Você está na página 1de 123

Perkiraan atau perhitungan jumlah

pengeluaranatau belanja yang akan


dikeluarkan oleh negara.

a. Sudut Administratif
b. Sudut Konstitusi
c. Sudut UU/Peraturan
Pelaksanaan
1. Kebijaksanaan Pemerintah yg tercermin dlm angka
angka.
2. Rencana pemasukan untuk membiayai pengeluaran.
3. Memuat data pelaksanaan anggaran satu thn yang
lalu.
4. Menunjukkan sektor yang diprioritaskan.
5. Menunjukkan maju/mundurnya pencapaian sasaran.
6. Petunjuk bagi pemerintah untuk melaksanakan
kebijaksanaannya selama satu tahun mendatang.
A. Keadaan Keuangan.

B. Keadaan Tenaga & Bahan baku yang tersedia dlm neg.

C. Keadaan tenaga & bahan baku yg dapat didatangkan


dari luar negeri.

D. Pengalaman pelaksanaan anggaran tahun yang lalu dan

tahun berjalan.
Fungsi Tata Hukum Negara.

Fungsi Teknis pengurusan/mikro ekonomis :


Dasar pengurusan secara tertib dan serasi
serta dasar pertanggungjawaban bagi
pelaksana.

Fungsi Makro ekonomis : Alat Kebijaksanaan


dalam penentuan tingkat belanja nasional.
Penyusunan anggaran oleh Pemerintah.
Pengolahan dan pengesahan anggaran oleh DPR.
Pelaksanaan anggaran ( Pemerintah).
Pengawasan atas pelaksanaan anggaran.
Pengesahan perhitungan anggaran dengan UU.
Dalam pelaksanaannya fungsi
Pemerintah yang didanai oleh anggaran,
ada kemungkinan terjadi kegagalan
dalam melaksanakan fungsi tersebut.
Penyebabnya :
Pemerintah tidak dapat mengantisipasi
akibat kebijaksanaan yg diambilnya.
Etc.
Hal itulah yang menjadi alasan agar dalam
penyusunan anggaran harus bersifat
partisipatif..
APBN
APBN TERDIRI ATAS :

a.Anggaran Pendapatan.
b.Anggaran Belanja.
c.Pembiayaan.
Pendapatan :
Pajak ( Pph, PPN, PBB, Bea Cukai, dll)
Penerimaan Negara bukan Pajak.
a. Belanja Negara menurut Organisasi
b. Belanja Negara menurut Fungsi.
c. Belanja Negara menurut Jenis.
a. Belanja Negara menurut Organisasi :
Disesuaikan dengan susunan kementerian
negara/lembaga pemerintahan pusat.

b. Belanja negara menurut Fungsi :


# Pelayanan Umum.
# Pertahanan.
# Ketertiban & Keamanan.
# Lingkungan Hidup.
# Perumahan Fasilitas Umum.
# Kesehatan.
# Pariwisata & Budaya.
# Pendidikan.
# Perlindungan Sosial.
c. Belanja Negara menurut Jenis , antara lain :

1. Belanja Pemerintah Pusat :


Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Subsidi
Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana).

2. Belanja daerah.
a. Pembiayaan Dalam Negeri :
# Penyertaan Modal ke BUMN.
# Pembiayaan Perbankan.

b. Pembiayaan Luar Negeri :


# Pembayaran Utang Luar Negeri ( Jatuh Tempo
dan Moratorium).
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan Keuangan Negara sebagai
bagian kekuasaan Pemerintahan.

Kekuasaan tsb meliputi kewenangan :


a. Kewenangan bersifat Umum.
b. Kewenangan bersifat Khusus.
Penetapan arah, kebijakan umum, strategi , dan
Prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain :

# Penetapan pedoman & pelaksanaan dan


pertanggungjawaban APBN.
# Penetapan pedoman penyusunan rencana
kementerian negara/lembaga.
# Penetapan Gaji & Tunjangan.
# Pedoman pengelolaan penerimaan negara.
Meliputi Keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan
dengan pengelolaan APBN, antara lain :
# Keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan
APBN.
# Keputusan Rincian APBN.
# Keputusan Dana Perimbangan.
# Penghapusan aset dan Piutang negara.
Untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraannya,
sebagian dari kekuasaannya tsb dikuasakan kepada
( Pelimpahan Kewenangan) :

# Menteri Keuangan, selaku Pengelola fiskal dan wakil


pemerintahan dalam kepemilikan kekayaan negara
yang dipisahkan.

