Você está na página 1de 63

Pembinaan Jabatan Fungsional

Tertentu Berdasarkan PP No. 11


Tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Yulina Setiawati NN, SH MM


Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian
Jakarta, 31 Mei 2017
O u t lin e BKN

I Pendahuluan

II Manajemen PNS Berdasarkan PP No 11


Tahun 2017
III P Pembinaan PNS Berdasarkan PP No 11
Tahun 2017
IV Penutup
I Pendahuluan
Reformasi Birokrasi Nasional
Sasaran RB
1. Terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan
nepotisme;
2. Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja
birokrasi;
3. Meningkatnya kualitas
pelayanan publik.

TATANAN REGULASI
1. RUU ITE UU. No. 11/2008
2. RUU OMBUDSMAN UU No. 38 Tahun 2008
3. RUU Pelayanan Publik UU No. 25/2009
4. RUU ASN UU No. 05/2014
5. REVISI UU No. 32 Tahun 2004 UU No. 23/2014
6. RUU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN UU No. 30/2014

Program
Nasional

8 Area Perubahan di Instansi


1. Organisasi;
2. Tatalaksana;
3. Peraturan Perundang-undangan;
4. Sumber Daya Manusia Aparatur;
5. Pengawasan;
6. Akuntabilitas;
7. Pelayanan publik;
8. Mindset dan cultural Set Aparatur.
PNS Facts and Figures, Des 2016

3.08%
4.498.643
PNS terhadap PNS Pusat : 20.94%
Jumlah PNS per
Angkatan Kerja PNS Daerah : 79.06%
Desember 2016
(118.19 juta)

-0.44%
Rata-rata 45 tahun BUP 2016-2020
pertumbuhan per Rata-rata 752.271 PNS
tahun 2010-2015
47 tahun
Median

51 tahun Tingkat Pendidikan


Modus PNS
13.71% Rendah : 28.32%
PNS diatas 55 Tahun Menengah : 20.09%
10.6% Struktural
Tinggi : 51.59%
51.13% JFT
Jumlah PNS menurut Jenis Jabatan dan Gender
Jenis Jabatan Pria Wanita Jumlah
Struktural 332.112 144.462 476.574
Fungsional
914.325 1.386.025 2.306.048
Tertentu
Fungsional Umum 1.049.743 671.976 1.716.021
Jumlah 2.296.180 2.202.463 4.498.643

7%
Wanita

Pria 31% 14%

46%

Struktural
40%
Fungsional
63%
Tertentu

Fungsional Umum
TRANSFORMASI MANAJEMEN PNS

BIROKRASI
2025 BERSIH,
KOMPETEN
SEJAHTERA
MELAYANI

2019

PENGEMBANGA
N
POTENSI/HUMA
2000 N CAPITAL
MANAJEMEN
SDM

ADMINISTRAS
I
KEPEGAWAIA
Reformasi Bidang Kepegawaian

1. Recruitment Restrukturisasi organisasi


2. Placement and promotion (right sizing; flat org.)
3. Performance-based Mgt./SKP Service Delivery
4. Kinerja OutcomesOriented
5. Core competency training Mind-set dan Culture set
6. Welfare dan Renumerasi Strong commitment
nis Proses
SDM Organisasi/Bis
Aparatur Penataan

Regulasi Modernisasi Sistem Informasi


Pelayanan Kepegawaian
Pemanfaatan TIK (e-office,
Deregulasi
e-gov dan i-gov)
Law Enforcement
Transparansi dan
Reward and Punishment
akuntabilitas
De-kooptasi dengan politik
Efektivitas dan efisiensi
Minimalisasi spoiling system
Simplifikasi proses
Wasdal/supervisi
DRIVING FACTORS
PERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu

PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi

Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban


kerja dan perencanaan SDM yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi
terjadi mismacht

Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional

Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan


kuota jumlah peserta

Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan

Masalah overstaf (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaf


(kekurangan secara kualitas/kompetensi)

Budaya kinerja PNS masih rendah

Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity

Tsunami Pensiun
VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARA
DI ERA UU ASN

VISI MISI

Mewujudkan Aparatur
Sipil Negara yang Memindahkan Aparatur
memiliki integritas, Sipil Negara dari Comfort
profesional, melayani dan Zone ke Competitive Zone
sejahtera
PENGUATAN IMPLEMENTASI MERIT SYSTEM
Manajemen SDM secara efektif
dan efisien dan terintegrasi

