Dokumen tersebut membahas peran farmasis dalam perawatan, dukungan dan pengobatan pasien HIV/AIDS. Peran utama farmasis meliputi akses obat ARV, manajemen logistik ARV, edukasi pasien tentang pengobatan, konseling kepatuhan minum obat, pemantauan efek samping obat, serta analisis layanan farmasi berkala. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang optimal bagi pasien sesuai kompetensi farmasis.
Dokumen tersebut membahas peran farmasis dalam perawatan, dukungan dan pengobatan pasien HIV/AIDS. Peran utama farmasis meliputi akses obat ARV, manajemen logistik ARV, edukasi pasien tentang pengobatan, konseling kepatuhan minum obat, pemantauan efek samping obat, serta analisis layanan farmasi berkala. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang optimal bagi pasien sesuai kompetensi farmasis.
Dokumen tersebut membahas peran farmasis dalam perawatan, dukungan dan pengobatan pasien HIV/AIDS. Peran utama farmasis meliputi akses obat ARV, manajemen logistik ARV, edukasi pasien tentang pengobatan, konseling kepatuhan minum obat, pemantauan efek samping obat, serta analisis layanan farmasi berkala. Tujuannya adalah memberikan perawatan yang optimal bagi pasien sesuai kompetensi farmasis.
diharapkan: 1.Memahami Peran farmasis sebagai bagian dari tim Perawatan, Dukungan dan Pengobatan HIV//AIDS 2.Mampu melakukan perawatan, dukungan dan Pengobatan bagi pasien HIV/AIDS sesuai kompetensi Farmasis Kebijakan Pengendalian dan Penanggulanan HIV/AIDS di Indonesia
Tujuan Millenium Goals (MDGs) dalam
pengendalian HIV-AIDS dan IMS yaitu GETTING THREE ZEROS untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA, yaitu : Menurunkan jumlah kasus baru HIV Menurunkan angka kematian Menurunkan stigma dan diskriminasi Kebijakan Pengendalian dan Penanggulanan HIV/AIDS di Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan dan Surat Edaran terkait yang perlu di pahami oleh farmasis PDP/CST: Kesepakatan Bersama 5 Menteri Perihal Peningkatan Pengetahuan Komprehensif HIV-AIDS pada penduduk Usia 15 -24 tahun Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV/AIDS Surat Edaran Menteri kesehatan RI No.129 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pengendalian HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) Surat Edaran Dirjen PPPL No. HK.02.03/D/III.2.823/2013 tentang Alokasi Biaya Logistik Program Pengendalian HIV-AIDS dan IMS Surat Edaran Direken BUK No. HK.02.03/D/III.2.823/2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Orang dengan HIV-AIDS di RS Surat Edaran PPML No. BN.01.01/III.2/09/2014 Perihal Sediaan Baru Obat ARV Surat Edaran menteri Kesehatan No GK/Menkes/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari Ibu ke Anak (PPIA) 6 Peran Farmasis
1. Akses Obat ARV, IO dan PIMS
2. Pengelolaan Logistik ARV
3. Edukasi dan Pemberi Informasi obat ARV
4. Konseling Kepatuhan Minum Obat ARV
5. Memantau Efek Samping Pemakaian Obat ARV
6. Melakukan Review dan Analisa Pengobatan HIV AIDS
dan PIMS terkait Layanan Farmasis Peran Farmasis 1. Akses Obat ARV, IO dan PIMS Peran Utama Farmasis dalam Tim PDP adalah sebagai Akses Obat ARV, IO dan PIMS tepat dosis, indikasi dan bermutu Akses Obat ARV meliputi : 1. Pengkajian Resep 2. Penyiapan Sediaan Obat 3. Penyerahan Obat Semua obat ARV, IO dan IMS harus ada resepnya. Pelayanan Resep dari dokter yang telah dilatih CST. Apabila Resep dan dokter berhalangan, untuk pasien rutin tanpa penyerahan keluhan apapun farmasis boleh membuat di Salinan ARV resep sesuai dengan data Ikhtisar/kartu pasien / konsultasi dengan dokter yang bersangkutan
Akan dipelajari secara mendalam di module inti
