Você está na página 1de 27

NOISE INDUCED HEARING LOSS

Pendahuluan

Penyakit Akibat
Kerja

Pajanan :
Bising -
Getaran
Bahan kimiawi

Noise Induced Hearing Loss


(NIHL)
Gangguan
Pendengaran Akibat
Bising (GPAB)
- Indonesia sbg neg. berkembang
menggunakan banyak peralatan
industri, berakibat kebisingan
dan punya dampak serius pada
pendengaran.

- WHO menyatakan kebisingan


lingkungan sebagai masalah
penting sejak th 1970.

- Kejadian Ggn. Pendengaran di


tempat kerja masih sering terjadi
merupakan penyakit akibat
Paparan kebisingan secara terus
menerus
( continues noise )
> 85 dBA
8 hours a day
40 hours a week

NIHL berhubungan dengan lamanya


paparan kebisingan. Kerusakan terjadi
pelan dan baru disadari setelah
beberapa tahun kemudian.

Irreversible Hearing Loss (menetap)


NIHL mengenai kedua telinga
Tahap awal hanya dapat diketahui dengan
tes pendengaran
Pekerja yang terkena bisa tidak
menyadarinya
Keluhan mendenging (tinnitus) ->
merupakan gejala awal
Tahap berat timbul kesulitan menangkap
pembicaraan dan terganggu
komunikasinya.
Patofisiologi NIHL
Adaptasi
Ambang Pendengaran berkurang
sementara
Berkurang secara menetap

Kerusakan organ :
organ Corti , membran, stereocilia,
haircell,
Organ subseluler , stria vascularis
Koklea

Pajanan Bising merusak


stria dan ligamentum
spiralis
pada dinding lateral
koklea
Noise-Induced Hearing
Gangguan Pendengaran
tipe sensorineural
Keadaan tjd peningkatan ambang dengar pasca pajanan
bunyi dan bersifat menetap

Temporary Threshold Shift (TTS)


ambang pendengaran berkurang sementara :
reversibel kembali lambat

Ambang dengar meningkat akibat suatu pajanan bunyi yg


keras, pemulihan tjd dlm bbrp menit atau jam, jarang tjd
pemulihan dlm satuan detik atau hari.
.
Permanent Threshold Shift (PTS)
ambang pendengaran berkurang secara menetap : terjadi
kerusakan sel, irreversibel menetap

9
Permissible Exposure
Limits
Noise Duration
Intensity (dBA) limit per day
( hour )
Daftar skala intensitas kebisingan
Diagnosis NIHL

1. Anamnesis :
Usia
Lama bekerja
Riwayat penyakit sebelumnya
Onset penurunan pendengaran
mendadak, perlahan-lahan
Riwayat keluarga
Terdapat trauma kepala / tidak
Penggunaan obat ototoksik
Pekerjaan sebelumnya, misal militer
Gejala klinik :
Keluhan

Awal : tidak ada keluhan walaupun hasil


audiogram dip pada 4 kHz
Lanjut : kurang pendengaran
gangguan komunikasi
Keluhan lain : - tinitus
- vertigo
2. Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum
Otoskopi
Tes bisik
Tes garpu tala / penala
Tes audiometri
Pemeriksaan THT :

Otoskopi membrana timpani utuh


(pada trauma akustik mungkin ruptur)
Pd pem audiologi :
Tes garpu tala (Rinne, Weber,
Schwabach)
Tes audiometri : tuli sensorineural,
audiogram awal dip (takik/notch)
pada 4 kHz, lanjut frekuensi lebih
luas (trauma akustik tuli
campuran, unilateral
Karakteristik NIHL menurut ACOM Noise &
Hearing Conservation :

1. Tuli sensorineural
2. Bilateral, simetris
3. Jarang menyebabkan tuli sangat berat.
Derajat ketulian antara 40 75 dB
4. Bising berhenti progresivitas berhenti
5. Fase awal 3-6 kHz, kerusakan plg berat
4 kHz
6. Maksimal 10 15 th
7. Bising terus menerus lebih merugikan
daripada putus2
Faktor-faktor yang berpengaruh

Intensitas bising
Tipe bising (spektrum frekuensi)
Lama bekerja
Kerentanan individu
Umur (aterosklerosis, hipertensi, proses
penuaan)
Sifat bising
Jarak dengan sumber bunyi
Posisi telinga
Tingkatan Gangguan
Pendengaran
PROGRAM KONSERVASI
PENDENGARAN
Identifikasi sumber bunyi (walk
through survey)
Analisa Kebisingan (Sound Level
Meter)
Kontrol Kebisingan
Tes Audiometri
Komunikasi, Informasi, Edukasi
APD (Alat Pelindung Diri)
Pencatatan & Pelaporan data
PEMELIHARAAN PENDENGARAN

DI LINGKUNGAN INDUSTRI
1. ANALISA KEBISINGAN
Mengukur intensitas bising, frekuensi
bising, lama & distribusi pemaparan,
waktu total pemaparan
Memakai alat Sound Level Meter,
Personal Noise Dosimeter
2. PENGENDALIAN
KEBISINGAN
- Pengendalian secara teknis yaitu :
Pada sumber bunyi intensitas
kebisingan dikurangi
- Pengendalian melalui peraturan pemerintah

- Pengendalian melalui administrasi


bertujuan membatasi pajanan
bising melalui pengaturan cara kerja
PENGATURAN TEHNIS
OPERASIONAL MESIN
Penggantian mesin yg tingkat
bisingnya tinggi
Isolasi : sound box, sound
enclosure
Pembatasan transmisi sumber
bising (sound barrier : sound proof
materials)
Disain akustik : sound absorbent
materials
PENGENDALIAN ADMINISTRASI

Rotasi tempat kerja


Pengaturan produksi : hindari bising
konstan
Gunakan kontrol dan monitor
kebisingan
Training Program Konservasi
Pendengaran fungsi pendengaran &
perlindungannya
Tes Audiometri
KRITERIA RUJUKAN

KRITERIA MEDIS

Sakit telinga, keluar cairan dr


telinga (otore), telinga berdenging
(tinitus), pusing (vertigo),
pendengaran turun mendadak (sudden
deaf), pendengran turun progresif

Serumen obturan
Penyuluhan Kesehatan
- Diberikan penyuluhan pada pekerja
maupun pihak pengelola industri
bahaya akibat bising jangka
panjang,10 15 th kemudian
- Peningkatan kesadaran
menggunakan APD, pemasangan
poster, tanda peringatan daerah
bising
- Monitoring dan evaluasi terhadap
program secara berkelanjutan
Alat Pelindung Diri:
mengurangi besarnya energi
pajanan
Ear plugs 10-16 dB pd frek < 1000
Hz
25-30 dB pd frek 1000 Hz
Ear muffs 30 dB pd frek rendah
Tipe Ear plugs :
- Ear plug Bilsom 556 , NRR : 27 dB
- Ear plug 3M 1270 , NRR : 25 dB
- Ear Muff Bilsom 815 NST, NRR 20 dB

Você também pode gostar