Standar integritas dan perilaku untuk


kepentingan publik

menerapkan prinsip fairness

Seleksi dan promosi secara adil


dan kompetitif

Penggajian, reward, &


punishment berbasis kinerja

Melindungi pegawai dari intervensi


politik & memproteksi pegawai dari
kegiatan politik & dari tindakan
semena-mena
KRITERIA IMPLEMENTASI MERIT SISTEM

a. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan;

b. perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan ABK;

c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;

d.memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan,


pengembangan, pola karir, dan kelompok rencana suksesi yang
diperoleh dari manajemen talenta;

e.memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada


penilaian kinerja yang objektif dan transparan;

f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;

g. merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan


kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja;

h.memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan


penyalahgunaan wewenang; dan

i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan


dapat diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
P Manajemen PNS Berdasarkan PP No. 11 Tahun
II
2017
Penyusunan Kebutuhan
PNS
Menggunakan aplikasi Mengikuti Siklus Anggaran
yg bersifat elektronik
Berdasarkan Prioritas
Pembangunan
Usulan Maksimum
Nasional
disampaikan akhir
Maret Th Prinsip
sebelumnya atau Berdasarkan
April bila ada ANJAB dan
perubahan ABK
anggaran
Untuk jangka
Jumlah dan jenis waktu 5 tahun
JA, JF, dan JPT (dirinci per tahun)

14
Penetapan Kebutuhan
PNS
Ditetapkan oleh Menteri PANRB setelah
memperhatikan pendapat Menteri Keuangan
RI dan pertimbangan teknis Kepala BKN

Tembusan Usul
Instansi
Maret-April
Kemen
Keuanga 1. USUL
BKN
n
Mei
Menpan
3. PENDAPAT RB 2. PERTEK Juli

15
Mei tahun
PENGADAAN
Dilakukan secara nasional untuk menjamin kualitas hasil

Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS


1 PERENCANAAN Ketua Kepala BKN

Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari


2 PENGUMUMAN
LOWONGAN kalender sblm tgl penerimaan lamaran
Harus memenuhi persyaratan administrasi

3
Pendaftaran dengan online
PELAMARAN Batas usia melamar untuk jabatan tertentu yang ditetapkan
oleh Presiden adalah 40 tahun
SELEKSI DAN Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi
4 PENGUMUMAN
HASIL SELEKSI
kompetensi bidang dilakukan dengan CAT
Pengumuman hasil seleksi secara terbuka
Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah mendapat
persetujuan teknis dari Kepala BKN
PENGANGKATAN Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun
5 DAN MASA
PERCOBAAN
CPNS
Harus ikut diklat prajabatan 1x, apabila tidak lulus
diberhentikan sebagai CPNS
Apabila mengundurkan diri dimasa percobaan ybs dikenakan
punishment tidak boleh ikut test CPNS untuk waktu tertentu

6 SUMPAH PNS PNS mengucapkan sumpah berdasarkan agama dan


kepercayaan masing-masing
1.
PANGKAT & JABATAN
Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan
persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar
penggajian.
2. Nomenklatur jabatan & pangkat JPT Maya & Utama oleh Presiden, JPT
Pratama dan Jabatan Administrator oleh PPK dengan pertimbangan
Menpan
3. Pengangkatan dalam jabatan Administrator dilaksanakan dengan
pertimbangan Tim Penilai Kinerja
4. Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui pengangkatan pertama,
pengangkatan perpindahan dari jabatan lain, pengangkatan penyesuaian
(inpassing), dan promosi.
5. Pengangkatan JPT dilakukan secara terbuka dan kompetitif dan dapat
diisi dari kalangan non-PNS (JPT utama dan Madya) kecuali Instansi yang
sudah melaksanakan merit sistem.
6. PPK dilarang mengisi jabatan yang lowong dari calon JPT yang lulus dari
JPT lain.
7. Presiden dapat mengangkat JPT Utama melalui penugasan dan
penunjukan langsung.
8. Mutasi antar JPT dapat dilakukan dengan uji kompetensi dari pejabat
yang ada dengan syarat 1 klasifikasi jabatan, memenuhi standart
kompetensi & menduduki jabatan min 2 tahun maksimal 5 tahun
9. Pejabat Fungsional dilarang rangkap jabatan dengan jabatan
administrasi atau jabatan pimpinan tinggi kecuali yang kompetensinya
sama
Persyaratan Pengangkatan Jabatan
ADMINISTRATOR : PENGAWAS : PELAKSANA
1. berstatus PNS; 1. berstatus PNS; 1. berstatus PNS;
2. kualifikasi dan paling 2. kualifikasi dan paling 2. kualifikasi dan
rendah diploma IV rendah diploma III tingkat pendidikan
atau S1; atau yang setara; sekolah lanjutan
3. integritas dan 3. integritas dan tingkat atas atau
moralitas yang baik; moralitas yang baik; yang setara;
4. pengalaman dalam 4. pengalaman dalam 3. mengikuti dan lulus
Jabatan pengawas Jabatan pelaksana pelatihan terkait
minimal 3 tahun atau minimal 4 (empat) dengan bidang
JF yang setingkat tahun atau JF yang tugas dan/atau lulus
dengan Jabatan setingkat dengan pendidikan dan
pengawas sesuai Jabatan pelaksana pelatihan
dengan bidang tugas sesuai dengan bidang terintegrasi;
Jabatan yang akan tugas Jabatan yang 4. memiliki integritas
diduduki; akan diduduki; dan moralitas yang
5. penilaian prestasi 5. penilaian prestasi baik;
kerja minimal baik kerja minimal baik 5. Kompetensi Teknis,
dalam 2 (dua) tahun dalam 2 (dua) tahun Kompetensi
terakhir; terakhir; Manajerial, dan
6. memiliki Kompetensi 6. memiliki Kompetensi Sosial Kultural
Teknis, Manajerial, Teknis, Manajerial, sesuai dengan
dan Sosial Kultural dan Sosial Kultural standar kompetensi
sesuai standar sesuai standar yang ditetapkan;
kompetensi; kompetensi; dan
7. sehat jasmani dan 7. sehat jasmani dan 6. sehat jasmani dan
Pengecualian Persyaratan
Kualifikasi & Pendidikan

