Você está na página 1de 31

AMI dengan

STEMI
Hilmi Zakiyah Nurlatifah
20120310120
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 57 tahun
Alamat : Pulutan Lor, Sidorejo, Salatiga.
Pekerjaan : Buruh
Status : Menikah
No CM : 1718356487
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri dada dan sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga dengan
keluhan sesak nafas, nyeri dada mendadak,
menjalar ke tangan kiri dan tembus ke punggung.
Nyeri ulu hati (+), mual (-), muntah (-), pusing (+),
makan & minum lancar, BAK lancar, BAB (+)
kurang lancar

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami hal serupa.
Riwayat penyakit DM, hipertensi dan jantung
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak memiiliki keluhan serupa,


tidak ada keluarga yang meninggal karena
penyakit jantung
Riwayat Penyakit Sosial

Pasien memiliki kebiasaan merokok dan baru


berhenti sekitar satu bulan sebelum masuk
rumah sakit.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos Mentis
Vital Sign
Tekanan Darah : 120/76 mmHg
Nadi : 84 x/menit, reguler
Frekuensi Napas : 24 x/menit
Suhu : 36 oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala/leher Pulmo
Conjungtiva anemis Bentuk paru simetris,
tidak terdapat jejas dan
(-/-)
kelainan bentuk.
Sklera ikterik (-/-)
Tidak ada ketinggalan
Pembesaran gerak, vocal fremitus
limfonodi (-/-) tidak ada peningkatan
maupun penurunan.
Perkusi : sonor
Thorax
SDV : +/+
Cor Suara ronkhi : -/-
Suara S1 dan S2 Suara wheezing : -/-
regular bising (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Bentuk supel (+)
Peristaltik usus (+) normal
Nyeri ulu hati (+)
Tidak ditemukan pembesaran organ

Extremitas
Akral hangat : (+)
CRT : <2 detik
Udem pitting: (-)
Pemeriksaan Hasil Nilai
Rujukan
Lekosit 11,06 4,5-11
Eritrosit 4,50 4-5
Hemoglobin 13,6 14-18 Choleste 148 < 200
Hematokrit 40,4 38-47 rol total
MCV 89,7 86-108
MCH 30,2 28-31 Trigliseri 176 <150
MCHC 33,7 30-35 d
Trombosit 216 150-450 HDL 49 >45

Golongan B LDL 106 < 100


Darah ABO
Gula Darah 136 <140 Asam 6,2 2,4

Sewaktu Urat 5,7


Ureum 45 10-50
Creatinin 1,0 1,0-1,3
SGOT 248 L: <37
SGPT 58 L: <42
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Interpretasi EKG
Ritme: reguler
Irama: sinus
Frekuensi nadi: normal
Interval PR normal
Elevasi segmen ST di V2, V3, V4, V5,
dan V6
Depresi segmen ST di lead III
A (Assessment)
Akut Miokard Infark dengan ST Elevasi

P (Planning)
IVFD RL 20 tpm
Inj Morphin 1 mg/jam
ISDN tab 3x5 mg
Pralac 3 x cthII
Alprazolam tab 1 x 0,5 mg
Clopidogrel tab 1 x 75 mg
Aspilets tab 1 x 160 mg
Ranitidine tab 1 x 150 mg
Arixtra 1 x 2,5 mg
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
Infark adalah area nekrosis koagulasi pada
jaringan akibat iskemia lokal, disebabkan oleh
obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering
karena trombus atau embolus (Dorland, 2002)
Iskemia dapat terjadi oleh karena obstruksi,
kompresi, ruptur karena trauma dan
vasokonstriksi.
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan gangguan
aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel
otot jantung mengalami hipoksia.
Etiologi
Menurut Alpert (2010), infark miokard
terjadi oleh penyebab yang heterogen,
antara lain:

Infark miokard tipe 1


Infark miokard tipe 2
Infark miokard tipe 3
Infark miokard tipe 4a
Infark miokard tipe 4b
Infark miokard tipe 5
Akut miokard infark (AMI) dengan elevasi ST (ST

elevation myocardial infarction = STEMI)

merupakan bagian dari spektrum Sindrom Koroner

Akut (SKA) yang terdiri dari :

Unstable angina

Acute Myocardial Infarction dengan segmen ST

elevasi (STEMI)

Acute Myocardial Infarction tanpa segmen ST


STEMI adalah sindrom klinis yang didefinisikan sebagai

gejala iskemia miokard khas yang dikaitkan dengan

gambaran EKG berupa elevasi ST yang persisten dan

diikuti pelepasan biomarkaer nekrosis miokard.

Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi

jika aliran darah koroner menurun secara mendadak

akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang

sudah ada sebelumnya.


FAKTOR RESIKO AMI
Faktor resiko yang Faktor resiko yang

tidak dapat di dapat di rubah

rubah Hipertensi

Usia Diabetes Mellitus

Jenis kelamin Dislipidemia

Riwayat keluarga Obesitas

Gaya hidup
Patofisiologi STEMI
STEMI muncul jika trombus arteri koroner terjadi
secara cepat pada lokasi injury vaskular, dimana
injury ini di cetuskan oleh faktor-faktor seperti
merokok, hipertensi dan akumulasi lipid.

Plak koroner cenderung mengalami ruptur jika


mempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya
lipid (lipid rich core).

Pada STEMI gambaran patologik klasik terdiri dari


trombus merah kaya fibrin, yang dipercaya
menjadi dasar sehingga STEMI memberi respons
Gejala klinis
Nyeri dada berlangsung >20 menit, retrosternal,
berlokasi di tengah atau dada kiri, menjalar
Sifat nyeri: seperti tertekan benda berat,
terbakar, ditusuk-tusuk, diremas.
Sesak napas, keringat dingin, mual muntah,
lemas, pusing
Gejala muncul dg tiba-tiba dan intensitas yg
tinggi serta tidak hilang dg istirahat
kecurigaan IMA
Diagnosis
Diagnosis STEMI ditegakkan berdasarkan
Anamnesis nyeri dada yang khas

Gambaran EKG adanya elevasi ST 2 mm,


minimal pada 2 sandapan yang
berdampingan, atau >1 mm pada dua
sadapan ekstremitas
Pemeriksaan enzim jantung
Persangka
an SKA

Non Angina Stabil Kemungki Definitif SKA


Kardiak (Kronik) nan SKA

Tanpa Elevasi Elevasi


EKG:
segemen ST
Normal segmen ST (STEMI) atau
atau LBBB Baru
nondiagno Perubahan ST
stik dan/atau

Observasi 12 jam Marka Gelombang T
setelah awitan Jantung Angina
Angina awal: berlanjut
Normal Marka Jantung
Angina tdk Angina
Positif
berulang berulang,atau Hemodinamik
EKG:tdk EKG: Definit Evaluasi
abnormal
berubah perubahan ST if SKA terapi
Marka dan/atau reperfusi
jantung:Nor gelombang T
NEGATIF mal POSITIF Marka
Diagnostik: Jantung :
Diagnosis: Definitif Terapi
Bukan SKA atau atau sangat positif NSTEMI
Resiko rendah mungkin SKA
SKA