Pengkajian dan Pelayanan Obat Peran Farmasis 2. Pengelolaan Logistik ARV
Peran Utama Farmasis dalam Tim PDP adalah
sebagai pengelola logistik obat ARV. Supply Chain Pengelolaan Logistik ARV meliputi : Managemen t 1. Perencanaan, (Manajemen 2. Pengadaan, Rantai 3. Penerimaan, pasok ARV) 4. Penyimpanan, 5. Distribusi, 6. Sampling-Testing Quality Management 7. dan Pembuatan Laporan Bulanan obat ARV, sebagai bagian dari Program
Akan dipelajari secara mendalam di module inti
Management ARV Peran Farmasis 3. Edukasi dan Pemberian Informasi obat ARV dan Pengobatan HIV-ART Pemberian informasi tentang obat ARV, dosis dan penggunaan beserta program Drug pengobatan HIV-ART yang TERKINI baik Information Center - kepada Petugas Kesehatan, Komunitas, Competent keluarga pasien dan sukarelawan yang Pharmacist terlibat dalam perawatan ODHA. Be Updated Terlibat dalam pembinaan Kelompok Pharmacist dampingan sebaya / keluarga pasien
Akan dipelajari secara mendalam di module inti
Konsep 4S, Interaksi Obat, Pharmacotherapi ODHA dan Konseling ARV Peran Farmasis 4. Konseling Kepatuhan Minum Obat ARV
Sebagai bagian dari tim PDP, Farmasis juga
merupakan timi adherence, yang artinya Farmasis Talk to your juga bertanggung jawab dalam melakukan monitoring patients adherence (kepatuhan) minum obat ARV oleh ODHA. Listen and Monitoring Adherence dilakukan oleh farmasis find out the dengan melakukan penghitungan jumlah SISA OBAT barrier ARV pasien setiap bulan pada saat akan melakukan penyerahan obat ARV untuk bulan berikutnya.
Hasil perhitungan untuk kemudian di catat dalam
database farmasi untuk keperluan analisa kepatuhan pasien.
Akan dipelajari secara mendalam di module inti
Konseling ARV Peran Farmasis 5. Pemantauan Efek Samping Obat ARV
Pemantauan Efek samping obat ARV
wajib dilakukan oleh Farmasis mengingat efek samping obat ARV yang banyak dan Monitor kompleks. Your Patients Pemantauan Efek samping dilakukan setiap kali pasien datang untuk refill obat Pay ARV Attention to their Hasil Pemantauan dicatat di Form Treatment process Monitoring ART pasien terkait
Akan dipelajari secara mendalam di Efek Samping
obat ARV Peran Farmasis 6. Analisa terkait layanan Farmasis
Semua data pemantauan bulanan pasien yang
dikumpulkan oleh farmasis bisa digunakan oleh farmasis untuk melakukan analisa 3 bulanan seperti : - Kualitas hidup pasien on ARV (ambulatory/ Review & Baring/Kerja) Kohort pasien (dampak analyze pengobatan) - Tingkat kepatuhan/Adherence pasien Proactive - Efikasi Rejimen provide - Potensi resistensi feedback to - Pharmakokinetika/Pharmacoeconomy your CST team Hasil analisa sebaiknya dikomunikasikan secara rutin kepada tim Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Pasien HIV-ART di lingkungan masing-masing
Akan dipelajari di Pengisian Kartu Follow-up
ART Not Care & Incompetent Pharmacist in CST Team
Farmasis yang bekerja dibelakang layar, hanya
mengelola logistik ARV dan laporan. Farmasis yang tidak pernah mau konseling dengan pasien Farmasis yang melakukan penyerahan obat ARV secara konvensional (tanpa konseling), fatalnya penyerahan obat ARV dengan informasi yang sangat minim Obat 3 jenis, 3x sehari, pagi siang malam)
X Perlengkapan Farmasis PDP HIV-ART
Pengetahuan dan Ketrampilan Training PDP HIV-ART
Formulir pendukung layanan: 1. Register Pemberian ARV 2. Kartu Follow-up ART 3. Register Stok ARV dan kartu Stok ARV (bila manual) 4. Data base Farmasi secara elektronik Melakukan pelaporan secara teratur setiap bulan Membuat analisa dampak pengobatan secara berkala TERIMA KASIH HIV/AIDS Care, Support and Treatment