Você está na página 1de 28

IMUNODEFISIENSI PRIMER

(IP)

M. Sjabaroeddin Loebis, Lily Irsa, Rita Evalina


Allergy Immunology Division
Pediatrics Departement
Medical Faculty Sumatera Utara University
PENDAHULUAN
Imunodefisiensi, 1953, Bruton : hipogamaglobulinemia pada anak
usia 8 tahun
Gambaran klinis : infeksi rekuren, kronis dengan ciri sebab tidak
biasa (oportunistik), flora normal, mikroba lingkungan biasa
respons jelek terhadap antibiotik
Gejala yang sering : diare kronis, hepatosplenomegali,
autoantibodi atau penyakit autoimun
Terdiri atas :
- Primer : dasar genetika, jarang
- Sekunder : sering, karena berbagai faktor setelah lahir
PENDAHULUAN.
Lebih dari 100 bentuk IP terdata sampai sekarang
Tingkat berat penyakit bervariasi
Karakteristik : penyakit berulang, persisten, daya tahan
menurun, dan kronis, respons jelek terhadap antibiotik
AS : 1 juta, dunia : 10 juta
Pria, wanita, semua umur
Bentuk berat sering pada usia anak
Diagnosis dan penatalaksanaan awal penting untuk cegah
infeksi berulang dan kerusakan permanen
ETIOLOGI
Defek genetik
Obat atau toksin (imunosupresan, antikonvulsan)
Penyakit nutrisi dan metabolik (malnutrisi, def. vitamin, def.
mineral)
Kelainan kromosom (delesi 22q11, trisomi 18)
Infeksi (transien, permanen)
Tipe, lokasi , dan organisme penyebab infeksi bisa membantu
untuk menetukan tempat kelainan.
4 area utama adalah :
- sel T
- sel B
- sel PMN
- komplemen
GANGGUAN FUNGSI SISTEM IMUN YANG SERING

DEFISIENSI
FUNGSI BERLEBIHAN

DEFISIENSI
Defisiensi sel B : infeksi bakteri rekuren seperti otitis media,
pnemonia rekuren
Defisiensi sel T : kerentanan meningkat terhadap virus,
jamur dan protozoa
Defisiensi fagosit : infeksi bakteri, autoimunitas
GANGGUAN FUNGSI SISTEM IMUN .

FUNGSI BERLEBIHAN
Sel B : gamopati monolonal
Sel T : kelebihan sel Ts yang menimbulkan infeksi
dan penyakit limfoproliferatif
Fagosit : hipersensitivitas, beberapa penyakit
autoimun
Komplemen : edem angioneurotik akibat tidak
adanya inhibitor esterase C1
PEMBAGIAN DEFISIENSI IMUN

DEF. IMUN NON SPESIFIK


DEF. IMUN SPESIFIK

DEFISIENSI IMUN NON SPESIFIK


A. Defisiensi komplemen ; kongenital, fisiologik, didapat
B. Defisiensi interferon dan lisozim ; kongenital, didapat
C. Defisiensi sel NK ; kongenital, didapat
D. Defisiensi sistem fagosit : kuantitatif, kualitatif
PEMBAGIAN DEFISIENSI IMUN..

DEFISIENSI IMUN SPESIFIK


A. Defisiensi kongenital atau primer
B. Defisiensi imun fisiologik ; kehamilan, usia tahun
pertama, usia lanjut
C. Defisiensi didapat / sekunder : malnutrisi, infeksi,
obat, trauma, tindakan kateterisasi dan bedah,
penyinaran, penyakit berat, kehilangan Ig/lekosit,
stres, agamaglobulinemia dengan timoma
D. AIDS
A. DEFISIENSI IMUN NONSPESIFIK
1. DEFISIENSI KOMPLEMEN
- berhubungan dengan infeksi dan LES
- fungsi komplemen : bunuh kuman, opsonisasi, kemotaksis,
cegah peny.autoimun, eliminasi kompleks Ag-Ab
- kebanyakan herediter

a. Defisiensi komplemen kongenital


- defisiensi inhibitor esterase C1 angioedema herediter
- aktivitas C1 tidak terkontrol, produksi kinin permebilitas
kapiler .
- C2a dan C4a dilepas sel mast lepas histamin didaerah
dekat trauma
A. DEFISIENSI IMUN NONSPESIFIK

- defisiensi C2 dan C4 peny.serupa LES


- defisiensiC3 fragmen C5 kemotaktik tidak diproduksi
kompleks Ag-Ab tidak dapat diendapkan dimembran
gangguan opsonisasi infeksi berat dan fatal
- defisiensi C5 gangguan kemotaksis rentan thdp
infeksi bakteri
- defisiensi C6, C7 dan C8 rentan thd septikemia
meningokok dan gonokok, derajat infeksi berat thdp
Neiseria, sepsis, dan artritis, juga meningkatkan DIC
A. DEFISIENSI IMUN NONSPESIFIK

b. Defisiensi komplemen fisiologik : hanya pada neonatus,


karena kadar C3, C5, dan faktor B masih rendah

c. Defisiensi komplemen didapat :