# Menteri/Pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran


kementerian negara/lembaga yg dipimpinnya.

# Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku


kepala pemerintahan daerah selaku pengelola
keuangan daerah
a. Menyusun rancangan anggaran kementerian
negara/lembaga yg dipimpinnya.
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
c. Melaksanakan anggaran
d. Melaksanakan pungutan penerimaan negara bukan
pajak dan menyetorkan ke kas negara.
e. Mengelola piutang dan utang negara yg menjadi
tanggung jawab kementerian/lembaga.
f. Mengelola barang milik/kekayaaan negara yang
menjadi tanggung jawab kementerian/lembaga.
g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
kementerian/lembaga yg dipimpinnya.
1. Pengurusan Umum.
2. Pengurusan Khusus.
Dalam pengurusan umum,
Pejabat yang melaksanakan
kewenangan pengurusan anggaran
negara antara lain :

a.Otorisator.
b.Ordonator.
Otorisator :

Pejabat yang mempunyai wewenang


untuk mengambil tindakan/keputusan
yang mengakibatkan adanya
penerimaan dan/atau pengeluaran
negara.
Tindakan-tindakan otorisator yang bisa
berakibat penerimaan dan/atau
pengeluaran
tersebut disebut otorisasi.
Ordonator :

Pejabat yang berwenang melakukan


pengujian dan pembebanan tagihan yang
diajukan kepada kementerian
negara/lembaga sehubungan dengan
tindakan otorisator, serta memerintahkan
pembayaran dan/atau menagih
penerimaan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan anggaran.
Dalam pengurusan Khusus, yang ditunjuk adalah
Bendahara.

sesuai pasal 7 UU No. 1 Tahun 2004 yang


menetapkan bahwa menteri keuangan adalah
Bendahara Umum Negara.
Pengertian Bendahara :

Orang atau badan yang diberi tugas untuk


dan atas nama negara/daerah, menerima,
menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang
atau surat berharga atau barang-barang
negara/daerah.
Beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah
bendahara :
a. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran
diangkat oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota.
b. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran
adalah Pejabat Fungsional.
c. Bendahara penerimaan/pengeluaran dilarang
melakukan baik secara langsung /tidak langsung,
kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan
penjualan jasa, atau bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut.
d. Persyaratan pengangkatan dan pembinaan karier
bendahara diatur oleh Bendahara Umum Negara selaku
Pembina Nasional Jabatan Fungsional Bendahara.
Secara garis besar, tahap-tahap siklus anggaran
dapat digambarkan sbb:

1. Penyusunan RAPBN oleh pemerintah.


2. Penyampaian RAPBN kepada DPR/pengesahannya.
3. Pelaksanaan APBN oleh pemerintah.
4. Pengawasan pelaksanaan APBN oleh BPK.
5. Pertanggungjawaban/Perhitungan Anggaran Negara.
Ketentuan Penyusunan & penetapan APBN sesuai UU
tentang Keuangan Negara adalah sbb :

1. Penegasan tujuan & fungsi penganggaran pemerintah.


2. Penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam
proses penyusunan dan penetapan anggaran.
3. Pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam
sistem penganggaran.
4. Penyempurnaan klasifikasi anggaran.
5. Penyatuan anggaran.
6. Penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah
dalam penyusunan anggaran.
Berkaitan dengan fungsi penganggaran pemerintah,
penganggaran mempunyai tiga tujuan utama yaitu:

1. Stabilitas fiskal makro.


2. Alokasi sumber daya sesuai prioritas.
3. Pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien.
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyeleggaraan
Pemerintahan Negara dan kemampuan dalam
menghimpun Pendapatan Negara.

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada


Rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan bernegara.

( Pasal 12 ayat 1 &2)


Dalam Rangka penyusunan rancangan APBN,
Menteri/pimpinan lembaga menyusun rencana kerja.

Rencana kerja disusun berdasarkan prestasi kerja yg


ingin dicapai.

Disampaikan kepada DPR/DPRD untuk dibahas.

Hasil Pembahasan disampaikan kepada menteri


keuangan sebagai bahan rancangan UU APBN.

Penyusunan rencana kerja & anggaran kementerian


diatur dgn peraturan pemerintah. (pasal 14 UU
no.17/2003)
Pemerintah Pusat mengajukan RUU APBN kepada
DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya.

DPR dapat mengajukan usul mengenai perubahan


jumlah penerimaan/pengeluaran dalan RUU APBN.

