Você está na página 1de 30

MANAJEMEN KALA I

Dosen Pengampu: Melyana Nurul,M.Mid


1. Laeli Fatkhuriati S
2. Mumfarida
3. Nani Susilawati
4. Novelia Rizqiana
5. Nur Izzati
Persalinan adalah proses di mana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim
ibu. Persalinan dianggap normal bila
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Atau proses dimana
kontraksi uterus mengarah pada dilatasi
progresif dari serviks, kelahiran bayi dan
plasenta.
Persalinan normal merupakan proses dimana
janin cukup bulan, pada presentasi occiput
melalui jalan lahir sesuai kurva partograf
normal dan dilahirkan secara spontan.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan pada
servikas.
Penipisan dan pembukaan serviks
Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2x
dalam 10 menit)
Keluarnya lender bercampur darah (show)
melalui vagina
Fase laten persalinan :
Dimulai sejak awal kontraksi yang ,menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap
Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam

Fase aktif persalinan :


Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung 40 detik
atau lebih)
Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan 10 cm
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Asuhan sayang ibu yang baik dan aman selama
persalinan memerlukan anamnesa dan pemeriksaan
fisik secara seksama. Pertama sapa ibu dan beritahu
apa yang akan anda lakukan. Jelaskan pada ibu tujuan
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Jawab setiap
pertanyaan yang diajukan oleh ibu. Selama anamnesa
dan pemeriksaan fisik, perhatikan tanda-tanda
penyulit atau kegawatdaruratan dan segera lakukan
tindakan yang sesuai bila diperlukan untuk
memastikan persalinan yang aman. Catat semua
temuan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara
seksama dan lengkap. Kemudian jelaskan hasil
pemeriksaan dan kesimpulan pada ibu dan keluarga
1. Nama, umur dan alamat
2. Gravida dan para
3. HPHT
4. Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
5. Alergi obat-obatan
6. Riwayat kehamilan sekarang
7. Riwayat kehamilan sebelumnya
8. Riwayat medis lainya (hipertensi,DM,jantung)
9. Masalah medis saat ini (nyeri,sakit kepala,nyeri
epigastrium) bisa diperiksa tensi dan protein.
10. Pertanyaan tentang hal-hal lain yang belum jelas atau
berbagai bentuk kekhawatiran ibu
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
menilai kesehatan dan kenyamanan fisik ibu
dan bayinya. Informasi yang dikumpulkan
digunakan bersama dengan informasi dari
hasil anamnese untuk proses membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosa
serta mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang paling sesuai.
1. Cuci tangan
2. Bersikaplah lemah lembut dan sopan, tentramkan hati
ibu dan Bantu ibu agar merasa nyaman. Jika ibu tegang
dan gelisah anjurkan untuk menarik nafas perlahan
dan dalam
3. Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
(jika perlu periksa jumlah urin, protein, dan aseton
dalam urine)
4. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana
hatinya, tingkat kegelisahan atau nyeri, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi dan kecukupan air
tubuh, refleks
5. Nilai tanda-tanda vital ibu (tensi, suhu, nadi,
pernafasan), supaya pemeriksaan tensi dan nadi
benar-benar akurat lakukan pemeriksaan diantara
2 kontraksi
6. Lakukan pemeriksaan abdomen
Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa
kandung kemih ibu kosong. Minta ibu berbaring,
tempatkan bantal di bawah kepala dan bahunya
kemudian minta ibu untuk menekuk lututnya. Jika
ibu gugup, bantu untuk santai dan tenang dengan
cara meminta ibu menarik nafas dalam. menekuk
lututnya. Jika ibu gugup, bantu untuk santai dan
tenang dengan cara meminta ibu menarik nafas
dalam.
Berdasarkan temuan temuan dalam riwayat
kesehatan, bidan dapat mengambil keputusan
ketika ibu dalam persalinan sesungguhnya dan
pada kala atau fase berapa ibu sekarang. Secara
keseluruhan proses keputusan klinis terdiri
dari : pengmpulan data diagnosa-
penatalaksanaan evaluasi. (harus dilakukan
berulang-ulang selama kala I persalinan)
Ketika anamnese dan
pemeriksaan fisik telah lengkap :
Catat semua temuan secara teliti dan lengkap
Gunakan informasi yang terkumpul untuk
menentukan apakah ibu sudah dalam persalinan
Tentukan ada tidaknya penyulit atau masalah
yang harus ditatatlaksana secara khusus
Tentukan diagnosa buat rencana berdasarkan
informasi tersebut
Jelaskan semua temuan, diagnosa dan rencana
penatalaksanaan pada ibu dan keluarganya
sehingga mereka memahami asuhan yang
diberikan.
Persalinan patut dicurigai jika setelah 22
minggu usia kehamilan, ibu sebentar-sebentar
merasa nyeri abdomen bertalian dengan lendir
bercampur darah (show), agar dapat
mendiagnosa persalinan, bidan harus
mengkonfirmasikan pembukaan serviks dan
kontraksi yang cukup.
Perubahan serviks, persalianan dapat
ditentukan jika serviks secara progresif
membuka > 3 cm dan menipis
Kontraksi yang cukup
Kontraksi dianggap cukup bila :
Kontraksi terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10
menit, setiap kontraksi berlangsung minimal 40
detik
Uterus mengeras selama kontraksi, misalnya anda
tidak dapat menekuk uterus dengan menekan
bagian tersebut menggunakan jari anda
Lendir darah dari vagina (show)
Gejala dan tanda Kala Fase

