital.
Monitor gejala klinis dan lab.
Monitor efek samping pengobatan.

42
Follow Up
02-03-2017
S : batuk, napsu makan berkurang, minum mau, berak cair 1
tanpa lendir
O : KU : baik, Compos mentis
S : 36,9C
N: 110x
RR : 36x/m

4/5/17
jantung : bising jantung pansistolik
Mulut : sianosis pada bibir
Ekstremitas : sianosis pada ujung jari
A : DF, Diare akut tanpa dehidrasi teratasi
P : - Minum banyak 1,5 2L/hari
- Dosis rumatan infus RL = 10kg = 1000ml =10 tpm mikro
- Antipiretik Paracetamol 10-15mg/kgBB
10 x 10 = 100mg( sediaan tab 500mg, 5ml=120mg) = 4ml / kali.
- Zink 1x20mg
43
03-03-2017
S : batuk, napsu makan masih berkurang, minum mau
O : KU : baik, Compos mentis
S : 36,6C
N: 120x
RR : 34x/m
jantung : bising jantung pansistolik
Mulut : sianosis pada bibir
Ekstremitas : sianosis pada ujung jari
A : DF, Diare akut tanpa dehidrasi teratasi
P : - Minum banyak 1,5 2L/hari
- Dosis rumatan infus RL = 10kg = 1000ml =10 tpm mikro
- Antipiretik Paracetamol 10-15mg/kgBB
10 x 10 = 100mg( sediaan tab 500mg, 5ml=120mg) = 4ml /
kali.
- Zink 1x20mg
TERIMAKASIH
Tinjauan pustaka

Infeksi Dengue
Demam dengue

Masa inkubasi 3-8 (3-14 hari)


Gejala tidak khas
nyeri kepala
nyeri tulang belakang
Lelah, gejala ringan pada saluran napas
Khas : suhu tinggi mendadak,
kadang-kadang menggigil, flushed face
nyeri belakang bola mata
nyeri otot/ sendi
Anoreksia, konstipasi, nyeri perut
Demam 5-7 hari (bifasik)
Ruam makulopapular
Demam dengue
Perdarahan
petekie,
epistaksis,
menorrhagia,
jarang terjadi perdarahan hebat.
Leukosit
awal fase demam leukosit normal,
kemudian menjadi leukopenia
Trombositopenia dapat terjadi
Transaminase dapat meningkat
Pengobatan Demam Dengue

Tirah baring selama demam

Antipiretik (parasetamol)

Cairan & elektrolit oral


jus buah, sirup, susu, oralit

Monitor suhu dan laboratorium darah


MANIFESTASI KLINIS DEMAM
BERDARAH DENGUE

= GEJALA DEMAM DENGUE

disertai:
KECENDERUNGAN BERDARAH
&
TANDA KEBOCORAN PLASMA
Demam Berdarah Dengue
Empat gejala klinis
demam tinggi
manifestasi perdarahan (-)/(+)
hepatomegali
kegagalan sirkulasi
Trombositopenia (<100.000)
Terdapat tanda perembesan plasma
hemokonsentrasi (peningkatan Ht)
penurunan kadar albumin
cairan di rongga pleura, abdomen
Tendensi terjadi syok hipovolemik
Kriteria diagnosis DBD, WHO, 1997
Klinis
demam mendadak Berat penyakit :
tinggI 2 - 7 hari Derajat I : demam
perdarahan ( termasuk dengan uji bendung
uji bendung + ) seperti +
petekie, epistaksis dll Derajat II : Der I
hepatomegali ditambah
syok: nadi kecil & cepat perdarahan spontan
dengan tekanan nadi < Derajat III : nadi
20, atau hipotensi
disertai gelisah dan cepat dan lemah, TN
akral dingin < 20, hipotensi,
akral dingin
Laboratorik
trombositopenia Derajat IV : syok
(<100.000) berat, nadi tak
hemokonsentrasi teraba, TD tak
terukur
(kadar Ht lebih 20%
dari normal )
Kriteria diagnosis WHO 1997
Hal-hal yang perlu diperhatikan

Berlaku untuk DBD, tidak untuk DD


Kriteria
Dua atau lebih tanda klinis +
trombositopenia + hemokonsentrasi
(harus ada) + dikonfirmasi uji serologi
Pemeriksaan berkala (klinis & lab)
Penting untuk epidemiologi
Gejala klinis DD Gejala klinis DBD
demam dengue ++ Nyeri kepala +
dan +++ Muntah ++

