Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PNEUMONIA
Respirologi ASPIRASI DENGAN HIRSCHSPRUNG DISEASE
Oleh:
Radhiyana Putri 0910015031
Rahayu Asmarani 0910015017
Pembimbing : dr. Hj.Sukartini,SpA
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
2016
PENDAHULUAN
Penumonia masalah kesehatan utama pada anak di Negara
berkembang, termasuk Indonesia.
Pneumonia menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
berusia di bawah lima tahun.
Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian bayi
dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit
sistem respiratori, terutama pneumonia.
Pneumonia infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru.
sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi bakteri, virus, jamur, benda asing dan
juga aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang sering menyebabkan obstruksi usus dan
muntah pada neonatus dan bayi adalah hirschsprung disease,
Gejala kardinalnya yaitu gagalnya pasase mekonium pada 24 jam
pertama kehidupan, distensi abdomen dan muntah.
Beratnya gejala ini dan derajat konstipasi bervariasi antara pasien
dan sangat individual untuk setiap kasus.
Muntah yang disebabkan oleh hirschsprung disease ini dapat
menyebakan aspirasi ke dalam paru-paru sehingga bisa
menyebabkan pneumonia.
Anamnesa
Anamnesa dilakukan pada tanggal 8 Maret 2016 pukul 14.00 WITA, di ruang Melati
RSUD AW. Sjahranie Samarinda. Alloanamnesa oleh ibu kandung pasien
Identitas Pasien
Nama : An. SK
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 8 bulan
Alamat : Jl. Damai gang 4 RT.009, Samarinda
Anak ke : 6 dari 6 bersaudara
MRS : 5 Maret 2016
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. UD
Umur : 37 tahun
Alamat : Jl. Damai gang 4 RT.009, Samarinda
Pekerjaan : Tukang
Pendidikan Terakhir : SMP
Ayah perkawinan ke :I
Nama Ibu : Ny. WA
Umur : 38 tahun
Alamat : Jl. Damai gang 4 RT.009, Samarinda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Ibu perkawinan ke :I
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan awal saat pasien masuk rumah sakit
Demam dialami sejak 3 hari SMRS. Sebelumnya ibu pasien telah
membawa pasien ke puskesmas dan mendapat obat penurun panas
namun pasien masih mengalami demam.
Selain itu pasien juga mengalami batuk berdahak sejak 1 hari SMRS.
Batuk terutama saat minum susu. Tiap kali setelah batuk pasien
muntah 1x, memuntahkan air susu yang diminum disertai dahak pada
muntah pasien.
sebelumnya pasien sering batuk terutama saat minum susu dan
mengeluarkan dahak. Namun pada awalnya batuk tidak terlalu
sering, hanya sesekali namun kemudian batuk muncul makin sering.
Frekuensi setiap kali batuk 3-5 kali.
Setelah hal ini terjadi, batuk menjadi makin sering dan pasien terlihat
susah saat bernapas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Selain itu perut pasien juga kembung, menurut ibu pasien perut
anaknya sering kembung walaupun tidak habis minum susu sejak 2
bulan yang lalu.
Pasien juga susah BAB sejak 2 bulan yang lalu, dan sempat di beri obat
agar dapat BAB melalui lubang dubur. Sejak 2 bulan terakhir, pasien
BAB tiap 2 hari sekali dan mencret beserta angin yang keluar saat
buang air besar.
Riwayat BAB sebelumnya lancar. Selama ini pasien hanya diberikan
susu dan tidak pernah diberikan bubur, karena takut muntah.
BAK dalam batas normal.
Anamnesis
Pasien sering mengalami batuk sebelumnya.
Riwayat alergi terhadap susu sapi disangkal.
Riwayat batuk dan bersin saat menghirup asap rokok ataupun
obat nyamuk bakar disangkal.
Riwayat asma disangkal.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga-
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat pengobatan 6 bulan atau
sedang menjalani pengobatan 6 bulan.
Nenek pasien memiliki riwayat asma dan sering menggunakan obat
asma semprot.
Riwayat alergi disangkal.
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan susah BAB.
Riwayat Hipertensi, DM, dan penyakit jantung disangkal.
Anamnesis
Riwayat Lingkungan & Kebiasaan
Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu dan kelima
saudaranya. Lingkungan rumah cukup berdebu karena di sekitar
rumah banyak terdapat pasir dan jalan yang masih berpasir,
selain itu, pasien menggunakan bantal dari kapuk. Selain itu, di
rumah (ruang tengah) sering menggunakan obat nyamuk bakar.
Pasien masih minum ASI tanpa susu formula. Makan bubur susu
sejak usia 6 bulan dan jarang mengkonsumsi sayur. Usia 6 bulan
ibu pasien sempat mencoba memberikan papaya untuk
dikonsumsi karena pasien tidak BAB selama 10 hari.
