Você está na página 1de 29

ABSES PARU

Nur Hamizah Nasaruddin

Preceptor:
Dr Undang Ruhimat, Sp. Rad

LO:
Dr. Yustina HERIWINARSI
Definisi
Abses paru adalah Infeksi destruktif
berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
yang terlokalisir sehingga membentuk
kavitas yg berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih.
Etiologi
Kebanyakan abses paru muncul sebagai
komplikasi dari pneumonia aspirasi akibat
bakteri anaerob di mulut.
Penderita abses paru biasanya memiliki
masalah periodontal (jaringan di sekitar
gigi). Sejumlah bakteri yang berasal dari
celah gusi sampai ke saluran pernafasan
bawah dan menimbulkan infeksi.
Abses primer: terjadi akibat Infeksi yang
disebabkan aspirasi atau pneumonia pd
orang normal
Abses sekunder: infeksi terjadi pada orang
yang sebelumnya sudah mempunyai
kondisi spt obstruksi, bronkiektasis, dan
gangguan imunitas
Organisme lainnya yang juga dapat
menyebabkan abses paru adalah:
Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyogenes, Streptococcus pneumonia,
Klebsiella pneumoniae, Haemophilus
influenzae, spesies Actinomyces dan
Nocardia, Basil gram negatif.
Epidemiologi
Dengan rasio jenis kelamin laki-laki banding
wanita adalah 1,6 : 1 .
Abses paru lebih sering terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan dan umumnya terjadi
pada umur tua karena terdapat peningkatan
insidens penyakit periodontal dan peningkatan
prevalensi aspirasi
Angka kematian yang disebabkan oleh Abses
paru terjadi penurunan dari 30 -40 % pada era
preantibiotika sampai 15 20 % pada era
sekarang
Pada 89% kasus, penyebabnya adalah
bakteri anaerob.
Yang paling sering adalah:
Peptostreptococcus
Bacteroides
Fusobacterium dan
Microaerophilic streptococcus
Faktor-Faktor
predisposisi
Patofisiologi
Penderita abses paru biasanya memiliki masalah
periodontal
Kebanyakan abses paru muncul sebagai komplikasi
dari pneumonia aspirasi akibat bakteri anaerob di
mulut.
Merupakan proses lanjut pneumonia aspirasi bakteria
pada penderita dengan faktor predisposisi
Kavitas yang mengalami infeksi
Obstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia
berlanjut sampai proses abses paru
Pembentukan kavitas
Bakteri dari celah gusi sampai ke saluran pernafasan bawah
dan menimbulkan infeksi.

Sistem pertahanan tubuh menurun

Bakteri tidak dapat dimusnahkan oleh mekanisme
pertahanan tubuh

Pneumonia aspirasi

Nekrosis (7-14 hari kemudian)

Pembentukan abses.
Patologi
Abses paru timbul bila parenkim paru terjadi
obstruksi, infeksi kemudian proses supurasi
dan nekrosis.
Pembentukan jaringan granulasi terjadi
mengelilingi abses, melokalisir proses abses
dengan jaringan fibrotik.
Perubahan reaksi radang pertama dimulai dari
suppurasi dan trombosis pembuluh darah
lokal, yang menimbulkan nekrosis dan
likuifikasi.
Gejala klinis
Panas badan
Batuk
Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero
dijumpai berkisar 40 75% penderita abses paru
Nyeri dada
Batuk darah
Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu
makan dan berat badan.
Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses
konsolidasi seperti redup, suara nafas yang meningkat,
sering dijumpai adanya jari tabuh serta takikardi
Diagnosis
Riwayat penyakit sebelumnya
Hasil pemeriksaan fisik yang mendukung
adanya data tentang penyakit dasar yang
mendorong terjadinya abses paru
Pemeriksaan laboratorium sputum gram,
kultur darah yang dapat mengarah pada
organisme penyebab infeksi.
Gambaran radiologis
Bronkoskopi
Gambaran Radiologis
Tahap awal penyakit: foto toraks hanya
menunjukkan gambaran opak dari satu
atau lebih segmen paru atau hanya berupa
gambaran densitas homogen yang
berbentuk bulat.
Kemudian akan ditemukan gambaran
radiolusen dalam bayangan infiltrat yang
padat.
Bila abses mengalami ruptur, sehingga terjadi
drainase abses yang tidak sempurna ke dalam
bronkus, maka baru akan tampak kavitas
irreguler dengan batas cairan dan permukaan
udara (air fluid level) di dalamnya.
Kavitas ini bisa multipel atau tunggal dengan
ukuran 2 20 cm.
Gambaran ini sering dijumpai pada paru
kanan lebih dari paru kiri.
Gambaran radiologis abses paru: Tampak kavitas dgn air-fluid level
Abses paru : tampak rongga lusen berdinding tebal irreguler dengan air fluid level
di dalamnya disertai perbercakan di sekitarnya pada lobus atas medius paru kanan
Abses pada lapang paru tengah kanan
Abses paru aspirasi Lateral
Abses paru dengan pneumonia
Diagnosis Banding
1. Karsinoma bronkogenik yang mengalami kavitasi
2. Tuberkulosis paru atau infeksi
3. Bula yang terinfeksi, tampak air fluid level. Di sekitar
bula tidak ada atau hanya sedikit konsolidasi.
4. Kista paru yang terinfeksi. Dindingnya tipis dan tidak ada
reaksi di sekitarnya.
5. Hematom paru. Ada riwayat trauma. Batuk hanya
sedikit.
6. Pneumokoniosis yang mengalami kavitasi. Pekerjaan
penderita jelas di daerah berdebu dan didapatkan
simple pneumoconiosis pada penderita.
Karsinoma bronkogenik yang mengalami kavitasi
Dinding kavitas irregular pada kanker atau abses
Tuberculosus cavities

Tuberculous cavities : tampak bayangan lusen homogen dengan


batas tegas pada lobus medius paru kiri
Gambar Radiologi Kista Paru pada pria berumur 42 tahun
Penatalaksanaan
1. Medika Mentosa
kombinasi antibiotika antara golongan penicillin G
dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau
kombinasi clindamycin dan Cefoxitin.
2. Drainase
Drainase postural dan fisiotherapi dada 2-5 kali
seminggu selama 15 menit diperlukan untuk
mempercepat proses resolusi Abses paru. Pada
penderita Abses paru yang tidak berhubungan dengan
bronkus maka perlu dipertimbangkan drainase melalui
bronkoskopi.
3. Bedah
Reseksi segmen paru yang nekrosis
Prognosa
Angka kematian Abses paru berkisar
antara 15-20% merupakan penurunan bila
dibandingkan dengan era pre antibiotika
yang berkisar antara 30-40%.
Dua persen angka kematian pada
penderita dengan satu faktor predisposisi
dibandingkan 75% pada penderita dengan
multi predisposisi.
Terima kasih

Você também pode gostar