Você está na página 1de 23

2016

1
Raven, Berg, and Hassenzahl put it this way

Peningkatan Perubahan
populasi pemanfaatan lahan
manusia (Habitat loss)

Peningkatan Peningkatan
aktivitas aktivitas
ekonomi ekonomi Declining
Biological
Peningkatan Peningkatan Diversity
pemanfaatan pemanfaatan
teknologi teknologi

Faktor Faktor
Social, political Social, political
and cultural and cultural

Indirect Direct
(Underlying causes
causes)
Penyebab Hilang dan
berkurangnya habitat yang ada
Rusaknya wilayah yang kaya
biodiversitasnya misalnya : tropical forests.
Perusakan coral reefs and Wetlands.
Pengolahan daerah grasslands.
Aquatic ecosystem yang terancam.
Polusi : of freshwater streams, lakes, and
marine habitats.
Meningkatnya laju kerusakan ekosistem dan kepunahan spesies
karena :
1. Perburuan
2. Perusakan habitat
3. Pencemaran
4. Deforestasi
5. Perubahan Iklim
6. Pertumbuhan populasi manusia
7. Kemajuan Teknologi
8. Kemiskinan
9. Introduksi spesies Meningkatnya
Ancaman KEHATI
Ancaman
Kelangsungan Hidup
Manusia

MUNCULNYA GERAKAN MENCEGAH KERUSAKAN


EKOSISTEM & KEPUNAHAN SPESIES
5
Threats to 10% Coral reef di dunia
mengalami kematian
Reefs

source:www.oceansalive.org
Pengolahan daerah grasslands
Penebangan
hutan
Habitat destruction

destruction of
Great Ape habitat
in Central Africa.
Other causes of
decline
Polutan yang terdapat pada daerah
perairan

Over-exploitation beberapa sumber


kekayaan alam

Pembuatan waduk yang terlalu berlebihan


Fig. 18-1 - Extinction of
large mammals and birds
corresponds to the spread
of human populations
CITES merupakan alat yang powerful untuk menghasilkan
pengaturan internasional yang efektif dan konsisten
mengenai perdagangan internasional pada jenis-jenis
hidupan liar untuk menjamin konservasi dan
perdagangannya dalam level yang berkelanjutan
CITES merupakan perjanjian atau konvensi
internasional yang mengkombinasikan antara tema
hidupan liar dengan instrumen hukum yang mengikat
untuk mencapai tujuan perdagangan yang
berkelanjutan
TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya kepunahan
jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar di muka
bumi ini yang dapat atau mungkin dapat
disebabkan oleh adanya kegiatan
perdagangan Internasional serta
menjamin bahwa hidupan liar berupa flora
dan fauna yang diperdagangkan secara
internasional tidak diekploitasi secara tidak
berkelanjutan.
Jenis-jenis yang diatur CITES dibagi ke dalam
tiga Appendiks:
Appendix I
Appendix II
Appendix III

Appendiks CITES = Daftar species yang


perdagangannya perlu diawasi dan negara-negara
anggota setuju membatasi perdagangan dan
menghentikan eksploitasi terhadap spesies yang
terancam punah.
Kerangka kerja dan mekanisme prosedur bersama dipakai
secara sistematis oleh 169 negara untuk mengatur dan
memonitor perdagangan internasional sumberdaya hidupan
liar
Proposal untuk merubah daftar
Para Anggota (The appendiks memerlukan
mayoritas 2/3 negara yang
Conference of the Parties) voting untuk bisa diadopsi
yang dapat menentukan
isi dari Appendiks I dan II Hanya negara pihak saja yang
dapat mengusulkan perubahan
Appendiks
Untuk Appendiks III, ditentukan
secara unilateral oleh negara
yang meminta
APPENDIKS I

Daftar di dalam CITES yang memuat


jenis-jenis yang telah terancam punah
(endengered) sehingga perdagangan
internasional spesimen yang berasal
dari habitat alam harus dikontrol
dengan ketat dan hanya diperkenankan
untuk kepentingan non-komersial
tertentu dengan izin khusus
APPENDIKS II

Daftar di dalam CITES yang memuat jenis-jenis


yang saat ini belum terancam punah, namun
dapat menjadi terancam punah apabila
perdagangan internasionalnya tidak dikendalikan
APPENDIKS III

Daftar di dalam CITES yang memuat jenis-jenis


yang oleh suatu negara tertentu pemanfaatannya
dikendalikan dengan ketat dan memerlukan
bantuan pengendalian internasional
Appendix I

Perdagangan Internasional (komersial) umumnya


dilarang
Appendix II

Perdagangan Internasional diperbolehkan tetapi


dengan kontrol
Appendix III

Perdagangan Internasional diperbolehkan tetapi


dengan kontrol
(umumnya tidak seketat Appendix II)
Appendix I
Hampir 600 jenis satwa dan sekitar 300 jenis tumbuhan
Indonesia: (mamalia-37), (Aves-15), (Reptil-9), (Pisces-2), total =
63 jenis satwa dan 23 jenis tumbuhan

Appendix II
Lebih dari 1,400 jenis satwa dan lebih dari 22,000 jenis tumbuhan
Indonesia: (mamalia-96), (Aves-239), (Reptil-27), (Insekta-26),
(Bivalvia-7), (Anthozoa-152), Total = 546 jenis satwa dan 1002
jenis tumbuhan (+ beberapa jenis yang masuk dalam CoP 13)

Appendix III
Sekitar 270 jenis satwa dan kira-kira 30 jenis tumbuhan
Indonesia: Ramin transfer ke App II di CoP 13
Penunjukkan MA da SA menurut PP 8 tahun
1999
Pasal 65

Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini:


a. Departemen yang bertanggungjawab di bidang Kehutanan ditetapkan
sebagai Otoritas Pengelola (Management Authority)
Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar.
b. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ditetapkan sebagai Otoritas
Keilmuan (Scientific Authority).

Pasal 53
Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini:
a. Departemen/Kementerian yang bertanggung jawab di bidang
perikanan ditetapkan sebagai Otoritas Pengelola
(Management Authority) konservasi sumber daya ikan.
b. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ditetapkan sebagai
Otoritas Keilmuan (Scientific Authority).
JENIS-JENIS IKAN APPENDIX II (CITES)

Kura-kura/penyu------------(14 jenis)
Buaya ------------------------(2 jenis)
Anthozoa (kerang) --------(67 jenis)
Kuda laut --------------------(6 jenis)
Ikan Arwana
Ikan Napoleon

Você também pode gostar