Anamnesis
Anamnesis
Berat badan lahir : 2800 gr
Panjang badan lahir : Ibu lups
Berat badan sekarang : 6100 gr
Tinggi badan sekarang : 63 cm
Gigi keluar : -
Tersenyum : -
Miring : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 5 bulan
Merangkak : -
Berdiri :-
Berjalan : -
Berbicara 2 kata : -
Anamnesa
Makan dan Minum Anak
ASI : sejak lahir dan masih meminum ASI hingga
sekarang
Susu formula/sapi: -
Buah : 6 bulan
Bubur sayur : 6 bulan
Makanan padat+lauk : -
Pemeriksaan Prenatal
Periksa di : Puskesmas
Penyakit kehamilan :-
Obat-obat yang sering diminum : vitamin penambah darah
Anamnesis
Riwayat Kelahiran
Lahir di : Klinik Bersalin
Ditolong oleh : Bidan
Usia dalam kandungan : 9 bulan
Jenis partus : Spontan
Riwayat kelahiran :Bayi langsung menangis kuat
Pemeliharaan Postnatal
Periksa di : praktek bidan
Keadaan anak : Sehat
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana : ya
Memakai sistem : Suntik 3 bulan
Riwayat Imunisasi Usia saat imunisasi
I II III IV Booster
I
BCG (+) ////////// ////////// ////////// //////////
Polio (+) - - - -
Campak - - ////////// ////////// //////////
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 124 x/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi napas : 46 x/menit
Temperatur : 39,6o C
Antropometri
Berat badan : 6100 gr
Panjang Badan : 63 cm
BMI : 15,37kg/m2
Status Gizi : Gizi kurang (kurva WHO -3 s/d <-2 SD)
Rumus Bherman :
BBI : 8 + 9/ 2 = 8,5 kg
Status Gizi : BBA/BBI x 100% = 6,1/8,5 x 100% = 71,7%
Pem. Fisik
Kepala
Rambut : Warna hitam, agak tipis
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor
diameter 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), mata cowong (-/-)
Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-), lidah bersih,
faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-), soft palatum menutup
sempurna
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pem. Fisik
Thoraks
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi subcostal (-)
retraksi suprasternal (-)
Palpasi : Fremitus raba sulit dievaluasi
Perkusi : Sonor di semua lapangan paru
Auskultasi : Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pem. Fisik
Thoraks
Cor:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V left midclavicular line
Perkusi : Batas jantung
Kanan : ICS III right parasternal line
Kiri : ICS V left midclavicular line
Auskultasi : S1,S2 tunggal reguler, gallop (-), murmur (-)
Pem. Fisik
Abdomen
Inspeksi : Agak Cembung
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali
(-), turgor kulit baik.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Kesan : tampak
gambaran zona
dilatasi kolon dan
tampak adanya
bagian kolon yang
menyempit
Pemeriksaan foto BNO (12 Maret 2016)
1. Infeksi
Pneumonia anerobik disebabkan oleh aspirasi sekret
orofaringeal yang terdiri dari mikroorganisme anaerob
seperti Bacteroides, Fuscobacterium, Peptococcus, dan
Pepetostreptococcus yang merupakan spesies yang
tersering ditemukan diantara pasien pasien dengan
kebersihan gigi yang buruk. Pneumonia yang didapat di
rumah sakit disebabkan oleh campuran mikroorganisme
anaerobik dan aerobik (misalnya S. aureus).
2. Aspirasi Asam
52
Berkaitan dengan regurgitasi dan aspirasi isi asam lambung.
60
HIRSCHSPRUNG'S DISEASE
Definisi
Gangguan perkembangan dari komponen intrinsik dari sistem
saraf enterik yang ditandai dengan tidak adanya sel ganglion di
pleksus myenteric (auerbachs) dan submukosa (meissners) dari
kolon tersebut sehingga dilatasi kolon karena tidak adanya sel-sel
ganglion myenterik pada usus besar segmen distal (aganglionosis).
Hipoganglionosis
Imaturitas dari sel ganglion
Kerusakan sel ganglion
ManifestasiManifetasi
Klinis Klinik
Pemeriksaan laboratorium
Terdapat leukositosis dan laju endap darah (LED)
meningkat.
Pemeriksaan Penunjang
Teori Fakta
Pemeriksaan Penunjang
Hirschsprung Disease : Hasil Pemeriksaan Penunjang :
Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran c) Pada foto polos abdomen
obstruksi usus letak rendah, meski pada bayi ditemukan distensi kolon.
masih sulit untuk membedakan usus halus dan usus
besar. d) Pada foto BNO terlihat
penyempitan pada kolon
Pemeriksaan enema barium, dimana akan dijumpai rektosigmoid pasien.
tiga tanda khas yaitu adanya daerah penyempitan di
bagian rektum ke proksimal yang panjangnya e) Pada pemeriksaan
bervariasi, terdapat daerah transisi, terlihat di proksimal rektosigmoidografi ditemukan
daerah penyempitan ke arah daerah dilatasi, serta adanya zona dilatasi dan zona
terdapat daerah pelebaran lumen di proksimal daerah yang mengalami penyempitan
transisi. pada daerah kolon rektosigmoid.