Você está na página 1de 21

Assalamu’alaikum

DERMATITIS KONTAK

ALERGI
PENGERTIAN
DERMATITIS adalah peradangan kulit (epidermis dan
dermis)sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen
dan endogen,menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik dan gatal. Tanda polimorfik tidak
selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberap.
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.[Dr. adhi
juanda,126 :1999]
Sinonim dermatitis adalah eksem
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang timbul karena
kulit berkontak dengan bahan yang datang dari luar atau
dermatitis yang disebabkan oleh bahan {subtansi} yang
menempel pada kulit.
Dermatitis kontak terbagi menjadi 2:

1. DERMATITIS KONTAK IRITAN


2. DERMATITIS KONTAK ALERGI
Dermatitis kontak alergi adalah reaksi
kekebalan tubuh yang terjadi pada seseorang
yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia
tertentu. Pada DKA, peradangan mungkin
belum terjadi sampai 24, TETAPI 36 jam setelah
kontak dengan bahan kimia tersebut. Bentuk
alergi berbeda dari satu orang ke orang lain.
Dermatitis kontak biasanya hanya terjadi di
tempat yang berkontak langsung dengan
alergen.
Etiologi
• Penyebab dari dermatitis kontak alergika:
• Kosmetik : cat kuku, penghapus cat kuku, deodoran,
pelembab, losyen sehabis bercukur, parfum, tabir surya
• Senyawa kimia (dalam perhiasan) : nikel
• Tanaman : racun ivy (tanaman merambat), racun pohon ek,
sejenis rumput liar, primros
• Obat-obat yang terkandung dalam krim kulit : antibiotik
(penisilin, sulfonamid, neomisin), antihistamin
(difenhidramin, prometazin), anestesi (benzokain), antiseptik
(timerosal)
• Zat kimia yang digunakan dalam pengolahan pakaian.
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak
alergi adalah mengikuti respon imun yang diperantai oleh sel.
Reaksi hipersensitivitasdi kulit timbulnya lambat,umumnya dalam
24 jam setelah kontak dengan elergen.
Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis
kontak alergi, terlebih dahulu mendapatkan perubahan spesifik
reaktivitas pada kulitnya. Antigen di tangkap dan di proses oleh
makrofag dan sel langerhans selanjutnya diprensetasikan ke sel T.
Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi
sensitif di sebut fase induksi atau fase sensitisasi. Fase ini
berlangsung selama 2-3 minggu. Sedangkan periode saat
terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa
sampai timbulnya gejala klinis disubut fase elisitasi, umumnya
berlangsung antara 24-28 jam. (Adhi Djuanda. 129-130 : 1999)
Tanda dan gejala

