Você está na página 1de 15

WAHAM

KELOMPOK 2
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham
adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol.
Klasifikasi

Waha
m

Kebesar Agam Curig Somati Nihilistik


an a a k
Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori
utama fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan
kemampuan menilai dan menilik terganggu
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial
mengakibatkan kemampuan berespons terganggu,
tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan
tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu
gangguan asosiasi, efek, ambivalen, autistik, serta
gangguan atensi dan aktivitas
Cara berfikir
Depersonalisasi Waham dan
magis dan
dan halusinasi Halusinasi
primitif

Gangguan Fungsi Persepsi Gangguan isi


fungsi kognitif pikir

Tanda dan
gejala

Fungsi motorik Fungsi sosial Fungsi emosi


kesepian

Imfulsif gerakan tiba- Afek tumpul, afek


tiba dan spontan Isolasi sosial, datar, afek tidak
diulang-ulang, tidak menarik diri, sesuai, reaksi
bertujuan, tidak dan harga diri berlebihan,
dipengaruhi stimulus rendah. ambivalen
yang jelas
Rentang Respon
Neurologi

Adaptif Maladap
tif
Pikiran logis Pikiran kadang Gangguan proses
Persepsi akurat menyimpang illusi pikir: Waham
Emosi konsisten Reaksi emosional Halusinasi
dengan berlebihan dan Kerusakan emosi
pengalaman kurang Perilaku tidak
Perilaku social Perilaku tidak sesuai
Hubungan social sesuai Ketidakteraturan
Menarik diri isolasi sosial
Pengkajian

A. Faktor Presdisposisi
1. Biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana
terdapat abnormalitas otak yang menyebabkan respon
neurologis yang maladaptif.
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan
anak yang diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan
penyebab genetik pada skizofrenia. Sudah ditemukan bahwa
kembar identik yang dibesarkan secara terpisah mempunyai
angka kejadian yang tinggi pada skizofrenia dari pada pasangan
saudara kandung yang tidak identik penelitian genetic terakhir
memfokuskan pada pemotongan gen dalam keluarga dimana
terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi.

2. Psikologi
3. Sosial Budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang
terhadap awitan skizofrenia dan gangguan psikotik tetapi tidak
Faktor Presipitasi
A.Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon
neurologik yang maladaptif termasuk:
1. Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur proses informasi
2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
secara selektif menanggapi rangsangan.
B. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress
yang berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilaku.
C. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang
sering menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu
yang biasa terdapat pada respon neurobiologik yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan,
sikap dan perilaku individu
Strategi Pelaksanaan
1. Diagnosa 1: Waham Curiga
SP 1p:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Jangan membantah atau mendukung waham klien
3) Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4) Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-
harinya.

SP 2p :
5) Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
6) Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu
dan saat ini.
7) Tanyakan apa yang bisa dilakukan
8) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai
wahamnya tidak ada
SP 3p:
1) Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
2) Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
4) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya
waham.
5) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dalam memerlukan waktu dan tenaga.
6) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

SP 4 K:
7) Klien dapat berhubungan dengan realitas
8) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang
lain, waktu, dan tempat)
9) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
10)Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh
klien.
Sp 5 k:
1) Klien dapat dukungan dari keluarga
2) Diskusikan dengan keluarga tentang
3) Gejala waham
4) Cara merawatnya
5) Lingkungan keluarga
6) Follow up dan obat
7) Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan
perawat.
Sp 6 k:
8) Klien dapat menggunakan obat dengan benar
9) Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis,
efek samping dan akibat penghentian
10)Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
11)Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi
setelah minum obat.
2. Diagnosa 2: Menarik Diri
Pasien :
Sp 1p :
1) Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien
2) Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3) Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4) Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5) Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
6) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
7) Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
8) Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3p :
9) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
10)Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
11)Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3) Menjelaskan cara cara merawat pasien isolasi sosial
Sp 2k :
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan
pasien.
Sp 3k :
2) Menjelaskan perawatan lanjutan.
3. Diagnosa 3: Harga diri rendah
Pasien
Sp 1p :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan klien
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian

Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
3. Membimbing pasien memasuk
Keluarga
Sp 1k :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3) Menjelaskan cara cara merawat pasien harga diri
rendah

Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada pasien isolasi

Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah
termasuk minum obat (discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Você também pode gostar