Você está na página 1de 46

DINAS PERTANIAN

KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN


PROVINSI SULAWESI UTARA

Potensi dan Prospek


AGRIBISNIS PISANG
Peta situasi Bolaang Mongondow Selatan
sebelum pemekaran dua kecamatan
KONDISI UMUM
KABUPATEN BOLAANGMGONDOW SELATAN
Kondisi Umum Wilayah
Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan
Bolaang Mongondow
Selatan Merupakan Kabupaten
hasil pemekaran dari
Kabupaten Bolaang
Mongondow. Dibentuk
berdasarkan UU No.30 Tahun
2008, Tanggal 21 Juli 2008,
tentang pembentukan
Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan di Provinsi
Bolsel
Kabupaten ini terletak dipesisir
pantai bagian selatan, dengan ibu
kota Molibagu, yang berjarak lebih
kurang 255,32 dari kota Manado,
Ibukota Provinsi Sulawesi Utara.Luas
Wilayah 1.932,30 km2 dan wilayah
laut 1.881,60 km2, dengan panjang
garis pantai 294 km Secara
geografis Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan terletak pada
posisi diantara 123 0 28 59,2 1240
22 41,4 Bujur Timur dan 0 022
54,5 -00 27 57,4 Lintang Utara.
Batas Administrasi
Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow dan


Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara
Sebelah Timur : Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Sebelah Selatan : Teluk Tomini
Sebelah Barat : Kabupaten Bone Bolango Provinsi
Gorontalo
Posisi Strategis
Dalam prosfektif regional, Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan berada pada posisi
strategis, karena berada pada jalur lintas
trans Sulawesi yang menhubungkan jalur
seluruh provinsi di pulau Sulawesi. Demikian
pula jalur laut merupakan daerah perlintasan
sekaligus stop over arus penumpang, barang
dan jasa pada Kawasan Indonesia Tengah dan
Kawasan Indonesia Timur, bahkan untuk
Kawasan Asia Pasifik.
Topografi
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
mempunyai topografi wilayah berupa bukit-
bukit, pegunungan, berpantai dan sebagian
kecil adalah dataran rendah bergelombang.
Wilayah Kabupaten ini juga mempunyai pulau-
pulau kecil masing-masing : Pulau Babi, pulau
Pondan Moleben, Pulau Pondan Mointok, Pulau
kelapa dan pulau Lampu.
Nama Gunung dan
sungai
Adapun nama gunung yang ada di kabupaten ini
adalah Gunung Batu Bulawan (1.970 m), Gunung
Paniki (1.817 m) Gunung Sinandaka (1770 m) dan
gunung Mongaladia (1.325 m). Sedangkan nama-
nama sungai sebagai berikut : Sungai Milangodaa (19
km), Sungai Kotulidan (13,2 km), Sungai Potule (12,1
km), sungai moyosiboi (11,2 km) sungai sonduk (11,2
km) dan sungai salongo (9,1 km). Pada umumnya
aliran sungai tersbut dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
sebagai sumber pengairan irigasi persawahan dan
sebagai sarana MCK dan usaha perikanan.
Iklim
Iklim merupakan gambaran kondisi cuaca yang berlangsung
disuatu daerah dalam periode waktu yang cukup panjang.
Pengkajian iklim dan klimatologi dalam studi ini dilakukan
untuk menilai kelayakan dalam kaintanya terhadap analisis
sumber daya air, pola pengembangan pertanian dan jadwal
tanam, pembukaan lahan serta pembangunan rumah
transmigrasi, Dalam kegiatan budidaya tanaman pertanian,
unsur iklim seperti curah hujan, temperature, kelembaban
udara, penyinaran matahari dan kecepatan angin
merupakan factor utama yang sangat menentukan terhadap
keberhasilan tanaman yang diusahakan. Tanaman yang
ditanam pada kondisi iklim yang sesuai maka respon yang
diberikan akan memberikan hasil yang optimal.
Klasifikasi Iklim
Klasifikasi Iklim merupakan metode untuk
memperoleh efisiensi informasi iklim dalam bentuk
umum, Sistem klasifikasi iklim yang digunakan
khususnya dalam keperluan praktis penentuan
lahan pertanian adalah zona iklim Oldeman serta
zona iklim Schmidt Fergusson. Gambaran kondisi
iklim dilokasi studi berupa iklim tropis basah yang
dicirikan adanya musim penghujan dan musim
kemarau yang jelas. Musim penghujan dimulai
pada bulan Februari, Maret dan berakhir pada
bulan yang merupakan awal bulan musim kemarau.
Menurut kriteria Schmidt dan Fergusson (1951) maka
lokasi studi termasuk dalam type iklim A, dimana nilai
perbandingan antara bulan kering dan bulan basah (Q)
sebesar nol atau Q di bawah 14,3 %, Rumus yang
digunakan untuk menentukan type curah hujan
menurut Schmidt dan Fergusson adalah :
Jumlah hujan basah kering
Q = ------------------------------------- x 100
Jumlah hujan bulan basah
Kriteria bulan basah adalah curah hujan bulanan 100
mm, sedangkan bulan kering adalah curah hujan bulan
60 mm
Kriteria zona type hujan Schmidt dan
Fergusson :
Zona Nilai Q Kriteria