Apabila DPR tidak menyetujui RUU APBN,


pemerintah dapat melakukan pengeluaran setinggi-
tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran
sebelumnya
Penerapan penyusunan anggaran
berbasis kinerja menekankan pada
rencana kerja yang benar-benar
mencerminkan komitmen kementerian
negara/lembaga sebagai bagian dari
proses penganggaran.
Gubernur/Bupati/Walikota
menyampaikan RUU tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBN kepada DPR berupa Laporan
Keuangan yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
selambat-lambatnya 6 bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
Dalam penyusunan anggaran
berbasis kinerja diperlukan
indikator kinerja, standar
biaya, dan evaluasi kinerja dari
setiap program dan jenis
kegiatan
APBN
Rencana keuangan tahunan pemerintah
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.

APBN berisi daftar sistematis dan


terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran.
APBN, Perubahan APBN, dan
Pertanggungjawaban APBN setiap
tahun ditetapkan dengan Undang-
Undang.
Setelah APBN ditetapkan dengan
undang-undang, pelaksanaannya
dituangkan lebih lanjut dengan
keputusan presiden.

Setelah APBD ditetapkan dengan


peraturan daerah, pelaksanaannya
dituangkan lebih lanjut dgn keputusan
Gubernur/Bupati/walikota. ( pasal 26)
Pemerintah pusat menyusun laporan
realisasi semester pertama APBN dan
prognosis 6 bulan berikutnya.

Laporan Realisasi semester 1


disampaikan pada akhir juli tahun
anggaran bersangkutan untuk dibahas.
Perubahan APBN tahun anggaran yang bersangkutan,
apabila teradi :

a. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan


asumsi yang digunakan dalam APBN.

b. Perubahan pokok kebijakan fiskal.


c. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antarunit, antarkegiatan dan antarjenis
belanja.

Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun


sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan
anggaran yang berjalan.
Berdasarkan perkembangan, di
tengah-tengah berjalannya tahun
anggaran, APBN dapat mengalami
revisi/perubahan.

Untuk melakukan revisi APBN,


Pemerintah harus mengajukan RUU
Perubahan APBN untuk mendapatkan
persetujuan DPR.
Selambatnya 6 bulan setelah tahun
anggaran berakhir, Presiden
menyampaikan RUU tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
kepada DPR berupa Laporan Keuangan
yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK)
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Gubernur / Bupati / Walikota

1
5
4
Laporan Keuangan
Raperda LPJ
(unaudited)
(Lap. Keuangan)

2 31 Maret
Laporan Keuangan 30 Juni
(audited) 6
BPK
Audit (2 bulan)
3 DPRD

50
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN yang disampaikan pemerintah berupa
laporan keuangan pokok yang komponennya
terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran.


2. Neraca.
3. Laporan Arus Kas.
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Neraca : bagian dari laporan keuangan
pemerintah yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu
Laporan Arus Kas menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo
akhir kas pemerintah selama periode tertentu
Catatan atas Laporan Keuangan
meliputi penjelasan naratif/perincian
dari angka yang tertera dalan Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Laporan Arus Kas
Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagaimana diatur dalam PP
Nomor 71 Tahun 2010
Pemerintah Pusat mengalokasikan dana perimbangan
kepada pemerintah daerah berdasarkan UU
perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman


dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah atau
sebaliknya.
3. Pemberian pinjaman/hibah
dilakukan setelah mendapat
persejutuan DPR/DPRD.
Hubungan Keuangan antara pemerintah dan
perusahaan negara, perusahaan daerah,
swasta, serta pengelola dana masyarakat
# Pemerintah dapat memberikan
pinjaman/hibah/modal kepada & menerima dari
perusahaan negara/daerah.
# Menteri keuangan melakukan pembinaan dan
pengawasan kep. perusahaan negara.
# Gubernur/bupati/walikota melakukan pembinaan,
pengawasan kepada perusahaan daerah.
# Pemerintah pusat dapat melakukan penjualan
dan/atau privatisasi perusahaan negara setelah
mendapat persetujuan DPR.
# Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada badan pengelola dana masyarakat yg
mendapat fasilitas dari pemerintah pusat.

# Gubernur/Bupati/Walikota melakukan pembinaan &


Pengawasan kepada badan pengelola dana
masyarakat yang mendapat fasilitas Pemerintah
Daerah.
Sampai jumpa pada pertemuan
berikutnya...

