Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ULCUS DIABETICUM
disusun oleh:
Islah Bonita
pembimbing:
dr. Achmad Haryadi, Sp.B
IDENTITAS PASIEN
NAMA : Tn. N
UMUR : 40 tahun
JENIS KELAMIN : Laki-laki
PEKERJAAN : Wiraswasta
AGAMA : Islam
STATUS PERKAWINAN : Menikah
ALAMAT : Dusun cibimbing
TANGGAL MASUK : 18 Agustus 2016
RUANGAN : Dahlia RSUD Ciamis
ANAMNESA
KELUHAN UTAMA
Luka borok berwarna hitam dipungung kaki kiri.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien tidak perna berobat
RIWAYAT ALERGI
pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan
atau obat-obatan.
PEMERIKSAAN FISIK
Kedaan umum : tampak sakit sedang
kesadaran : comp0s mentis
vital sign : tekanan darah 120/80 mmHG
nadi 80 x/menit
respirasi 20 x/menit
suhu 36 C
STATUS GENERALIS
bentuk kepala : normocephali
rambut : hitam dan tidak kering
mata : CA(-), SI (-), Pupil bulat isokor
mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), letak uvula medial, bibir
pecah (-)
telinga : ottorhea (-), simetris ka=ki
leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
THORAX
>paru
inspeksi : bentuk (fusiform), pergerakan simetris ka=ki
palpasi : vocal fremitus simetris ka=ki, massa(-), NT(-)
perkusi : sonor pada kedua lapang paru
auskultasi : VBS (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
> jantung
inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
palpasi : ictus cordis tidak teraba
perkusi : batas atas jantung ICS II linea parasternal sinistra,
batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra, batas kiri
jantung ICS IV 1 jari medial linea midclavicula sinistra.
auskultasi : BJ I= II regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : adomen datar, bekas OP (-), DC (-)
auskultasi : BU (+) normal,
palpasi : nyeri tekan abdomen (-)
perkusi : timpani, acites (-)
EKSTREMITAS
Look : kemerahan (+), sianosis (-), oedem (+), deformitas (-)
Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (-), pulsasi pada dorsum pedis (+)
Move : CRT>2 detik
STATUS LOKALIS
inspeksi : terlihat luka borok pada pungung kaki kiri sampai ke jari awalnya
keluar cairan berwarna kuning dan sekarang luka berwarna hitam Serta
mengeluarkan bau yang khas. Tampak bengkak pada pungung kaki kiri.
palpasi : nyeri tekan (+) dan terdapat pulsasi pada dorsum pedis.
RESUME MEDIS
ANAMNESA
pasien datang ke IGD RSUD Ciamis sejak 9 hari yang lalu dan
tampak bengkak kaki kiri pasien dan luka borok berwarna hitam .
Cairan berwarna bening dan kaki pasien terasa seperti
kesemutan serta sering terasa nyeri. Cairan ini mengeluarkan bau
yang khas. Luka ini timbul ketika pasien ingin memakai sepatu
dan luka ini sangat sulit untuk sembuh. Pasien pun sering merasa
lapar pada malam hari dan selalu ingin minum serta
mengeluhkan kencing yang terus menerus dalam sehari
mencapai > 10 kali. Pasien pernah mengecek kadar gula darah
sebelumnya dan mencapai 300. pasien mengaku telah mengidap
penyakit kencing manis sejak 10 tahun yang lalu
Kedaan umum : tampak sakit sedang
kesadaran : comp0s mentis
vital sign : tekanan darah 120/80 mmHG
nadi 80 x/menit
respirasi 24 x/menit
suhu 36 C
STATUS GENERALIS
EKSTREMITAS
Look : kemerahan (+), sianosis (-), oedem (+), deformitas (-)
Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (-), pulsasi pada dorsum pedis (+)
Move : CRT>2 detik
STATUS LOKALIS
inspeksi : terlihat luka borok pada pungung kaki kiri serta luka berwarna
hitam dan keluar cairan berwarna kuning. Serta mengeluarkan bau
yang khas. Pada pungung kaki kiri pasien
DIAGNOSIS KERJA
Ulcus DM
PEMERIKSAAN ANJURAN
pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, GDS, GDP.
