Você está na página 1de 27

ACUTE MOUNTAIN

SICKNESS (AMS)
Eka Sulistyowati
121 0211 177
Tutorial B1
Sinonim
Altitude sickness
Acute mountain sickness (AMS)
Altitude illness
Hippocrates Emergency Team
Hypobaropathy
The altitude bends
Soroche
Altitude - Related Illnesses
Acute Mountain
Sickness (AMS)
High Altitude
Pulmonary Edema
(HAPE)
High Altitude Cerebral
Edema (HACE)
Acute Mountain Sickness
High altitude atau mountain sickness merupakan sindrom
klinis yang berkaitan dengan ketinggian. dapat dialami
seseorang bila berada pada ketinggian lebih dari 2.500
meter (8000 kaki).

umumnya terjadi dalam waktu 6 sd 10 jam setelah


pendakian, dan umumnya menurun setelah 1 sd 2 hari,
tapi dapat berkembang menjadi lebih buruk.
Beberapa jam s/d kurang dari 3 hari
gejala AMS ringan : sakit kepala, mual & pusing, kehilangan nafsu makan,
kelelahan, sesak napas, tidur terganggu, perasaan malaise umum.

gejala AMS sedang : sakit kepala parah yang tidak berkurang dengan obat-
obatan, mual dan muntah kelemahan, sesak napas, penurunan koordinasi
(ataksia).

gejala AMS berat : sesak napas saat istirahat, ketidakmampuan untuk berjalan,
penurunan status mental, kebocoran cairan di paru-paru.
Patofisiolo
gi
Seseorang yang naik gunung melakukan aktivitas fisik memerlukan
O2, hawa dingin juga membutuhkan peningkatan kebutuhan O2
tetapi disisi lain O2 makin berkurang baik tekanan maupun
konsentrasinya. Meskipun terjadi mekanisme homeostasis tetapi
ada beberapa personil khususnya yang tidak/kurang terlatih akan
mengalami hipoksik hipoksia. Tergantung dari derajat hipoksia
maka akan mempengaruhi fungsi beberapa orang tubuh
Faktor Resiko
FAKTOR KECEPATAN NAIK

Kecepatan naik
Dikatakan sangat cepat jika dalam menit/jam (maksimal 1-2 hari) dan dikatakan lambat bila selama
berhari-hari.

Altitude acclimatization
Pada ketinggian diatas 3,000 meter (10,000 feet = 70 kPa), diberlakukan aturan tidak boleh
mendaki lebih dari 300 meter (1,000 ft) per hari. Tetapi bila dilakukan pendakian dari 3,000 meter
(10,000 feet = 70 kPa) ke 4,500 meter (15,000 feet = 58 kPa) dalam 1 hari, harus diikuti dengan
penurunan sampai dengan ketinggian 3,300 meter (11,000 feet = 67.5 kPa) untuk istirahat.
FAKTOR KETINGGIAN

High altitude
1,500 - 3,500 meter (4,900 - 11,500 ft) Efek fisiologis : gangguan
inspiratory oxygen pressure (PiO2) meliputi penurunan kemampuan
fisik dan peningkatan frekwensi napas (lower arterial PCO2). Kelainan
minimal terjadi dalam hal arterial oxygen transport (arterial oxygen
saturation (SaO2) paling tidak 90%), tetapi arterial PO is significantly
dimisecara signifikan terganggu.
Very high altitude
3,500 - 5,500 meter (11,500 - 18,000 ft) SaO2 turun dibawah 90% seiring dengan
arterial PO2 turun sampai dengan 60mmHg.

Hipoxia yang ekstrim terjadi selama aktivitas, tidur dan komplikasi edema paru
(high altitude pulmonary edema). Kondisi altitude illness yang berat sering
ditemukan pada ketinggian ini.
Extreme altitude
diatas 5,500 meter (>18,000 ft) Ditandai dengan hipoxia,
hypocapnia, dan alkalosis. Keadaan fisiologis mengalami
perburukan yang ekstrem.
Faktor Tambahan

Jenis kelamin
Keadaan kesehatan
Pengalaman di ketinggian
Keadaan hidrasi
Diet
Infeksi laten
Emosi
Aklimatisasi
Terapi