Serviks belum berdilatasi Persalinan palsu / belum inpatu

Serviks berdilatasi kurang dari 4 cm I Laten

Serviks berdilatasi 4-9 cm : I Aktif


- Kecepatan pembukaan 1 cm / lebih
perjam
- Penurunan kepala dimulai

Serviks membuka lengkap (10 cm) II Awal (non ekspulsi


- Penurunan kepala berlanjut
- Belum ada keinginan untuk meneran

Serviks membuka lengkap (10 cm) II Akhir (Ekspulsif)


- Bagian terbawah telah mencapai
dasar panggul
- Ibu meneran
C. Kemajuan persalinan normal
Persalinan normal terjadi bila kemajuan
persalinan sesuai dengan partograf
D. Persalinan bermasalah
Persalinan bermasalah bila kemajuan
persalinan tidak sesuai dengan partograf,
melewati garis waspada
E. Kegawatdaruratan saat pesalinan
Kegawatdaruratan saat persalinan dapat
ditandai dengan gejala seperti eklamsi,
perdarahan, dan gawat janin
Untuk menilai kemajuan persalinan, kita
dapat menggunakan partograf pada kolom dan
lajur kedua, yang berisikan pembukaan
serviks, penurunan bagian terbawah janin dan
kontraksi uterus pada kolom di bawahnya.
Temuan-temuan pada kolom tersebut dapat
menunjukkan bahwa kala I mengalami :
1. Kontraksi uterus teratur yang progresif
dengan peningkatan frekuensi dan durasi
2. Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1
cm perjam selama persalinan, fase aktif
(dilatasi berlangsung atau ada di sebelah kiri
garis waspada)
3. Serviks tampak dipenuhi bagian bawah janin
1. Kontraksi uterus yang tidak teratur dan
tidak sering setelah fase laten
2. Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat
dari 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif
(dilatasi serviks berada disebelah kanan garis
waspada)
3. Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah
janin
Kemajuan yang kurang dapat menyebabkan
persalinan lama.
Selain menilai kemajuan persalinan partograf
juga dapat digunakan untuk menilai :
a). Kemajuan pada kondisi janin
- Jika DJJ tidak normal (< 100 atau > 180/menit, curiga
adanya gawat janin)
- Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan
vertek fleksi sempurna digolongkan ke dalam
malposisi dan malpresentasi
- Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya
persalinan lama, tangani penyebab tersebut
b). Kemajuan pada kondisi Ibu, lakukan
penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu
- Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia
sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui
oral atai IV
- Jika tekanan darah menurun curigai adanya
perdarahan
- Jika terdapat acetone di dalam urine, curigai
masukan nutrisi yang kurang, segera berikan
dekstrose IV.
Selama persalinan dan kelahiran, rencana
seorang bidan harus meliputi asesmen dan
intervensi agar dapat :
Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan
jika persalinan dalam proses yang normal
Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap
persalinan
Memeriksa bagaimana bayi merespon persalinan
dan kelahiran
Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi
sehingga ia berperan serta dalam menentukan
asuhan
Membantu keluarga dalam merawat ibu selama
persalinan, kelahiran, dan asuhan pasca persalinan
dini
Mengenali masalah secepatnya dan mengambil
tindakan yang sepatutnya dengan tepat waktu
Pemantauan terus-menerus kemajuan persalinan
dengan menggunakan partograf
Pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital pada
ibu
Pemantauan terus-menerus keadaan bayi
Menganjurkan hidrasi
Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi
Menganjurkan tindakan yang menyamankan
Menganjurkan dukungan keluarga
Pada saat memberikan asuhan penolong
harus waspada terhadap masalah atau penyulit
yang mungkin timbul. Ingat bahwa menunda
memberikan asuhan kegawatdaruratan akan
meningkatkan resiko kematian dan kesakitan
ibu dan BBL. Lakukan langkah dan tindakan
yang sesuai untuk memastikan proses
persalinan yang aman bagi ibu dan
kesalamatan bagi bayi yang dilahirkan
Temuan-temuan anamnese Rencana untuk asuhan atau perawatan
dan atau pemeriksaan
Riwayat bedah sesar 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
untuk bedah bedah sesar
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
Perdarahan pervaginam selain dari lender bercampur darah Jangan melakukan pemeriksaan dalam
(show) 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
2. Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau NS
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
untuk bedah bedah sesar
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan
Persalinan kurang bulan (<37 mg) 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
ketuban pecah dengan mekonium yang kental 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
2. Dengarkan DJJ
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
untuk bedah bedah sesar
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa partus set, kateter
penghisap lender de lee dan handuk/kain untuk mengeringkan
dan menyelimuti bayi kalau ibu melahirkan di jalan
ketuban pecah pada persalinan kurang bulan atau 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai
ketuban telah pecah (>24 jam) penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda gawat janin laksanakan
tanda-tanda gawat janin asuhan yang sesuai (lihat di bawah)
Tanda dan gejala partus lama 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai
- Pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan garis penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
waspada (partograf) 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
- Kontraksi < dari 2 dalam 10 menit, berlangsung < 40 semangat
detik
- Pembukaan < dari 1 cm perjam