A 0 Q < 0,143 Sangat Basah


B 0,143 Q 0,333 Basah
C 0333 Q 0,600 Agak basah
D 0,600 Q < 1,000 Sedang
E 1000 Q 1,670 Agak sedang
F 1,670 Q 3,000 Kering
G 1.00 Q < 7.000 Kering Sangat
H 7.000 Q Luar Biasa Kering

Berdasarkan klasisifkasi iklim zona agroklimatologi oldeman (1979) pada


umumnya Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan termasuk dalam zona B2
dengan cirri-ciri : bulan basah antara 6-9 bulan dan bulan keringnya 4 bulan
Bolsel dalam Otonomi Daerah
Salah satu agenda otonomi daerah adalah
untuk lebih mengarahkan daerah untuk
memaksimalkan semua potensi yang
dimiliki demi lebih mensejahterakan
rakyat. Dengan pertimbangan dari
berbagai segi kehidupan baik untuk
masyarakat, pemerintah, pemerintah pusat
serta Negara kesatuan Republik Indonesia.
Wujud Membangun dari Pinggiran
Konsep nyata yang dibangun oleh
pemerintah pusat melalui program
nawacita yang terintegrasi dengan
Indonesia membanguan dari pinggiran
dimana kata pinggiran identik dengan
pembangunan dimulai dari pedesaan.
Dampak positif dari konsep ini adalah
dimana Desa dapat mengelolah
rumah tangganya sendiri melalui
pemberdayaan masyarakat secara
langsung dengan menggali potensi-
potensi yang ada.
Menata Segala Potensi
Namun untuk mewujudnyatakan hal
tersebut Pemerintah daerah
tentunya punya beban moral dalam
meningkatkan kualitas daerahnya,
baik tingkat kesejahteraan
masyarakat maupun pelayanan
publik lainnya. Dibutuhkan
penataan segala potensi yang ada
untuk meningkatkan daya saing
daerah, kesejahteraan
masyarakatnya, serta mewujudkan
ketenteraman dalam hidup
bernegara.
Masalah Pokok
Masalah pokok dalam pembangunan daerah
adalah terletak pada penekanan kebijakan-
kebijakan pembangunan yang didasarkan
pada kekhasan daerah yang bersangkutan
(endogenous development) dengan
menggunakan potensi sumberdaya
manusia, kelembagaan, dan sumberdaya
fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini
mengarahkan kita kepada pengambilan
inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah
tersebut dalam proses pembangunan untuk
menciptakan kesempatan kerja baru dan
merangsang peningkatan kegiatan ekonomi
Ciri khas.
Salah satu icon dalam
pembahasan ini menyinggung
dengan produk unggulan
daerah, yang merupakan ciri
khas suatu daerah. Dalam arti
yang lebih dalam suatu
produk yang merupakan
pendongkrak angka PDRB
yang nantinya merupakan
indikator kesejahteraan
masyarakat daerah
Produk Unggulan
Produk unggulan adalah produk yang
potensial dikembangkan pada suatu wilayah
dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal
yang berorientasi pasar dan ramah
lingkungan. Sehingga memiliki keunggulan
kompetitif dan siap menghadapi persaingan
global (Kementerian Koperasi &UKM).
Sedangkan Prof.Dr.Ir.Soemarno,MS dalam
bahan kajian starategi Pengembangan
Wilayah Berbasis Agribisnis memaparkan
Produk Unggulan atau Komoditi unggulan
itu merupakan hasil usaha masyarakat
pedesaan dengan kriteria :
Daya saing dan
menguntukan
a) Mempunyai daya saing yang tinggi di
pasaran (keunikan /ciri spesifik, kualitas
bagus, harga murah);
b) Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal
yang potensial dapat dikembangkan;
c) Mempunyai nilai tambah tinggi bagi
masyarakat perdesaan;
d) Secara ekonomi menguntungkan dan
bermanfaat untuk meningkatkan
pendapatan dan kemampuan sumberdaya
manusia;
e) Layak didukung oleh modal bantuan atau
kredit.
Keseriusan Pemerintah dan
Masyarakat
Banyak penelitian dan kajian
tentunya berkaitan dengan produk
unggulan atau sektor ungulan
daerah, baik pendekatan
menggunakan analisis Location
Quotients (LQ) maupun analisis
lain. Tetapi titik beratnya sekarang
bukanlah menemukan apa produk
ungulan yang ditemukan didaerah,
tetapi lebih mengarah kepada
tingkat keseriusan pemerintah dan
masyarakat dalam pengelolaannya
Sinergitas
Produk unggulan apapun yang ada
tentunya diperlukan pengelolaan
dan pengembangan serta
pemasaran yang sinergis. Agar
dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kepastian Iklim usaha
Permasalahan klasik selama ini
lemahnya regulasi dan kebijakan
berkelanjutan dalam pengelolaan
produk unggulan. Belum
maksimalnya program-program yang
menindak lanjuti produk unggulan.
Salah satu faktor putusnya mata
rantai adalah ketidak keseriusan
semua pihak yang berkepentingan
(stake holder). dalam menyikapi hal
tersebut sehingga menimbulkan iklim
ketidak pastian bagi masyarakat.
Pemasaran yang punya daya saing
Kurun waktu selama ini Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan telah banyak
mencanangkan produk/ komoditi
unggulan, Bidang Pertanian, dan Perikanan
Menurut pandangan nyata yang
dibutuhkan adalah aksi dalam
memaksimalkan produk unggulan
tersebut. Bisa saja hanya satu produk saja
tetapi memiliki daya saing dan pemasaran
terbaik dengan kualitas terbaik dari para
pesaing. Atau mengunggulkan produk
(khusus) yang hanya ada di daerah
Bolaang Mongondow Selatan saja.
Memerlukan Skenario
Apapun produk unggulannya sangat diperlukan
skenario untuk menjalankan program yang lebih
tajam dengan pengendalian rantai rantai sbb:

