Você está na página 1de 16

Analisa vibrasi

Sejarah operasi mesin

Seandainya banyak keluhan mengenai vibrasi di mana suatu mesin selalu


naik dengan cepat vibrasinya, maka keluhan ini sebaiknya ditampung dan
dijadikan sebagai catatan tersendiri di dalam sejarah operasi mesin
tersebut.
Sebagai contoh adalah bahwa penggantian suatu part dari suatu mesin
dapat mempengaruhi kondisi balans maupun alignment. Demikian juga
adanya tambahan mesin-mesin baru dapat pula merubah natural
frequency dari suatu mesin dan struktur yang sebelumnya sudah terpasang
di sekitar lokasi tersebut.
Karakteristik mesin

Disarankan agar dilakukan suatu tinjauan terhadap karakteristik operasi


suatu mesin seperti:
1. RPM
2. Tipe bearing yang digunakan
3. Jumlah gigi masing-masing bagian pada gearbox dan kecepatan
kerjanya.
4. Dll.
Hal tersebut akan sangat membantu dalam mengindentifikasi frekuensi
vibrasi yang terlihat di dalam spektrumnya. Demikian juga hal tersebut
dapat membantu pemilihan instrumen dan transduser yang harus
digunakan.
Seperti kita ketahui bahwa pemakaian transduser untuk displacement,
velocity, maupun acceleration berbeda dalam pemakaiannya,
terutama berdasarkan perbedaan speed/frekuensi dari mesin/ bagian
mesin yang akan diukur vibrasinya (dapat dilihat pada bab
Pengukuran Vibrasi).
PENGGUNAAN SKALA LINIER DAN LOGARITMIK

Pada skala linier dijumpai bahwa jarak garis skala yang satu dengan yang lain
tetap dan mempunyai penambahan nilai yang tetap pula.
skala logaritmik, di mana akan dijumpai jarak garis skala yang satu dengan
lainnya tidak tidak tetap karena dihitung dengan rumusan logaritmik yaitu
logaritma dengan bilangan dasar 10 tehadap suatu angka.
Ada beberapa skala yang sering digunakan di dalam pengukuran amplitudo
vs. frekuensi yaitu Yaitu
a. Skala linier-linier. Yaitu balk amplitudo maupun frekuensi diplot pada kertas
skala linier (gambar 5.1)
b. Skala linier-logaritmik.
Amplitude pada skala linier dan frekuensi pada skala logaritmis (gambar 5.2.),
atau sebaliknya amplitudo pada skala logaritmik sedangkan frekuensi pada
skala linier
c. Skala logaritmik-logaritmik.
Baik amplitudo maupun frekuensi keduanya diplot pada skala logaritmik
Contoh plotting amplitudo vs.
Frekuensi pada skala linier-linier
LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN
DATA VIBRASI
1. Langkah untuk melakukan pengukuran atau secara umum
memdapatkan data-data vibrasi mesin yang akan dianalisa
kerusakannya menggunakan salah satu atau lebih cara yang dapat
mencirikan hubungan amplitudo dengan frekuensi, amplitude vibrasi
arah vertikal dan horisontal, amplitudo dengan fase, dll.

2. Langkah untuk melakukan interpretasi data.


Di dalam Langkah melakukan pengukuran.vibrasi.untuk analisa
terutama akan berkaitan dengan persyaratan penggunaan transduser
dan instrumentasinya serta pada operasinya akan banyak berkaitan
dengan filter frekuensi dan spektrum frekuensi, sedangkan untuk
langkah interpretasi data akan banyak berkaitan dengan tabel
perbandingan amplitudo pada berbagai frekuensi (pada
spektrumnya) dengan berbagai kemungkinan penyebabnya, dll.
Contoh plotting amplitudo vs. frekuensi
pada skala logaritmik-logaritmik
ANALISA SPEKTRUM

Yang dimaksudkan dengan analisa spektrum disini adalah usaha


menemukan masalah dan penyebabnya dengan mengkaji pola
perbandingan besarnya amplitudo vibrasi pada semua frekuensi
yang mungkin terjadi
Dilihat dari tingkat keberhasilan dalam mendeteksi kelainan dan
kerusakan mesin berdasarkan tingkat vibrasinya maka analisa
spektrum merupakan cara yang paling berguna dibandingkan
dengan cara analisa orbit maupun analisa fasa. Hal ini juga telah
dibuktikan bahwa 85% masalah mekanis pada rotating machinery
dapat diidentifikasi dengan cara melihat pada hasil pengukuran
amplitudo vibrasi vs. frekuensi ini.
INTERPRETASI DATA