demam berdarah + Mual +


++ Nyeri otot +
dengue ++ Ruam kulit +
++ Diare +
+ Batuk +
+ Pilek +
++ Limfadenopati +
+ Kejang +
0 Kesadaran menurun ++
0 Obstipasi +
+ Uji tourniquet positif ++
++++ Petekie +++
0 Perdarahan sal cerna +
+ Hepatomegali +++
+ Nyeri perut +++
++ Trombositopenia ++++
0 Syok +++
DD vs DBD
Tidak mungkin dibedakan pada awal
Perembesan plasma pada DBD
DD lebih sering dijumpai gejala
penyerta (nyeri kepala, mialgia,
nyeri retrobulbair, mual, muntah,
diare)
DD dapat disertai perdarahan
Perhatikan saat fever of defervescence
(saat suhu turun)
Prognosis DD lebih baik dp DBD
Uji tornikuet
Uji tornikuet dilakukan dengan
mempertahankan tekanan pada
manset sebesar nilai rerata (sistolik
+diastolik : 2) selama 5 menit hasil
positif 10 petikie dalam area 2.5
cm2.
Hasil dapat negatif atau positif palsu
pada kondisi kegagalan sirkulasi (DBD
derajat III dan IV)
Bila tes tornikuet pertama negatif,
harus di ulang.
Pemeriksaan laboratorium penunjang

Leukosit
awalnya menurun /normal,
pada fase akhir limfositosis relatif
(LPB>15%),
pada fase syok akan meningkat
trombositopenia dan hemokonsentrasi
kelainan pembekuan sesuai derajat penyakit
protein plasma menurun
hiponatremia pada kasus berat
serum alanin-aminotransferase meningkat
Pemeriksaan laboratorium penunjang

Isolasi virus, deteksi antigen/PCR dan uji


serologis (diperlukan pemahaman
perjalanan penyakit)

Isolasi virus terbaik saat viremia (3-5 hari)


IgM terdeteksi hari ke 5, meningkat sampai
minggu III, menghilang setelah 60-90 hari
IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada
hari 14, pada infeksi sekunder mulai hari 2.
Uji HI, Dengue Blot ( single / Rapid / Duo )
Interpretasi Uji Dengue Blot

IgM IgG Interpretasi

+ - Infeksi primer

+ + Infeksi sekunder

- +
Tersangka infeksi sekunder

- - Tidak ada infeksi


Tata laksana
demam berdarah
dengue
Demam
Demam tinggi,
tinggi, mendadak,
mendadak, terus
terus menerus
menerus <7<7
hari
hari
Tidak
Tidak disertai
disertai ISPA,
ISPA, badan
badan lemah
lemah dan
dan lesu
lesu

Tersangka
DBD
Tidak ada
Ada kedaruratan
kedaruratan
Uji TORNIQUET
Tanda syok (+) (-)
Muntah terus menerus
Kejang Trombosit <100.000
Kesadaran menurun
Muntah darah
Berak hitam Trombosit >100.000 RAWAT JALAN

RAWAT INAP
Minum banyak 1,5 2 liter/hari Parasetamol, kontrol tiap har
Parasetamol, kontrol harian Sampai demam hilang
Dan cek Hb,Ht, trombosit
Nilai tanda klinis, cek JT,
ORANG TUA Ht bila demam menetap
Bila ada tanda syok dan Lab : lebih dari 3 hari
Hb/Ht naik Trombosit menurun
BAWA KE RS
Demam 2-7 hari, uji Torniquet (+)
Atau perdarahan spontan
Ht tdk meningkat, trombositopeni
DBD
DBD II // II
II
tanpa
tanpa kenaikan
kenaikan Ht
Ht

Penderita
Penderita bisa
bisa minum?
minum?

YA TIDAK

Beri minum 1-2L/hari atau 1 sdm/5 Muntah terus menerus


Bila suhu>38 C -> parasetamol
Bila kejang -> antikonvulsan IVFD NaCl/D5 1:3, rumatan
Periksa Hb, Ht, JT 6-12 jam
Monitor
Monitor gejala
gejala klinis
klinis dan
dan
laboratorium
laboratorium
Awasi tanda syok
Ht naik dan/ trombosit turun
Palpasi hati
Infus ganti RL
Ukur diuresis
Awasi perdarahan, BAGAN
BAGAN
Hb,Ht, JT 6-12j BERIKUT
BERIKUT

Perbaikan
Perbaikan klinis
klinis dan
dan laboratoris
laboratoris ->
->
PULANG
PULANG
RL/NaCl0,9 atau RLD5
DBD I-II dgn HT / NaCl0.9 +D5

Cairan
Cairan awal
awal 5-7
5-7 ml/kg/jam
ml/kg/jam

Tanda
Tanda vital
vital dan
dan Ht
Ht tiap
tiap 66 jam
jam

Perbaikan
Perbaikan Tak ada perbaikan, gelisah, sesak
Ht
Ht Nadi/TD
Nadi/TD stabil,
stabil, Diuresis
Diuresis cukup
cukup Ht Nadi TN <20, Diuresis kurang