Secara aktif memperkenalkan produk kita;


Lirik pasar sasaran dengan memperhitungan
kapasitas dan daya saing kompetitif;
Amankan jalur distribusi produk ke konsumen,
menjaga tidak terputusnya dimand supply;
Produktifitas atau aktifitas produksi, meliputi
ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia;
Teknologi tepat guna, serta mempertimbangkan
kendali mutu yang ketat
Pemerintah dan Swasta
adalah Mitra
Harapannya adalah masyarakat bisa
lebih fokus dan memiliki kepastian
dalam pengelolaan sumber daya
apakah budi daya tanaman,
peternakan maupun industri kecil dan
kerajinan. Dengan adanya
pengelolaan dengan aksi yang
berkesinambungan tentunya tidak
ada keraguan masyarakat untuk
memproduksi. Karena pemerintah
maupun swasta sebagai mitra
mampu mengakomodir ke jalur
distribusi atau pemasaran dengan
target pasar yang jelas.
Jangan hanya sebatas referensi
dan presentasi
Jika tidak ada pengelolaan
mata rantai produksi,
kapasitas dan ketersediaan
bahan baku, produksi dan
Sumber Daya Manusia dan
pemasaran yang jelas,
produk unggulan akan
tenggelam dan terlupakan.
Produk unggulan akan
menjadi sebatas referensi
dan presentasi.
Perkenalkan Icon Daerah
Seyogyanya produk unggulan
itu adalah yang mudah dikenal,
mudah diingat, mudah
ditemukan, dan Selalu
tersedia. Produk unggulan
yang mencirikan suatu daerah,
dan mensejahterakan
masyarakat tentunya.
Produk Mencirikan Icon
daerah
Akhirnya, minimal ketika
mendengar Nama Daerah
Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan saat
itupula dalam skala luas
orang akan mengenal
Produk tersebut.
Apa Produk yang di Maksud ????
PISANG ADALAH SALAH SATU PRODUK
UNGGULAN YANG DITAWARKAN
Dari beberapa produk unggulan dari
beberapa sektor yang ada di
Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan
Misalnya Sektor Destinasi Parawisata,
Perikanan dan Kelautan, Juga Terdapat
komoditas Unggulan yang sangat
potensial disektor Adribisnis. Produk
agribisnis yang selama ini belum
teroptimalkan yaitu Komoditas
PISANG, selain tanaman perkabunan
dan Hortcultura seperti Cengkeh, Pala,
Kakao, Cabai dan lain sebagainya
PROFIL SEKTOR PERTANIAN
KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Penduduk 2015 : 62.222 jiwa


