Você está na página 1de 28

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar

lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3


kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja
(Soetjiningsih, 2004).
Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu
infeksi usus yang menyebabkan keadaan
faeces bayi encer atau berair, dengan
frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan
kadang disertai muntah. Muntah dapat
berlangsung singkat, namun diare bisa
berlanjut sampai sepuluh hari. Kondisi ini
dapat merupakan gejala dari luka, penyakit,
alergi (fructose, lactose), penyakit dari
makanan atau kelebihan vitamin C dan
biasanya disertai sakit perut, dan seringkali
mual dan muntah.
A. Faktor Infeksi
1. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran
pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.
Infeksi bakteri : Vibrio , echeseria coli,
Salmonella, Shigella, Compilobacter, Yersinia
dan Aeromonas.
Infeksi virus : Entero virus (Virus echo,
Coxsackie dan Poliomyelitis), Adeno virus,
Rota virus dan Astrovirus.
Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
2. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh
lain diluar alat pencernaan, seperti otitis
media akut, tonsilopharingitis dan
sebagainya.
b. Faktor Malabsorsi
1). Malabsorbsi karbohidrat.
2). Malabsorbsi lemak
3). Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah
makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, sayuran mentah dan
kurang matang.
d. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang
A. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, hal ini menyebabkan
isi rongga usus berlebihan sehingga
merangsang usus mengeluarkannya (diare).
B. Gangguan sekresi
Akibat adanya Toxin pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan
elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
C. Gangguan motilitas usus
Hyperperistaltik menyebabkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare.
Sebaliknya peristaltik yang menurun
menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan
menyebabkan peradangan pada rongga usus
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
hal ini menyebabkan absorsi rongga usus
menurun sehingga terjadilah diare.
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan
Droske
(1977) :
1. Dehidrasi ringan : dimana berat badan
menurun 3 5 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang : dimana berat badan
menurun 6 9 % dengan volume cairan
yang hilang kurang dari 50 90 ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat : dimana berat badan
menurun lebih dari 10 % dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih
dari 100 ml/kgBB.
Masuknya jasad renik kedlm usus halus

Jasad renik berkembang biak

Jasad renik mengeluarkan toksin

Hipersekresi

Peningkatan sekresi air & elektrolit kedlm


rongga usus

diare
1. Sering buang air besar lebih dari 3 kali dan
dengan jumlah 200 250 gr.
2. Anorexia.
3. Vomiting.
4. Feces encer dan terjadi perubahan warna
dalam beberapa hari.
5. Terjadi perubahan tingkah laku seperti
rewel, iritabel, lemah, pucat, konvulsi, dan
merasa nyeri pada saat buang air besar.
6. Respirasi cepat dan dalam.
7. Kehilangan cairan/dehidrasi dimana jumlah
urine menurun, turgor kulit jelek, kulit
kering, mata dan ubun ubun besar menjadi
cekung serta terjadi penurunan tekanan
darah.
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik (denyut jantung
cepat, nadi cepat dan kecil, TD turun,
lemah, kesadaran menurun
3. Hipokalemi.(gejala:meteorimus, hipotoni
otot,lemahbradikardia)
4. Hipoglikemia
5. Kejang
6. Syok hipovolemia
7. Malnutrisi energi protein
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan ggn keseimbangan asam-basa
dalam darah
Pemeriksaan kadar ureum kreatinin utk
mengetahui fungsi ginjal
Pemeriksaan elektrolit terutama kadar
natrium,kalium,kalsium,dan fosfor dalam
serum
Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
Diet
Obat - obatan
1. jenis cairan
a) Cara rehidrasi oral
- Formula lengkap mengandung NaCl,
NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit,
pedyalit setiap kali diare.
- Formula sederhana (tdk lengkap) hanya
mengandung NaCl dan sukrosa/ karbohidrat
spt: larutan gula garam,air tajin
garam,larutan tepung beras garam
.
b) Cara parenteral
RL g (1 RL + 1 glukosa 5 %)
3 @ (1 NaCl o,9% + 1 glukosa 5 % + Na laktat
1/6 mol/l)
RLg 1:3 (1 RL + 3 glukosa 5 10 %)
Cairan 4:1( 4 glukosa 5 10 % + 1 NaCl o,9%
)
2. Jalan pemberian
a) Peroral utk dehidrasi ringan,sedang, anak
mau minum dan kesadaran baik
b) Intra gastric utk dehidrasi ringan,sedang
tapi anak tak mau minum,makan, kesadran
menurun
3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :
1) Defisit ( derajat dehidrasi)
2) Kehilangan sesaat (concurrent less)
3) Rumatan (maintenance).
4. Jadwal / kecepatan cairan
a ) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan
pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang
lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :
o BB (kg) x 50 cc
o BB (kg) x 10 20 = 130 260 cc setiap
diare = 1 gls.
B ) Terapi standar pada anak dengan diare
sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt
Umur < 1 tahun dengan BB < 7 kg
ASI / Susu formula yg mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tdk jenuh spt: LLM,almiron)
Makanan setengah padat (bbr susu) atau nasi tim
Susu khusus yaitu susu yg tdk mengandung laktosa
atau susu dgn asam lemak berantai sedang/tdk
jenuh, sesuai dgn kelainan yg ditemukan
Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg,
makanan padat / makanan cair atau susu
Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi
protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi
elemental formula.
Supportif
Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 5 tahun
1. obat anti sekresi :
Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30
mg
klorpromazine 0,5 1 mg / kg BB/hari
2. obat anti spasmotik :
Papaverin, opium, loperamide, ekstrak
beladona
3. antibiotik :
bila penyebabnya jelas, ada penyakit penyerta
Kolera diberi tetrasiklin 25-50mg/kgbb/hari
Campylobacter diberi eritromisin 40-
50mg/kgbb/hari
Infeksi penyerta(OMA,faringitis,bronkitis)
diberi penisillin prokain 50.000U/kgbb/hari
atau ampisilin 50mg/kgbb/hari
Identitas
Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Nutrisi
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare atau output berlebihan
dan intake yang kurang
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan proses infeksi skunder terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan peningkatan frekwensi diare.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
berhubungan dengan BB menurun terus menerus.
6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan
invasive
1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan
dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan
menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit
2) Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju
filtrasi glomerulus membuat keluaran tak
aadekuat untuk membersihkan sisa
metabolisme.
3) Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum
banyak pada kien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang secara oral
5) Kolaborasi :
- Pemeriksaan laboratorium serum
elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit,
BUN untuk mengetahui faal ginjal
(kompensasi).
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan
umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara
adekuat dan cepat.
- Obat-obatan : (antisekresin,antispasmolitik,
antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi
cairan dan elektrolit agar simbang,
antispasmolitik untuk proses absorbsi normal,
antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas
untuk menghambat endotoksin.
1) Diskusikan dan jelaskan tentang
pembatasan diet (makanan berserat tinggi,
berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas /
dingin dapat merangsang mengiritasi
lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari
bau yang tak sedap atau sampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan
merangsang nafsu makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi
kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang
berlebihan
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
b. obat-obatan atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk
proses pertumbuhan
SEKIAN TERIMA KASIH

Você também pode gostar