5 ml/kg/jam Perbaikan / 10-15 ml/kg/jam, bertahap


perburukan

Tak ada perbaikan


Perbaikan
Perbaikan Tanda vital tidak
Ht
Ht Nadi/TD
Nadi/TD stabil,
stabil, Diuresis
Diuresis cukup
cukup stabil

3 ml/kg/jam

Perbaikan
Perbaikan Masuk protokol syok
Ht
Ht Nadi/TD
Nadi/TD stabil,
stabil, Diuresis
Diuresis cukup
cukup

IVFD
IVFD stop
stop 24
24 -- 48
48 jam
jam
Bila
Bila TV/Ht
TV/Ht stabil,
stabil,
diuresis
diuresis baik
baik
DBD III
Oksigenisasi
Oksigenisasi 1-2
1-2 L/menit
L/menit kat
kat nasal
nasal
Penggantian
Penggantian volume
volume plasma
plasma secepatnya
secepatnya
Cairan kristaloid dan atau koloid 10-20 ml/kg BB

Evaluasi , apakah syok teratasi?


Pantau tanda vital setiap 10 menit
Catat balans cairan selama pemberian IVFD

Syok
Syok teratasi
teratasi Syok
Syok tidak
tidak teratasi
teratasi
Kesadaran membaik Kesadaran
Nadi kuat Kesadaran menurun
Nadi / FJ
TN>20 mm Nadi lembut
Tidak sesak/sianosis


Tekanan darah
Cap fill
TN<20 mm DBD IV
Ekstremitas hangat Sesak/sianosis
Ekstremitas
Diuresis cukup 1 cc/kg/jam Kulit lembab/dingin
Diuresis
lab: AGD, elektr, Cek gula darah
Cairan 10 cc/kg/jam
Lanjutkan Cairan 20 cc/kg/jam
Stabil
Stabil Tambah koloid/plasma
dalam Lht dosis maks unt koloid Syok
Syok belum
belum
dalam
24 teratasi
teratasi
24 jam
jam
Cairan 5 cc/kg/jam, Ht stabil dlm 2 kali peme
Riksaan, 3 cc/kg/jam Ht turun Ht naik/tdk
24- 48 jam stl syok teratasi, Ht stabil/TV, diuresis ada
INFUS STOP
Transfusi darah overload
koloid
PRC 10 ml/kg
Dugaan Terjadinya Perdarahan
Tanda klinik
Gelisah, kesakitan
Hipokondrium kanan nyeri tekan
Abdomen membuncit
Lingkaran perut bertambah (ukur tiap
hari)
Monitor
Hb, Ht (menurun atau meningkat)
Awasi pasca syok lama
Penurunan Hb, Ht saat penyembuhan
disebabkan hemodilusi, bukan
perdarahan
Prognosis DBD pada Anak
Keterlambatan datang berobat
Keterlambatan/ kesalahan diagnosis
Kurang mengenal tanda DBD yang tidak lazim
Kurang mengenal tanda kegawatan
Penyebab kematian pada deman berdarah dengue

Syok berkepanjangan (Prolonged


shock)
Kelebihan cairan
Perdarahan masif
Manifestasi yang jarang :
Ensefalopati dengue
Gagal ginjal akut

Suchitra N.
Ensefalopati DBD

Diduga akibat disfungsi hati, udem otak,


perdarahan kapiler serebral
atau kelainan metabolik

Ketepatan diagnosis
Ditandai
dengan
Bila ada syok, harus
diatasi dulu
kesadaran Pungsi lumbal setelah
menurun syok teratasi, hati-
dengan atau hati trombosit <
tanpa kejang, 50000/ul
baik pada DBD Transaminase,
dengan atau PT/PTT, gula darah,
analisa gas darah,
tanpa syok
elektrolit, amoniak
darah
Ruam penyembuhan
Kriteria pemulangan pasien DBD

Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik


Nafsu makan membaik
Tampak perbaikan secara klinis
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Jumlah trombosit > 50.000/ul
Tidak dijumpai distres pernafasan yang
disebabkan oleh efusi pleura/asidosis
Penyakit jantung bawaan
Definisi
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit
jantung yang dibawa sejak lahir, di mana
kelainan pada struktur jantung atau fungsi
sirkulasijantung terjadi akibat gangguan atau
kegagalan perkembangan struktur jantung
pada fase awal perkembangan janin
Berdasarkan penampilan fisik, PJB secara garis
besar dibagiatas 2 kelompok:
1.PJB asianosis
2.PJB sianosis
Berdasarkan kelainan anatomis, PJB secara garis
besardibagi atas 3 kelompok:
1.) Adanya lubang pada sekat pembatas antar ruang
jantung(septum), sehingga terjadi aliran pirau (shunt) dari
satu sisi ruang jantung ke ruang sisi lainnya

2) Adanya penyempitan (stenosis) atau bahkan


pembuntuan pada bagian tertentu jantung, yakni: katup
atau salah satu bagian pembuluh darah diluar jantung