USULAN TERAPI
> analgetik : asam mefenamat
> antibiotik : ceftriaxone dan metronidazole
> glibenclamide/ metformin 500 mg
EDUKASI
> menjaga pola makan yang sehat dan tinggi protein
> rajin berolahraga
> sering mengganti perban luka sehari sekali
> jauhi minuman beralkohol
PROGNOSIS
> quo at vitam : dubia at bonam
> quo at funcionam : dubia at malam
> quo at sanationam : dubia at malam
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
DEFINISI
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolis pada
endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja insulin atau
keduanya sehingga, terjadi defisiensi insulin relatif atau
absolut dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin
atau insulin yang dikeluarkan resisten sehingga
mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi
kronik pada sistem tubuh Insulin adalah hormon yang
disekresi oleh pankreas. Pankreas merupakan organ yang
letaknya di belakang lambung dan memiliki fungsi
memproduksi enzim-enzim pencernaan dan hormon.
Insulin memegang peranan yang sangat penting
dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu
bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan
digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel,
yang kemudian di dalam sel tersebut glukosa akan
dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak
ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel, yang
mengakibatkan glukosa tetap berada di dalam
pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan (
polidipsia), sering kencing terutama malam hari (poliuria)
banyak makan (polifagia)
Menurunnya transport glukosa melalui membran sel, keadaan
ini mengakibatkan sel-sel kekurangan makanan sehingga
meningkatkan metabolisme lemak dalam tubuh. Manifestasi
yang muncul adalah penderita DM selalu meras lapar atau
nafsu makan meningkat (polifagia).
Kadar gula dalam darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah
glukosa yang difiltrasi oleh sel-sel tubulus untuk di reabsorbsi
melebihi kapasitas, glukosa akan muncul di urin (glukosuria).
Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik air
bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh
sering berkemih terutama dimalam hari (poliuria)
Cairan yang berlebihan yang keluar menimbulkan dehidrasi yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena darah turun mencolok. Sel-sel kehilangan air
karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dalam sel ke cairan
ekstrasel, sehingga tubuh mengkompensasi dehidrasi dengan rasa haus berlebihan sehingga
penderita banyak minum (polidipsia)
ULKUS DIABETIKUM
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir disertai kematian jaringan
yang luas dan invasif kuman saprofit. Ulkus diabetikum adalah salah satu komplikasi kronik DM
berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan
setempat
Menurut berat ringannya lesi, kelainan ulkus diabetikum dibagi menjadi enam derajat menurut
Wagner, yaitu(12) :
1.Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai dengan
kelainan bentuk kaki "claw,callus"
2.Derajat I : ulkus superficial terbatas pada kulit
3.Derajat II : ulkus dalam, menembus tendon atau tulang
4.Derajat III : abses dalam dengan atau tanpa osteomilitas
5.Derajat IV : ulkus pada jari kaki atau bagian distal kaki atau tanpa selulitas
6.Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
Penatalaksanaan Ulkus DM
Tujuan utama dalam penatalaksanaan ulkus DM adalah agar terjadi penutupan
dan penyembuhan luka dengan sempurna maupun mencegah ulkus berulang.
Beberapa tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan perawatan
konservatif, tindakan pencegahan dan intervensi bedah.
Penatalaksanaan konservatif ditentukan oleh tingkat keparahan (grade),
vaskularitas dan adanya infeksi.
Grade 1 dan 2
Sebaiknya pasien dirawat di rumah sakit
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
Debridement ulkus merupakan hal yang sangat penting yang bertujuan untuk
menghilangkan benda asingm jaringan nekrosis, menurunkan bacterial load,
membersihkan luka dan meningkatkan thrombosis atau growth factor dipinggir
luka yang berguna sebagai langkah awal dari penyembuhan luka. Penderita
dianjurkan untuk membersihkan untuk membersihkan luka di rumah minimal 2
kali perhari, pertahankan kaki lebih tinggi dan cegah berjalan yang tidak perlu.
Luka yang terbuka ditutupi dengan pembalut steril, tidak lengket dan kering
Pasien dikontrol oleh perawat setiap 3-7 hari, untuk evaluasi luka. Pada
umumnya ulkus 75% akan menutup selama 2 minggu dan hanya sekitar
15% yang memerlukan tambahan pengobatan.
Grade 3
Pasien harus dirawat dirumah sakit, dilakukan debridement, kultur pus,
penting evaluasi keterlibatan pembuluh darah perifer dan biopsy tulang
membantu pemilihan pengobatan.
Terapi standar dengan pemberian antibiotic iv selama 10-12 minggu.
Intervensi bedah dilakukan bila infeksi telah mengenai tulang dan tidak
terjadi penyembuhan luka.
Grade 4 dan 5
Pada grade ini pasien harus dirawat di rumah sakit, dilakukan tindakan
bedah ataupun amputasi.
Pemeriksaan anjuran
darah lengkap , GDS, GDP