Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah tepi : Hb, PCV, Hitung jenis lekosit,
eosinofil, LED
Uji kulit terhadap alergen bila tipe I yg berperan
Serum IgE total atau serum IgE spesifik, bila
nhasil uji kulit diragukan/kontraindikasi
Foto toraks: singkirkan benda asing dan
tuberkulosis
Analisis hydrogen pernapasan
Imunoglobulin : IgA, Ig M, Ig G
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Sembuh total
Sembuh tapi kemudian berulang
Kematian bila ada komplikasi anafilaksis
sistemik yang tidak diatasi
ALERGI OBAT
Alergi obat adalah respon abnormal
seorang terhadap bahan obat atau
metabolitnya melalui reaksi imunologik
yang kita kenal sebagai reaksi
hipersensitivitas, yang terjadi selama
atau setelah pemakaian obat.
Reaksi alergi obat harus dicurigai pada
pasien yang mengalami erupsi kutaneus
simetris mendadak setelah
mengkonsumsi obat tersebut.
Reaksi Obat
5 15% 75 80%
Pirazolon.
Faktor Resiko
Faktor pejamu merupakan faktor yang
cukup penting.
Reaksi obat jarang terjadi pada bayi dan
usia tua, dapat disebabkan oleh
imaturitas maupun involusi dari sistem
imun.
Dari beberapa studi, didapatkan
perempuan lebih rentan untuk
mengalami alergi obat.
Faktor genetik atau herediter dan status
imun pejamu juga ikut meningkatkan
resiko alergi obat.
Anak dengan orang tua yang mempunyai
riwayat alergi obat mempunyai resiko
terjadinya alergi obat sebanyak 25%.
Latar belakang atopi meningkatkan resiko
reaksi hipersensitivitas tipe cepat terhadap
obat menjadi lebih berat atau parah.
FAKTOR RESIKO ALERGI
OBAT
REAKSI OBAT UMUM (NON- REAKSI
IMUN) HIPERSENSITIVITAS OBAT
(IMUN)
Perempuan Perempuan
Insufisiensi renal Dewasa
Penyakit Hati Infeksi HIV
Polifarmasi Infeksi virus bersamaan
dengan penyakit lain.
Infeksi HIV Riwayat hipersensitivitas obat
sebelumnya.
Infeksi Herpes Asma
Alkoholisme Penggunaan beta bloker
Lupus Eritematous Sistemik Polimorfisme genetik spesifik
Lupus eritematosus sistemik
Mekanisme imunologis
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
GEJALA KLINIK
Gejala klinis sangat bervariasi dan
tidak spesifik untuk obat tertentu. Satu
macam obat dapat menimbulkan
berbagai gejala pada seseorang, dapat
berbeda dengan orang lain, dapat
berupa gejala ringan sampai berat.
GEJALA KLINIK
Erupsi Kulit merupakan gejala klinis yang
paling sering, dapat berupa gatal,
urtikaria, purpura, dermatitis kontak,
sindrom steven Johnson.
Reaksi anafilaksis yang ditandai dengan
hipotensi, spasme bronkus, sembab laring,
angioedema atau urtikaria generalisata.
Demam, yang dapat terjadi setelah
pemberian obat beberapa jam setelah
pemberian obat tetapi biasanya pada hari
7-10 dan menghilang dalam waktu 48 jam
setelah penghentian obat.
DIAGNOSA
ANAMNESA
1. Pemeriksaan in vivo
o Uji tempel (patch test)
o Uji tusuk (prick/scratch test)
o Uji provokasi (exposure test)
2. Pemeriksaan in vitro
a. Yang diperantarai antibodi:
o Hemaglutinasi pasif
o Radio immunoassay
o Degranulasi basofil
o Tes fiksasi komplemen
b. Yang diperantarai sel:
o Tes transformasi limfosit
TATALAKSANA
Dasar utama penatalaksanaan alergi obat
adalah penghentian obat yang dicurigai
kemudian mengatasi gejala klinis yang
timbul.
PENGHENTIAN OBAT :
Kalau mungkin, semua obat dihentikan
Cetrizine :
2 5 Tahun : 2,5 mg/dosis, 1 kali/hari.
Loratadin,