3) Pembuluh darah utama jantung keluar dari ruangjantung


dalam posisi tertukar(pembuluh darah aorta keluardari
bilik kanan sedangkan pembuluh darah pulmonal/paru
keluar dari bilik kiri)
.
PJB Non sianotik
PJB Sianotik
Defek septum atrium
Defek septum ventrikel Tetralogi Fallot
Duktus arteriosus persisten Atresia pulmonal
Stenosis aorta Atresia trikuspid
Stenosis mitral Anomali Ebstein
Stenosis pulmonal
Trunkus arteriosus
Insufisiensi mitral
Insufisiensi aorta
Transposisi arteri
Koartasio aorta besar
Anatomi dan fisiologi jantung
Duktus Arteriosus Persisten (DAP)
BATASAN
Terdapatnya pembuluh darah fetal yang
menghubungkan percabangan arteri
pulmonalis sebelah kiri (left pulmonary arteri)
ke aorta desendens tepat di sebelah distal
arteri subklavia kiri
PREVALENSI
Kurang lebih 510% penyakit jantung bawaan
sering ditemukan pada bayi prematur dengan
berat badan lahir rendah (BBLR)
Kriteria diagnosis
DAP kecil
Anamnesis
Biasanya asimtomatik
Pemeriksaan fisis
Auskultasi
Komponen pulmonal (P2) normal
Bising kontinyu (machinery murmur) derajat 1-4/6,
jelas terdengar di daerah infra klavikularis kiri atau
LSB atas

DAP besar
Anamnesis
Gagal jantung kongestif
Gagal tumbuh
Takipnea
Pemeriksaan fisis
Takikardia dan dispnea terutama pada saat melakukan
aktivitas
Peningkatan aktivitas prekordium
Trill dapat teraba pada LSB atas
Pulsasi pembuluh darah perifer yang teraba keras
dengan tekanan nadi yang lebar akibat tekanan
sistolik dan tekanan diastolik
Auskultasi
Bising sistolik kresendo pada LSB atas
Diastolic rumble di daerah apeks, mungkin dapat terdengar
P2 mengeras bila terdapat hipertensi pulmonal
TERAPI
Tidak diperlukan pembatasan aktivitas jika tidak
terdapat hipertensi pulmonal.
Profilaksis untuk endokarditis infektif
Medis
Pada bayi kurang bulan dapat diberikan ibuprofen
sebelum usia 10 hari.
Bila terdapat tanda-tanda gagal jantung,
sebelum terapi ibuprofen dilakukan terapi
konservatif:
Restriksi cairan.
Pemberian diuretika.
Pemberian digitalis (masih kontroversial).
Defek Septum Atrium (DSA)
BATASAN
Defek pada septum yang memisahkan atrium
kiri dan kanan
Sebagian besar merupakan defek septum
atrium sekundum
Perjalanan alamiah
Defek menutup spontan terjadi pada 40%
kasus ASD sekundum pada 4 tahun pertama.
Defek mengecil
Asimtomatik, jarang timbul gagal jantung
pada masa bayi

Bila tidak diobati, gagal jantung dan


hipertensi pulmonal dapat terjadi pada
dewasa sekitar usia 20-30 tahun
Aritmia atrium (flutter dan fibrilasi) dapat
terjadi saat dewasa dengan atau tanpa
operasi
Pada DSA murni, endokarditis tidak terjadi.
Dapat terjadi bila terdapat defek lain
Cerebrovaskular accident akibat embolisasi
jarang terjadi
Klasifikasi
DSA primum
DSA sekundum (paling banyak)
Defek sinus venosus
DSA sinus koronarius
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis
Pada masa bayi dan anak kecil bisa asimtomatis, tumbuh
kembang biasanya normal pirau kecil.
Gangguan pertumbuhan, sesak nafas, sering mengalami
infeksi paru
pirau besar.
Jarang terjadi gagal jantung pada masa bayi
Pemeriksaan fisis
Pada umumnya normal
Komponen aorta dan pulmonal bunyi jantung kedua terbelah
lebar (wide split) yang tidak berubah pada saat inspirasi atau
ekspirasi (fixed split).
Bising ejeksi sistolik terdengar di daerah pulmonal akibat
aliran darah berlebih melalui katup pulmonal (stenosis
pulmonal relatif atau stenosis pulmonal fungsional).
Aliran darah yang memintas dari atrium kiri ke kanan tidak
menimbulkan bising karena perbedaan tekanan atrium kanan
dan kiri adalah kecil.
Dapat terdengar bising diastolik di daerah trikuspid (tricuspid
diastolic flow murmur) yang terjadi akibat aliran darah
berlebihan melalui katup trikuspid pada fase pengisian cepat
ventrikel kanan.