1. PNS di daerah
tertinggal

2. PNS di daerah
perbatasan

3. PNS di daerah
terpencil

* wajib memenuhi persyaratan kualifikasi dan tingkat pendidikan


paling lama 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam Jabatan.
JPT pratama. JPT madya; JPT utama;
Direktur, Kepala Biro, Sekretaris jenderal Kepala lembaga
Asisten Deputi, Sekretaris kementerian, sekretaris pemerintah non
Direktorat Jenderal, kementerian, sekretaris kementerian
Sekretaris Inspektorat utama, sekretaris jenderal
Jenderal, Sekretaris Kepala kesekretariatan lembaga
Badan, Kepala Pusat, negara, sekretaris jenderal
Inspektur, Kepala Balai lembaga nonstruktural,
Besar, Asisten Sekretariat direktur jenderal, deputi,
Daerah Provinsi, Sekretaris inpektur jenderal, inpektur
Daerah kab/kota, kepala utama, kepala badan, staf
dinas,/kepala badan ahli mentari,kepala
provinsi, sekretaris dewan sekretariat presiden,
perwakilan rakyat daerah, kepala sekretariat wakil
dan jabatan lain yang presiden, sekretaris militer
setara. presiden, kepala
sekretariat Dewan
Pertimbangan Presiden,
sekretaris daerah provinsi
pada Instansi Pemerintah dan jabatan lain yg setara.
Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi
JABATAN PIMPINAN TINGGI
JPT pratama. JPT madya; JPT utama;
Tersusunnya rumusan Terwujudnya perumusan Tersusunnya
alternatif kebijakan yang kebijakan yang kebijakan yang
memberikan solusi memberikan solusi mendukung
Tercapainya hasil kerja unit Terlaksananya pelaksanaan
selaras dengan tujuan pendayagunaan sumber pembangunan
organisasi daya untuk menjamin Peningkatan
Terwujudnya produktivitas unit kerja kapabilitas
pengembangan strategi Terlaksananya penerapan organisasi
yang terintegrasi kebijakan dengan resiko Terwujudnya
Terwujudnya kapabilitas minimal sinergi antar
pada unit kerja untuk Tersusunnya program yang instansi
mencapai outcome dapat menjamin Terselesaikannya
organisasi pencapaian tujuan masalah yang
organisasi memiliki
Terlaksananya penerapan kompleksitas dan
program organisasi yang risiko tinggi yang
berkesinambungan; dan berdampak politis
Terwujudnya sinergi antar
pimpinan di dalam dan
jabatan
antar organisasi
Harus menjamin akuntabilitas
JABATAN PIMPINAN TINGGI
JABATAN PIMPINAN TINGGI