KUIS ....(UTS)
PERBENDAHARAAN
NEGARA
PERBENDAHARAAN NEGARA

Pengelolaan dan pertanggungjawaban


keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan
dalam APBN dan APBD.
Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara :

a. Pelaksanaan Pendapatan & Belanja Negara.


b. Pelaksanaan penerimaan &
pengeluaran Negara.
c. Pengelolaan Kas.
d. Pengelolaan Piutang & Utang Negara.
e. Pengelolaan Investasi & barang milik
Negara.
f. Penyelenggaraan Akuntansi & sistem
informasi manajemen keuangan negara.
g. Penyusunan Laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan.

h. Penyelesaian kerugian negara.

i. Pengelolaan Badan Layanan Umum.

j. Perumusan Standar, kebijakan, serta


sistem dan prosedur yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan negara
dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.
PENGELOLAAN UANG

Pengelolaan Kas Umum


Negara
Kas Negara adalah :
Tempat penyimpanan Keuangan negara
yang ditentukan oleh menteri keuangan
selaku bendahara umum negara untuk
menampung seluruh penerimaan negara
dan membayar seluruh pengeluaran
negara.
Menteri keuangan selaku Bendahara Umum
Negara berwenang mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemerintah.

Dalam rangka penyelenggaraan rekening


pemerintah, Menteri Keuangan membuka
Rekening Kas Umum Negara. Uang negara
disimpan dalam Rekening Kas Umum Negara
pada bank sentral.
Rekeningnya berupa rekening penerimaan
dan rekening pengeluaran ( bank Umum).
PENGELOLAAN PIUTANG
DAN UTANG
PIUTANG NEGARA
Piutang Negara adalah jumlah uang yang
wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat
yang dapat dinilai dengan uang sebagai
akibat perjanjian atau akibat lainnya
berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau akibat
lainnya yang sah.
Pengelolaan piutang negara diatur dalam UU
Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara.

Pinjaman/Hibah
a. Pemerintah pusat

pemerintah daerah/BUMN/BUMD/
lembaga asing.

sesuai dengan yang tercantum/ditetapkan dalam


undang-undang tentang APBN.
b. Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk
mengelola pendapatan, belanja, dan kekayaan
negara wajib mengusahakan agar setiap piutang
negara diselesaikan seluruhnya dan tepat
waktu.

c. Piutang negara jenis tertentu antara lain piutang


pajak dan piutang yang diatur dalam undang-
undang tersendiri, mempunyai hak mendahulu
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Penyelesaian Piutang Negara :

Piutang yang timbul akibat hubungan


keperdataan dapat dilakukan secara
perdamaian, kecuali mengenai piutang
yang cara penyelesaiannya diatur dalam
UU.

Terutama piutang negara yang tidak


disepakati.
Penghapusan Piutang Negara
Piutang negara/daerah dapat dihapuskan
secara mutlak atau bersyarat dari pembukuan
pemerintah pusat/daerah.

Penghapusan secara mutlak atau bersyarat


sepanjang menyangkut piutang pemerintah pusat,
ditetapkan oleh, Menteri Keuangan dan Presiden.
Pengelolaan Utang

Menteri Keuangan dapat menunjuk


pejabat yang diberi kuasa untuk
mengadakan utang negara atau
menerima hibah yang berasal dari dalam
negeri ataupun luar negeri sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam
undang-undang APBN.
Utang/hibah dapat diteruspinjamkan
kepada pemerintah daerah/BUMN/BUMD.
Biaya berkenaan dengan proses
pengadaan utang atau hibah tersebut
dibebankan pada anggaran belanja
negara.
Tata cara pengadaan utang dan penerimaan
hibah baik yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri serta penerusan
utang atau hibah luar negeri kepada
pemerintah daerah/BUMN/BUMD,

PP Nomor 10 Tahun 2011


Tentang Tatacara Pengadaan Pinjaman
dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
Tujuan Pinjaman/Utang Negara :

Untuk membiayai defisit APBN.


untuk membiayai kegiatan prioritas
kementerian.
diteruspinjamkam kepada daerah/BUMD
dihibahkan ke daerah.
.....................................?????
INVESTASI
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN INVESTASI
INVESTASI

Investasi Pemerintah :

Penempatan sejumlah dana/barang dalam


jangka panjang untuk investasi pembelian
surat berharga & Investasi Langsung
untuk memperoleh manfaat ekonomi,
sosial, dll.
TUJUAN INVESTASI PEMERINTAH :

Untuk meningkatkan pertumbuhan


ekonomi dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum.
Investasi Pemerintah

Investasi surat berharga Investasi Langsung


Bidang Investasi Langsung meliputi :

bidang infrastruktur dan bidang lainnya.


