Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Perubahan pada
Perubahan Berbagai Sistem
Fisiologis Usia Tubuh DIABETES
MELLITUS
Lanjut
Perubahan Sistem
Endrokin
KERANGKA TEORI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
KERANGKA KONSEP
Variabel dependen
PELAKSANAAN DIET
Variabel Independen
JUMLAH
KALORI
KADAR GULA DARAH
PADA LANSIA
JADWAL PENDERITA
MAKAN DIABETES MELLITUS
TIPE 2
JENIS
MAKANAN
DESAIN PENELITIAN
n= 104
1+104 (0,1)2
n= 104
1+1,04
n= 111
2,04
2. Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini adalah data kunjungan
penderita diabetes mellitus yang didapatkan dari profil
Puskesmas Pembina Palembang.
Prosedur
Pengumpulan Data
Pengelolahan
Data
Editing Coding
Cleannin Entri
g data
ANALISA DATA
Melihat hubungan
antara variabel
independen dengan
Bivariat variabel dependen
Bentuk tabel tabulasi
dan
Menggunakan uji
Fisher
BAB IV HASIL
DAN
PEMBAHASAN
1. ANALISIS UNIVARIAT
A. Jenis Kelamin
Perempuan 34 66.7%
Jumlah 51 100%
B. Umur
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Umur 60 11 21.6%
61 2 3.9%
62 9 17.6%
63 5 9.8%
64 4 7.8%
65 8 15.7%
66 2 3.9%
67 5 9.8%
70 1 2.0%
71 1 2.0%
72 2 3.9%
74 1 2.0%
Jumlah 51 100%
C. Kadar Gula Darah
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
D. Jumlah Kalori
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
D. Jenis Makanan
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
N % N % N %
Kadar Terkontrol 5 9.8 0 0 5 9.8
Gula
Tidak 18 35.3 28 54.9 46 90.2
Darah
Terkontrol 0.014
100.0
Total 23 45.1 28 54.9 51
B. Hubungan Jadwal Makan dengan
Kadar Gula Darah pada Lansia
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Pembina
Palembang (n=51)
Jadwal Makan
N % N % N %
Kadar Terkontrol 10 19.6 1 2.0 11 21.6
Gula
Tidak 13 25.5 27 52.9 40 78.4
Darah
Terkontrol 0.001
100.0
Total 23 45.1 28 54.9 51
C. Hubungan Jenis Makanan dengan
Kadar Gula Darah pada Lansia
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Pembina
Palembang (n=51)
Jenis Makanan
N % N % N %
100.0
Total 23 45.1 28 54.9 51
PEMBAHASAN
A. Hubungan jumlah kalori dengan kadar gula darah
pada lansia
Berdasarkan hasil peneliti menunjukkan bahwa, analisis uji
statistik fishers exact test, terdapat hubungan yang
bermakna antara jumlah kalori dengan kadar gula darah
dengan p-value = 0.014.
Jumlah kalori didefinisikan banyaknya kalori dalam ukuran
kkal yang konsumsi 1 hari sesuai nilai IMT, karena
komposisi makanan ditentukan dalam kisaran persentasi
bukan suatu angka yang multak. Energi dalam tubuh
manusia juga dihasilkan melalui proses metabolisme
beberapa zat antara lain karbohidrat, protein, dan lemak
yang bersumber dari makanan yang dikonsumsi tiap hari.
Dalam prosesnya terjadi perubahan menjadi zat-zat
makanan yang dipecah menjadi dasar seperti gula serta
masuk terlebih dahulu ledalam sel melalui metabolisme.
B. Hubungan jadwal makan dengan kadar gula
darah pada lansia
Berdasarkan hasil peneliti menunjukkan bahwa,
analisis uji statistik fishers exact test, terdapat
hubungan yang bermakna antara jadwal makan
dengan kadar gula darah dengan p-value = 0.001.
jadwal makan yang baik tidak diikuti dengan jumlah
porsi makan yang dianjurkan, dapat mengakibatkan
asupan zat gizi seperti energi, karbohidrat dan
lemak melebihi kebutuhan yang dianjurkan.
Penderita DM sebaiknya makan secara teratur tepat
3 jam sekali, dengan frekuensi makan lebih sering
dan porsi kecil yang dibagi 3 kali makanan pokok
dan 3 kali makan selingnan/snack, hal ini untuk
mencegah fluktuasi tingkat gula merah.
C. Hubungan jenis makanan dengan kadar gula
darah pada lansia
Berdasarkan hasil peneliti menunjukkan bahwa,
analisis uji statistik fishers exact test, terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis makanan
dengan kadar gula darah dengan p-value = 0.001.
Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar
gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam
menaikan kadar gula darah disebut juga indeks
glikemik. Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya
dihindari seperti sumber karbohidrat sederhana
seperti gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-lain.
Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah
adalah makanan yang harus dikonsumsi dan kaya
dengan serat, contohnya sayuran dan buah buahan.
KETERBATASAN
PENELITI
1. Hasil bivariat terdapat nilai 0 dikarenakan
SPSS seharusnya memerlukan sampel
yang lebih banyak tetapi peneliti hanya
mengambil sampel sebanyak 51 orang,
jadi distribusinya tidak merata.
2. Penelitian ini hanya mengukur kadar gula
darah dari pemeriksaan dengan
menggunakan darah kapiler (tusukan
dijari) sehingga kemungkinan kalibrasi
dan human error lebih besar
dibandingkan dengan sampel plasma
vena.
SIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara jumlah kalori dengan
kadar gula darah pada lansia penderita diabetes
mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas pembina
palembang dimana hasil p-value sebesar 0.014.
2. Terdapat hubungan antara jadwal makan dengan
kadar gula darah pada lansia penderita diabetes
mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas pembina
palembang dimana hasil p-value sebesar 0.001.
3. Terdapat hubungan antara jenis makanan dengan
kadar gula darah pada lansia penderita diabetes
mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas pembina
palembang dimana hasil p-value sebesar 0.001.
TERIMA KASIH