JPT Utama dan JPT Madya tertentu dapat diisi dari kalangan
non-PNS dengan persetujuan Presiden (Ps 106)
Pengisian Penetapan dan Pengisian JPT
pengangkatan krn penataan
organisasi
Terbuka dan Dilakukan Menyebabkan
kompetitif; Presiden atau pengurangan JPT,
Dilakukan PPK sesuai pengisian
melalui tahapan kewenangannya dilakukan melalui
perencanaan, Pansel uji kompetensi
pengumuman menyampaikan 3 Apabila tidak
lowongan, calon pejabat diperoleh maka
seleksi, pimp tinggi dilakukan seleksi
pengumuman madya kpd PPK terbuka
hasil seleksi, dan PPK Pengisian JPT
penetapan mengusulkan 3 yang lowong
Selain melalui calon kpd melalui mutasi
pelamaran Presiden dari satu JPT ke
Pansel dapat Presiden milih 1 JPT yang lain
mengundang calon utk dapat dilakukan
PNS yang ditetapkan melalui uji
memenuhi syarat dengan kompetensi dari
untuk memperhatikan pejabat yang ada
diikutsertakan pertimbangan Syarat: satu
dalam seleksi PPK klasifikasi
Dalam memilih jabatan,
Presiden dapat memenuhi
dibantu tim standar
PPK dilarang kompetensi,
PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
Dari Kalangan
PNS
utama madya pratama
1. Minimal D-IV/S-1 1. Minimal D-IV/S-1 1. Minimal D-IV/S-1
2. Memiliki kompetensi 2. Memiliki kompetensi 2. Memiliki
yang diperlukan yang diperlukan kompetensi yang
3. Memiliki 3. Memiliki diperlukan
pengalaman di pengalaman di 3. Memiliki
bidang jabatan bidang jabatan pengalaman di
secara kumulatif secara kumulatif min bidang jabatan
min 10 thn 7 thn secara kumulatif
4. Sedang atau pernah 4. Sedang /pernah min 5 thn
menduduki JPT menduduki JPT 4. Sedang /pernah
Madya/JF Ahli Utama Pratama/JF Ahli menduduki
min 2 thn Utama min 2 thn Administrator/JF
5. Memiliki rekam jejak 5. Memiliki rekam jejak Ahli Madya min 2
dan integritas yg dan integritas yg thn
baik baik 5. Memiliki rekam
6. Usia max 58 thn 6. Usia max 58 thn jejak dan
7. Sehat jasmani dan 7. Sehat jasmani dan integritas yg baik
rohani rohani 6. Usia max 56 thn
23Sehat jasmani dan
7.
Persyaratan dari Non PNS
No JPT Utama JPT Madya
1 warga negara Indonesia; warga negara Indonesia;
memiliki kualifikasi pendidikan minimal
2 kualifikasi pendidikan minimal S2;
S2;
Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial
3 Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan Kultural sesuai standar kompetensi
yang ditetapkan; Jabatan yang dibutuhkan;
pengalaman Jabatan dalam bidang tugas pengalaman Jabatan dalam bidang tugas
yang terkait dengan Jabatan yang akan yang terkait dengan Jabatan yang akan
4
diduduki secara kumulatif paling singkat 15 diduduki secara kumulatif paling singkat
(lima belas) tahun; 10 (sepuluh) tahun;
bukan anggota atau pengurus partai politik bukan anggota/pengurus partai politik
5 paling singkat 5 (lima) tahun sebelum paling singkat 5 (lima) tahun sebelum
pendaftaran; pendaftaran;
tidak pernah dipidana dengan pidana tidak pernah dipidana dengan pidana
6
penjara; penjara;
memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, memiliki rekam jejak Jabatan, integritas
7
dan moralitas yang baik; dan moralitas yang baik;
usia maksimal 58 (lima puluh delapan) Usia maksimal 58 (lima puluh delapan)
8
tahun; tahun;
9 sehat jasmani dan rohani; dan sehat jasmani dan rohani; dan
tidak pernah diberhentikan tidak dengan tidak pernah diberhentikan tidak dengan
10 hormat dari PNS, prajurit TNI, anggota hormat dari PNS, prajurit TNI, anggota
Kepolisian atau pegawai swasta. Kepolisian atau pegawai swasta.
Tahapan Seleksi JPT

1. Seleksi Administrasi & penelusuran rekam jejak jabatan,


integritas & moralitas

2. Seleksi kompetensi

3. Wawancara akhir

4. Tes kesehatan dan tes kejiwaan

5. Panitia seleksi JPT dibantu oleh Tim seleksi kompetensi


yang independen dan memiliki keahlian melakukan seleksi
kompetensi
MEKANISME SELEKSI
JPT MADYA DAN UTAMA

9 Laporan
PRESID 6

KEPUTUSAN PRESIDEN
8 EN MENYAMPAIKA
N
KAS JPT TERPILIH 3 CALON
(Madya/Utama
N MENDAGRI )
MEMASTIKAN 7 PENGAWASAN DAN
KEPUTUSAN MENGIKAT
SISTEM MERIT
2 PENGAWASAN PPK PUSAT
PEMBENTUKAN PANSEL DAN
KEPUTUSAN MENGIKAT
MEMBENTU MENYAMPAIKA
K 1 5 N 3 CALON JPT
KOORDINA (Pratama/Mad
SI ya/Utama)
PANSEL
PENGAWASAN
4 PELAKSANAAN SELEKSI
DAN KEPUTUSAN 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MENGIKAT Dibantu Tim Penilai Kompetensi 26
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN
MUTASI
Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk
meningkatkan kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg
merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PROMOSI DAN
POLA KARIER
KARIER KOMPETENSI MUTASI
kejelasan dan Diklat, seminar, Berdasarkan Instansi
kepastian karier kursus, penataran, standar jabatan menyusun
kepada PNS sekolah/pelatihan dan standar perencanaan
berdasarkan kader dan magang kompetensi mutasi
kualifikasi, paling kurang 20 jabatan Atas dasar
kompetensi, jam pelajaran Pola karier kesesuaian antara
penilaian kinerja, dalam 1 tahun nasional dan kompetensi PNS
dan kebutuhan Prinsip Dasar: Instansional. dengan
instansi PNS memiliki hak Berbentuk persyaratan
pemerintah dan kesempatan horizontal, vertikal jabatan, klasifikasi
Dilakukan melalui yang sama dan diagonal jabatan dan pola
mutasi dan/atau didasarkan pada Prinsip Dasar: karier
promosi penilaian kinerja untuk menjamin paling cepat 2
dan penilaian keselarasan tahun dan paling
kompetensi potensi PNS lama 5 tahun
Diklat Pim (Madya, dengan Mutasi antar
pratama, penyelenggaraan kota/kab dalam
Administrator, tugas-nya provinsi oleh
Pengawas) Gubernur dengan
Diklat tingkat pertimbangan BKN
nasional Mutasi kab/kota
KONSEP KOMPETENSI ASN MENURUT JABATAN