talipusat menumbung 1. Gunakan sarung tangan DTT, letakkan 1 tangan di vagina


dan jauhkan kepala janin dari talipusat janin, gunakan tangan
yang lain pada abdomen untuk membantu menggeser bayi dan
menolong bagian terbawa janin untuk tidak menekan tali
pusatnya (keluarga mungkin dapat membantu)
Atau
Minta ibu untuk mengambil posisi cersujud dimana posisi
bokong tinggi melebihi kepala ibu, hingga tiba ketempat rujukan
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
presentasi bukan belakang kepala (sungsang, lintang, dll) 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai
kemampuan untuk bedah bedah sesar
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
pimpinan dalam fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
untuk bedah bedah sesar
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
gawat janin (DJJ < 100 atau > 180 x/mnit pada 2 kali penilaian 1. Baringkan ibu ke sisi kiri dan anjurkan untuk bernafas secara
dengan jarak 5 menit) teratur
2. Pasang jarum ibfus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau NS
dengan tetesan 125 ml/jam
3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
untuk bedah bedah sesar
4. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
TFU 40 cm atau lebih (makrosomia, kehamilan ganda, 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
hidramnion) untuk bedah bedah sesar
2. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
preeklamsi berat (tensi > 160/110 mmhg, dan atau terdapat 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
protein dalam urin) 2. Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau
NS
3. Jika mungkin berikan dosis awal 4 g MgSO4 20% IV
selama 20 menit
4. Suntikkan 1 g MgSO4 50 % (5 gr IM pada bokong kiri
dan kanan)
5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL
6. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
Tanda dan gejala syock 1. Baringkan ibu ke sisi kiri
- nadi cepat, lemah (>110 x/menit) 2. Jika mungkin naikkan ke dua kaki ibu untuk meningkatkan
- Tensi rendah < 90 mmhg aliran darah ke jantung
- Pucat 3. Pasang jarum infus ukuran 16 / 18 dan berikan RL atau NS
- Berkeringat atau kulit lembab, dingin infuskan 1 liter dalam waktu 15-20 menit, jka mungkin infuskan
- Nafas cepat > 30x/menit 2 liter dalam waktu 1 jam pertama, kemudian turunkan tetesan
- Cemas, bingung, tidak sadar menjadi 125 ml/jam
- Produksi urin sedikit (<30 ml/jam) 4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan
untuk bedah bedah sesar
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan, berikan dukungan dan
semangat
Anemia berat, ikterus, gemeli Rujuk

Você também pode gostar