Você está na página 1de 25

KELUARGA SAKINAH

TJAHAJA HAERANI S

FKK UMJ
2013
Pengertian Keluarga Sakinah
- Keluarga yang dibentuk berdasar perkawinan yang
sah tercatat di KUA
- Mampu memberi kasih sayang pada anggota
keluarganya

- Memiliki rasa aman, tentram, damai serta bahagia

- Dalam mengusahakan tercapainya kesejahteraan


dunia dan kebahagiaan akherat.
Berdasar atas atau Landasannya
1. Ar-rum ayat 21
Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari
jenismu sendiri,agar kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya dan Dia menjadikan
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir
2. At-takhrim ayat 6
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar dan keras dan tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.

Semakin berat tantangan dan permasalahan hidup


KELUARGA :
Dalam pandangan Islam dipandang sebagai bentuk
surga kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam menaruh perhatian
yang besar terhadap kehidupan keluarga, terutama
dalam meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna
memelihara kehidupan keluarga dari ketidak
harmonisan dan kehancuran.

Kenapa demikian besar perhatian Islam?


Karena keluarga adalah batu bata pertama untuk
membangun Istana masyarakat muslim dan merupakan
madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak
generasi-generasi Muslim yang mampu meninggikan
kalimat-kalimat Allah di muka bumi serta mampu
membawa kehidupan umat ke arah yang lebih
berperadaban.

Bila fondasi ini kuat, lurus agama dan akhlak anggotanya,


maka akan kuat pula masyarakatnya dan terwujud pula
keamanan dan ketentraman yang di dambakan.
Keluarga:
- Merupakan tiang utama bagi kehidupan umat dan
bangsa dan sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai
yang paling intensif dan menentukan

Tidak jarang sebagian besar masyarakat kita, fungsi


keluarga direduksi sebatas aspek fisiologis dan
materi semata, sementara fungsi dakwah dan
pendidikan,tempat terjalinnya proses internalisasi
nilai-nilai moral dan norma-norma sosial kurang
mendqapat perhatian.
KELUARGA ADALAH PILAR PERADABAN BANGSA

Baitiy jannatiy rumahku adalah surgaku..


Kata-kata mutiara (mahfudzad) ini sangat akrab
dengan keluarga Muslim di Indonesia

Manusia membangun rumah tangga untuk menyemai


masa depan peradaban dan melindungi ketenangan jiwa.

Rumah tangga tidak sekedar untuk melindungi fisik tetapi


juga melindungi jiwa dan ruhani
Apapun yang terjadi di luar, setiap kali pulang dan
masuk rumah, setiap manusia pasti ingin
merasakan ketenangan dan kedamaian serta
perlindungan. Inilah yang disebut dalam
mahfudzad itu sebagai surga.

Untuk membangun dan mewujudkan sebuah rumah


tangga yang baitiy jannatiy seperti ini bukanlah hal
yang mudah.
Semua orang yg mempunyai kekayaan yang cukup, dengan
mudah dapat membangun rumah fisik yg kokoh dan indah.
Namun tidak semua orang mampu mendatangkan dan
mengisi bangunan fisik itu dengan kebahagiaan.

Kebanyakan dari kita merasa cukup kalau sudah bisa beri


uang yang banyak pada anak dan menyekolahkan di
sekolah favorit,bahkan ada keluarga yang tidak
memikirkan perkembangan moral dan mental anak.

Biasanya keluarga seperti ini akan merasa terkejut setelah


anak-anaknya mendapat masalah.
KELUARGA SAKINAH
-Kehidupan beragama yang tercermin dalam semua
aspek kehidupan

-Pendidikan yang optimal


-Ekonomi yang stabil

-Kesehatan yang memadai


-Hubungan yang harmonis inter dan antar keluarga
KELUARGA SAKINAH
SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN

Keluarga: adalah unit terkecil ditengah masyarakat


dan bangsa yang dapat berfungsi sebagai benteng
pertahanan moral dan agama

Sebuah keluarga yang retak dan anaknya rapuh


mental, mudah tergoda narkoba.
Nilai moral dan agama sebagai fondasi keutuhan keluarga,
teristimewa keluarga sakinah sangat penting dan strategis.

Ketika anggota keluarga menjadi tidak betah di rumah, ketika


itulah pintu bagi kerusakan dan perusakan keutuhan
keluarga terbuka lebar.