JPT

JA

JF

TEKNIS SOSIAL MANAJERIAL


KULTURAL

HARD COMPETENCY SOFT COMPETENCY


POLA KARIR ASN

UTAMA POSISI PPPK


JABATAN
PIMPINAN MADYA
TINGGI

PRATAMA

PNS KARIER
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN
JABATAN FUNGSIONAL PPPK
ADMINISTRASI
PENGAWAS KETRAMPILAN

PELAKSANA
PERPINDAHAN PEGAWAI ASN

UTAMA
JABATAN
PIMPINAN MADYA
TINGGI

PRATAMA
VERTIKAL VERTIKAL

HORIZONTAL
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN JABATAN
DIAGONAL
ADMINISTRASI FUNGSIONAL
PENGAWAS KETRAMPILAN

PELAKSANA
PENILAIAN KINERJA
(1) Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk
menjamin objektivitas pembinaan PNS
yang didasarkan sistem prestasi dan
sistem karier.

(2) Penilaian kinerja PNS dilakukan


berdasarkan perencanaan kinerja pada
tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi, dengan memperhatikan
target, capaian, hasil, dan manfaat
yang dicapai, serta perilaku PNS.

(3) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara


objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh


atasan langsung dari PNS atau pejabat
yang ditentukan oleh PyB.
Disiplin PNS
Untuk menjamin
terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran
pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS
Instansi pemerintah wajib
melaksanakan penegakan
disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin
PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin
Hukuman disiplin dijatuhkan
oleh pejabat yang
berwenang menghukum
PENGHARGAAN

Didasarkan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya

Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara
kenegaraan
Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS
berdasarkan pada penilaian kinerja dan keahlian yang luar
biasa dalam menjalankan tugas jabatannya
Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
diberikan kepada PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja
yang sangat baik, memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi
pada organisasi
PEMBERHENTIAN

1.Pemberhentian atas Permintaan


Sendiri
2.Pemberhentian Karena Mencapai Batas
Usia Pensiun
3. Perampingan Organisasi atau
Kebijakan Pemerintah
4. tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
6. Melakukan Tindak
Pidana/Penyelewengan
7. Pelanggaran Disiplin
8. Menjadi anggota/pengurus parpol
DITAHAN KARENA MENJADI 3
TERSANGKA TINDAK PIDANA
DIANGKAT MENJADI 2
KOMISIONER/ANGGOTA LNS
DIANGKAT MENJADI PEJABAT 1
NEGARA
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Pengaktifan Kembali
1. Setelah diberhentikan sementara

Apabila di tingkat Kepolisian dihentikan


penyelidikannya
Apabila ditingkat Kejaksaan dihentikan
penuntutannya
Apabila di tingkat pengadilan dinyatakan
2. Setelah dipidana
tidak bersalah
Dipenjara 2 tahun atau kurang dari 2 tahun
karena tindak pidana tidak berencana

3. Setelah CLTN, wajib lapor paling lama 1 bulan


setelah selesai
PNS meninggal dunia
APS masa kerja 20 tahun, usia Yang
minimal 45 tahun
BUP dengan masa kerja minimal 10
tahun Berhak
Perampingan organisasi, usia
minimal 50 tahun masa kerja 10 Pensiun
tahun
Keadaan jasmani karena disebabkan
dalam dinas tanpa melihat masa
kerja dan usia
Keadaan jasmani bukan dikarenakan
dinas masa kerja minimal 4 tahun
Diberhentikan dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri usia minimal
50 tahun dan masa kerja minimal 20
tahun
Hak Kepegawaian

1. Uang tunggu untuk tahun pertama 100% gaji,


80% dari gaji untuk tahun-tahun berikutnya.
2. Perampingan organisasi tidak disalurkan setelah
uang tunggu, jika masa kerja 10 tahun diberikan
uang pengabdian 6 x gaji terakhir
3. Diberhentikan sementara karena ditahan = 50%
x penghasilan jabatan
4. PNS MPP menerima penghasilan
5. PNS mencapai BUP putusan pengadilan belum
inkracht maka diberi 75% x pensiun yang akan
diterima
PERLINDUNGAN