Foto toraks
Atrium kanan menonjol, konus pulmonalis menonjol,
pembesaran jantung ringan, vaskularisasi paru sesuai
besarnya pirau.
Elektrokardiografi
RBBB: menunjukkan beban volume ventrikel kanan
Deviasi sumbu QRS ke kanan (right axis deviation): defek
septum atrium sekundum.
Blok AV derajat I (pemanjangan interval PR) terdapat
pada 10% defek sekundum.
Deviasi sumbu ke kiri (left axis deviation): defek primum
Terapi
Medis
Tidak diperlukan pembatasan latihan
Tidak diperlukan profilaksis tehadap
endokarditis infektif, kecuali bila terdapat
prolaps katup mitral.
Terapi gagal jantung bila terdapat gagal
jantung
Penutupan tanpa operasi atrial septal
ocluder (ASO)

Operasi
KOMPLIKASI
Gagal jantung jarang terjadi pada anak, biasanya
terjadi pada dewasa
Defek Septum Ventrikel (DSV)
BATASAN
Defek pada septum yang memisahkan ventrikel
kiri dan kanan
KLASIFIKASI
Berdasarkan fisiologinya DSV dapat
diklasifikasikan:
DSV kecil dengan resistensi vaskular paru
normal
DSV sedang dengan resistensi vaskular
paru bervariasi
DSV besar dengan peningkatan resistensi
vaskular paru dari ringan sampai sedang
DSV besar dengan resistensi vaskular paru
yang tinggi
Forum Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia,
berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Soto
dkk:
DSV perimembran outlet, inlet, trabekular,
konfluens
DSV muskular posterior, trabekular, dan
infundibular
DSV subarterial (doubly commited
subarterial) yang disebut juga tipe Oriental.
Gambaran klinis sangat bervariasi, dari yang
ringan sampai gagal jantung berat disertai
dengan gagal tumbuh
1. DSV KECIL
Bila defek septum ventrikel sangat kecil, terutama defek
muskular, ditemukan bising sistolik dini pendek yang
mungkin didahului early systolic click.
Defek septum ventrikel kecil biasanya bunyi jantung
normal, tetapi dapat terdengar bising pansistolik yang
biasanya keras, disertai thrill, dengan pungtum
maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri dan
menjalar ke sepanjang garis sternum kiri, bahkan ke
seluruh prekordium .
Patofisiologi
Sebagian kecil darah dari ventrikel kiri ke arteri
pulmonalis
Pembesaran ruang jantung minimal
Bendungan paru minimal
Kriteria diagnosis
Anamnesis
Pertumbuhan dan perkembangan normal
Pemeriksaan fisis
Auskultasi
Bising pansistolik di tepi kiri sternum bawah
Kadang-kadang dapat terdengar bising sistolik dini
Bunyi jantung kedua normal
Intensitas P2 normal
Elektrokardiografi : Dalam batas normal
Foto toraks : Dalam batas normal

2. DSV SEDANG-BESAR
Patofisiologi
Aliran darah dari ventrikel kiri-kanan lebih banyak
daripada DSV kecil.
Ventrikel kanan tidak membesar karena darah dari
ventrikel kiri langsung dipompakan ke arteri
pulmonalis pada saat sistolik.
(perbedaan dengan DSA)
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Penurunan intolerasi latihan
Infeksi paru berulang
Gagal jantung
Pemeriksaan fisis
Auskultasi
Murmur holosistolik yang terdengar di tepi kiri bawah sternum
Mid diastolic rumble di apeks
Bunyi jantung kedua terbelah menyempit
Intensitas P2 sedikit mengeras
Kadang-kadang terdengar klik ejeksi
Elektrokardiografi
Hipertrofi ventrikel kiri
Hipertrofi atrium kiri
Foto toraks
Pembesaran jantung
Atrium kiri
Ventrikel kiri
Penonjolan arteri pulmonalis
Peningkatan corakan vaskular paru

3.DSV BESAR DENGAN PENGARUH


VASKULAR PARU

Kriteria diagnosis
Anamnesis
Sianosis
Intoleransi latihan
Pemeriksaan fisis
Auskultasi
Bunyi Jantung kedua tunggal, P2 mengeras

Elektrokardiografi
Hanya pembesaran ventrikel kanan
Foto toraks
Pembesaran ventrikel kanan
Penonjolan a. pulmonalis

KOMPLIKASI DSV
Gagal jantung
Endokarditis
Gangguan fungsi katup
TERAPI
Jika terdapat gagal jantung terapi gagal
jantung
Jika gagal jantung tersebut tak teratasi
intervensi bedah
Bila tidak terdapat tanda gagal jantung
intervensi bedah dapat ditunda, selanjutnya
pada saat usia 58 tahun ditentukan
besarnya aliran pirau dengan penyadapan
jantung.
Jika terdapat tanda hipertensi pulmonal
berdasarkan pemeriksaan klinis, foto toraks,
dan ekokardiografi tanpa tanda penyakit
vaskular paru (PVP), penutupan dilakukan
PERJALANAN ALAMIAH DSV
Menutup spontan
Prolaps katup aorta
Aneurisma septum membranasea
Stenosis infundibulum
Hipertensi pulmonal
Penyakit vaskular paru