suatu data dari hasil pengukuran diartikan dan bagaimana


karakteristik tiap-tiap keadaan perulangan frekuensi dihubungkan
dengan gejala terjadinya masalah / kelainan pada bagian mesin
sebagai sumber penyebabnya.
Setelah suatu hasil pengukuran didapat, langkah selanjutnya
adalah membandingkan hasil pembacaan dari data-data
pengukuran yang mempunyai makna berupa karakteristik vibrasi
yang berkaitan dengan adanya berbagai macam masalah /
kelainan pada bagian-bagian mesin
Tabel identifikasi vibrasi
Frequency in Term of
Most Likely Causes Other Possible Causes & Remark
RPM
1) Eccentric journal, gears or pulleys
2) Misalignment or bent shaft-if high axial vibration
3) Bad belt if RPM of belt
1x RPM Un-balance
4) Resonance
5) Reciprocating forces
6) Electrical problems
1) Misalignment if high axial vibration
2) Reciprocating forces
2x RPM Mechanical Looseness
3) Resonance
4) Bad belts if 2x RPM 0f belt
3x RPM Misalignment Usually a combination of misalignment and excessive axial clearances (looseness)
1) Bad drive belts
2) Background vibration
Less than 1x RPM Oil Whirl (Less than 1/2 RPM)
3) Sub-harmonic resonance
4) Beat Vibration

Synchronous UCommon electrical problems include broken rotor bars, eccentric rotor, un-balanced phase
Electrical Problems
(A.C.Line Frequency) system, unequal air gap

2x Synchronous
Torque Pulses Rare as a problem unless resonance is excited
Frequency

Bad Gears
Gear teeth times RPM of bad gear
Many times RPM Aerodinamic Forces.
Number of fan blades times RPM
(Harmonically Related Hydraulic Forces
Number of Impeller vanes times RPM
Freq.) Mechanical Looseness
May accur at 2, 3, 4 and sometimes higher harmonics if severe looseness
Reciprocating Forces

1) Bearing vibration may be unsteady-amplitude and frequency


High Frequency (Not 2) Cavitation, recirculation and flow turbulence cause random, high frequency vibration
Bad Anti-Friction Bearings
Harmonically Related 3) Improper lubrication of journal bearings (Friction excited vibration)
4) Rubbing
. UNBALANCE

Suatu keadaan unbalance pada rotary machine ditunjukkan oleh


pola Lissajous sebagai vibrasi yang besar pada frekuensi 1 X RPM
dengan menganggap bahwa vibrasi pada frekuensi yang lain
sangat kecil dan tidak berarti.
Bentuknya dapat betul-betul bulat atau sedikit agak lonjong (elips)
dan di dalam pola yang terbentuk akan terlihat satu bush spot yang
menunjukkan bahwa vibrasi yang besar hanya terjadi pada
frekuensi 1 X RPM.

Pola Lissaj ous pada rotary machine yang mengalami unbalance


MISALIGNMENT

Misalignment yang terjadi pada rotary machine akan


menyebabkan vibrasi yang utama pada frekuensi 1 X RPM yaitu
sekitar yang diikuti dengan munculnya vibrasi pads 2 X RPM, 3 X
RPM, dan harmonik yang lebih tinggi lagi. Di dalam gambar pola
Lissajousnya akan memberikan bentuk elips pipih seperti pisang
atau bahkan bentuk pisang yang melengkung.
OIL WHIRL

Misalignment akan menyebabkan vibrasi yang utama pada


frekuensi di bawah I X RPM. Di dalam gambar pola Lissajousnya
akan memberikan bentuk dua buah lingkaran atau elips yang
ditandai dengan adanya dua buah blank spot. Bahkan karena
kejadian oil whirl yang di bawah 1 X RPM tidak persis 1/2 X RPM,
maka lingkaran atau ellips yang lebih kecil akan bergerak dan
ditandai dengan bergeraknya blank spot yang ada pada lingkaran
atau elips yang kecil.
RUBBING (GESEKAN)

Pola semacam ini mirip dengan pola Lissajous yang terjadi pada
peristiwa terjadinya oil whirl, hanya bedanya dengan peristiwa
oil whirl maka di sini lingkaran yang berada di dalam tidak
berputar-putar.
Dengan semakin beratnya kondisi rubbing yang terjadi, yaitu
yang dinamakan heavy rubbing atau full rubbing, dan ditambah
lagi dengan frekuensi resonansi, frekuensi harmonik, serta
random frekuensi non-syncronous, maka akan menghasilkan
pola Lissajous yang sangat kompleks
ANALISA FASA

Teknik lain yang sangat berguna untuk mendeteksi dan


mengidentifikasi masalah-masalah problems mesin adalah
pengukuran dan analisa fasa (phase analysis). Pengukuran fasa
pada umumnya dinyatakan dengan derajat sudut atau radian jika
siklus lengkap suatu vibrasi adalah sebesar 360 derajat atau 2 phi
radian.
Pengertian fasa adalah bagian dari siklus (0 360 derajat) yang
mana suatu bagian dari mesin telah bergerak relatif terhadap
bagian mesin lainnya atau terhadap suatu titik referensi yang tetap.

Você também pode gostar