Pemantauan rawat
Jalan
Tatalaksana Pra-Rumah Sakit
Mengenali gejala sindrom koroner akut
Tirah baring dan pemberian oksigen 2-4
L/menit.
Melakukan pemeriksaan EKG sesegera
mungkin.
Berikan aspirin 160-320 mg tablet kunyah
bila tidak ada riwayat alergi aspirin.
Berikan preparat nitrat sublingual misalnya
isosorbid dinitrat 5 mg dapat diulang setiap
5-15 menit sampai 3 kali.
Bila memungkinkan pasang jalur infus
Segera kirim ke rumah sakit terdekat
dengan fasilitas
Percutaneus Coronary intervention (PCI) primer.
Bila tidak ada maka dikirim kefasilitas layanan
Tatalaksana Non-Farmakologis
Tirah baring
Pemberian oksigen 2-4 L/menit
untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 95%
Pasang jalur infus dan monitor
Tatalaksana Di Rumah Sakit tanpa Fasilitas
PCI
Terapi Trombolik
Terapi trombolitik diberikan pada pasien STEMI dengan
onset kurang dari 12 jam.
Obat trombolik yang dapat digunakan:
S treptokinase (SK), 1,5 juta unit iv dalam 30-60 menit
(kontraindikasi dengan riwayat pemakaian sebelumnya).
Alteplase (t-PA), 15 mg bolus iv dilanjutkan 0,5 mg/kg
selama 60 menit drip intravena. Dosis total tidak lebih
dari 100 mg.
Reteplase (r-PA) 10 unit bolus intravena, 30 menit
kemudian 10 unit bolus intravena.
Tenecteplase (TNK-tPA), bolus iv tunggal sesuai dengan
berat
Kontraindikasi Absolut Terapi
Trombolitik
Riwayat stroke hemoragik dalam 1 tahun
terakhir.
Neoplasma intrakranial
Pendarahan interanal yang aktif
Kecurigaan adanya diseksi aorta.
Kontraindikasi Relatif Terapi
Fibrinolitik
Hipertensi berat yaitu tekanan darah >180 /
110 mg.
Dalam terapi antikoagulan oral
Riwayat trauma dalam satu bulan terakhir
termasuk cedera kepala atau resusitasi jantung
> 10 menit atau riwayat operasi mayor dalam
kurang dari 3 minggu.
Riwayat pendarahan internal dalam 4 minggu
terakhir
Riwayat terapi streptokinase sebelumnya
Riwayat alergi dengan streptokinase
Kehamilan
Tukak lambung aktif
Hipertensi kronik berat
Resusitasi yang gagal
Indikasi Keberhasilan Terapi
Fibrinolitik

Berkurangnya rasa nyeri dada

Evolusi atau perubahan EKG berupa kembalinya

elevasi segmen ST ke garis isoelektrik

Kadar CK yang lebih cepat mencapai puncak

timbulnya aritmia reperfusi bukan indikator yang

baik untuk keberhasilan reperfusi.


Tanda Kegagalan Terapi Fibrinolitik
Bila nyeri dada terus berlanjut dan eleasi segmen ST
menetap.
Hemodinamik tidak stabil

Gejala nyeri dada yang tidak membaik

Gambaran EKG tidak dijumpai penurunan elevasi


segmen ST > 50%
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan yang khas dari akut miokard
infark yaitu nyeri substernum beberapa jam hingga hari, sakit
yang dirasakan pasien adalah seperti ditimpa beban berat
pada daerah dada, sehingga mengakibatkan sesak dan nyeri.
Infark miokard menyebabkan organ-organ kekurangan
suplai oksigen sehingga merasakan sesak dan pusing
berdenyut.
Penegakan diagnosa dari STEMI pada pasien ini adalah:
Gejala nyeri dada yang khas dari STEMI
Gambaran EKG ST Elevasi (II,III & aVF)
Peningkatan enzim jantung yaitu CK-MB (>300)
Terapi yang sudah diberikan pada pasien tersebut
adalah:

Oksigen 3-4 L.
Infus RL 20 tpm
Morphin 2,5, Morfin (analgesik opium atau narkotik). Morfin
bekerja pada saraf dan otak sehingga tubuh tidak merasakan
rasa sakit.
Ranitidin, digunakan untuk menangani gejala dan penyakit
akibat produksi asam lambung yang berlebihan. Kelebihan asam
lambung dapat membuat dinding sistem pencernaan mengalami
iritasi dan peradangan.
Aspilet (antitrombotik). Obat ini dapat digunakan untuk
pencegahan terhadap terjadinya serangan jantung, pengobatan
gejala pada saat serangan jantung, dan sebagai pengobatan
tambahan pada saat pasca stroke.
Clopidogrel, untuk mengurangi kekentalan darah dan membantu
mencegah terjadinya pembekuan darah di arteri.
Alprazolam, Alprazolam (benzodiazepines.) Biasanya obat ini
digunakan untuk mengatasi kecemasan dan serangan panik.

Você também pode gostar