Yang bekerja disektor : 59,08 %
pertanian 2015
Pertumbuhan ekonomi 2010: 6,00 %
Pertumbuhan ekonomi : 59,09 %
sektor pertanian 2016
Pendapatan/capita/tahun : Rp
16.071.000
PDRB sektor pertanian : 38,51 %
Sumber BAPELITBANG Bolsel
LATAR BELAKANG
Potensi lahan, mutu dan produktifitas
Keunggulan Agroklimat yang sangat cocok
Penguasaan teknologi/kebiasaan petani
Prospek dasar
Komitmen pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Kelembagaan petani dan penyuluh
KONDISI PERTANAMAN PISANG
BERDASARKAN TYPE LAHAN
Jika dilihat dari kondisi umum Kab. Bolaang
Bolaang mongondow Selatan sangat sesuai
dengan Syarat tumbuh budi daya tanaman
pisang

Sentra produksi PISANG di Kabupaten


Bolaang Mongondow Selatan berada di
Kecamatan Tomini, sala satu dari 7
Kecamatan yang ada yang memiliki potensi
yang sama. Dapat dilihat pada Sajian Tabel
Berikutnya.
Kecamatan Tomini merupakan
Sentra Komoditas Unggulan
Kecamatan Tomini adalah merupakan Kecamatan ke 7 dari 7 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan hasil Pemekarang dari
Kecamatan Posigadan pada tahun 2015
Kecamatan Tomini memilik 7 desa yaitu :
1. Desa Botuliodu,
2. Desa Nunuka Raya,
3. Desa Tolutu,
4. Desa Milangodaa,
5. Desa Milangidaa Barat,
6. Desa Milangodaa Utara dan,
7. Desa Pakuku Jaya
dengan jumlah Jiwa 5521 dan Jumlah KK 1314, sejak masih bergabung
dengan Kecamatan Induk Posigadan ke 7 desa tersebut merupakan penghasil
unggulan Komoditas Pisang, karena 90 % dari jumlah KK sejak dahulu sebagai
petani pisang, selain komoditas unggulan lainnya seperti Cengkeh, Cabe dan
palawija lainnya.
Program Pemerintah Kecamatan
Tomini
Sejak dicanangkan program pemberdayaan masyarakat melalui
Alokasi Dana Desa (ADD) kecamatan tersebut mengembangkan
Usaha Budidaya Tanaman Pisang kepada para petani dengan
volume pohon per KK sebanyak 900 pohon di tanam dilahan
milik sendiri. Karena peluang usaha tersebut sudah menjadi
prioritas dan unggulan para petani Pisang. Yang selama ini
sebagai penyuplai kebutuhan di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara
di Manado dan Provinsi Gorontalo bahkan Palu sulawesi Tengah.

Melihat kebutuhan pangsa pasar skala nasional masyarakat


Petani sangat berharap kepada pemerintah dan pelaku usaha
swasta untuk bekerja sama dalam agribisnis dengan metode
(suplay & dimend) yang sangat menguntungkan kedua bela
pihak.
Kec. Tomini
Kecamatan Tomini sangatlah strategis untuk dijadikan
sentra pengembangan usaha agribis Pisang, karena berada
pada posisi jalur trans, baik transportasi darat maupun
pelabuhan laut (dermaga) yang tersedia tepatnya di Desa
Milangodaa Barat.
Adapun 6 kecamatan lainnya sebagai penyangga akan
kebutuhan Pisang dalam memenuhi permintaan pasar
dalam skala besar.