• Bintik-bintik atau benjolan kemerahan


• Gatal dan bengkak
• Keluar cairan dari kulit yang terkena atau
timbul lenting-lenting dan bula pada kasus
yang berat
• Kemerahan atau lenting pada kulit terbatas
pada area yang terkena saja
Gejala Klinis
Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritema
berbatas jelas’ kemudian di ikuti edema papulo, vesikel atau bula.
Vesikel dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi. Pada yang kronis
terlihat kering,berskuama,papul,likenifikasi dan mungkin juga fisur,
batasnya tidak jelas.
Berbagai lokalisasi terjadinya dermatitis kontak yaitu :
1.Tangan
2.Lengan
3.Wajah
4.Telinga
5.Leher
6.Badan
7.Genitalia
8.Paha dan tungkai bawah.
(Adhi Djuanda. 130 : 1999)
Pemeriksaan penunjang
Menurut Siregar. Sp.Kk. 109 : 2004)
• Pemeriksaan eosinofil darah tepi.
• Pemeriksaan imunoglobin E:
* Uji tempel (patch test)
* Uji gores (scratch test)
* Uji tusuk (prick test)
Penataklasanaan Medis
Penangnan dermatitis kontak yang terpenting adalah menghindari bahan
yang menjadi penyebab. (dr. Soetomo. 10-11 : 1994)
Pengobatan sistemik:
1. Kortiko steroid, hanya untuk kasus yang berat, waktu singkat.
• Prednison D.5 -10 mg/dosis,2-3 kali/24 jam.
• Deksametason D. 0,5 -1 mg/dosis, 2-3 kali/24 jam.
• Triamsinolon D. 4 - 8 mg/dosis, 2-3 kali/24 jam
2. Antihistamin, sebagai anti pruritus dan khasiat sedasi.
• Klorfeneramin maleat
D.3 -4 mg/dosis, 2-3 kali/24 jam
A. 0,09 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam
• Difenhidramin HO1
D.10 -20 mg/dosis i.m. 1-2 kali/24 jam
A. 0,5 mg /kg/dosis i.m. 1-2 kali/24 jam
Pengobatan topikal:
• Bentuk akut dan eksudatif diberi kompres larutan garam Faali (NaCL 0,9 %)
• Bentuk kronis dan kering diberi berupa krim hidrokortison 1% atau krim
diflukortolon valerat 0,1%.
Pengobatan Tradisional
Ramuan obat tradisional :
1. Krokot segar secukupnya ditumbuk hingga halus, tambahkan garam
secukupnya, aduk-aduk kemudian dioleskan pada eksim. Pemakaian
dilakukan secara teratur 1-2 kali sehari
2. Daun petai cina/Lamtoro yang masih muda secukupnya digiling
hingga halus tambahkan kapur sirih dan garam secukupnya, aduk-
aduk hingga rata kemudian dioleskan pada eksim. Pemakaian
dilakukan secara teratur 1-2 kali sehari
3. Kunyit yang sudah tua diparut tambahkan garam dan kapur sirih aduk
hingga rata kemudian dioleskan pada eksim. Pemakaian dilakukan
secara teratur 1-2 kali sehari.
4. Tumbuk satu potong bayam duri sampai halus dioleskan pada eksim.
5. 5 gram biji bungur yang telah matang, disangrai lalu ditumbuk hingga
halus. Tambahkan ½ sendok minyak kelapa aduk sampai rata.
Pemakaian oleskan dibagian kulit yang terkena eksim.
6. Tumbuk 3 lembar daun kecubung sampai halus tambahkan minyak
kelapa lalu panggang di atas api. Pemakaian gosokkan dalam keadaan
hangat ke bagian badan yang terkena eksim.
7. Cici akar atau daun bungur rebus bersama air selama 15 mnt.
Pemakaian selagi hangat gunakan untuk mencuci bagian badan yang
terkena eksim.
(obatherbal.wordpress.com)
Prognosis
• Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya
baik, sejauh bahan kontaktannya dapat
disingkirkan. Prognosis kurang baik dan
menjadi kronis, bila bersamaan dengan
dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis
atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis),
atau pajanan dengan bahan iritan yang tidak
mungkin dihindari.
Komplikasi

• Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri.


Gejalanya berupa bintik-bintik yang
mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar
getah bening sehingga penderita mengalami
demam dan lesu
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian
• a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
c. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
4. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
5. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
Pemeriksaan Fisik
• a. Subjektif :
Gatal
b. Objektif :
 Skuama kering, basah atau kasar.
 Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar
bervariasi.
(Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis,
daerah nasolabial belakang telinga, lipatan
mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat
bokong, lipat paha dan skrotum ).
 Kerontokan rambut.
Diagnosa yang muncul pada
dermatitis.
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
Inflamasi dermatitis
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas
biologis aktual atau yang dirasa sekunder akibat
penyakit,
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan dalam penampilan sekunder akibat
penyakit,
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi,
Gambar Dermatitis Kontak Alergi Pada
Sandal Jepit
Gambar Dermatitis Kontak Alergi Pada
Deodarant
Gambar Dermatitis Kontak Alergi Pada
Deodarant
Gambar Dermatitis Kontak Alergi Pada
Nikel

Você também pode gostar