Jaminan kesehatan
diberikan
Jaminan kecelakaan kerja on top dari
program
Jaminan kematian jaminan
sosial
Bantuan hukum nasional

dalam perkara yang dihadapi


di pengadilan terkait
pelaksanaan tugasnya
Negeri diatur dalam peraturan tersendiri.
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai
Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan
pula untuk Calon Pegawai Negeri Sipil
Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku
PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus
karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan
CLTN
negara paling lama 3 (tiga) bulan
Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan; BERSAMA
PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti CUTI
tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan
PENTING
Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 ALASAN
bulan CUTI KARENA
MELAHIRKAN
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat
menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan
CUTI
PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit
Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah
untuk paling lama 6 bulan
CUTI SAKIT
PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama
1 1/2 (satu setengah) bulan
PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus CUTI BESAR
berhak atas cuti besar paling lama 3 bulan
Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan,
dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja TAHUNAN
Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih
berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24
CUTI
hari kerja
guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah
menggunakan hak cuti tahunan
CUTI
KETENTUAN PERALIHAN
CPNS yang belum prajab wajib ikut prajab berdasarkan PP ini
paling lambat 07 April 2018.
Ketentuan Pangkat dan golongan ruang tetap berlaku sampai PP
Gaji yang baru.
Pejabat administrator yang belum S1 atau D4 dalam 5 tahun
harus sudah S1 atau D4
Jabatan Fungsional Madya yang usia diatas 60 tahun, yang
sebelumnya BUPnya 65 tahun, maka BUPnya tetap 65.
Jabatan Fungsional Ahli Pertama, Muda, Penyelia yang diangkat
setelah 7 April 2017 BUPnya 58 Tahun
Jabatan Administrator, Jabatan Pimpinan Tinggi yang telah
melaksanakan tugas jabatan fungsional sebelum PP berlaku,
dapat diangkat melalui inpassing nasional
Jabatan Pimpinan Tinggi yang belum memenuhi syarat jabatan
berdasarkan PP ini wajib memenuhi syarat paling lama 2 tahun
PNS yang sedang diberhentikan sementara tetap menerim
penghasilan sampai selesai pemberhentian sementara
PNS yang sedang cuti, sisa masa cutinya berlaku sesuai PP ini.
KETENTUAN PENUTUP
Mencabut 15 Peraturan Pemerintah
Memberlakukan Peraturan Pelaksana yang
ada yang mengatur penyusunan
kebutuhan, pengadaan, pangkat, jabatan,
pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian & tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun,
THT, perlindungan sepanjang tidak
bertentangan atau belum diganti.
PP yang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku (Psl
362)
1. PP Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian
Sementara Pegawai Negeri
2. PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS
3. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
4. PP Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urutan Kepangkatan PNS
5. PP Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
6. PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
7. PP Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang Menduduki Jabatan
Rangkap
8. PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS
9. PP Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS
10.PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS
11.PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan
Struktural
12.PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan PNS
13.PP Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pengalihan Status Anggota TNI dan
Anggota POLRI Menjadi PNS Untuk Menduduki Jabatan Struktural
14.PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian PNS
15.PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian PNS yang Mencapai
Peraturan Kepala
BKN
No Pasal Nama Perka
1 Pasal 11 Tata Cara Pelaksanaan Penyusunan Kebutuhan PNS

2 Pasal 45 Petunjuk Teknis Pengadaan PNS


3 Pasal 63 Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji
Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas
4 Pasal 93 Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji
JF
5 Pasal 141 Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji
Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi
6 Pasal 197 Tata Cara Pelaksanaan Mutasi
7 Pasal 260 ayat (5) Sistem Informasi Manajemen Pemberhentian dan
Pensiun
8 Pasal 341 Tata Cara Pemberian Cuti
9 Pasal 350 ayat (5) Tata Cara Masa Persiapan Pensiun
10 Kewenangan Atribusi Tata Cara Pemberhentian PNS

11 Kewenangan Atribusi Pengangkatan Dalam Jabatan Administrasi

12 Kewenangan Atribusi Sistem Informasi ASN


Peraturan Menpan
No Nama Aturan
1 Anjab ABK
2 Tata cara penyusunan kebutuhan secara elektronik
3 Susunan & mekanisme Panselnas
4 Pedoman penyusunan kompetensi
5 Tata cara pemberian kuasa pengangkatan Jabatan Administrator
6 Tata cara pemberian kuasa pemberhentian Jabatan Administrator
7 Klasifikasi Jabatan
8 Tata cara pengusulan dan penetapan JF
9 Tata cara pemberian kuasa pengangkatan Jabatan Fungsional
10 Tata cara pemberhentian JF
11 Penyelenggaraan uji kompetensi JF
12 Syarat & tata cara pembentukan organisasi profesi JF
13 Pedoman penyusunan kompetensi teknis, manajerial dan sosial kultur
14 Seleksi pengisian JPT
15 Tata cara pemberhentian JPT
16 Pembentukan dan mekanisme kerja Tim Penilai Kinerja
17 Kelompok Rencana Suksesi
18 PNS dengan penugasan khusus
19 Kriteria & penetapan kelebihan PNS
Perpres/Kepres

