Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
REPORT
PERITONITIS ec APENDISITIS PERFORASI
Pembimbing:
Puspa negara dr. Darmo
FAA 113 013 Sumitro, Sp.
B
Nama : Tn.J
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : PT Windu
Nabatindo Lestari
Kamar : Dahlia EB
MRS : 16/05/17
No.RM : 25.98.19
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
1 tahun yang lalu pernah merasakan hal yang sama, namun berobat ke
dukun kampung. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, alergi
obat, maupun penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi, dan
asma.
Kepala : Normocephal
Mata : CA (-/-), SI (-/-) pupil bulat isokor, refleks pupil +/+
Hidung : discharge (-/-) deviasi septum (-/-)
Telinga : bentuk normal, otorea (-/-)
Mulut: mukosa hiperemis (-), lidah kotor (-), bibir kering (-)
Lidah : lidah berwarna merah, tidak ada coated tongue
Leher: trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
STATUS GENERALIS
Cor
Ekstremitas
Atas : Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral hangat
Bawah : Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral
hangat
Status Lokalis
a/r Right Lower Quadrant (RLQ) Abdomen
Inspeksi
Datar
Tidak tampak kemerahan/luka/bekas operasi
Palpasi
Massa (-)
Nyeri tekan (+) dan nyeri lepas (+) di
McBurney, NT perut kiri
Rovsings sign (+); psoas sign (+); obturator
sign (+)
Defense muscular (+)
Distensi abdomen
Perkusi
DIAGNOSIS BANDING
Urolitiasi Dextra
PENATALAKSANAAN
UMUM
Darah lengkap
HB : 14,2 g/dL
Leukosit : 14,83 x 103/uL
Neutrofil : 91,4%
Eritrosit : 4,66 x 10^6/uL
Trombosit : 227 x 103/uL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA
KHUSUS
1. retrocaecal (74%),
2. pelvic (21%),
3. patileal (5%),
4. paracaecal (2%),
5. subcaecal (1,5%)
6. preleal (1%).
DEFINISI
APPENDISITIS
APPENDICITIS APPENDICITIS
APPENDICITIS
AKUT TANPA AKUT DENGAN
KRONIK
PERFORASI PERFORASI
1. LOKAL PERITONITIS
2. ABSES
3. PERITONITIS
GENERAL
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA
Tanda-tanda
PE :
Tanda vital tidak terlalu berubah (bila
berubah : tanda-tanda komplikasi)
Demam ringan (37,5-38)
Posisi tidur, berjalan
Peristalsis normal atau sedikit menurun
Nyeri yang menunjukan tanda rangsang
peritoneum lokal di Mc.Burney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muskuler
Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
Rovsing sign:
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri
Blumberg sign:
Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri
dilepaskan
Nyeri kanan bawah bila peritoneum
bergerak seperti nafas dalam, berjalan,
batuk, mengedan
Pemeriksaan Fisik
Rovsings sign
Obturator sign
Psoas sign
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan
pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak
apendiks.
Pemeriksaan Fisik
Colok dubur: jangan terlewatkan!!!
Infeksi
Gastroenteriti panggul
Urolitiasis
pielium/
KET ureter
kanan
Penyakit
saluran
cerna
lainnnya
KOMPLIKASI
Perforasi
Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix
akanmengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat
meliputi seluruhperut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler
di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik (Syamsuhidajat,
1997).
Peritonitis
Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun
kronis.Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan
yang menginfeksi tersebarluas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis
generalisata. Dengan begitu, aktivitasperistaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian
menjadi atoni dan meregang. Cairan danelektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi,
gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkinsyok. Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah,
Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyiusus menghilang (Price dan Wilson, 2006).
Massa Periapendikuler
Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh
omentum.Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila
tidak terjadi peritonitisgeneralisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif
ditandai dengan keadaan umum masihterlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda
peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri. Massaapendix dengan proses meradang
telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada
tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan, lekosit dannetrofil
normal (Ahmadsyah dan Kartono, 1995).
PROGNOSIS
Mortalitas:
- 0,1% pada appendicitis akut
- 3% bila ruptur
- 15% bila ruptur pada geriatri.
Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, emboli
paru, aspirasi.
Komplikasi yang mungkin terjadi:
Akut: infeksi luka operasi.
Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia.
PERITONITIS
DEFINISI
PERITONITIS
Demam
Anoreksia
Mual, Muntah
Perut kembung
Laboratorium
Hemoglobin : Mungkin anemi
Leukositosis/leukopenia
Shift to the left
Komplikasi : Ureum, kreatinin, gula darah, Natrium, Kalium,
AGD
Kultur : cairan peritoneum/ pus (abses/peritonitis tersier)
X ray
Foto 3 posisi: Free air, dilatasi, preperitoneal fat (-)
USG
USG = koleksi cairan (abses)
X-RAY
Ileus merupakan tanda tidak khas pada
peritonitis
Udara bebas dalam rongga abdomen
terlihat pada kasus perforasi
TATALAKSANA
a. Terapi umum
Terapi suportif seperti : oksigenisasi jaringan, dekompresi,
resusitasi cairan dan elekrolit.
b. Terapi khusus
Terbagi menjadi dua yaitu terapi non bedah dan
terapi bedah.
Prinsip penatalaksanaan:
(1) mengontrol sumber infeksi
(2) menghilangkan bakteri dan toksinnya
non operatif
(3) menstabilkan fungsi system tubuh
(4) mengontrol proses inflamasi