Pulmonal stenosis
BATASAN
Paling sering dari obstruksi anatomik outflow
ventrikal kanan

KRITERIA DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisis tergantung berat ringannya
stenosis
Pada stenosis ringan komponen pulmonal
bunyi jantung 2 normal
Pada stenosis berat terdengar wide splitting S
2

TERAPI
Valvotomi elektif
Stenosis aorta
BATASAN
Obstruksi ejeksi ventrikel kiri dengan terdapatnya
perbedaan tekanan sistolik antara ventrikel kiri
dan aorta.

Berdasarkan lokasi anatomisnya dibagi atas


Supra valvular
Valvular (tersering)
Subvalvular
Hemodinamika
Tanpa melihat lokasi obstruksi, beban tekanan
ventrikel kiri meningkat, beban tekanan makin
besar dengan makin beratnya obstruksi
KRITERIA DIAGNOSIS
Bayi :Gejala timbul pada usia 2 bl (berupa gagal
jantung)
Anak: Sering asimtomatik, biasanya pertumbuhan
dan perkembangan tidak terganggu.
Stenosis berat nyeri dada, kadang-kadang
sinkope
TERAPI
Intervensi kardiologi
Operasi hasil memuaskan
Pencegahan terhadap endokarditis infeksi
Koartasio Aorta
Batasan
Akibat penyempitan yang bervariasi panjangnya
pada setiap tempat dari arkus aorta ke bifurkasio
aorta

Kriteria Diagnosis
Tekanan darah ekstremitas atas > bawah
Perabaan ekstremitas atas lebih panas dari
pada bawah
Pulsasi femoral, poplitea, tibialis posterior,
atau dorsalis teraba lemah sampai tak teraba.

TERAPI
Bila terdapat gagal jantung penanganan gagal
jantung
Operasi
Tetralogi Fallot (TF)
Batasan
Kelainan jantung kongenital yang
berupa adanya:
DSV besar
Obstrusi saluran keluar ventrikel kanan (stenosis
pulmonal) yang dapat berupa:
Stenosis infundibular (paling sering)
Stenosis valvular atau
Kombinasi dari keduanya
Overriding aorta
Hipertrofi ventrikel kanan
Hemodinamika
Tergantung dari:
stenosis pulmonalis
Arah dan besar pirau melalui DSV
Pada bentuk TF yang ekstrim
Atresia katup pulmonal
Pirau kanan-kiri yang berasal dari seluruh aliran darah
balik sistemik melalui DSV
Aliran darah ke paru terjadi melalui DAP
Klasifikasi
TF tipe asianotik
Terdapat pirau kiri-kanan yang ringan sampai
sedang
Tekanan sitolik ventrikel kanan sama dengan
ventrikel kiri dan aorta
Terdapat perbedaan tekanan arteri
pulmonalis dengan ventrikel kanan akibat
adanya stenosis ringan pada arteri
pulmonalis.
Akibat adanya stenosis a. pulmonalis maka
pirau dari ventrikel kiri ke kanan akan
sehingga ukuran jantung dan corakan
vaskular paru hanya sedikit
TF tipe sianotik
Stenosis a. pulmonalis berat
Pirau dari ventrikel kanan-ventrikel kiri
Penurunan aliran darah ke paru
Tekanan sistolik ventrikel kanan sama dengan di
ventrikel kiri dan aorta
KRITERIA DIAGNOSTIK
Anamnesis
Sianosis tampak pada saat atau beberapa saat
setelah lahir
Dispnea pada saat melakukan aktivitas
Squatting
Serangan sianosis
.Pemeriksaan fisis
TF tipe asianotik
Murmur yang terdengar berasal
Stenosis a. pulmonalis
Pirau pada DSV
Terdengar sepanjang tepi sternum kiri
TF tipe sianotik
Sianosis
Bervariasi derajatnya tergantung derajat stenosis a.
pulmonalis
Takipnea
Jari tabuh
Foto toraks
TF tipe sianotik
Ukuran jantung normal atau lebih kecil
Penurunan corakan vaskular paru
Pada TF dengan atresia pulmonal lapangan paru
tampak hitam
Segmen arteri pulmonalis konkaf dengan apeks
terangkat (gambaran jantung seperti boot-shaped
atau Coeur en sabot).
Pembesaran atrium kanan (25%)
Lengkung aorta kanan (25%)
Foto toraks
TF asianotik
Sulit dibedakan dengan defek septum ventrikel
kecil-sedang
Yang membedakan yaitu pemeriksaan EKG
TF menunjukkan RVH
Defek septum ventrikel menunjukkan LVH
PERJALANAN ALAMIAH