Jenis komoditas pisang yang akan diusahakan


menyesuaikan kebutuhan pelaku usaha karena dapat
dipastikan semua jenis pisang dapat dikembangkan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Tabel Populasi
Data Populasi Tanaman
Tanaman Pisang di Kab. Pisang
Bolaang Mongondow Selatan Tahun
2016
Sumber Data BP4K Kab. Bolaang Mongondow Selatan Th. 2016
Areal
Kecamatan luas Potensi Tanam Peluang
No Pengembang
wilayah Tanam Existing an
KM (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6
1 Posigadan 729.00 123 75 198
2 Tomini * 157 135 292
3 Helumo ** 120 50 170
4 Bolaang Uki 393.43 127 87 214
5 Pinolosian 285.93 235 54 289
6 Pinolosian Tengah 302.07 130 45 175
7 Pinolosian Timur 221.87 110 57 167
Bolaang
Mongondow 1932.3 1,002.00 503.00
1,505.00
Selatan
DATA PRODUKSI RATA-RATA TON
/Ha
Data Produksi Pisang Rata Rata Ton / Hektar

Produksi Rata -rata Ton /Ha


KECAMATAN Rata-rata
NO 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7
1 Posigadan 540 540 600 900 225.00
2 Tomini * * * 1620 405.00
3 Helumo ** ** ** 50 12.50
4 Bolaang Uki 480 480 660 1044 261.00
5 Pinolosian 420 420 480 648 162.00
6 Pinolosian Tengah 480 480 480 540 135.00
7 Pinolosian Timur 540 540 540 684 171.00
Bolaang Mongondow
2460 2460 2760 5486 1,371.50
Selatan
* Masih Bergabung di Kec.
Ket : Posigadan

** Masih Bergabung di Kec. Bolaang Uki

Sumber BP4K Kab. Bolaang Mongondow Selatan (Data diolah)

Di hitung jika rata rata 12 Kg / Tandan / Ha (semua varitas)


MASALAH YANG DIHADAPI

Produktivitas
Fluktuasi harga
Penanganan pascapanen
Kualitas rendah
Keterbatasan modal Saprodi
Infrastruktur pendukung
Kelembagaan
Pasar
STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH
Produktivitas
Program peningkatan produktifitas pisang 900 pohon per
KK harus mengarah pada komitmen persediaan barang
yang dibutuhkan
Fluktuasi harga
Kemitraan agribisnis (khususnya hulu dan hilir) lebih
meyakinkan pada pengembangan usaha khususnya
Kepastian harga
Penanganan pascapanen Kualitas rendah
Untuk menjamin kualitas produksi diharapkan adanya sarana
yang memadai terutama penanganan pasca panen (gudang
penyimpanan) dan untuk menentukan kulaitas memerlukan
pembinaan dan pelatihan melalui kemitraan Pemerintah,
Swasta dan pelaku Utama (petani) dalam penguasaan
teknologi informasi dan pendidikan serta latihan.
Keterbatasan modal Saprodi
Untuk lebih meningkatkan hasil dalam
pengelolaan Usaha dan sarana produksi tersebut
masih perlu dukungan Pihak Pemerintah atau
swasta dan lembaga ekonomi atau pihak mitra
lainnya
Infrastruktur pendukung
Dukungan inpastruktur sangat penting dalam
pengelolaan manajemen Produksi sehingga upaya
memperlancar arus barang produksi tidaklah
terhambat,
Kelembagaan
Dalam Upaya mewujudkan keberhasilan usaha
perlu penguatan kelembagaan dalam organisasi,
sehingga manajemen yang baik harus melalui
proses, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan

Pasar
Hasil akhir dari suatu usaha agbribisnis adalah
kemana barang tersebut akan dijual untuk itu
perlu adanya akses pasar. Baik lokal maupun
domestik
Prospek agribisnis kedepan

Bibit anakan : 1.505 Ha x 1110 Phn = 1.670.550 Phn


Pupuk :
- An organik: 120.000 ton
- organik : 300.000 ton
Kendaraan roda 4 : 7 unit
berapa yang ada dan berapa yang dibutuhkan
Pasca Panen :
- Gudang sementara
Pengolahan hasil Pisang (berkaitan dengan sarana/
peralatan aneka produk pengolahan Pisang
Kedepan..harus di perkuat
Kerja sama mewujudkan prinsip-prinsip
kemitraan
Saling memerlukan / membutuhkan
Saling memperkuat
Saling menguntungkan disebut Kemitraan
Usaha Agribisnis
Terpenuhinya syarat 3 K
Pelaku Agribisnis (pemerintah, pengusaha
dan petani/poktan)
Welcome to Tomini
Akhirnya..
Semoga dapat meyakinkan dan untuk lebih
meyakinkan kemitraan kita adalah dengan
upaya tindak lanjut lapangan
(surveyor & action )
kami menunggu
SELAMAT DATANG DI
BOLAANG MONGONDOW
SELATAN

Untuk Prosfek Agribisnis


Pisang Yang Menjanjikan

TERIMA KASIH

Você também pode gostar