Terapi Farmakologi
Pemberian low flow oksigen
Acetazolamide 125 mg sampai 500 mg, PO, 2 sehari
Dexamethasone 4 8 mg diikuti 4 mg setiap 6 jam
Non steroid anti inflamasi drug untuk peengobatan sakit kepalanya
Non farmakologi
Penderita istirahat tidak diijinkan melanjutkan pendakian
Diberi baju hangat dan selimut
Minuman hangat
Apabila ada fasilitasnya dapat diberikan terapi hiperbarik
High Altitude Pulmonary Edema
(HAPE)
Terjadinya edema paru karena hipoksia dan
penurunan tekanan udara pada proses
pendakian. Sering didahului oleh AMS yang
diabaikan dan terus melakukan pendakian pada
ketinggian diatas 8000 feet (2430 m)
Mekanisme
hipoksia berat vasokonstriksi arteriol paru aliran darah
pulmoner banyak masuk tekanan kapiler paru tinggi edema
paru. napas cepat dan pendek, Dypsnoe disertai batuk
Gejala
Kelelahan
Napas secara cepat dan pendek-pendek (dog breathing)
Sesak nafas (dyspnoe) disertai batuk kering, berlanjut dengan
batuk yang disertai buih warna kemerahan (frothy sputum)

Kebingungan dan perilaku irasional


Terapi
Evakuasi ke tempat yang lebih rendah.
Pemberian oksigen. Perbaikan edema menyeluruh dapat terjadi
setelah pemberian suplemen oksigen selama 24-72 jam. Pada
ketinggian 3,400 meter (11,155 feet = 67 kPa), naikkan level
konsentrasi oksigen 5 % via oxygen concentrator (menyerupai
oksigen pada ketinggian 3,000 meter (10,000 feet = 70 kPa)
Vasodilator seperti golongan antagonis kalsium (nifedipin)
dapat menurunkan tekanan arteri pulmoner dan tahanan
vaskular paru sehingga memperbaiki oksigenasi

Acetazolamide (2 x 125-250mg) untuk mengurangi resiko


edema. Diberikan 24 jam sebelum pendakian sampai
dengan beberapa hari di ketinggian atau sewaktu turun
gunung.

Dexamethasone untuk meningkatkan ambang sel


sehingga memperbaiki kondisi edema (paru dan otak).
High Altitude Cerebral Edema (HACE)

Adalah edema cerebri yang disebabkan karena terpapar


dengan kondisi ketinggian sehingga terjadi perubahan
vaskular sebagai respon adanya tekanan udara yang
rendah serta hipoksia.
Kasus HACE dapat terjadi pada pendakian sampai
ketinggian 2500 m dan yang sering terjadi adalaah pada
ketinggian 3500 m.
Faktor predisposisi yang menyebabkan HACE adalah
sudah mengalami gejala AMS namun tetapi mengabaikan
kondisi tersebut dan terus melanjutkan pendakian.
Mekanisme :
Hipoksia vasodilatasi local pembuluh darah otak
dilatasi arteriol aliran darah ke kapiler peningkatan
tekanan kapiler perembesan cairan ke jaringan otak
Gejala
Disorientasi
Mual & muntah
Nyeri kepala yang hebat
Gangguan mental & halusinasi
Ataksia & kelemahan anggota gerak
Gangguan kesadaran, dari gejala awal sampai terjadinya koma sekitar 12 jam Kematian
Penatalaksanaan

Non farmako :
harus segera diturunkan dari ketinggian dan dievakuasi. Dihangatkan, diganti
pakaian yang basah,beri baju tebal dan selimut Bila tidak segera dievakuasi
kebawah presentase kematian cukup tinggi

Farmako :
pemberian O2, 2 -4 L/menit Dexamethasone 8 mg (IV, IM, PO) dilanjutkan dengan 4 mg
setiap jamnya hingga 6 jam berikutnya. Dapat diberikan infus cairan hipertonik Terapi
hiperbarik (bila ada fasilitas)
Pencegahan
Pendakian dengan ketinggian bertahap
Hindari aktivitas fisik yang berlebihan 24 jam sebelum
pendakian

Hindari dehidrasi
Hindari konsumsi alkhohol 24 jam sebelum pendakian

Você também pode gostar