- def. C1q,r,s autoimun / LES, rentan infeksi
- def. C4 LES
- def. C2 sering, gejala (-), LES
- def. C3 infeksi rekuren, GN kronik
- def. C5-8 rentan infeksi terutama Neiseria
- def. C9 jarang, infeksi rekuren (-)
A. DEFISIENSI IMUN NONSPESIFIK

2. DEFISIENSI INTERFERON DAN LISOZIM


a. Kongenital infeksi mononukleosis yang fatal
b. Didapat pada malnutrisi protein / kalori

3. DEFISIENSI SEL NK
a. Kongenital penderita osteopetrosis, IgG, IgA dan
kekerapan autoantibodi
b. Didapat akibat imunosupresi / radiasi
A. DEFISIENSI IMUN
NONSPESIFIK
4. DEFISIENSI SISTEM FAGOSIT
- Risiko infeksi berulang
- berhubungan dengan jumlah netrofil
- risiko meningkat bila jumlah fagosit < 500/mm3
- defisiensi ditekankan terhadap sel PMN
a. defisiensi kuantitatif : produksi atau destruksi
- produksi netrofil : kemoterapi, lekemia, disgenesis
retikuler
- destruksi : fenomena autoimun akibat obat
tertentu
b. defisiensi kualitatif
- Chronic Granulomatous Disease (CGD) : infeksi rekuren, X
linked resesif, 2 tahun pertama, defek netrofil, tidak mampu
membentuk peroksid hidrogen / metabolit oksigen toksik
lainnya
- Def. Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G-6-PD) : X
linked, klinis spt CGD, anemia hemolitik, gejala mulai usia <
2 thn, limfadenopati, hepatosplenomegali, KGB terus
menerus keluar cairan
- Def. mieloperoksidase (DMP) : kemampuan bunuh netrofil
- Sindrom Chediak-Higashi (SCH) : jarang, infeksi rekuren,
piogenik, prognosis buruk, netrofil mengandung lisosom
besar abnormal bersatu dgn fagosom melepas isi
terganggu telan & hancurkan mikroba terlambat
- Sindrom Job : pilek berulang (tidak terjadi inflamasi
normal, abses stafilokok, eksim kronis, otitis media,
kemotaksis terganggu, IgE sangat tinggi, eosinofilia
- Sindrom lekosit malas (lazy leucocyte) : rentan infeksi,
jumlah netrofil , respon kemotaksis dan inflamasi
terganggu
- Def. adhesi leukosit : infeksi bakteri dan jamur rekuren,
gangguan penyembuhan luka
B. DEFISIENSI IMUN SPESIFIK
1. DEFISIENSI KONGENITAL / PRIMER
a. Def. imun primer sel B (hipogamagobulinemia)gangguan
perkembangan sel B, semua Ig / kelas / subkelas tidak ada
- X-linked hipogammaglobulinemia : Bruton 1952, hanya
pada bayi , tampak usia 5-6 bulan saat IgG ibu mulai ,
jaringan limpoid mengecil
- hipogammaglobulinemia sementara : sintesis terlambat,
sebab tidak jelas, def. sementara sel Th
- common variable hypogammaglobulinemia (CVH) ; mirip
Bruton, insiden autoimun tinggi, jumlah sel B & Ig normal
tapi kemampuan produksi dan melepas terganggu, bisa
/, biasanya mulai usia 15-35 tahun, semua Ig kurang
- def. Ig selektif (disgama-globulinemia) : satu atau lebih
kadar Ig , yang lain normal
b. Def. imun primer sel T rentan infeksi, disertai gangguan
produksi Ig, tidak ada respons terhadap imunisasi
- aplasi timus kongenital (sindroma DiGeorge) : sebab (?),
kelenjar paratiroid terkena, hipokalsemia 24 jam pertama
diikuti kelainan jantung dan ginjal, tidak diturunkan,
pengobatan dengan transplantasi timus fetal, prognosis
buruk bila tidak diobati
- kandidiasis mukokutan kronik (KMK) : gangguan fungsi
sel T selektif, biasanya disertai disfungsi berbagai
kelenjar endokrin, transplantasi tmus memberikan hasil
bervariasi
c. Def. kombinasi sel B dan sel T yang berat
- severe combined immunodeficiency disease (SCID)
- sindrom Nezelof
- sindrom Wiskott-Aldrich (WAS) : tidak mampu respon
terhadap Ag polisakarida, rentan thdp lekemia,
trombositopeni, infeksi rekuren, IgM , IgG normal, IgA
dan IgE , terapi dgn antibiotik dan transplantasi sutul
- ataksia teleangiektasi : autosomal resesif, mengenai
saraf, endokrin dan vaskuler. Gerakan otot tidak
terkoordinasi, dilatasi pembuluh darah kecil, limfopenia,
IgA/IgE/IgG , timbul pada usia < 2 tahun
- defisiensi adenosin deaminase
2. DEFISIENSI IMUN SPESIFIK FISIOLOGIK
- Kehamilan
- Usia tahun pertama
- Usia lanjut
3. DEFISIENSI IMUN DIDAPAT / SEKUNDER
- Malnutrisi
- Infeksi / Obat, trauma, tindakan kateterisasi dan bedah
- Penyinaran
- Penyakit berat
- Kehilangan imunoglobulin
- Stres
- Agamaglobulinemia dengan timoma
Def. granulosit 18% Def.komplemen 2%