Khusus pada Investasi Langsung pada
bidang lainnya, ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
Lingkup pengelolaan Investasi Pemerintah :

a. Perencanaan.
b. Pelaksanaan investasi.
c. Penatausahaan &
pertanggungjawaban investasi.
d. Pengawasan.
e. Divestasi.
Sumber dana Investasi Pemerintah
dapat berasal dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

b. Keuntungan investasi terdahulu.

c. Dana/barang amanat pihak lain yang


dikelola oleh Badan Investasi Pemerintah.
Kewenangan pengelolaan investasi pemerintah

Menteri Keuangan (Bendahara Umum Negara)

Kewenangan tersebut meliputi :


# kewenangan regulasi.
# Kewenangan supervisi.
# Kewenangan operasional.
Untuk menyelenggarakan kewenangan
supervisi, Menteri Keuangan membentuk
Komite Investasi Pemerintah yang bersifat
ad hoc.
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH
Barang milik negara/daerah meliputi:

a. barang yang dibeli atau diperoleh atas


beban APBN/D.

b. barang yang berasal dari perolehan


lainnya yang sah.
Hibah
Sumbangan
Tujuan Pengelolaan BMN :
Mewujudkan tertib administrasi dan
mendukung tertib pengelolaan BMN
Penentuan pertimbangan penghapusan yaitu
:
a. Pertimbangan Teknis
b. Pertimbangan Ekonomis
c. Rusak Berat, Terkena Bencana Alam
d. Tidak sesuai dengan tata ruang.
e. Penghapusan Karena Penyerahan BMN
Kepada Menteri Keuangan.
f. Penghapusan Karena Pemindahtanganan
Barang Milik Negara.
Pertemuan Terakhir
Pemeriksaan Pengelolaan dan
tanggung jawab Keuangan Negara

LINGKUP PEMERIKSAAN

PELAKSANAN PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT.


LINGKUP PEMERIKSAAN

1. Pengelolaan keuangan negara

2. Tanggung jawab keuangan negara


Pemeriksaan keuangan negara

Pemeriksaan Pemeriksaan
Pemeriksaan
keuangan dengan
kinerja tujuan tertentu

Aspek tertentu
Laporan Keuangan Aspek Ekonomi, dari suatu kegiatan
Dalam melaksanakan tugas, pemeriksa dapat :

Meminta dokumen.
Mengakses semua data yang disimpan
Melakukan penyegelan tempat penyimpanan
uang, barang dan dokumen.
Meminta keterangan.
Memotret, merekam dan/atau mengambil
sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.
WEWENANG BPK
Menentukan objek pemeriksaan,
merencanakan,melaksanakan pemeriksaan, waktu
& metode pemeriksaan serta menyajikan laporan
pemeriksaan;

Meminta keterangan/dokumen yang wajib


diberikan

Menetapkan standar pemeriksaan keuangan neg.

Menetapkan kode etik pemeriksaan


Pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan
investigasi
guna mengungkap adanya
indikasi kerugian negara dan/atau unsur pidana.
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

Terbuka
DPR, DPD dan DPRD
untuk Umum

Pimpinan instansi yang


diperiksa
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan
dengan
keuangan kinerja
tujuan tertentu

Temuan,
Opini. kesimpulan, dan Kesimpulan.
rekomendasi

MEMUAT :
TANGGAPAN INSTANSI YANG 60 Hari
DIPERIKSA
Masalah2 Hasil Pemeriksaan APBN

Target PNBP tidak realistis.


PNBP tidak disetor ke Kas Negara.
PNBP tidak ditatausahakan sesuai
ketentuan yg berlaku
Belanja Negara :

Kegiatan tidak direncanakan dengan


memadai.
Pengadaan Barang/Jasa Tidak Adil &
transaparan.
Pengadaan Barang/Jasa Tidak Hemat.
Pengadaan Barang Tidak Bermanfaat.
PRIORITAS PEMERIKSAAN BPK

1. LK Dep/Lembaga.

2. Entitas yang melakukan pelayanan sosial dan


menyangkut hajat hidup orang banyak.

3. Meningkatkan jumlah pemeriksaan kinerja

4. Pemeriksaan investigasi sbg pendalaman kasus-


kasus yang berpotensi KKN.
Tarik Nafas.....
Ketentuan pidana,
sanksi administrasi &
ganti rugi
Ketentuan pidana, sanksi administrasi &
ganti rugi
1.Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota
yg terbukti melakukan penyimpangan kebijakan
diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dgn
ketentuan undang-undang.

