Você está na página 1de 26

BAB 26

RENCANA AUDIT YANG TANGGAP



Rencana Audit yang Tanggap
Responsive Audit Plan
-Reaksi auditor terhadap risiko yang
diidentifikasi dan dinilainya dalam
Tahap 1 dari proses audit.-
-Merencanakan tanggapan audit yang
efektif-
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 260.15
Auditor wajib mengkomunikasikan dengan TCWG (those charged with governance)
garis besar lingkup dan jadwal audit yang direncanakan
ISA 300.9
Auditor wajib mengembangkan rencana audit yang harus meliputi penjelasan tentang
a) Sifat waktu dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan, sebagaimana
ditetapkan ISA 315
b) Sifat, waktu dan luas prosedur audit selanjutnya yang direncanakan pada tingkat
asersi, sebagaimana ISA 330
c) Prosedur audit lainnya yang direncanakan, sebagaimana diharuskan agar
penugasan sesuai dengan ISAs (lihat alinea A12)
ISA 300.10
Auditor wajib memutakihrkan dan mengubah strategi audit secara keseluruhan dan
rencana auditnya jika diperlukan, selama auditnya berlangsung (lihat alinea A13)
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 300.11
Auditor wajib merencanakan sifat, waktu dan luas pengarahan serta supervisi anggota
tim audit dan mereviu pekerjaan mereka. (lihat alinea A14-A15)
ISA 300.12
Auditor wajib memasukan dalam dokumentasi audit, antara lain:
a) Strategi audit secara keseluruhan
b) Rencana audit; dan
c) Setiap perubahan signifikan selama penugasan audit engagement terhadap strategi
audit secara keseluruhan atau rencana audit, dan alasan mengapa perubahan
dilakukan. (lihat alinea A16-A19)
ISA 330.5
Auditor wajib merancang dan mengimplementasikan tanggapan menyeluruh atas
resiko audit selanjutnya yang sifat, waktu, dan luasnya atas dan bersifat menanggapi
salah saji material yang dinilai, pada tingkat laporan keuangan (lihat alinea A1-A3)
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 330.6
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang sifat,
waktu dan luasnya didasarkan atas dan bersifat menanggapi salah saji materia; yang
dinilai, pada tingkat asersi. (lihat alinea A4-A8)
ISA 330.7
Dalam merancang prosedur audit selanjutnya yang akan dilaksanakan, auditor wajib:
a) Mempertimbangkan alasan terhadap penilaian risiko salah saji material, pada
tingkat asersi untuk setiap jenis transaksi, saldo akun dan disclosure termasuk:
i. Kemungkina saah saji material karena ciri-ciri khusus jenis transaksi, saldo akun,
atau disclosure (atau, risiko bawaan) dan
ii. Apakah penilaian risiko memperhitungkan pengendalian yang relevan dan
karenanya mengharuskan auditor memperoleh bukti audit.
b) Memperoleh bukti audit yang lebih persuasif, semakin tingginya risiko yang dinilai
auditor. (lihat alinea A.19)
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 330.8
Auditor wajib merancang dan melaksankan uji pengendalian untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat berfungsinya pengendalian yang relevan secara efektif jika:

a) Penilaian atas risiko salah saji material, pada tingkat asersi untuk setiap jenis
transaksi, saldo akun, dan disclosure, termasuk ekspektasi bahwa pengendalian
berfungsi secara efektif (artinya, auditor bermaksud untuk
mempercayaiberfungsinya pengendalian yang efektif untuk menentukan sifat,
waktu, dan luasnya prosedur substantif) atau,
b) Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat
pada tingkat asersi (lihat alinea A20-A24)

ISA 330.9
Dalam merancang dan melaksanakan uji pengendalian, auditor wajib memperoleh
bukti audit yang lebih persuasif makin besar auditor mempercayai efektifnya
pengendalian. (alinea A25)
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 330.10
Dalam merancang dan melaksanakan uji pengendalian, auditor wajib:
a) Melaksanakan prosedur audit lainnya sehubungan dengan prosedur bertanya
(inquiry) untuk memperoleh bukti audit mengenai efektifnya pengendalian
termasuk:
i. Bagaimana pengendalian tersebut diterapkan pada waktu-waktu yang relevan
selama periode yang diaudit
ii. Konsistensi penerapan pengendalian tersebut
iii. Oleh siapa dan dengan cara apa pengendalian itu diterapka (alinea A26-A29)
b) Menentukan apakah pengendalian yang akan diuji tergantung pada pengendalian
lain (pengendalian tidak langsung) dan jika demikian adanya, apakah perlu
memperoleh bukti audit untuk mendukung berfungsinya secara efektif
pengendalian tidak langsung tersebut.
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 330.15
Jika auditor merencanakan untuk mempercayai efektifnya pengendalian atas risiko
yang diatur menurut auditor adalah risiko yang signifikan, auditor wajib menguji
pengendalian tersebut dalam periode berjalan