Bayi TF asianotik secara bertahap akan menjadi sianosis


dan yang telah menunjukkan sianotik menjadi lebih sianotik
akibat bertam- bahnya obstruksi pada stenosis pulmonal.
Polisitemia terjadi sekunder akibat sianosis
Anemia defisiensi besi relatif (hipokromik)
Serangan sianosis
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi jika sianosis berat
Abses otak dan trauma serebrovaskular
Endokarditis infektif
Koagulopati

komplikasi
Serangan sianosis
Cerebrovascular accident, terjadi setelah
serangan sianotik
Abses otak
Endokarditis infektif
Anemia relatif
Trombosis paru
Perdarahan

SERANGAN SIANOSIS (Cyanotic Spell)

Merupakan komplikasi penyakit jantung bawaan


tipe sianotik yang serius dan perlu tatalaksana
tepat dan cepat

MANIFESTASI KLINIS
Ditandai oleh suatu periode menangis, bernafas cepat dan
dalam (hiperpnea), sianosis makin , bising jantung
menghilang, pasien terlihat lemas, dan bila berlanjut dapat
terjadi kejang atau kesadaran
Biasanya terjadi pada pagi hari setelah menangis, makan,
atau defekasi.
Pada serangan sianosis yang berat dapat kelumpuhan,
kejang, trauma serebrovaskular, bahkan kematian.

patogenesis
Serangan sianosis dapat
ditimbulkan oleh Setiap keadaan
yang menyebabkan
Penurunan mendadak resistensi vaskular sistemik
dan menyebabkan pirau kanan ke kiri yang besar
(misalnya menangis, defekasi, aktivitas pada anak
kecil)
PO2 dan peningkatan PCO2 pH darah
Asidosis akan menstimulasi pusat nafas hiperpnea
yang meningkatkan venous return, selanjutnya akan
menambah pirau kanan ke kiri dan memperberat
hipoksia
TERAPI Serangan sianosis
Bayi harus dipangku atau dipegang pada posisi
knee-chest
Morfin sulfat 0,2 mg/kgbb diberikan s.k. atau i.m.,
akan menekan pusat pernafasan dan
menghilangkan hiperpnea.
O2 dapat diberikan walaupun tidak terlalu berarti
terhadap peningkatan saturasi oksigen arterial.
Natrium bikarbonat (NaHCO3), 1 mEq/kgbb
diberikan i.v. untuk mengatasi asidosis. Dosis
yang sama dapat diulang dalam 10-15 menit.
NaHCO3 mengurangi efek stimulasi asidosis pada
pusat pernafasan.
Jika serangan sianosis tidak dapat diatasi
dengan terapi diatas
Fenilefrin, 0,02 mg/kgbb diberikan i.v. sebagai
vasokonstriktor
Ketamin, 1-3 mg/kgbb (rata-rata 2 mg/kgbb)
diberikan i.v. dalam 60 detik, dapat
meningkatkan resitensi vaskular sistemik dan
juga mempunyai efek sedasi.
Propanolol, 0,01-0,25 mg/kgbb (rata-rata 0,05
mg/kgbb diberikan dalam bolus intravena
lambat)
Setelah serangan sianosis dapat teratasi maka dilakukan
Penyuluhan terhadap keluarga dalam pengenalan
terhadap serangan sianosis dan mengetahui apa yang
harus dilakukan.
Propanolol 0,51,5 mg/kgbb setiap 6 jam untuk
mencegah serangan sianosis sementara menunggu
saat yang tepat untuk dilakukan operasi paliatif
maupun korektif.
Pentingnya melakukan penjagaan terhadap higiene
gigi dan pemberian antibiotik profilkasis terhadap
endokarditis infektif.
Korektif terhadap anemia defesiensi besi karena
adanya anemia dapat meningkatkan risiko komplikasi
terhadap serebrovaskular.
Knee-chest Position
Nurse puts infant in
knee-chest position.

Child with a cyanotic heart


defect squats (assumes a knee-chest position) to relieve
cyanotic spells. Some times called tet spells.
Transposisi Arteri Besar
(TAB)
TAB
Kelainan yang kompleks berupa posisi abnormal arteri
besar: Aorta berasal dari bagian anterior ventrikel kanan
dan a. pulmonalis dari bagian posterior ventrikel kiri.
Akibatnya darah vena sistemik masuk ke aorta, sedangkan
darah v. pulmonalis yang kaya O2 kembali lagi ke paru.
Pada masa fetal, dengan adanya foramen ovale dan duktus
arteriosus memberikan efek yang minimal.
Pada masa neonatus kelangsungan hidup tergantung dari
adanya jalan pintas (pathway) berupa DSA, DSV persistensi
duktus arteriosus, atau kolateral bronkopulmonal.
Kriteria diagnosis