1. Kepres jabatan yang bisa diisi


non PNS
2. Perpers Sekolah Kader
3. Perpres JPT Utama & Madya
4. Perpres Mutasi JPT Nasional
5. Perpres Tugas Belajar
6. Perpres Pemberian Penghargaan
Perka LAN
1. Peraturan Diklat Prajabatan
2. Peraturan Perencanaan &
Pelaksanaan Evaluasi
Pengembangan Kompetensi
Peraturan Menteri Pertahanan dan Ka
POLRI
No Pasal Nama Peraturan Menteri Pertahanan dan
Ka POLRI
Pasal 160 Ketentuan mengenai tata cara dan
persyaratan Prajurit Tentara Nasional
Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang akan mengisi
jabatan pimpinan tinggi tertentu pada
instansi
Perka/Kepka BKN yg masih berlaku
(berdasarkan Ps 363 PP 11/2017)
NO. Nama TENTANG KET
Perka/Kepka
BKN
1 a.Kepka 26 Th a.Ketentuan Pelaksanaan Masih berlaku sepanjang belum
2004 PP 97/2000 tentang ditetapkannya Perka BKN yg
b.Perka 19 Th Formasi PNS jo. PP mengatur Tata Cara Pelaksanaan
2011 54/2003 Penyusunan Kebutuhan PNS
b.Pedoman Umum
Penyusunana
Kebutuhan PNS

2 Perka 9 Th Pedoman Pelaksanaan Masih berlaku sepanjang belum


2012 Pengadaan Calon PNS ditetapkannya Perka BKN yang
mengatur Petunjuk Teknis
Pengadaan PNS
3 a.Kepka 12 Th a.Ketentuan Pelaksanaan Ketentuan mengenai Kenaikan
2002 PP 99/2000 tentang pangkat Masih berlaku,
b.Perka 33 Th Kenaikan Pangkat PNS sepanjang belum ditetapkannya
2011 jo. PP 12/2002 PP yang mengatur mengenai
c.Perka 25 Th b.Kenaikan Pangkat bagi gaji dan tunjangan sebagai
2013 PNS yg memperoleh pelaksanaan UU 5 Th 2014
STTB/Ijazah
c.Pedoman Pemberian
Pertek KP Reguler PNS
untuk menjadi pembina
tk I gol ru IV/b ke bawah
NO. Nama TENTANG KET
Perka/Kep
ka BKN
4 Kepka 13 a.Ketentuan Pelaksanaan PP Ketentuan mengenai mekanisme
Th 2003 100/2000 tentang pengangkatan dlm jab sturktural
Pengangkatan PNS dlm Jab. Masih berlaku, sepanjang bukan
Struktural jo. PP 13/2002 ketentuan yang mengatur
persyaratan pengangkatan dlm
jabatan dan belum
ditetapkannya PP yang mengatur
mengenai Tim Penilai Kinerja
sebagai pelaksanaan UU 5 Th
2014

5 Perka 13 a.Petunjuk Teknis Masih berlaku sepanjang


Th 2003 Pelaksanaan PP 9/2003 ketentuan yang mengatur
tentang Wewenang mengenai Prosedur sebagaimana
Pengangkatan, Pemndahan, dimaksud dalam angka IV
dan Pemberhentian PNS jo. Lampiran Perka dimaksud dan
PP 63/2009 belum ditetapkannya Perka BKN
mengenai Tata Cara Pelaksanaan
Mutasi
6 a.Kepka 14 a.Petunjuk Teknis Masih berlaku sepanjang belum
Th 2003 Pemberhentian dan ditetapkannya Perka BKN
b.Perka 26 Pemberian Pensiun PNS tentang Tata Cara
Th 2013 serta Pensiun Pemberhentian PNS dan Perka
Janda/Dudanya sebagai tentang Tata Cara MPP
Pelaksanaan PP 9 Th 2003
b.Pedoman Pemberhentian
dan Pemberian Pensiun PNS
* Kecuali yang bertentangan
yang dengan
mencapai BUP yg akan PP
BKN

Pembinaan PNS Berdasarkan PP No 11


III
Tahun 2017
JUMLAH JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU BKN

Fungsi
Tenaga onal
Dokter
Dokter Peraw Perawat Kesehata Tertent
No Instansi Guru Dokter Pendidik Bidan Jumlah
Gigi at Gigi n u
Klinis
Lainnya Lainny
a
14,35 166,05
1 Pusat 138,069 2,760 924 653 872 467 5,553 329,705
2 5
1,577,1 142,8 1,976,3
2 Daerah 21,275 480 6,264 74,943 9,463 63,693 80,206
35 84 43
1,715,2 157,2 246,26 2,306,0
Jumlah 24,035 1,404 6,917 75,815 9,930 69,246
04 36 1 48
TREND
PERTUMBUHAN 43 INSTANSI
JABATAN PEMBINA JFT
FUNGSIONAL

201 201 201 201 201 201


JABATAN
FUNGSIO
2 3 4 5 6 7
NAL

142 142 147 147


jenis jenis jenis Jenis

TERAMP
IL
110 124
jenis jenis

AHLI 2.303.88
7 org
2.306.04
8 org
2.285.26
4 org
2.276.92
5
Jenjang Jabatan Fungsional
1. Jenjang 2. Jenjang
Utama Ketrampilan