ISA 330.18
Apapun hasil peniliaian risiko atas salah saji material, auditor wajib merancang dan
melaksanakan prosedur substantif untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan
disclosure

ISA 330.19
Auditor wajib mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi eksternal harus
dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif.
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 330.20
Prosedur substantif auditor harus mencakup proses audit berikut yang berhubungan
dengan proses penutupan laporan keuangan.

a) Mencocokan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan


akuntansi/pembukuan yang mendasarinya.
b) Memeriksa journal entries dan adjustments lain yang material dan dibuat ketika
menyusun laporan keuangan

ISA 330.21
Jika auditor menentukan bahwa risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat
asersi adalah risiko yang signifikan, auditor wajib melaksanakan prosedur substantif
yang secara khusus menanggapi risiko tersebut. Ketika pendekatan terhadap risiko
yang signifikan hanya terdiri atas prosedur substantif , maka prosedur tersebut harus
memasukan uji rinci.
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 500.6
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat dalam situasi
yang dihadapi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.

ISA 500.7
Ketika merancang dan melaksanakan prosedur audit , auditor wajib
mempertimbangkan relevansi dan keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti
audit

ISA 500.10
Ketika merancang uji pengendalian dan uji rincian, auditor wajib menentukan cara
memilih items untuk uji/sampel yang efektif untuk memenuhi tujuan prosedur audit.
ISA YANG RELEVAN PADA BAB INI

ISA 330.22
Jika prosedur substantif dilaksanakan pada suatu tanggal interim (ditengah tahun)
auditor wajib meliput periode sisanya dengan melaksanakan:

a) Prosedur substantif yang dikombinasikan dengan uji pengendalian untuk periode


sisa, atau
b) Prosedur substantif selanjutnya saja yang memberikan dasar yang layak untuk
memperluas kesimpulan dari tanggal interim ke akhir tahun, jika auditor
menentukan bahwa itu sudah cukup.

ISA 330.24
Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk mengevaluasi apakah presentasi
laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk disclosure terkait, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Tinjauan Umum

Dalam tahap kedua dalam suatu proses audit (tahap menanggapi


risiko), tujuan memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
risiko yang dinilai (assessed risk).
Dapat dicapai dengan merancang dan mengimplementasikan
tanggapan yang tepat (appropriate response) terhadap risiko salah saji
material yang dinilai, pada tingkat laporan keuangan maupun tingkat
asersi.
Langkah Awal

Membuat daftar dari semua risiko yang dinilai dan dikembangkan pada
akhir tahap penilaian risiko.
Pada tahap itu, risiko sudah diidentifikasi dan dinilai pada:
Tingkat laporan keuangan; dan
Tingkat asersi untuk area laporan keuangan dandisclosures
Tanggapan Menyeluruh (Overall Response)

Risiko yang pervasif pada tingkat laporan keuangan ditangani melalui


rancangan dan implementasi tanggapan menyeluruh oleh auditor.
Dalam membuat tanggapan menyeluruh, auditor juga menentukan:
Intensnya anggota tim audit
Staf mana yang ditugaskan, apakah mereka mempunyai keterampilan
khusus ? Atau apakah tim menggunakan tenaga ahli ?
Luasnya supervisi yang digunakan selama audit.
Perlunya memasukkan unsur pendadakan (elements of unpredictability)
dalam memilih prosedur audit selanjutnya yang akan dilaksanakan
Setiap perubahan yang ahrus dibuat berkenaan dengan sifat, waktu
pelaksanaan, atau luasnya prosedur audit.

Materialitas dalam Merancang Pengujian

Faktor kunci dalam menentukan luasnya suatu


prosedur audit ialah performance materiality atau
materialitas pelaksanaan. Performance materiality
ditetapkan untuk memperhitungkan risiko tertentu
berkenaan dengan suatu saldo akun, transaksi, atau
disclosures dalam laporan keuangan.
Kotak Peralatan Auditor

Risiko yang pervasif Dalam membuat rencana auditor terinci, auditor


akan menggunakan kearifan profesionalnya (professional judgment)
untuk memilih jenis prosedur audit yang tepat. Kita dapat
membayangkan suatu kotak peralatan auditor yang berisi:
Prosedur substantif dasar (substantive procedures-basic)
Prosedur substantif yang diperluas (substantive procedures-extended)
Prosedur analitikal substantif (substantive analytical procedures)
Uji pengendalian (test of controls
Prosedur Substantif Dasar