2.Pimpinan Unit Org. kementerian


negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yg
melakukan penyimpangan kegiatan anggaran diancam
dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan
ketentuan undang-undang
N Ancaman Pidana
Pelanggaran
o Max
Tidak menyerahkan dokumen, menolak
penjara 1 thn 6 bln
1 memberikan keterangan yang diperlukan untuk
dan/atau denda Rp500 jt
kepentingan kelancaranpemeriksaan
Mencegah, menghalangi, dan/atau menggagalkan penjara 1 thn 6 bln
2
pelaksanaan pemeriksaan dan/atau denda Rp500 jt

Menolak pemanggilan oleh BPK tanpa penjara 1 thn 6 bln


3
menyampaikan alasan penolakan secara tertulis dan/atau denda Rp500 jt

Memalsukan/membuat palsu dokumen yang penjara 3tahun dan/atau


4
diserahkan denda Rp1.M
Mempergunakan dokumen yang diperoleh dalam penjara 3 tahun dan/atau
5 pelaksanaan tugas pemeriksaan melampaui batas
kewenangannya denda Rp1 M

Menyalahgunakan kewenangannya sehubungan penjara 1 & paling lama 5


6
dengan kedudukan dan/atau tugas pemeriksaan tahun dan/denda Rp1 M

Tidak melaporkan temuan pemeriksaan yang


penjara 1 tahun 6 bln
7 mengandung unsur pidana yang diperolehnya pada
dan/atau denda Rp500jt
waktu melakukan pemeriksaan
Tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti penjara 1 tahun 6bulan
8 rekomendasi yang disampaikan dalam laporan dan/atau denda paling
hasil pemeriksaan banyak Rp500 jt
3.Presiden memberi sanksi administratif
sesuai dengan ketentuan undang-undang
kepada pegawai negeri serta pihak-pihak
lain yg tidak memenuhi kewajibannya
( pasal 34).
Barang siapa yang diberi wewenang untuk menerima,
menyimpan dan membayar atau menyerahkan uang,
surat berharga/barang milik negara secara pribadi
atas semua kekurangan yang terjadi dalam
pengurusannya.
Setiap pejabat negara dan pegawai negeri
bukan bendahara yang melanggar hukum
atau melalaikan kewajibannya baik langsung
atau tidak langsung yang merugikan
keuangan negara diwajibkan mengganti
kerugian dimaksud.
4. Setiap pejabat negara dan pegawai negeri bukan
bendahara yang melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya baik langsung atau tidak langsung yang
merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti
kerugian dimaksud.

5. Setiap bendahara bertanggung jawab secara pribadi


atas kerugian keuangan negara yang berada dalam
pengurusannya.
PEJABAT YANG BERHAK MENGENAKAN SANKSI

menteri/pimpinan SK pembebanan
Menkeu penggantian
lembaga kerugian

SK pembebanan
Presiden Menkeu penggantian
kerugian
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA

Penyelesaian kerugian negara/daerah dalam


UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara diatur dalam pasal
59 sampai dengan pasal 67.
Bentuk - bentuk Korupsi
1. Penyalahgunaan wewenang
2. Pembayaran fiktif
3. Kolusi/persekongkolan
4. Biaya perjalanan dinas fiktif
5. Suap/uang pelicin
6. Pungutan tidak resmi
7. Penyalahgunaan fasilitas/inventaris kantor
8. Imbalan tidak resmi
9. Pemberian fasilitas secara tidak adil
10.Tidak disiplin waktu
11.Komisi atas transaksi jual beli yang tidak disetor ke Kas Negara
12.Menunda / memperlambat pembayaran
13.Penyalahgunaan anggaran
14.Menerima hadiah, sumbangan/hibahberkaitan dengan
tugas/jabatan
15.Mark up harga beli/menurunkan harga jual
16.Menurunkan kualitas/spesifikasi teknis/mengurangi volume
kerja sama dan dukungan penanganan perkara
korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum ;

Segera memberikan ijin pemeriksaan terhadap pejabat/pegawai


(saksi/tersangka).

Memberhentikan sementara dari jabatannya.

Menyampaikan laporan setiap semester kepada Menpan tentang


nama nama pejabat/pegawai yang terlibat kasus korupsi dengan
status hukumnya
ADA PERTANYAAN???

Você também pode gostar