Def. sel B & T Def. sel T 10% Def. sel B 50%


The 10 Warning Signs of PI
1. Eight or more new ear infections within a year.
2. Two or more serious sinus infections within a year.
3. Two or more months on antibiotics with little effect.
4. Two or more pneumonias within a year.
5. Failure of an infant to gain weight or grow normally.
6. Recurrent deep skin or organ abscesses.
7. Persistent thrush in mouth or elsewhere on skin, after
age 1.
8. Need for intravenous antibiotics to clear infections.
9. Two or more deep-seated infections such as
meningitis, osteomyelitis, cellulitis, or sepsis.
10. A family history of PI
DIAGNOSIS IP
10 Warning Signs evaluasi pasien dgn infeksi rekuren
Riwayat :
- onset usia
- tipe infeksi
- lepas tali pusat terlambat
- gangguan respiratory, GI, CNS
- riwayat keluarga
- reaksi adverse thd vaksin hidup atau transfusi
DIAGNOSIS .
Pemeriksaan fisik :
- Problem pernafasan kronik : pnemonia, wheezing berulang
- Failure to thrive
- Problem mukosa kulit dan mulut
- OMK
- CHD
- Hepatosplenomegali
- Nodus limfatikus membesar / mengecil
- Problem neuromuskular
- Tetani / dismorfik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan darah menunjukkan bagian dari sistem imun yang
tidak ada atau tidak bekerja semestinya evaluasi fungsi sel B
- kuantitatif : IgG, IgA, IgM, IgE, kuantitatif IgG subkelas
- Ab spesifik :
- isohemaglutinasi IgM thd golongan darah ABO
- Ab tetanus toxoid
- Ag pnemokokal polisakarida
- Ab thd Ag vaksin varisela, HBV, measles
- Ab thd agen respirasi : RSV, mikoplasma, para influensa,
influensa A / B
- kuantitatif sel B dan fenotip : CD20, CD21, Ig permukaan sel B
COMMON VARIABLE IMMUNODEFICIENCY (CVID)
Sel B dan T
Predominan : hipogamaglobulinemia
Infeksi berulang
Ig berkurang, respons terhadap antibiotik jelek
Berhubungan dengan limpoma, artritis
Jaringan limpoid hipertropi
Hepatosplenomegali trombositopeni sekunder
Gangguan autoimun sering hematologi, neurologi, CAH,
endokrinopati
Antibodi spesifik tidak ada / kurang
Anggota keluarga mempunyai insidens tinggi terhadap defisiensi
IgA, penyakit autoimun, autoantibodi, keganasan
ISOLATED IgA DEFISIENSI

Defisiensi Ab yang sering


1 : 400 s/d 1 : 3000
IgA < 7 mg/dl dengan IgG dan IgM normal
Berhubungan dengan ataxia-telengiaktase
Autosomal
Berhubungan dengan atopi
Prekwensi tinggi terhadap penyakit autoimun
TRANSIENT HYPOGAMAGLOBULINEMIA OF INFANCY

Sintesis Ig terlambat
Fisiologis terjadi pada usia 2 4 bulan
Kadang berlanjut sampai usia 2 3 tahun
Infeksi saluran nafas berulang
IgG dan IgA rendah, tapi IgM normal/tinggi
Ig spesifik surface limfosit normal
Self limited
Perbaikan pada usia 18 36 bulan
TERAPI
Antibiotik
Pengganti antibodi IVIG
Alternatif : bone marrow transplantation, enzyme
replacement, or gene therapy
Dengan intervensi, pasien IP diharapkan bisa tumbuh
kembang secara normal :
- bisa berpartisipasi dalam kegiatan kerja, belajar,
keluarga aktivitas sosial
- kejadian dan beratnya infeksi berkurang
- sedikit efek samping dari pengobatan
- merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan
program pengobatan

Você também pode gostar