Setiap anggota keluargasakinah memiliki tanggung jawab


terhadap kesejahteraan anggota keluarga inti dan
tanggung jawab terhadap kesejahteraan , kerabat dekat
dari keluarga suami dan istri.
KELUARGA SAKINAH
SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN

-Bangun Komunikasi dan Pemahaman


dalam Keluarga

-Proses Pendidikan butuh keteladanan


PERAN ORANG TUA/ AYAH DALAM MEMBANGUN
KELUARGA SAKINAH

Keluarga sakinah begitu populer diucapkan terutam sekali


bagi para pengantin baru.

Hal ini wajar, mengingat upaya mewujudkan keluarga


sakinah menjadi tujuan pernikahan,sebagaiman tercantum
dalam Ar-Rum ayat 21. Dimaknai agar pasangan suami
istri dapat merasakan ketenangan, ketentraman,
keharmonisan dan kedamaian melalui institusi pernikahan.
Kata kunci yang menyertai terwujudnya kesakinahan,
juga telah disebutkan dalam ayat yang sama
melalui istilah yang indah mawaddah wa rahmah

Istilah mawaddah : bermakna saling mencintai.


Bukan saja cinta berdasar kecendrungan lahiriyah,
tetapi juga ketertarikan atas kelebihan dan
kesediaan menerima kekurangan masing-masing
pasangannya.
Istilah rahmah merujuk pada perasaan kasih sayang yang
mendorong diberikannya kebaikan pada pasangan yang
kita kasihi.
Tersebut juga dalam surat Ar-Rum ayat 21, bahwa
pasangan sekaligus menunjukkan bahwa keduanya
memiliki kesetaraan, saling melengkapi, saling mengisis
dan saling mengasihi.

Tidak ada superioritas (merasa lebih berkuasa),apalagi relasi


kepemilikan yang mendasari hubungan antara keduanya,
sehingga tidak ada pula pihak yang menjadi inferior
(merasa tidak berdaya) , baik pada suami maupun istri.
Ini tercermin dalam surat An-Nahl ayat 97, sbb
Barang siapa yang mengerjakan amal shalih baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami bertikan
kepadanya yang baik dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
Dalam konteks ini suami istri mempunyai akses
yang sama untuk beramal shalih
Sikap para suami dalam menjalani kehidupan rumah
tangga bersama istrinya, termaktub dalam surat
An-Nisa ayat 19.

Dan pergaulilah dengan mereka secara patut.


Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka(maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, paqdahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak .
Dari hal diatas perlu diperhatiak hal-hal sbb:
1. Memberi perhatian kepada istri dengan selalu
menjaga kehormatan dan nama baik istri serta
keluarganya.

2. Menjadi mitra istri dalam menguatkan budi


pekerti serta mendukung pengembangan potensi
istri dalam kerangka beramal shalih.
3. Menjaga penampilan dan menampakkan raut
muka yang disukai oleh istri sebagaimana sabda
Rasulullah SAW Saya suka berdandan untuk
istriku seperti halnya sayapun suka ia berdandan
untuk diriku ( HR Ibnu Abbas)

4. Menciptakan hubungan yang demokratis dan


seimbang dengan istrinya dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga.
5. Mengambil peran dalam
menyelesaikanpekerjaan-pekerjaan
kerumahtanggaan dan tidak membebani
pekerjaan di luar batas kemampuan istrinya.

6. Menghindari berbagai bentuk kekjerasan , baik


ucapan dan tindakan yang mengakibatkan
penderitaan fisik maupun psikhologis istri.
Jika menilik makna mawaddah dan rahmah sebagai
kata kunci mewujudkan keluarga sakinah, tentu
saja Islam sama sekali tidak menyarankan prilaku
kekerasan., baik fisik maupun psikhis antar
pasangan , baik suami kepada istri maupun istri
kepada suami.
Pernikahan juga mewujudkan generasi yang
berkualitas. Kelahiran anak tidak cukup dimaknai
sebagai kesuksesan biologis suami istri tetapi
untuk maslahat misi kekhalifahan manusia.

Dengan demikian tanggung jawab pendidikan anak


dalam kerangka mewujudkan generasi yang
berkualitas harus melibatkan andil pasangan
suami istri sebagai penyokong awal institusi
pernikahan.
Trima kasih

Você também pode gostar