Utama Penyelia
Profesional Tertinggi Koordinasi Ketrampilan

Madya Mahir
Profesional Tinggi Ketrampilan

Muda Terampil
Profesional Tingkat Lanjutan Ketrampilan
Lanjutan

Pertama Pemula
Profesional Tingkat DasarKetrampilan
Dasar
Klasifikasi Jabatan Fungsional
(Rumpun : Keppres 87/1999)
3. 6. Ilmu
2. Kekomputera 8. Pendidikan
Hayat
Matematik n
1. Fisika
a 7. Tinggi
Kimia 4. Arsitek, Kesehata
Statistika 9. Pendidikan
Insinyur n
TK, Dasar,
5. Penelitian Lanjutan &
17. Rekayasa khusus
15. Ass. 11. Operator
Manajem Profesional
13. Pengawas Alat Optik 10.
en Keuangan &
Kualitas Dan &
18. Hukum & Penjualan Elektronik
Pendidikan
Keamanan
Peradilan 16. Imigrasi, Pajak 12. Teknisi
Lainnya
14. Angkutan &
19. Hak & Ass. Pengontrol
Anggaran
Cipta, Profesional Kapal &
Paten & Pesawat
Merk

20. Penyidik & 22.Ilmu Sosial


24.
Detektif 23. Penerangan 25. Politik &
Keagama
21. Arsiparis, & Seni an Hubungan
Pustakawan, Budaya Luar Negeri
Pengangkatan Jabatan
Fungsional

1 Pertama : Pengisian Formasi Melalui CPNS

2
2 Perpindahan : Dari Struktural -
Fungsional

3
3 Penyesuaian

4
4 Pengangkatan PPPK untuk Jabatan
Tertentu yang Ditetapkan oleh Presiden
Syarat Pengangkatan Jabatan
Fungsional

Uji
Formasi Kompeten Kinerja
si

Status Integritas Syarat


PNS Moralitas Lain

Pengambil
Kesehatan Kualifikasi an
Sumpah

Usia Pindah dari Jabatan Lain :


53, 55, 60
BUP Pejabat Fungsional
58 Tahun : pejabat
fungsional ahli muda,
60 Tahun : pejabat 65 Tahun : pejabat
pejabat fungsional ahli
fungsional madya; dan fungsional ahli utama.
pertama, dan pejabat
fungsional keterampilan;

Pemberhentian Jabatan Fungsional


Diberhentikan
Sementara : Tugas Belajar
Menjadi Pejabat lebih dari 6
Negara, Ditugask Bulan secara
Tidak
komisioner atau an Terus
Mengundurka CLT Memenuhi
anggota secara Menerus
n Diri N Persyaratan
lembaga Penuh Sehingga
Jabatan
nonstruktural, Diluar JF tidak Bisa
Ditahan karena Melaksanaka
menjadi n Pekerjaan
Tersangka
Larangan Rangkap
Jabatan
Pejabat fungsional dilarang rangkap
Jabatan dengan JA atau JPT
Terkecuali untuk JA atau JPT yang
kompetensi dan bidang tugas Jabatannya
sama dan tidak dapat dipisahkan dengan
kompetensi dan bidang tugas JF.
Pengecualian tersebut seperti Jaksa di
Kejari, Kajati, Perancang Peraturan
Perundang-Undangan, Diplomat Ahli
Utama.
Tugas Instansi Pembina
a) menyusun pedoman formasi JF;
b) menyusun standar kompetensi JF;
c) menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis JF;
d) menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman penilaian kualitas
hasil kerja pejabat fungsional;
e) menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya ilmiah yang bersifat
inovatif di bidang tugas JF;
f) menyusun kurikulum pelatihan JF;
g) menyelenggarakan pelatihan JF;
h) membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada lembaga pelatihan;
i) menyelenggarakan uji kompetensi JF;
j) menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang tugas JF;
k) melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis JF;
l) mengembangkan sistem informasi JF;
m) memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok JF;
n) memfasilitasi pembentukan organisasi profesi JF;
o) memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan kode
perilaku JF;
p) melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada
ketentuan yang telah ditetapkan oleh LAN;
q) melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan JF di seluruh Instansi
Pemerintah yang menggunakan Jabatan tersebut; dan
Tugas Instansi Pengguna
1. menyusun formasi jabatan
fungsional
2. melaksanakan
pengangkatan, Pemindahan,
pemberhentian sementara
3. mengusulkan pengangkatan,
Pemindahan, pemberhentian
sementara, dari dan dalam
jab. Fung untuk jenjang
Jenjang Utama (IV/d dan IV/e)
kepada Presiden
4. penyelenggaraan pembinaan
karier
5. memfasilitasi pelaksanaan
tugas Jab. fung
6. berkoordinasi dengan
instansi pembina Jab
Uji dilakukan oleh wajib memiliki 1
Organisa
Kompete Instansi organisasi
si Profesi
nsi Pemerintah profesi JF dalam
pengguna JF jangka waktu
setelah maksimal 5
mendapat (lima) tahun
akreditasi dari terhitung sejak
instansi tanggal
pembina. penetapan JF.
Setiap pejabat
fungsional wajib
menjadi anggota
organisasi
profesi JF.
T er im a
a
k s i h

S E M O G A B E R M A N FA AT

Você também pode gostar