Klinis bergantung pada adanya pencampuran


adekuat antara sirkulasi sistemik dan paru, dan
apakah terdapat stenosis pulmonal.
Apabila pencampuran hanya melalui foramen
ovale atau duktus arteriosus yang kecil maka
keadaan tidak adekuat dan bayi akan tampak
sianosis.
Sianosis akan tampak pada minggu pertama,
dan menjadi progresif apabila duktus
arteriosus menutup gagal jantung
Bayi menjadi sesak nafas dan sering
mengalami pneumonia
Pertumbuhan lambat
Squating sering terjadi
Bunyi jantung 1 terdengar normal, sedang
bunyi jantung ke-2 terdengar tunggal dan
keras.
Tidak terdengar bising jantung kecuali jika
terdapat stenosis pulmonal atau defek
septum ventrikel.
TERAPI
Paliatif : infus PGE1 untuk mempertahankan
duktus tetap terbuka
Pada transposisi arteri besar tanpa DSA,
sebaiknya bedah switch arteri (menukar posisi
aorta dan pulmonal, serta memindahkan arteri
koroner ke aorta
dilakukan pada usia < 1 bulan
Bila kasus ditemukan usia 2-3 bulan, sebaiknya
dilakukan kateterisasi jantung untuk memastikan
besar tahana vaskuler paru.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar

  • Abang SVT Jantung
    Abang SVT Jantung
    Documento33 páginas
    Abang SVT Jantung
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Case I Thypoid TABEL COWO
    Case I Thypoid TABEL COWO
    Documento54 páginas
    Case I Thypoid TABEL COWO
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Case I Thypoid TABEL COWO
    Case I Thypoid TABEL COWO
    Documento54 páginas
    Case I Thypoid TABEL COWO
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Alat Bantu Dengar
    Alat Bantu Dengar
    Documento25 páginas
    Alat Bantu Dengar
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Documento16 páginas
    Presentation 1
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Refrat Load Ok
    Refrat Load Ok
    Documento28 páginas
    Refrat Load Ok
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Referat IPDarnis
    Referat IPDarnis
    Documento32 páginas
    Referat IPDarnis
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Referat Interna Cacingppt
    Referat Interna Cacingppt
    Documento28 páginas
    Referat Interna Cacingppt
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Bronko Pneumonia
    Bronko Pneumonia
    Documento41 páginas
    Bronko Pneumonia
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Bronkitis 31.10.16
    Bronkitis 31.10.16
    Documento40 páginas
    Bronkitis 31.10.16
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Jurnal Anastesi
    Tugas Jurnal Anastesi
    Documento6 páginas
    Tugas Jurnal Anastesi
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • BRONKIOLITIS
    BRONKIOLITIS
    Documento35 páginas
    BRONKIOLITIS
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Asma 31.10.16
    Asma 31.10.16
    Documento38 páginas
    Asma 31.10.16
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli
    Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli
    Documento41 páginas
    Laporan Kasus Anestesi Umum Tuti Seli
    AuLiaHumairah
    Ainda não há avaliações
  • Bronkitis
    Bronkitis
    Documento26 páginas
    Bronkitis
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Terjemah Jurnal Paru1
    Terjemah Jurnal Paru1
    Documento6 páginas
    Terjemah Jurnal Paru1
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Case TC
    Case TC
    Documento26 páginas
    Case TC
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Case RM 2
    Case RM 2
    Documento7 páginas
    Case RM 2
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal Translate
    Jurnal Translate
    Documento6 páginas
    Jurnal Translate
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Presentasi Palpebra
    Presentasi Palpebra
    Documento23 páginas
    Presentasi Palpebra
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Vertigo Edit
    Vertigo Edit
    Documento29 páginas
    Vertigo Edit
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • DF Dan Isk Tabel Cewe
    DF Dan Isk Tabel Cewe
    Documento55 páginas
    DF Dan Isk Tabel Cewe
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Documento16 páginas
    Presentation 1
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Tumor Paru
    Tumor Paru
    Documento13 páginas
    Tumor Paru
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Abang SVT Jantung
    Abang SVT Jantung
    Documento33 páginas
    Abang SVT Jantung
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Case TC
    Case TC
    Documento26 páginas
    Case TC
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Case RM 1
    Case RM 1
    Documento12 páginas
    Case RM 1
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • Tugas THT Refrat
    Tugas THT Refrat
    Documento17 páginas
    Tugas THT Refrat
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações
  • ERITRODERMA
    ERITRODERMA
    Documento26 páginas
    ERITRODERMA
    Chintya Nur Faizah
    Ainda não há avaliações
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Documento12 páginas
    Penda Hulu An
    Arnis Putri Rosyani
    Ainda não há avaliações