Contoh prosedur substantid yang diperluas antara lain:


Prosedur yang disesuaikan untuk menanggapi faktor risiko khusus,
jenis kecurangan lainnya, atau risiko sognifikan; dan

Prosedur yang serupa dengan basic prosedures, tetapi luasnya


prosedur ditingkatkanuntuk mencapai tingkat yang tepat dalam
menurunkan risiko
Uji Pengendalian

Ketika pengendalian inti berfungsi secara efektif, uji pengendalian (test of


controls) dapat dilaksanakan untuk memperoleh bukti auditmengenai
suatu asersi
Prosedur Analitikal Substantif

Prosedur analitikal substantif dapat dikelompokkan sebagai berikut:


Perbandingan sederhana diantara data

Model prakiraan (predictive models) saja atau dikombinasikan dengan


uji pengendalian atau prosedur substantif lainnya, sudah cukup untuk
menekan risiko sudit ke tingkat rendah yang dapat diterima(acceptably
low level)
Rencana Audit Responsif

Ada tiga langkah umum yang dijalankan auditor dalam menyusun rencana:
Tanggapi risiko yang dinilai pada tingkat laporan keuangan (atau
tanggapan menyeluruh, overall responsive)

Identifikasi prosedur tertentu yang diperlukan untuk area laporan


keuangan yang material; dan

Terntukan prosedur audit dan luasnya.


Menanggapi Risiko Fraud

Risiko kecurangan atau fraud (termasukmanagement override) dapat


terjadi di semua entitas, dan perlu mendapat perhaian ketika auditor
menyusun rencana audit. Langkah pertama ialah menilai risiko
potensial terjadinya kecurangan, dan kemudian merancang tanggapan
menyeluruh dan tanggapan terinci yang tepat.
Management override atau menajemen yang sengaja meniadakan atau
melemahkan pengendalian dapat dilakukan terhadap atau dalam
hubungan dengan:journal entries, estimasi oleh manajemen,
transaksi penting, transaksi hubungan istimewa, (related-party
transaction), dan pengakuan pendapatan (revenue recognition)
Risiko Salah Saji dalam Presentasi dan Disclosure

Prosedur yang spesifik perlul dirancang untuk menanggapi risiko yang


bertalian dengan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Prosedur
spesifik ini memastikan apakah:
Semua laporan dalam perangkat laporan keuangan disajikan dengan
cara yang mencermiankan klasifikasi dan penjelasan informasi
keuangan dengan benar;
Penyajian laporan keuangan termasuk pengungkapan (disclosures)
yang memadai dari hal-hal yang material dan ketidakpastian.
Manajemen mengungkapkan hal-hal tertentu mengenai situasi dan
fakta yang diketahui oleh auditor pada saat penandatanganan laporan
auditor.
Menentukan Lengkapnya Rencana Auditor

Sebelum menyimpulkan suatu audit sudah lengkap, auditor


mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
Apakah semua area laporan keuangan sudah tercakup ?
Adakah kebutuhan akan konfirmasi eksternal ?
Dapatkah bukti yang diperoleh tahun lalu, digunakan ?
Apakah perlu tenaga ahli ?
Apakah proses tutup buku sudah diinput ?
Apakah risiko signifikan telah ditangani ?
Apakah bukti yang diperoleh dari pengujian di tengah tahun, sudah
dimutakhirkan
Apakah risiko potensial terjadinya kecurangan, mendapat perhatian
auditor ?saat penandatanganan laporan auditor.

DokumentasikanTanggapan Menyeluruh dan
Rencana Audit Terinci

Tanggapan menyeluruh dapat didokumentasikan sebagai sebuah


dokumen yang beriri sendiri (stand-alone document) atau yang lebih
lazim, sebagai bagian strategi audit menyeluruh (overall audit strategy).
Rencana audit terinci (detailed audit plan) sering didokumentasikan
dalam bentuk program audit yang menggambarkan secara garis besar,
sifat dan luasnya proseur asersi yang diperiksa

Komunikasi Mengenai Rencana Audit

Strategi audit menyeluruh, tanggapan menyeluruh, dan rencana audit


sepenuhnya merupakan tanggung jawab auditor. Namun, sering kali
bermanfaan untuk membahas unsur-unsur dalam rencana audit terinci
dengan manajemen. Pembahasan seperti ini menyebabkan perubahan
kecil mengenai penetapan waktu dan akan memfasilitasi pelaksanaan
prosedur tertentu.
THANKYOU!

Você também pode gostar